• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA

C. Proses perkawinan dan bentuk keluarga. 1.Proses perkawinan

Hasil wawancara kami dengan keluarga pak KN dengn menggunakan ibu pak KN sebagai penerjemah mereka mengatakan bahwa merek manikah dengan dasar rasa cintadan memenag sudah saling mengenal. Perkenalan dimulai karena perkenalan dari orang tuanya. Seiring berjalannya waktu pak KN dan bu SW saling dekat ahirnya merekapun memantapkan diri untuk menikah. Kesadaran pak KN dan bu SW yang sudah yakin untuk melangkah dalam pernikahan adalah kerena memiliki kekurangn yang sama sehingga menambah keyakinan mereka untuk menikah dan membina rumah tangga hingga maut yang memisahkan.

Berbeda dengan wawancara kami kepada keluarga pak BD dan bu RN yang ini yang ternyata sempat tidak disetujui oleh keluarga karena keadaan

pak BD yang normal yang ingin menikahi bu RN yang tunarungu dan dan tunawicara membuat keluarga pak BD keberatan. Seiring berjalannya waktu pak BD pun memberanikan dirinya untuk melakukan musyawarah dengan keluarga besarnya. Hasil musyawarah mengasilkan restu dan persetujuan pernikahn pak BD dengan bu RN, “karena bahtera rumahtangga yang akan

melakukan dan menjalani adalah pak BD dan bu RN maka keluarga hanya

wajib mendo’akan yang terbaik” ucap pak BD dengan menatap wajah istri

tercintanya.

Perkawinan pak KN dengan bu SW dan pak BD dengan bu RN sah secara agana dan Negara karena memenuhi rukun dan syarat sah perkawinan serta dilakukan di KUA, adapun rukun dan syarat perkawinan yang telah dipenuhi oleh kedua pasangan tersebut adalah sebagai berikut.

Berikut adalah proses pernikahan pak KN dengan bu SW dan pak BD dengan bu RN:

a. Pengantin laki-laki

Rukun nikah yang pertama adalah adanya pengantin laki-laki.Pernikahan ini adalah pernikahan pak KN dan pak BD yang saat itu memang benar-benar hadir dan melaksanakan pernikahan. Jelas pengantin laki-lakinya adalah pak KN dan pak BD(wawancara keluarga pak KN dan pak BD, 08 februari 2017)

b. Pengantin perempuan.

Pengantin perempuan yang menikah adalah bu SW dan bu RN yang saat itu pak KN menikahi bu SW dan pak BD menikahi bu RN. Sebagai

rukun nikah yang kedua adalah pengantin perempuan (wawancara dengan keluarga pak KN dan pak BD,08 februari 2017).

c. Wali

Hasil wawancara kami terhadap keluarga pak KN dan pak BD proses pernikahan mereka semuanya masih memiliki orang tua yang lengkap sehingga mereka masih memeliki wali, semua ada hadir dalam pernikahan tersebut.

d. Dua orang saksi

Saksi pada pernikahan pak KN dan bu SW adalah kakaknya pak MF dan saudaranya pak HD yang menjadi saksi dari pernikahannya.

Sedangkan dari pernikahan pak BD dan bu RN adalah saudaranya yaitu pak ZL dan pak GN. Sehingga kedua pernikahan mereka sudah memenuhi rukun nikah yang keempat.

e. Ijab dan qobul

Bagian inilah yang menarik kami dalam melakukan wawancara, bagaimana ijab qobul yang pak KN lakukan yang menderita tunarungu dan tuna wicara. Pak KN yang saat itu di damping oleh ayahnya saat ingin melakukan ijab qobul, melakukan ijab qobul dengan menggunakan bahasa isyarat yaitu dengan menganggukkan kepalanya saat penghulu sudah selesai membajakan ijabnya kemudian menekan tangan pak KN memberikan tanda kepada pak KN bahwa sudah saatnya memberikan isyarat qobulnya, dengan jelas dan mantap pak KN menganggukkan kepalanya, sehingga penghulupun menyatakan bahwa pernikahan ini

sah. Ijab qobul yang dilakukan pak KN sudah sesuai dengan pendapat para fuqohak, mazhab hambali, serta mazhab hanafi yang menyatakan bahwa ijab qobul yang dilakukan dengan isyarat hanyalah diperuntukkan untuk orang-orang yang bisu. Ijab qobul yang dilakukan yaitu dengan tulisan atau dengan bahasa isyarat yang mudah dipahami oleh orang lain, dan yang dilakukan pak KN itu sudah sangat mudah dipahami dengan menganggukkan kepalanya sehingga orang lain dan para saksipun sudah dapat memahaminya.

berbeda dengan pak BD yang normal dan bias berbicara dengan normal layaknya pengantin pada umumnya. Pernikahan pak BD pun lancar dan melakukan ijab qobul dengan meggunakan suara bukan menggunakan bahasa isyarat.

