• Tidak ada hasil yang ditemukan

LSPP 102 - Hukum Asuransi - September 2016 - V1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LSPP 102 - Hukum Asuransi - September 2016 - V1"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh:

Disusun oleh:

Afrianto Budi P, SS MM

Afrianto Budi P, SS MM

(dari berbagai sumber)

(dari berbagai sumber)

Persiapan Ujian LSPP - September 2016

Persiapan Ujian LSPP - September 2016

gambar dari: www.kokean.com

(2)
(3)

KUMPULAN

KUMPULAN

S

Soa

oal-

l-JJ a

awa

waba

ban U

n Ujia

jian L

n LS

SP

PP

P A

AA

AMA

MAI K

I K.65

.6512

1210

10..1

1

0

0

2

2

..0

01

1

MENER

MENER

A

A

P

P

KA

KA

N S

N S

IS

IS

T

T

EM H

EM H

U

U

KU

KU

M PA

M PA

DA

DA

P

P

ENYE

ENYE

L

L

ENG

ENG

G

G

A

A

R

R

A

A

A

A

N

N

U

U

S

S

A

A

HA

HA

A

A

S

S

U

U

R

R

A

A

NSI

NSI

Maret 2006 s.d. Maret 2016

Maret 2006 s.d. Maret 2016

Untuk Ujian September 2016

Untuk Ujian September 2016

Dis

Disus

usun

un o

oleh

leh::

Afrianto Budi Purnomo, SS, MM

Afrianto Budi Purnomo, SS, MM

C

C o

op

pyr

yriig

ght ©

ht © 2

20

01

16 o

6 olle

eh w

h www

ww.A

.Ak

ka

ad

de

emi

miA

As

sur

ura

ans

nsii.o

.orrg

g

E

Ed

diis

si

i 7

7, C

, Ce

eta

tak

ka

an k

n ke

e-1

-1 p

pa

ad

da

a M

Me

ei

i 2

20

01

16

6

H

HA

AK

K C

C IIPT

PTA

A DI

DIL

LIINDU

NDUNG

NG I

I U

UNDA

NDANG

NG-U

-UNDA

NDANG

NG ..

DIL

DILA

ARA

RANG

NG M

ME

EM

MPER

PERB

BA

ANY

NYA

AK S

K SE

EB

BA

AG

GIA

IAN A

N AT

TA

AU

U S

SE

EL

LUR

URUH

UH IS

ISII

BU

(4)

S

Soaoa l-Jl-J aawawa b Ujib Ujiaan Ln LSSPP APP AAAMMAAI I 10102 2 - H- Hukum Asurukum Asuraansnsi, i, 202006 06 ss.d.d. Ma. Ma rreet t 20201616

2

2

Kata Pengantar Kata Pengantar

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Mulai tahun 2014, Gelar profesi ujian Asuransi untuk gelar AAAIK dan AAIK sudah Mulai tahun 2014, Gelar profesi ujian Asuransi untuk gelar AAAIK dan AAIK sudah ti

tidada k disk diselenggelenggaarraakan lakan lagi ogi oleh Aleh Assososiasiasi Ahli Mai Ahli Ma najemen najemen AsuAsurraansnsi Ini Indodonesnesia ia (AA(AAMAMA I),I), namun akan diadakan oleh Lembaga Sertikasi

namun akan diadakan oleh Lembaga Sertikasi Profesi Prosiensi AAMAI (LSPP AAMAI).Profesi Prosiensi AAMAI (LSPP AAMAI). Menanggapi hal tersebut, saya berusaha menyusun kembali Buku Kumpulan Soal – Menanggapi hal tersebut, saya berusaha menyusun kembali Buku Kumpulan Soal –  J

 J awawababan an LLSSPP PP AAAAMAMAI 10I 102 (a2 (atau tau dedengan ngan kkodode e baba rru u KK.6.65511221100.1.10022.0.011) ) yyaang ng beberrtopiktopik “Hukum Asuransi” untuk ujian LSPP AAMAI.

“Hukum Asuransi” untuk ujian LSPP AAMAI. B

Buku uku KumKumppulan Sulan Soaoa l Jl J aawawabbaan n AAAAMMAAI 1I 10202: H: Hukum ukum AAssururaansnsi disi disedediakaiakan khun khussus us untukuntuk persiapan ujian LSPP AAMAI untuk ujian LSPP AAMAI September 2016. Kumpulan Soal persiapan ujian LSPP AAMAI untuk ujian LSPP AAMAI September 2016. Kumpulan Soal  J

 J awawababan an LLSSPP PP AAAAMAMAI I 110022: : HHukukum um AsAsururansansi i iini ni diambil diambil dada rri i beberrbabagagai i ssumumbeber r llalualu dikembangkan sesuai dengan pengetahuan saya yang terbatas.

