• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menganalisis pengaruh antara pemanfaatan modal sosial dengan status ketahanan pangan rumahtangga petani. Coleman (1990) menjelaskan bahwa modal sosial didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama di dalam kelompok dan organisasi. Putnam lebih lanjut menjelaskan modal sosial sebagai kepercayaan (trust), jaringan (network), dan norma (norm) yang ada pada masyarakat. Status ketahanan pangan rumahtangga petani diartikan sebagai keadaan pangan suatu rumahtangga petani yang diidentifikasi dari persediaan pangan, aksesiblitas pangan, dan konsumsi pangan. Untuk melihat hubungan dari masing-masing variabel, pengolahan data dilakukan dari hasil kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows yang disajikan dalam bentuk tabulasi silang (crosstab), pengujian statistik dan diberikan interpretasi terhadap data.

Pengaruh Kepercayaan Terhadap Status Ketahanan Pangan

Kepercayaan sangat dibutuhkan oleh suatu masyarakat dalam berhubungan dengan masyarakat lain. Kepercayaan ini tumbuh dengan sendirinya di dalam masyarakat melalui interaksi. Dalam penelitian ini, kepercayaan digunakan oleh petani untuk mendapatkan pekerjaan dalam mempertahankan keadaan pangan rumahtangganya. Banyak masyarakat di Desa Ciaruteun Ilir yang mendapatkan pekerjaan dengan bantuan orang-orang yang ada di lingkungan sekitar, seperti orangtua, saudara, teman, tetangga, atau bahkan orang lain namun dekat. Kepercayaan yang diberikan orang lain kepada para petani ini untuk mendapatkan pekerjaan menunjukkan adanya suatu kepercayaan yang diberikan kepada para petani ini untuk melakukan pekerjaan yang diberikan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut diberikan kepada para petani dengan alasan jarak rumah mereka yang dekat, hubungan yang dekat, atau memang sudah kenal sejak lama dan merasa kasihan karena kekurangan pekerjaan. Kegiatan usahatani dengan kegiatan nonusahatani yang dilakukan oleh rumahtangga petani memiliki perbedaan ketika dilihat asal mereka mendapatkan pekerjaan. Kegiatan usahatani yang merupakan petani sebagai pekerjaan pokok mereka dapatkan dari orangtua. Orangtua memberikan warisan kepada anak-anaknya untuk meneruskan kegiatan usahatani ini sehingga petani menjadi pekerjaan utama. Namun untuk kegiatan nonusahatani, banyak dari rumahtangga petani yang mendapatkan pekerjaannya dari selain orangtua, seperti teman, tetangga, atau saudara. Pada Tabel 16 disajikan jumlah dan persentase rumahtangga petani Desa Ciaruteun Ilir menurut asal mendapatkan pekerjaan usahatani dan status ketahanan pangan.

Tabel 16 Jumlah dan persentase rumahtangga petani Desa Ciaruteun Ilir menurut asal mendapatkan pekerjaan usahatani dan status ketahanan pangan Asal mendapatkan

pekerjaan usahatani

Status ketahanan pangan

Total Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n % Orangtua 10 27,03 22 59,46 5 13,51 37 100,00 Saudara 0 0,00 3 100,00 0 0,00 3 100,00 Tetangga 3 42,85 3 42,85 1 14,30 7 100,00 Teman 0 0,00 2 100,00 0 0,00 2 100,00 Orang lain 5 45,45 5 45,45 1 9,1 11 100,00 Total 18 30,00 35 58,33 7 11,67 60 100,00 Berdasarkan hasil Tabel 16 maka diketahui bahwa kegiatan usahatani yang dimiliki oleh rumahtangga petani yang berasal dari orangtua memiliki status ketahanan pangan yang sedang. Lahan pertanian yang diberikan oleh orangtua sebagai warisan membuat rumahtangga dapat memenuhi kebutuhan pangannya setiap hari. Rumahtangga ini hanya mengolah lahan yang diberikan oleh orangtua dengan tanpa atau bantuan orang lain. Kepercayaan yang didapatkan dari orangtuanya menyebabkan rumahtangga petani memiliki pekerjaan. Pekerjaan yang dimiliki ini berkaitan dengan ketahanan pangan rumahtangga petani. Rumahtangga petani ini dapat mencukupi kebutuhan pangannya tanpa ada yang mengalami kelaparan walaupun ada yang masih merasa kekurangan akan kebutuhan pangan mereka. Orangtua memberikan pekerjaan kepada anaknya agar mereka dapat tetap hidup dengan keluarganya. Dengan pekerjaan ini rumahtangga petani mendapatkan pekerjaan warisan dari orangtua mereka.