Dengan demikian pernikahan antara pak KN dengan bu SW serta pernikahan pak BD dengan bu RN dinyatakan sah menurut agama dan Negara.

2. Bentuk keluarga

a. Berdasarkan Perkawinan.

Apabila di lihat dari bentuk keluarga yang berdasarkan perkawinan, maka KN dan SW serta keluarga pak BD dan Bu RN adalah termasuk dalam perkawinan monogami. Artinya keluarga tersebut hanya terdapat seorang suami dan seorang istri.

b. Berdasarkan pemukiman.

Bentuk keluarga yang kami teliti apabila di dasarkan pada pemukiman maka dapat di jabarkan sebagai berikut:

1). Patrilokal

Keluarga Pak KN dan Bu SW merupakan keluarga yang patrilokal, maksudnya pasangan suami istri tinggal bersama atau dekat dengan keluarga sedarah suami.Rumah pak KN dan bu SW ini berdampingan dengan rumah orang tua pak KN, karena kondisi pak KN yang tunarungu dan tunawicara maka orang tuanya membuatkan rumah didekat rumah ayah dan ibunya. Ternyata pak KNpun juga memiliki seorang istri yang memiliki kekurangan yang sama.

2). Matrilokal.

Keluarga pak KN dan pak BD tidak termasuk dalam keluarga yang matrilokal karena tidak masuk dalam kriteria keluarga matrilokal.

3). Neolokal.

Keluarga pak BD masuk dalam keluarga neolokal karena keduanya tinggal jauh dari keluarga suami ataupun keluarga istri, mereka tinggal mandiri sejak umur pernikan mereka 5 bulan.Membangun rumah sendiri.Desa Doplang Kecamatran Jati Kabupaten Blora menjadi pilihan mereka hidup hingga saat ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikomparasikan sebagai berikut:

No Bentuk Nama keluarga

1 Patrilokal Pak KN

Neolokal Pak BD

c. Berdasarkan jenis anggota keluarga. a. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga pak KN termasuk jenis keluarga ini, meski didalam rumahnya hanya tinggal berdua dengan istri saja, bu SW sudah memiliki anak dari pernikahanya yang pertama, namun sering sekali anak bu SW ini di ajak pulang ke Blora dan tidur bersama dengan bu SW dan pak KN.

pak BD yang sudah memiliki 3 anak, sehingga termasuk dalam kriteria keluarga ini. Dalam keluarga pak BD ada suami, istri, serta anak.Setiap hari pak BD dan keluarga saling bertemu dan hidup satu rumah.

b. Keluarga besar (extended family)

Keluarga pak KN maupun keluarga pak BD tidak termasuk dalam kriteria keluarga ini karena tidak ada tambahan saudara dalam keluarganya.

c. Keluarga duda atau janda (single family)

Dua keluarga yang kami teliti tidak terrmasuk dalam kriteria keluarga ini, karena keluarga mereka tidak terjadi karena perceraian dan kematian.

d. Keluarga berkomposisi (composite)

Sangat jelas bahwa pak KN dan pak BD tidak berpoligami sehingga tidak termasuk keluarga yang berkomposisi.

e. Keluarga kabitas (cohabitation)

Di lihat dari proses pernikahan antara kelarga pak KN dan pak BD yang melakukan ijab qobul dan syarat rukun yang sah maka jelas keluarga ini bukan keluarga yang kabitas atau hidup bersama tanpa adanya pernikahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikomparasikan sebagai berikut:

No Nama keluarga Keluarga berdasarkan jenis anggota keluarga

1.

Pak KN Nuclear family Pak BD Nuclear family

d. Berdasarkan kekuasaan

a. Keluarga pak KN meruapakan keluarga patriakal karena dalam kelarga pak KN hanya pak KN saja yang ,mengambil keputusan apaun sedangkan bu SW hanya mengikuti dan patuh kepad pak KN.

b. Keluarga pak BD termasuk keluarga equalitarium karena tidak hanya pak BD saja yang memutuskan apapun didalam rumah, namun musyawarah mufakad keluarga sangat di pioritaskan dalam keluarga pak BD.

No Jenis keluarga Nama keluarga 1. Patriakal Pak KN

2. Equalitarium Pak BD

D. Cara keluarga tunarungu dan tunawicara dalam memenuhi hak dan