dikembangkan sesuai dengan pengetahuan saya yang terbatas. M

Meskeskipun bipun buku Buku Buku Kuku Kumpulan umpulan SSoaoa l Jl J aawawababa n Ln LSSPP APP AAAMMAAI 1I 10202: Hu: Hukum Askum Asururaansnsii mer

merupaupa kan pakan panduanduan belajan belajar r pripribaba di, di, ssaanganga t t ssenaenang ang apapa bilbila kuma kumpulan spulan soaoa l l yang syang saayaya susun ini

susun ini  dapat bermanfaat bagi t  dapat bermanfaat bagi teman-teman. Terimakasih untuk para penggunaeman-teman. Terimakasih untuk para pengguna website

website www.akademiasuransi.orgwww.akademiasuransi.org  dan para pelanggan artikel harian yang bisa  dan para pelanggan artikel harian yang bisa didapat dengan memasukkan email melalui kotak pelanggan feed burner. Saya didapat dengan memasukkan email melalui kotak pelanggan feed burner. Saya berharap bahwa website tersebut tidak hanya menjadi website pribadi, melainkan berharap bahwa website tersebut tidak hanya menjadi website pribadi, melainkan berguna bagi masyarakat banyak. Buku ini diterbitkan untuk memperkaya konten berguna bagi masyarakat banyak. Buku ini diterbitkan untuk memperkaya konten www.akademiasuransi.org

www.akademiasuransi.org s sebebaagaga i media i media bebelajar aslajar asururaansnsi onlii online tene terrbebessaar di dunir di duniaa..  T

 Tereriimakasmakasiih h untuntuk uk ssumumbabangangan n matermateri i dadan n jujuga ga ssemangaemanga t t untuntuk uk pepenernerbitbitaan n bukbukuu ini, terutama untuk kekasiku Paulina Sukmana Puti yang senantiasa mendoakan dan ini, terutama untuk kekasiku Paulina Sukmana Puti yang senantiasa mendoakan dan menyemangati. Kebaikan

menyemangati. Kebaikan Anda sangat bermanfaat untuk pengembangan website Anda sangat bermanfaat untuk pengembangan website www.akademiasuransi.org

www.akademiasuransi.org dan buku-buku yang akan terus diterbitkan satu demi satu. dan buku-buku yang akan terus diterbitkan satu demi satu. Segala kritik dan saran sungguh saya harapkan.

Segala kritik dan saran sungguh saya harapkan.

 J

 J akartakarta, 2a, 26 6 MeMei i 22001166 A

(5)

d

disisususun oun oleh: Afrileh: Afriaanto Budi Purnomo, nto Budi Purnomo, SSS S MMM M - www- www.Aka.Akadede miAsmiAsururaansnsi.ori.orgg

3

3

Dafar Isi Dafar Isi

Daftar Isi

Daftar Isi

Kata

Kata PePengngaantantar r ... ... 22 Da

Daftaftar r IsIsi i ... ... 33 B

BAAB B I: I: Law Law aand nd LLeeggaal l SSysystem tem ... ... 44 B

BAAB B IIII: : PePengngaawawa ssaan n PePememerrintah intah ... ... 1818 B

BAAB B IIIII: I: Law aLaw and Tnd Toorrt t ... ... 4444 B

BAAB B IV: IV: Law Law aand nd CC oontrntraacct t ... ... 5151 B

BAAB B V: V: Law Law oof f AAggenenccy y ... ... 5858 B

BAAB B VI: VI: MMaakiking ng CC oontrntraacct... t... 6262 B

BAAB B VII: VII: UtmosUtmost t GGooood Fd Faaith ith ... ... 7070 B

BAAB B VIIIVIII: : CC ondond itition and Waion and Wa rrrraantynty, Void a, Void and Ilnd Illegalega l l CContracontrac t t ... ... 7878 B

BAAB B IXIX: : AAssssignmeignment nt aand And Agegencncy y in in InsInsururaancnce ... e ... 8585 B

BAAB B X: X: MMaakiking Cng Claim laim ... ... 9191 B

BAAB B XIXI: Me: Meaassuriuring the ng the LLoosss s (T(The Phe Prrincinciple oiple o f Indef Indemnitymnity) ... ) ... 101011 B

BAAB B XIXII: I: SSububrrooggaation tion aand Cnd Coontrntributioibution n ... ... 101099 S

Sooaal Ll LSSPP APP AAAMMAAI 1I 10202: Huk: Hukum Aum Assururaansnsi, Si, Sepep tembtembeer r 202015 15 ... ... 111199 Lamp

Lampiriraan n - - WAWAJJ IB IB DIPEDIPELLAAJJ AARIRI... ... 121211 Undang-undang No. 40 Tahun 2014

Undang-undang No. 40 Tahun 2014

Penjelasan UU RI No 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Penjelasan UU RI No 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian Peratur

Peraturaan OJn OJ K K No. 4No. 4//POPOJJ K.K.0055//22001133 PP

(6)

S

Soaoa l-Jl-J aawawa b Ujib Ujiaan Ln LSSPP APP AAAMMAAI I 10102 2 - H- Hukum Asurukum Asuraansnsi, i, 202006 06 ss.d.d. Ma. Ma rreet t 20201616

4

4

Bab 1: Law and Legal System

Bab 1: Law and Legal System

B

B

A

A

B

B

I

I

L

L

A

A

W

W

A

A

N

N

D L

D L

E

E

G

G

A

A

L

L

S

S

Y

Y

S

S

T

T

EM

EM

1.1

1.1 Uraikan pengertianUraikan pengertian contract must not be contrary to the public policy contract must not be contrary to the public policy . (Sept. (Sept 2014, No. 1)