Orang lain juga menjadi orang yang penting bagi rumahtangga dalam mempertahankan status ketahanan pangannya. Berdasarkan hasil Tabel 16, orang lain membantu rumahtangga petani untuk mencapai status ketahanan pangan petani di tingkat sedang. Ada faktor orang lain yang membantu rumahtangga petani untuk mendapatkan pekerjaan. Untuk kegiatan usahatani ini, orang lain yang dimaksud adalah bos atau pemilik lahan pertanian yang bukan masyarakat asli di Desa Ciaruteun Ilir atau orang Desa Ciaruteun Ilir namun sudah tidak tinggal disana lagi. Rumahtangga petani yang mengenal bos mereka dari berbagai pihak atau orang. Ada beberapa rumahtangga petani yang sudah mengenal lama bos mereka sehingga mereka dipercayai untuk mengolah lahan pertanian yang ada disana. Sebelum diberikan pekerjaan sebagai petani untuk mengolah lahan disana, petani-petani ini dulunya bekerja sebagai anak buah bos dalam pekerjaan yang lain. Dari pekerjaan sebelumnya tersebut mereka diberikan pekerjaan lagi. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan yang diberikan bos kepada petani tersebut. Bos petani ini sangat mempercayai petani-petani sehingga berani untuk memberikan pekerjaan lagi walaupun jarak tempat tinggal mereka jauh. Kepercayaan yang diberikan oleh bosnya akan pekerjaan rumahtangga petani saat ini juga mempengaruhi kondisi ketahanan pangan rumahtangga. Dengan pekerjaan yang diberikan maka petani mendapatkan penghasilan per musim dari hasil bertani. Dari hasil bertani inilah mereka dapat memenuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan sehingga tidak ada kelaparan dan kekurangan persediaan pangan dalam rumahtangga petani di Desa Ciaruteun Ilir.

Selain pada kegiatan usahatani, kegiatan nonusahatani juga dapat dijelaskan melalui kepercayaan yang diberikan untuk mempertahankan keadaan pangan rumahtangga petani. Asal rumahtangga petani mendapatkan pekerjaan nonusahatani dengan ketahanan pangan dijelaskan dalam Tabel 17.

Tabel 17 Jumlah dan persentase rumahtangga petani Desa Ciaruteun Ilir menurut asal mendapatkan pekerjaan nonusahatani dan status ketahanan pangan Asal mendapatkan

pekerjaan nonusahatani

Status ketahanan pangan

Total Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n % Orangtua 3 3,33 6 66,67 0 0,00 9 100,00 Saudara 5 38,46 8 61,54 0 0,00 13 100,00 Tetangga 1 9,09 7 63,63 3 27,28 11 100,00 Teman 1 12,50 7 87,50 0 0,00 8 100,00 Orang lain 6 60,00 4 40,00 0 0,00 10 100,00 Melamar 1 50,00 0 0,00 1 50,00 2 100,00 Anak 1 14,28 3 42,86 3 42,86 7 100,00 Total 18 30,00 35 58,33 7 11,67 60 100,00 Berdasarkan tabulasi silang yang telah dilakukan pada Tabel 17 maka dapat diketahui bahwa saudara memiliki peran yang paling besar bagi rumahtangga petani untuk mendapatkan pekerjaan nonusahatani. Asal mendapatkan pekerjaan nonusahatani ini berkaitan dengan status ketahanan pangan rumahtangga petani pada tingkat sedang. Kegiatan nonusahatani ini berupa buruh bangunan, kuli, pegawai, dan lain-lain. Untuk mendapatkan pekerjaan diluar pekerjaan petani, anggota rumahtangga petani membutuhkan bantuan orang lain. Bantuan ini paling banyak datang dari saudara mereka. Pada umumnya, petani di Desa Ciaruteun Ilir tinggal berdekatan dengan saudara dan kerabat mereka. Oleh karena itu, untuk meminta bantuan ketika mengalami kesulitan bagi petani disana tidaklah sulit. Selain pekerjaan petani yang menjadi pekerjaan utama rumahtangga petani, pekerjaan lain mereka perlukan untuk menambah pendapatan rumahtangganya. Pekerjaan di luar usahatani ini memang sangat membantu petani mengingat pekerjaan seorang petani tidak selalu menguntungkan setiap panennya. Terkadang para petani mengalami kerugian akibat hasil panen yang tidak laku karena produksi yang terlalu banyak sehingga mereka membutuhkan tambahan pendapatan.

