• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONDITION AND WARRANTY, VOID AND ILLEGAL CONTRACT

1.1  J elaskan condition dan warranty dalam contract of insurance dan non insurance (Sept 2008 No. 9)

 J awa ban :

Condition Non Insurance

Diterapkan kepada orang-orang yang menyangkut masalah kehidupan pribadinya. conditions bisa dilekatkan pa da tawaran, tapi agar da pa t berlaku, harus dikomunikasikan terlebih dahulu kepada offeree

Conditon dalam kontrak Asuransi

Bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama periode pertanggungan

Warranties Non Insurance

Suatu janji, yang merupakan bagian dari kontrak, yang kalau terjadi pelanggaran menimbulkan kerugian, maka pihak yg dirugikan da pa t menuntut atas kerugian itu.

Warranties dalam kontrak Asuransi

kondisi yang fundamental dalam kontrak, yang kalau terjadi pelanggaran pihak yang dirugikan dapat membatalkan kontrak itu.

1.2 Uraikan Warranties yang harus dipenuhi oleh tertangggung :  J awaban :

- Akan melakukan sesuatu, atau

-  Tida k akan melakukan sesuatu, atau - Suatu fakta yang dinyatakan ad a, a tau

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

79

Bab 8: Condition Warranty , Void and Illegal Contract 

1.3  J elaskan alasan ad anya warranties  J awaban :

1. Untuk meyakinkan bahwa sesuatu aspek akan dilakukan atau tidak dilakukan a tau harus ad a atau tida k boleh ada yang menjad ikan bahan pertimbangan bagi penanggung.

Contoh wa rranty :

good house keping

good management

Contoh wa rranty da lam asuransi kebakaran:

-sampah harus diangkut setiap malam sesuatu yang harus dilakukan Contoh warranty dalam asuransi kecurian:

-alarm system terpelihara dengan baik sesuatu yang harus dilakukan 2. Untuk meyakinkan bahwa dampak resiko tinggi tidak timbul tanpa

ad a sepengetahuan penanggung karena akan mempengaruhi premium rate.

Contoh : no oil (tidak ada minyak disimpan di gudang) sesuatu hal yang tidak boleh dilakukan mempengaruhi premium rate tidak meloading penyimpanan ba han bakar minyak.

1.4  J elaskan (Sept 2006 No. 12) a. Warranty

b. Condition

c. Perbedaan warranty dengan condition dalam kontrak asuransi dengan kontrak bukan asuransi (non insurance contract)

 J awaban : lihat diatas

1.5 Uraikan perbedaan conditions dengan warranty dalam perjanjian asuransi. (Sept 2013, No. 8)

 J awaban : lihat diatas

1.6 Uraikan perbeda an expres warranty dengan impled warranty  J awaban :

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

80

Bab 8: Condition Warranty , Void and Illegal Contract 

Adalah warranty yang dinyatakan da lam po lis de ng an menyeb utkan bahwa formulir permintaan asuransi merupakan dasar perjanjian dan  formulir tersebut berisi keterang an atau jawaban ya ng benar atau

menurut peng etahuan dan keyakinan tertang g ung benar.

2 Implied Warranty

Dalam asuransi marine terdapat apa yang disebut dengan implied warranty bahwa kapal itu dalam kondisi laik laut dan semuanya memenuhi ketentuan (MIA 1906). Secara umum implied warranty tidak terdapa t dalam jenis asuransi lain selain asuransi marine.

1.7 Kondisi / conditions adalah bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama periode pertanggungan. Uraikan dua macam conditions:

 J awaban :

a. Implied conditions

Ada 4 kondisi yang dinyatakan secara tidak langsung oleh hukum yang berlaku terhadap seluruh perjanjian asuransi walaupun kondisi tersebut tida k dinyatakan sec ara tertulis, misal:

1. Bahwa tertanggung mempunyai insurable interest terhadap subject matter of insurance

2. Bahwa kedua belah pihak telah menjalankan utmost good faith di dalam negosiasi hingga mencapai perjanjian

3. Bahwa subject matter of insurance benar-benar ada 4. Bahwa subject matter of insurance dapat diidentikasi b Express conditions

Express conditons adalah kondisi yang dinyatakan atau disebutkan di da lam polis

1.8 Express conditons adalah kondisi yang dinyatakan atau disebutkan di da lam polis. Uraikan 2 (dua) kondisi ini: general conditions dan pa rticular conditions.