2014, No. 1)  J

 Jawaawababan :n :

Salah satu syarat objektif dalam suatu kontrak adalah adanya suatu sebab Salah satu syarat objektif dalam suatu kontrak adalah adanya suatu sebab yang halal yang dibenarkan secara hukum dan tidak melanggar hukum. yang halal yang dibenarkan secara hukum dan tidak melanggar hukum. Ketika suatu kontrak/perjanjian melanggar hukum maka kontrak/ perjanjian Ketika suatu kontrak/perjanjian melanggar hukum maka kontrak/ perjanjian ter

terssebebut akaut akan bn baatal dtal demi hukemi hukum.um.

1.2

1.2 Uraikan pengertianUraikan pengertian Subyek hukumSubyek hukum (No(Nov 20v 2005 05 NoNo. 1, S. 1, Seeppt 20t 2009 09 NoNo. 1). 1)  J

 Jawaawababan :n :

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban kewajiban menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam dunia hukum, subyek hukum dapat diartikan sebagai menurut hukum. Dalam dunia hukum, subyek hukum dapat diartikan sebagai pe

pembambawa wa hak, yhak, yakni akni manusmanusiia a dada n ban ba dada n hukn hukumum.. Kategori Subjek Hukum :

Kategori Subjek Hukum :

•• Manusia (Natuurlijk Persoon)Manusia (Natuurlijk Persoon): Menurut hukum, tiap-tiap seorang manusia: Menurut hukum, tiap-tiap seorang manusia

s

sudauda h menjadh menjadi si subyek hukubyek hukum sum secec aarra a kodrati atau kodrati atau ssecec aarra a aalamilami

•• BBaadadan Hn Hukum (Rukum (Recec hthts s pepersrsoooon)n): B: Baadadan hukn hukum adaum ada llah sah suatu bauatu badada n yn yangang

terdiri dari kumpulan orang yang diberi status “persoon” oleh hukum terdiri dari kumpulan orang yang diberi status “persoon” oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban.

sehingga mempunyai hak dan kewajiban.

1.3

1.3 UrUraaikikaan n bebentuk ntuk baba dada n n hukhukum um pepenyelnyelengenggagarra a ususaaha ha peperraassururaansnsianian s

sebebaagaga imana dimana diatur iatur dada lam Ulam UU U NoNo.4.40/0/20201414. . (A(Apprril il 202015 15 NoNo. . 4)4)  J

 Jawaawababan :n :

Pa Passaal 6l 6 (1

(1) B) Bentuk entuk baba dada n hukn hukum peum penynyelenggelenggaarra a UUssaaha ha PerasPerasururaansnsian aian adada lah:lah: a

a. pe. perrsseroaeroan tern terbaba tastas;; b. kop

(7)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

5

Bab 1: Law and Legal System

c. usaha bersama yang telah ad a pad a saa t Undang-Undang ini diundangkan.

(2) Usaha bersama sebaga imana dimaksud pa da ayat (1) huruf c d inyatakan sebagai bada n hukum berdasarkan Undang-Undang

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai ba da n hukum usaha bersama sebaga imana dimaksud pa da ayat (2) diatur da lam Peraturan Pemerintah.

1.4 Uraikan pengertian Yurisprudensi  J awa ba n:

• Prof Subekti dalam kamus Hukumnya memberikan arti Yurisprudensi

sebagai berikut:

• Putusan pengadilan, apabila mengenai sesuatu persoalan sudah ada

suatu Yurisprudensi yang tetap, maka dianggaplah bahwa yurisprudensi itu telah melahirkan suatu peraturan hukum yang sama kuatnya dengan undang-undang. Karena itu maka YurisprudensI juga dianggap sebagai suatu sumber hukum.

• Putusan pengadilan di sini adalah putusan Mahkamah Agung, yang

merupakan putusan yang sudah tidak dapat banding lagi. Hakim-hakim yang lebih rendah tingkatannya yakni Hakim-hakim Pengadilan Tinggi da n Pengadilan Negeri, bila menghada pi perkara yang serupa dengan perkara yang suda h diputus oleh mahkamah agung, akan menggunakan putusan M ahkamah Agung ini sebagai pedoman.

• Putusan yang telah dibuat oleh Mahkamah Agung oleh beberapa

ahli hukum dikumpulkan dan disusun secara berurutan menurut tahun pemutusannya dan jenis-jenisnya.

• Dalam prakteknya, kumpulan Yurisprudensi dalam pe rkara asuransi dapa t

dipakai sebagai ped oman oleh pa ra Penanggung dalam menyelesaikan perselisihannya dengan tertanggung.

1.3 Uraikan pengertian Perikatan (Mar 2008 No. 7)  J awa ban :

Perikatan timbul dari suatu p erjanjian

 Suatu perhubung an hukum antara dua ora ng atau dua pihak, berda sarka n mana pihak ya ng satu be rhak me nuntut suatu hal da ri pihak yang lain, da n  pihak ya ng lain berkewa jiban untuk me me nuhi tuntutan itu

Pihak yang berhak menuntut sesuatu, dinamakan kreditur atau si berpiutang, sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan dinamakan debitur atau si berutang.