Rumahtangga petani mendapatkan pekerjaan selain pekerjaan petani atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh saudara, teman, tetangga, bahkan sampai orang lain. Kepercayaan yang diberikan dalam hal pekerjaan kepada anggota rumahtangga petani merupakan hal yang masih dilakukan di Desa Ciaruteun Ilir. Saudara sebagai kerabat terdekat dari keluarga petani memberikan bantuan kepada rumahtangga petani saat mereka mendapatkan kesulitan, termasuk dalam hal pekerjaan. Pekerjaan sebagai kuli misalnya, beberapa rumahtangga petani selain menjadi petani juga menjadi kuli pengangkut sayuran di lahan yang dimiliki oleh saudaranya. Saudaranya meminta tolong beberapa petani untuk melakukan pekerjaan tersebut karena kekurangan tenaga kerja untuk mengangkut sayuran. Selain itu, hubungan saudara dan jarak rumah yang tidak jauh juga menjadi faktor

dipilihnya petani yang dekat dengan saudaranya. Saat rumahtangga petani memiliki tambahan pendapatan selain dari menjadi petani maka ketahanan pangan dalam rumahtangganya meningkat. Para petani ini merasa cukup dengan keadaan pangan yang ada saat ini meskipun masih pada keadaan yang sederhana. Pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menurut mereka itu sudah cukup dan tidak menginginkan tambahan apapun lagi. Semakin banyak pekerjaan yang dimiliki suatu rumahtangga petani maka status ketahanan pangan mereka juga tergolong semakin meningkat.

Pengaruh Jaringan Terhadap Status Ketahanan Pangan

Jaringan berkaitan dengan hubungan yang dapat dimanfaatkan terkait dengan pekerjaan di Desa Ciaruteun Ilir sebagai hasil dari interaksi yang sering dilakukan. Dalam penelitian ini, jaringan berkaitan dengan status ketahanan pangan rumahtangga petani. Keadaan pangan rumahtangga petani dapat dipertahankan dengan memanfaatkan jaringan yang ada melalui pekerjaan dalam mendistribusikan hasil sayuran panen mereka. Jaringan yang dimiliki oleh rumahtangga petani dalam mendistribusikan hasil pertaniannya sangat diperlukan. Jaringan yang banyak dimiliki oleh petani akan memudahkan mereka menjual sayuran hasil panennya sehingga pendapatan yang dimiliki juga akan meningkat. Alur distribusi hasil sayuran dari petani sampai ke pasar dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Jaringan pemasaran hasil panen petani

Dalam memasarkan hasil panen sayurannya, petani di Desa Ciaruteun Ilir melalui tengkulak atau langsung dijual sendiri ke pasar. Petani yang memasarkan

Orang tua Saudara Tetangga Teman Orang lain Anak Petani Tengkulak Pasar

sayurannya lewat tengkulak ini merupakan petani yang memang tidak memiliki transportasi atau jaringan lain untuk langsung dijual ke pasar. Tengkulak menampung sayuran petani yang telah dipanen setiap harinya ketika panen tiba. Setiap tengkulak sudah memiliki petani langganan yang menjadi produsen sayuran yang siap untuk dipasarkan. Petani yang merupakan langganan tengkulak ini memang sudah lama menjadi anggota dari tengkulak tersebut sehingga harga yang ditawarkan oleh tengkulak tidak membuat petani keberatan. Ketika petani merasa keberatan dengan harga dari tengkulak maka petani tersebut akan keluar dari bagian anggota tengkulak dan memilih untuk bergabung ke tengkulak lain.

Saudara, tetangga, atau teman dari rumahtangga petani menjadi tengkulak sayuran di Desa Ciaruteun Ilir. Hal ini memudahkan petani dalam membuat jaringan dalam memasarkan hasil sayurannya. Petani dapat memilih tengkulak mana yang akan menjual hasil sayurannya sehingga keuntungan dan kerugian dapat diperhitungkan oleh petani. Di Desa Ciaruteun Ilir, petani merasa jaringan yang mereka miliki untuk memasarkan hasil sayurannya saat ini berjalan dengan baik dan tidak terdapat masalah. Dengan adanya jaringan ini pendapatan para petani dapat dikatakan selalu ada walaupun tidak tetap. Pendapatan yang dihasilkan oleh para petani tergantung dari harga pasar. Walaupun tidak menentu namun hasil dari panen sayuran dapat membantu rumahtangga petani untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Sebagian masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil kerja nonusahatani yang semakin membantu untuk mempertahankan keadaan pangan. Jumlah tengkulak yang menjadi jaringan pemasaran panen sayuran oleh petani terdapat pada Gambar 11.