 J awaban :

1. General conditionsadalah kondisi yang dicetak di atas polis dan berlaku untuk semua polis yang diterbitkan oleh penanggung

General conditions biasanya berurusan dengan reinforcement of a common law provision, seperti misrepresentation dan fraud; perubahan-perubahan yang harus diberitahukan kepad a penanggung; pe mbatasan dalam penutupan; prosedur klaim; hak-hak istimewa untuk salah satu

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

81

Bab 8: Condition Warranty , Void and Illegal Contract 

pihak, misal hak penanggung untuk mengambil alih bangunan yang rusak karena kebakaran atau hak tertanggung untuk membatalkan polisnya; kontribusi dengan penanggung lain, subrogasi dan arbitrase.

2. Particular conditionsadalah kondisi yang dibuat dan diketik di atas polis khusus

Particular conditions berhubungan dengan perluasan jaminan di luar  jaminan yang ad a di dalam polis yang dicetak, atau special warranties

da pa t diberlakukan untuk menentukan sikap tertanggung melaksanakan alasannya.

Misal, suatu perbuatan oleh tertanggung ba hwa sesuatu harus atau tidak harus dilakukan.

1.9 Uraikan pengertian conditions precedent to the contract, conditions subsequent to the contract, conditions precedent to the liability.

 J awa ba n :

Conditions precedent to the contrac t adalah kondisi yang harus dipenuhi sebelum kontrak berlaku, misal implied condtions

Conditons subsequent to the contractdinyatakan di dalam kontrak da n dapa t berupa general atau particular, misal perubahan situasi di dalam asuransi keba karan. Kondisi ini harus terus dipenuhi sepanjang periode kontrak untuk menjaga keabsahannya.

Conditions prec edent to the liability dinyatakan di dalam polis dan berurusan dengan prosedur klaim, misalnya kondisi ini harus dipenuhi sebelum ada liability. Pada asuransi jiwa, express conditions ba ik general ata u particular dapat diklasikasikan sbb:

a. restrictive, misal residence, wa r risk

b. privilage, misal days of grace, surrender value, paid-up loans c. special, misal payment of premium by installment

1.10 Berkaitan denga n Warranty dan C ondition, J elaskan akibat (effect) dari pelanggaran (Breach) da ri (Mar 2013, No. 13):

a. Warranty

b. Condition precedent to contract c. Condition precedent to liability

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

82

Bab 8: Condition Warranty , Void and Illegal Contract 

a. Warranty

 J ika warranty dilanggar akan membenarkan penanggung untuk membatalkan kontrak secara keseluruhan.

b. Condition precedent to contract

Merupakan satu kondisi yang mempertegaskan bahwa polis secara keseluruhan tidak akan berlaku bila tertanggung gagal memenuhi syarat yang diminta dalam perjanjian. Condition diminta untuk dilaksanakan sebaga i kewajiba n berlanjut dari tertanggung. C ontohnya, da lam polis kend. bermotor biasanya memberlakukan Klausula yang mewajibkan tertanggung untuk memelihara kondisi kendaraan untuk tetap layak pakai setiap saat. c. Condition prec edent to liability

Apabila condition prec edent to liab ility tida k dijalankan, penanggung dapa t menolak liability untuk satu kerugian tertentu tanpa harus membatalkan kontrak keseluruhan. Bila kerugian lain terjadi penanggung berkewajiban membayar ganti rugi kepada tertanggung asalkan tertanggung sudah memenuhi condition tersebut.

1.11 Uraikan (Mar 2013, No. 14) a. Onus of proof  b. Legal Capacity

c. Purpose of Subrogation

d. Non indemnity contract policy e. Assignment

 J awa ba n :

a. Onus of proof 

Prinsip utamanya ada lah ‘siapa yang menuntut harus membuktikan’. J ika pengguga t ingin mengalihkan kerugiannya kepada terguga t, ia harus memberikan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa kerugian atau kerusakan yang d ideritanya d isebabkan oleh kelalaian tergugat.

Beban pembuktian berada pada penggugat untuk menunjukkan berdasarkan keseimbangan probabilitas bahwa tergugat telah lalai. Keseimbangan probabilitas berarti lebih mungkin daripada tidak, dan  jika bukti yang ada seimbang maka pengguga t tida k berhasil membuktikan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

83

Bab 8: Condition Warranty , Void and Illegal Contract 

b. Legal Capacity

Lega l ca pacity dalam perjanjian dapat diartikan seba gai ca kap.