(8)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

6

Bab 1: Law and Legal System

1.4 Sebutkan 6 (enam) cara hapusnya perikatan  J awa ban :

Pasal 1381 KUHPer menyebutkan 10 cara hapusnya suatu perikatan, yaitu:

a. Pembayaran;

b. Penawa ran pembayaran tunai diikuti denga n penyimpanan atau penitipan;

c. Pembaharuan utang;

d. Perjumpaan utang atau kompe nsasi;

e. Pencampuran utang;

f. Pembebasan utang;

g. Musnahnya barang yang terutang;

h. Batal / pembatalan;

i. Berlakunya suatu syarat batal dan Lewatnya waktu.

Selain cara-cara di atas, ada cara-cara lain yang tidak disebutkan, misalnya berakhirnya suatu ketetapan waktu da lam suatu perjanjian atau meningga lnya salah satu pihak da lam beberapa mac am perjanjian, seperti meninggalnya seorang pesero dalam suatu perjanjian rma dan pada umumnya dalam perjanjian-perjanjian di mana prestasi hanya dapat dilaksanakan oleh si debitur sendiri dan tidak oleh seorang lain.

1.5 Uraikan pengertian perjanjian (Sept 2006 No. 1)  J awa ba n :

• Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji

kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya.

• Dari peristiwa itu timbul suatu hubungan yang disebut perikatan. • Perjanjian menerbitkan suatu perikatan a ntara 2 orang yang membuatnya

1.6 Uraikan pengertian perjanjian menurut hukum perjanjian Indonesia  (Sept 2013 No. 1; Mar 2014, No. 7)

 J awa ba n :

• Pasal 246 KUHD merupakan pasal yang berisi pengertian otentik dari

asuransi menyebutkan bahwa asuransi adalah pe rjanjian. Sebaga i suatu perjanjian, ia tunduk pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam

(9)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

7

Bab 1: Law and Legal System

buku ke III KUHPdt yang dimulai dengan pasal 1313.

• Pasal 1313 KUHPdt menyebutkan ba hwa suatu persetujuan atau

perjanjian ad alah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

1.7 Uraikan pengertian hukum perjanjian menganut Sistem Terbuka (Mar 2008 No. 8)

 J awa ban :

Hukum pe rjanjian me mbe rikan keb eb asan yang seluas-luasnya ke pa da masyarakat untuk meng ad akan p erjanjian yang be risi apa saja, asalkan tida k melang g ar ketertiban umum, norma, kesusilaa n dan Unda ng -unda ng

Para pihak dalam perjanjian diperbolehkan membuat ketentuan-ketentuan atau isi dari perjanjian yang menyimpang dari pasal-pasal / ketentuan hukum perjanjian dan isi perjanjian tersebut menjadi unda ng- unda ng ba gi para pihak dalam perjanjian KUH Perdata 1338 ayat (1) berbunyi : Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya

1.8 Uraikan ap a yang dimaksud dengan pernyataan dibawah ini “ Perjanjian adalah undang-undang bagi para pihak yang membuatnya” (Sept 2006 No. 7)

 J awa ban :

Para pihak dalam perjanjian diperbolehkan membuat ketentuan-ketentuan atau isi dari perjanjian yang menyimpang dari pasal-pasal / ketentuan hukum perjanjian dan isi perjanjian tersebut menjadi undang- undang bagi para pihak dalam perjanjian KUH Perdata 1338 ayat (1) berbunyi : Semua  perjanjian ya ng dibuat sec ara sah berlaku seb ag ai und ang -und ang bag i  ya ng me mb uatnya

1.9 Uraikan mengapa perjanjian asuransi disebut sebagai perjanjian konsensual (Sept 2007 No.5)

 J awa ban :

- Perjanjian d an p erikatan lahir sejak d etik terc ap ainya ke sep aka tan,

-  perjanjian sah ap abila sudah sepakat meng enai hal-hal ya ng pokok 

(10)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

8

Bab 1: Law and Legal System

1.9 Uraikan asas konsensualitas dalam perjanjian a suransi (Sept 2015, No.5)  J awa ban :

Berdasarkan Pasal 1320 jo 1338 ayat (1) BW/KUHPerdata dikenal adanya asas konsensual, yang dimaksud adalah bahwa perjanjian/kontrak lahir pada saat terjadinya konsensus/sepakat dari para pihak pembuat kontrak terhadap obyek yang diperjanjikan.

Pada umumnya perjanjian yang diatur da lam BW bersifat konsensual. Sedang yang dimaksud konsensus/sepakat adalah pertemuan kehendak atau persesuaian kehendak antara para pihak di da lam kontrak. Seorang dikatakan memberikan persetujuannya/ kesepakatannya (toestemming), jika ia memang menghendaki apa yang disepakati.