Gambar 11 Jumlah tengkulak pada jaringan pemasaran sayuran rumahtangga petani8

8

Dengan beberapa jaringan yang dimiliki oleh rumahtangga petani dalam mendapatkan pekerjaan baik kegiatan usahatani maupun nonusahatani ketahanan pangan rumahtangga petani dalam status sedang. Artinya, berbagai pekerjaan yang dimiliki oleh anggota rumahtangga menyebabkan pendapatan rumahtangga juga beragam dan meningkat sehingga tidak susah bagi rumahtangga petani tersebut untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kelaparan di rumahtangga petani dan persediaan beras selalu ada di setiap rumahtangga dan cukup untuk kebutuhan pangan mereka sehari-hari. Rumahtangga petani juga tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh pangan karena ada jaringan yang dapat membantu mendapatkan kebutuhan tersebut.

Pengaruh Norma Terhadap Ketahanan Pangan

Norma merupakan segala aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang diterapkan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Di Desa Ciaruteun Ilir, terdapat beberapa aturan pada setiap masa panen. Masa panen setiap petani berbeda-beda. Ada dari beberapa petani yang mengalami masa panen terlebih dahulu daripada petani lain. Hal ini lebih menguntungkan bagi petani yang mengalami masa panen terlebih dahulu. Ketika belum banyak petani yang panen hasil sayuran, sayuran di Desa Ciaruteun Ilir masih banyak yang belum dijual ke tengkulak atau ke pasar sehingga harga sayuran dari petani masih tinggi. Keuntungan yang didapatkan oleh petani ini sebenarnya besar karena mereka dapat memasang harga tinggi untuk sayuran yang belum banyak diproduksi oleh petani lain. Namun hal tersebut tidak dilakukan oleh para petani. Petani-petani sayuran ini lebih memilih menunggu teman-teman petani lain untuk panen bersama-sama sehingga harga yang diberikan untuk sayuran tersebut semuanya sama. Sudah menjadi kebiasaan bersama ketika ada beberapa petani yang mengalami masa panen terlebih dahulu untuk menunggu petani lain yang belum melakukan panen. Hal ini bukanlah kesepakatan bersama sejak awal menjadi petani namun adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang menjadikan mereka membuat aturan secara tidak tertulis untuk saling menunggu sampai musim panen tersebut datang bersama-sama.

Tidak hanya pada saat panen, ada beberapa aturan atau norma-norma yang berlaku di masyarakat Desa Ciaruteun Ilir. Ketika ada kesulitan pada salah satu rumahtangga, rumahtangga lain saling membantu untuk mengatasi kesulitan tersebut. Desa Ciaruteun Ilir memiliki beberapa kelompok tani, seperti kelompok tani Kunyit dan Tani Jaya. Beberapa masyarakat menjadi anggota kelompok tani tersebut. Adanya kelompok tani ini sangat membantu para petani dalam pertanian. Ketika petani kekurangan modal untuk menanam kembali, kelompok tani menyediakan bantuan berupa dana, bibit, ataupun pupuk untuk melanjutkan penanaman tersebut. Untuk masa pinjaman ini, petani diberikan waktu dengan cicilan yang mereka bisa. Artinya, tidak ada paksaan dari kelompok tani untuk para petani agar dapat membayar hutang-hutang tersebut. Namun anggota kelompok tani selalu mencicil hutang-hutang mereka ketika panen datang. Hal tersebut sudah dilakukan petani dengan kesepakatan bersama.

Norma-norma yang ada di Desa Cairuteun Ilir tersebut sangat membantu masyarakat khususnya rumahtangga petani untuk mencapai keadaan pangan rumahtangganya. Kebersamaan dalam panen sayuran di Desa Ciaruteun Ilir

membuat semua petani memiliki pendapatan dalam waktu yang sama walaupun jumlah yang didapatkan berbeda. Kesepakatan bersama yang dibentuk sangat membantu para petani. Dengan adanya norma tersebut maka pendapatan yang didapatkan oleh petani dapat mencukupi untuk kebutuhan pangan mereka. Secara tidak langsung norma yang dibentuk dari para petani ini akan membantu petani untuk tetap dapat mempertahankan keadaan pangan mereka.