Orang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akilba liq dan sehat pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Dalam pasal 1330 KUHPer, disebut sebagai orang-orang yang tida k ca kap untuk membuat suatu perjanjian:

1. Orang-orang yang b elum dewasa;

2. Mereka yang ditaruh di bawah penga mpuan;

3. Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh UU dan semua orang kepada siapa UU telah melarang membua t perjanjian tertentu. Dari sudut rasa keadilan, perlulah bahwa orang yang membuat suatu perjanjian dan nantinya akan terikat oleh perjanjian itu, mempunyai cukup kemampuan untuk menginsya benar-benar akan tanggung jawab yang dipikulnya dengan perbuatannya itu. Sedangkan da ri sudut ketertiba n hukum, karena seorang yang membuat suatu perjanjian itu berarti mempertaruhkan kekayaannya, maka orang tersebut haruslah seorang yang sungguh-sungguh beba s berbuah denga n harta kekayaannya.

Menurut KUHPer, seorang perempuan yang bersuami, untuk mengadakan suatu perjanjian, memerlukan bantuan atau izin (kuasa tertulis) dari suaminya (pasal 108 KUHPer). Perbedaannya dengan seorang anak yang belum dewasa yang harus diwakili oleh orang/ wali, adalah dengan diwakili, seorang anak tidak membikin perjanjian itu sendiri tetapi yang tampil ke depan wakilnya. Tetapi seorang istri harus dibantu, berarti ia bertinda k sendiri, hanya ia didampingi oleh orang lain yang membantunya. Bantuan tersebut dapat diganti denga n surat kuasa atau izin tertulis.

c. Purpose of Subrogation

Dalam kasus Burnand v. Rodona chi, prinsip subrogasi diketenga hkandi mana asurad ur yang telah membe rikan indemnity, be rhak mene rima kemb ali d ari tertang g ung sesuatu yang diterima tertang g ung d ari sumber lain.

Hal yang mendasar adalah bahwa tertanggung berhak atas indemnity tapi tidak boleh lebih dari itu.

Subrogasi membolehkan asuradur menggantikan kedudukan tertanggung dalam memperoleh keuntungan atas adanya kejadian yang dijaminkan. Pada prinsipnya, Subrogasi berusaha mencegah tertanggung menerima penggantian lebih dari yang seharusnya ia dapatkan; tertanggung tidak boleh untung atas kerugian yang ia alami.

d. Non indemnity c ontrac t policy

Dalam kontrak bukan Asuransi (Non Insurance C ontract), doktrin yang berlaku ada lah C IVEAT EMPTOR yang isinya ialah “Let’s the buyer aware” yang berarti Pembeli harus berhati-hati sebelum membeli.

Penjual tidak berkewajiban untuk memberikan penjelasan tentang segala sesuatu mengenai barang da gangannya kalau tida k ditanya, kec uali ada nya peraturan yang mengha ruskan. misal : Produk Ma kanan dan obat-obatan. Demikian juga penjual tidak berhak menanyakan segala sesuatu mengenai pembeli, kecuali penjualan barang-barang tertentu, misal : obat-obatan yang memakai resep.

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

84

Bab 8: Condition Warranty , Void and Illegal Contract 

e. Assignment

Adalah pengalihan asuransi (transfer of policy) dari pihak yang satu ke pihak lain memerlukan pertimbangan underwriting, mengingat pemegang polis yang ba ru mungkin insurable interestnya tida k sama.

1.12 Uraikan non indemnity insurance. (April 2015 No. 7)  J awa ba n :

Dalam kontrak bukan Asuransi (Non Insurance C ontract), doktrin yang berlaku ada lah C IVEAT EMPTOR yang isinya ialah “Let’s the buyer aware” yang berarti Pembeli harus berhati-hati sebelum membeli.

Penjual tidak berkewajiban untuk memberikan penjelasan tentang segala sesuatu mengenai barang da gangannya kalau tida k ditanya, kec uali ada nya peraturan yang mengharuskan. misal : Produk Ma kanan dan obat-obatan. Demikian juga penjual tidak berhak menanyakan segala sesuatu mengenai pembeli, kecuali penjualan barang-barang tertentu, misal : obat-obatan yang memakai resep.

Asuransi non-indemnity cenderung untuk menutupi hal-hal dengan tidak ada nilai penggantian nyata. J umlah kompensasi yang diterima tidak bisa langsung dikorelasikan dengan kerugian. Misalnya, asuransi jiwa adalah asuransi non-indemnity karena Anda tidak da pa t menempa tkan nilai atau biaya pengga nti pada kehidupa n seseorang.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

85

Bab 9: Assignment and Agency in Insurance

BAB IX

ASSIGMENT AND AGENCY IN