Ada 3 prinsip dalam a sas konsensualitas ini, yaitu:

- Perjanjian d an p erikatan lahir sejak d etik terc ap ainya ke sep aka tan,

-  perjanjian sah ap abila sudah sepakat meng enai hal-hal ya ng pokok 

- da n tidaklah dipe rlukan sesuatu formalitas

1.10 Uraikan kapan terjadinya suatu perjanjian (Maret 2013, No. 4)  J awa ban :

Berdasarkan Pasal 1320 jo 1338 ayat (1) BW/KUHPerdata dikenal adanya asas konsensual, yang dimaksud adalah bahwa perjanjian/kontrak lahir pada saat terjadinya konsensus/sepakat dari para pihak pembuat kontrak terhadap obyek yang diperjanjikan.

Pada umumnya perjanjian yang diatur da lam BW bersifat konsensual. Sedang yang dimaksud konsensus/sepakat adalah pertemuan kehendak atau persesuaian kehendak antara para pihak di da lam kontrak. Seorang dikatakan memberikan persetujuannya/ kesepakatannya (toestemming), jika ia memang menghendaki apa yang disepakati.

Mariam Darus Badrulzaman melukiskan pengertian sepakat sebagai pernyataan kehendak yang disetujui (overeenstemende wilsverklaring) antar pihak-pihak. Pernyataan pihak yang menawarkan dinamakan tawaran (offerte). Pernyataan pihak yang menerima penawaran dinamakan akseptasi (acceptatie).

 J adi pertemuan kehenda k dari pihak yang menawarkan d an kehenda k dari pihak yang akeptasi itulah yang disebut sepakat da n itu yang menimbulkan/ melahirkan kontrak/perjanjian.

1.11 Dalam kaitan dengan Perjanjian pada umumnya dan Perjanjian Asuransi,  jelaskan: (Ma r 2006 No 11, Sept 2007 No. 11, Ma r 2009 No. 10¸ Sept 2009 No. 10,

Mar 2010 No. 10, Mar 2013 No 11, Sept 2013 No 9) a. 4 (empat) syarat-syarat sahnya suatu Perjanjian

(11)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

9

Bab 1: Law and Legal System

b. 2 (dua) syarat tambahan untuk sahnya suatu Perjanjian Asuransi selain 4 (empa t) syarat yang ditanyakan da lam soa l huruf a di atas

 J awa ban yang disarankan:

Syarat-syarat sahnya perjanjian menurut hukum perjanjian Indonesia. Perjanjian adalah  suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kep ad a orang lain a tau d imana dua orang saling be rjanji untuk melaksanakan  sesuatu hal.

a. 4 (empa t) syarat sahnya suatu perjanjian menurut KUH Perda ta: 1. Ada kata sepakat diantara mereka yang mengikatkan diri.

Dengan sepakat atau juga dinamakan perizinan, dimaksudkan ba hwa kedua subjek yang menga da kan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau seia-sekata mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu. Mereka menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik, misalnya penjual mengingini sejumlah uang, sedang pembeli mengingini sesuatu barang dari si penjual.

Disini tidak ada tekanan atau paksaan, para pihak secara sukarela dan atas kemauannya menyepakati hal-hal yang diperjanjikan.

2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian.

Orang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akilbaliq dan sehat pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Dalam pasal 1330 KUHPer, disebut sebagai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian:

1. Orang-orang yang belum dewasa;

2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;

3. Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh UU dan

semua orang kepada siapa UU telah melarang membuat perjanjian tertentu.

Dari sudut rasa keadilan, perlulah bahwa orang yang membuat suatu perjanjian dan nantinya akan terikat oleh perjanjian itu, mempunyai cukup kemampuan untuk menginsya benar-benar akan tanggung  jawab yang dipikulnya dengan perbuatannya itu. Sedangkan da ri sudut

ketertiban hukum, karena seorang yang membuat suatu perjanjian itu berarti mempertaruhkan kekayaannya, maka orang tersebut haruslah seorang yang sungguh-sungguh bebas berbuah dengan harta kekayaannya.

Menurut KUHPer, seorang perempuan yang bersuami, untuk mengadakan suatu perjanjian, memerlukan bantuan atau izin (kuasa tertulis) dari suaminya (pasal 108 KUHPer). Perbedaannya dengan seorang anak yang belum dewa sa yang ha rus diwakili oleh orang/ wali, adalah dengan diwakili, seorang anak tidak membikin perjanjian itu sendiri tetapi yang tampil ke depan wakilnya. Tetapi seorang istri harus dibantu, berarti ia bertindak sendiri, hanya ia didampingi oleh orang lain yang membantunya. Bantuan tersebut dapa t diganti dengan surat kuasa atau izin tertulis.

(12)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

10

Bab 1: Law and Legal System

3. Mengenai suatu hal tertentu.

Sebagai syarat ketiga disebutkan bahwa suatu perjanjian harus mengenai suatu hal tertentu, artinya apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak jika timbul suatu perselisihan. Barang yang dimaksudkan dalam perjanjian paling sedikit harus ditentukan  jenisnya. Apa yang diperjanjikan oleh pa ra pihak harus jelashak-hak

dan kewajiban para pihak .