Ditambah lagi dengan adanya kelompok tani di Desa Ciaruteun Ilir yang membantu mengatur sistem pertanian di desa tersebut sehingga memudahkan petani untuk mendapatkan bantuan ketika mendapatkan kesulitan. Kelompok tani tersebut juga memiliki aturan sendiri dalam mengatur anggotanya mengelola sistem pertanian mereka. Bantuan yang sering diberikan oleh kelompok tani ini sangat diperlukan oleh petani terutama saat mereka mengalami kekurangan modal untuk tanam sayuran kembali. Saat petani ini tidak memiliki modal lagi untuk tanam kembali kelompok tani memberikan pinjaman untuk tani sekaligus untuk memenuhi kebutuhan pangan petani. Petani sangat terbantu dengan adanya kelompok tani tersebut dan dapat mempertahankan keadaan pangannya pada status sedang.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh petani di Desa Ciaruteun Ilir adalah dengan menggunakan kepercayaan, jaringan, dan norma sosial untuk mendapatkan pekerjaan baik pekerjaan usahatani maupun nonusahatani. Modal sosial ini juga digunakan untuk mempertahankan keadaan pangan rumahtangga petani Desa Ciaruteun Ilir. Kepercayaan dan jaringan yang didapatkan dari orangtua, saudara, tetangga, teman, anak, dan lainnya sangat membantu rumahtangga petani untuk menjalani kehidupan sehari-hari sehingga kebutuhan pangan petani dapat terpenuhi.

2. Kondisi sosial ekonomi rumahtangga petani Desa Ciaruteun Ilir seperti tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran, dan jumlah anggota rumahtangga berpengaruh secara signifikan terhadap status ketahanan pangan rumahtangga petani. Semakin tinggi kondisi sosial ekonomi rumahtangga petani maka semakin tinggi status ketahanan pangan rumahtangga petani. 3. Modal sosial memberikan pengaruh kepada status ketahanan pangan petani

Desa Ciaruteun Ilir. Modal sosial yang berupa kepercayaan dapat membantu rumahtangga petani untuk mendapatkan pekerjaan baik usahatani atau non tani. Rumahtangga petani Desa Ciaruteun Ilir saling memberikan kepercayaan untuk pekerjaannya sehingga ketahanan pangan rumahtangga dapat terpenuhi sehari-harinya. Jaringan sosial memudahkan para petani dalam mendistribusikan hasil panen sayuran mereka sehingga pendapatan yang diterima dapat dari berbagai pihak. Saat jaringan yang dimiliki petani banyak maka ketahanan pangan rumahtangga petani akan semakin baik pula. Norma sosial memiliki peran tersendiri dalam menjada ketahanan pangan rumahtangga petani. Norma yang ada dalam kelembagaan petani di Desa Ciaruteun Ilir membantu petani untuk mendapatkan pangan ketika mengalami kesulitan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi kepada pihak yang berkepentingan, yaitu akademisi, masyarakat, dan pemerintah.

1. Akademisi

Penelitian mengenai modal sosial dan ketahanan pangan masih menjadi topik yang kajian yang menarik untuk dibahas. Modal sosial merupakan suatu kekuatan yang ada pada masyarakat, tumbuh di dalam masyarakat, dan dikembangkan oleh masyarakat sendiri sehingga penelitian mengenai modal sosial dapat terus dikembangkan tergantung kepada masyarakat itu sendiri. Ketahanan pangan juga masih perlu pengembangan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana ketahanan pangan rumahtangga dapat dicapai sehingga dapat menuju kepada kedaulatan pangan negara. Untuk penelitian

selanjutnya disarankan untuk meneliti modal sosial dengan pengembangan modal sosial di masyarakat dan ketahanan pangan yang dihubungkan dengan kedaulatan pangan.

2. Pemerintah

Kebijakan mengenai ketahanan pangan rumahtangga perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mencapai ketahanan pangan rumahtangga, perlu adanya bantuan dari masyarakat yang berupa modal sosial untuk menjaga agar ketahanan pangan rumahtangga petani dapat tercapai. Pemerintah perlu menjaga dan terus memperhatikan keadaan sosial masyarakat sebagai salah satu faktor penunjang untuk kebijakan ketahanan pangan negara.

3. Masyarakat

Modal sosial masyarakat di Desa Ciaruteun Ilir terutama petani masih dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, masyarakat lokal perlu menjaga dan meningkatkan kepercayaan, jaringan, dan norma yang ada pada masyarakat sebagai unsur pembentuk modal sosial sehingga dapat membantu petani untuk mempertahankan keadaan pangan rumahtangga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat juga perlu diperhatikan oleh masyarakat untuk saling mengetahui apabila terjadi kesusahan sehingga modal sosial dapat dimanfaatkan dengan baik.