4. Suatu sebab yang halal (Oorzaa k atau Ca usa).

Syarat keempat untuk suatu perjanjian yang sah adalah adanya suatu sebab yang halal. Yang dimaksudkan dengan sebab atau causa dari suatu perjanjian adalah isi perjanjian itu sendiri, tidak boleh mengenai sesuatu yang terlarang. Misalnya, dalam perjanjian jual beli dinyatakan bahwa si penjual hanya bersedia menjual pisaunya, kalau si pembeli membunuh orang, maka isi perjanjian itu menjadi sesuatu yang terlarang. Berbeda halnya jika seseorang membeli pisau di toko dengan maksud untuk membunuh orang dengan pisau tadi, jual beli pisau tersebut mempunyai suatu sebab atau causa yang halal, seperti  jual beli barang-ba rang lain.

Artiya isi perjanjian itu harus halal, tidak melang g ar Undang -undang , kesusilaa n da n ketertiban umum.

Syarat No. 1 dan 2 disebut syarat subyektif dan syarat No. 3 dan 4 disebut syarat obyektif .

Pelanggaran:

 J ika syarat subyektif dilanggar, maka perjanjian tersebut da pat diminta dibatalkan melalui putusan pe ng ad ilan.

 J ika syarat obyektif dilanggar, maka perjanjian tersebut batal demi hukum.

b. 2 (dua) syarat sahnya suatu perjanjian asuransi yang secara khusus diatur di dalam KUHD:

1)  Tertanggung harusbe ritikad ba ik dan sec ara jujur (utmost g ood faith)

dalam menyampaikan informasi/keterangan yang berkaitan dengan ob yek asuransi yang diasuransikan.

2)  Tertanggung harus mempunyai kepe nting an keuang an (insurable interests) atas obyek asuransi.

1.12  J elaskan: (April 2015 No. 10, Sept 2015, No. 12)

a. 4 (empat) syarat yang harus dipenuhi aga r suatu perjanjian pa da umumnya sah menurut hukum perjanjian Indonesia.

b. 2 (dua ) syarat khusus atau syarat tambahan yang diatur dalam KUHD (Kitab Undang Undang Hukum Dagang) yang harus dipenuhi, agar perjanjian asuransi sah menurut hukum.

(13)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

11

Bab 1: Law and Legal System

 J awa ban : lihat diatas

1.13  J elaskan 2 (dua) syarat tambahan terhadap syarat sahnya perjanjian yang harus dipenuhi supa ya suatu perjanjian asuransi sah menurut hukum perjanjian asuransi Indonesia (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Indonesia). (Sept 2014, No. 12)

 J awa ban : lihat diatas

1.14 Uraikan pengertian “suatu hal tertentu” yang menjadi satu syarat sahnya perjanjian dalam hukum perjanjian Indonesia. (Mar 2016 No. 2)

 J awa ban : lihat diatas

1.15 Uraikan syarat subjektif dari suatu perjanjian (Mar 2013, No. 3)  J awa ban : lihat diatas

1.16  J elaskan 4(empat) syarat harus dipenuhi agar suatu perjanjian sah menurut hukum perjanjian Indonesia (Mar 2008 No. 9; Sept 2013, No. 9)  J awa ban : lihat diatas

1.17  J elaskan menurut hukum Perjanjian Indonesia (Sept 2006 No. 9, Okt 2010 No. 10; Sept 2013)

a. 4(empat) syarat-syarat sahnya perjanjian

b. Akiba t yang akan terjadi jika syarat-syarat sahnya perjanjian tidak terpenuhi

 J awaban : lihat diatas

1.18 Uraikan akibat dari tidak terpenuhinya unsur “kata sepakat” dan ”cakap hukum” da ri syarat-syarat sahnya suatu perjanjian menurut hukum Indonesia

(14)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

12

Bab 1: Law and Legal System

(mar 2007 No.3).

 J awa ban yang disarankan:

 A kibat pelang g aran terhad ap ka ta sep akat dan c akap hukum dari  syarat-sya rat sahnya suatu perjanjian menurut hukum Ind onesia.

Dua syarat ini disebut seba g ai syarat subjektif da n jika syarat ini dilang g ar maka perjanjian tesebut belum memenuhi syarat sahnya perjanjian dan  perjanjian tese but dapat dibatalkan (voida ble). Dengan demikian, nasib

sesuatu perjanjian seperti itu tidaklah pasti dan tergantung pada kesediaan suatu pihak yang mentaatinya. Perjanjian yang demikian dinamakan voidable. Ia selalu dianc am dengan b ahaya pembatalan (c anc eling).

1.19 Uraikan pengertian Cakap dalam sahnya Perjanjian (Mar 2013, No. 7)  J awa ban yang disarankan:

Orang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akilbaliq dan sehat pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Dalam pasal 1330 KUHPer, disebut sebagai orang-orang yang tidak c akap untuk membuat suatu perjanjian:

1. Orang-orang yang belum dewasa;

2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;

3. Orang perempuan da lam hal-hal yang ditetapkan oleh UU da n semua orang kepada siapa UU telah melarang membua t perjanjian tertentu. Dari sudut rasa kea dilan, perlulah bahwa o rang yang membuat suatu perjanjian da n nantinya a kan terikat oleh perjanjian itu, mempunyai cukup kemampuan untuk menginsya benar-benar akan tanggung jawab yang dipikulnya dengan perbuatannya itu. Sedangkan dari sudut ketertiban hukum, karena seorang yang membuat suatu perjanjian itu berarti mempertaruhkan kekayaannya, maka orang tersebut haruslah seorang yang sungguh-sungguh bebas berbua h dengan ha rta kekayaa nnya.

Menurut KUHPer, seorang perempuan yang bersuami, untuk mengadakan suatu perjanjian, memerlukan bantuan atau izin (kuasa tertulis) dari suaminya (pasal 108 KUHPer). Perbeda annya dengan seorang anak yang belum dewasa yang harus diwakili oleh orang/ wali, ada lah denga n diwakili, seorang a nak tida k membikin perjanjian itu sendiri tetapi yang tampil ke depan wakilnya. Tetapi seorang istri harus dibantu, berarti ia bertindak sendiri, hanya ia didampingi oleh orang lain yang membantunya. Bantuan tersebut dapat diganti dengan surat kuasa atau izin tertulis.

1.20 Uraikan pengertian seseorang ada lah “cakap hukum” dalam perjanjian menurut hukum perjanjian lndonesia (Mar 2016 No. 3)

 J awa ban yang disarankan: lihat di atas

(15)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

13

Bab 1: Law and Legal System

1.21 Uraikan pengertian Kausa yang Halal dalam Perjanjian (Mar 2006 No. 3)  J awa ban yang disarankan:

 Yang dimaksudkan dengan sebab atau c ausa dari suatu perjanjian adalah isi perjanjian itu sendiri, tidak boleh mengenai sesuatu yang terlarang, tidak boleh bertentangan dengan UU, ketertiban umum dan kesusilaan. Misalnya, dalam pe rjanjian jual beli dinyatakan b ahwa si penjual hanya bersedia menjual pisaunya, kalau si pembeli membunuh orang, maka isi perjanjian itu menjadi sesuatu yang terlarang. Berbeda halnya jika seseorang membeli pisau di toko dengan maksud untuk membunuh orang dengan pisau tadi, jual beli pisau tersebut mempunyai suatu sebab atau causa yang halal, seperti jual beli barang-ba rang lain.

1.22 Uraikan kausa (sebab) yang halal sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian menurut Hukum Indonesia (Mar 2007 No.5 ).

 J awa ban yang disarankan:

Sebab (causa) yang halal adalah salah satu syarat sahnya perjanjian, artinya  suatu perjanjian isinya tida k boleh bertentang an deng an norma ke susilaan,

ketertiban umum dan ketentuan undang -undang yang sifatnya memaksa.

1.23 Uraikan pengertian Prestasi dalam Perjanjian Asuransi. (Mar 2006 No. 4; Sept 2013 No. 2)

 J awa ban yang disarankan :

Prestasi da lam Perjanjian Ada lah suatu ha k ata u manfaat bag i satu piha k da n kewa jiban atau hal yang wajib dilakukan oleh pihak lainnya dida lam  suatu perjanjian atau kontrak . (Bobot 100%)

Contoh:

Premi dalam perjanjian asuransi menjadi hak dari penanggung da n kewa jiba n bagi tertanggung untuk membayarnya.

1.24 Dalam kaitan dengan Wanprestasi dalam Hukum Perjanjian Indonesia,  jelaskan: (Mar 2006 No. 12, Okt 2010 No. 12, Ma r 2013 No. 9, Sept 2013 No. 10,

April 2015 No. 13)

a. Pengertian Wanprestasi

b. 4 (empat) bentuk Wanprestasi

(16)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

14

Bab 1: Law and Legal System

 J awa ban yang disarankan :

a. Pengertian Wanprestasi (Bobot 17.5%)

Suatu perjanjian, merupakan suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain, atau di mana di orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu.

Menilik macamnya hal yang dijanjikan untuk dilaksanakan, perjanjian-perjanjian itu dibagi da lam tiga mac am, yaitu:

1. perjanjian untuk memberikan/menyerahkan suatu barang, misalnya

 jual beli, tukar menukar, penghibahan (pemberian), sewa menyewa, pinjam pa kai.

2. perjanjian untuk berbuat sesuatu, misalnya perjanjian untuk membuat

suatu lukisan, perjanjian perburuhan.

3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu, misalnya perjanjian untuk

tidak mendirikan suatu perusahaan yang sejenis dengan kepunyaan seorang lain.

Dalam suatu perjanjian, apabila salah satu pihak tidak melakukan apa  ya ng dijanjikannya, maka ia melakukan wnaprestasi, alpa atau lalai atau

ingkar janji.Ingkar janji juga dapat terjadi jika salah satu pihak melakukan suatu perbuatan yang tida k boleh dilakukannya.

b. 4 (empat) macam bentuk wanprestasi dengan contoh pada perjanjian asuransi: (Bobot masing- masing 15%)

1.  Tida k melakukan apa (sesuatu) yang disanggupi akan dilakukan.

Contoh: tertanggung tidak membayar premi dalam waktu 45 hari sejak tanggal penutupan asuransi yang telah disepakati.

2.  Melakuka n apa ya ng telah dijanjikan, teta pi tida k s e b a g a i m a n a dijanjikan.

Contoh: tertanggung membayar premi tetapi hanya sebagian. 3.  Melakuka n ap a ya ng telah dijanjikan, tetapi terlamb at .

Contoh: tertanggung membayar premi terlambat. 4.  Melakuka n sesuatu ya ng tida k boleh dilakuka n.

Contoh: tetanggung merubah okupasi bangunan tanpa sepengetahuan penanggung (dalam asuransi kebakaran).

c. 4 (empat) akiba t (anc aman hukuman) bagi yang melakukan wanprestasi: (Bobot masing- masing 7.5%)

1) Membayar ganti rugi (biaya, rugi dan bunga) 2) Pembatalan perjanjian

3) Peralihan risiko

(17)

d

disisususun oun oleh: Afrileh: Afriaanto Budi Purnomo, nto Budi Purnomo, SSS S MMM M - www- www.Aka.Akadede miAsmiAsururaansnsi.ori.orgg

15

15

Bab 1: Law and Legal System

Bab 1: Law and Legal System

1.25

1.25 Uraikan pengertianUraikan pengertian wanprestasiwanprestasi(mar 2009 No.. 7, sept 2007 No. 8, Sept 2013 No.(mar 2009 No.. 7, sept 2007 No. 8, Sept 2013 No. 1

100))  J

 Jawaawababan yn yang dang diissaarrankan:ankan:

Wa

Wa nprestasi nprestasi terjterjadad i ji jika seseorang ika seseorang ataatau pihak / dau pihak / da llam satu kontam satu kontrak /rak /  p

 peerjanjian rjanjian llaallaai i aatau tau tidatida k mek mellaakukkukaan ken kewawa jibajibannynnyaa, misalnya te, misalnya te rtangrtang gg ungung ti

tidada k membk memb ayaaya r r premi dapremi da llam pam perjanjierjanjian aan asusuransi ransi 

1.26

1.26 UraikanUraikan langkah-langkah-langkah langkah penafspenafsiriran an perjanjianperjanjian  J

 Jawaawababan :n :

1.

1.  J J iikka a kkataata-k-kata ata ssuatu uatu peperrjjanjianjian an jjelaselas, , titidada k dk diipeperrkkenaenanknkan an menymenyiimpampangng

da

da rripadipad aanynya a dedengangan jalan jalan pn penaenafsfsiriraan. (Pan. (Passaal 1l 133442 K2 KUUHPerHPer))

2.

2. “J“J elaelass” arti” artinya katanya kata -kata -kata yang yang ssededikikit it ssekaekali li membmemberierikan kemungkinankan kemungkinan

unt

untuk uk terterjadjadininya pya penaenafsfsiriraan yang bn yang b erbederbedaa..

3.

3.  J J iikka kata-kata sa kata-kata suatu uatu peperrssetujetujuan tuan tiidada k k jjelaselas, , kkiita harta harus us menymenyelielidikdiki i maksmaksudud

para pihak yang membuat persetujuan. para pihak yang membuat persetujuan.

4.

4. Menafsirkan maksud para pihak harus memperhatikan itikad baik.Menafsirkan maksud para pihak harus memperhatikan itikad baik.

1.27

1.27 UraikanUraikan perbedaan pengertian asuransiperbedaan pengertian asuransi menurut kitab Undang-undangmenurut kitab Undang-undang hukum dagang (KUHD) dengan

hukum dagang (KUHD) dengan undang-undang No. 40 Tahun 2014 tundang-undang No. 40 Tahun 2014 tentangentang p

peerraassuransiuransiaan (sepn (sept 20t 2009 09 nono. 3, s. 3, seeppt 20t 2008 08 nono. 8). 8)*diperbaharui*diperbaharui

 J

 Jawaawababan :n :

Undang-undang No. 40 Tahun 2014 Undang-undang No. 40 Tahun 2014

Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pe

pemegamega ng pong poliliss, y, yaang menjng menjaadi dadi da ssaar r baba gi penegi penerriimaamaa n prn premi olemi oleh peeh pe rrususaahaahaa nn a

assururaansnsi si sebebaagaga i ii imbamba lan untuk:lan untuk: a.

a. membermemberiikkan an penggpenggantiantian an kkepaepa da tda terertanggung tanggung atau atau pepemegamegang ng popolliiss karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, a

atau tanggtau tanggung jung jaawawab hukb hukum kum kepepaada da pihak kpihak ketietiga ga yang mungkyang mungkin in didediderrititaa tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tida

yang tidak pak passtiti; ata; atauu b.

b. memberimemberikan kan pepembambayaryaraan n yang yang didadida ssaarrkan kan papa da mda meninggaeninggalnlnyaya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/ tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/ atau d

atau diidadassarkarkan pan padada a hashasiil l pepengelolngelolaaaa n dan dana.na. Pasa

Pasal 246 KUl 246 KUHDHD

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, di mana penanggung Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, di mana penanggung

(18)

S

Soaoa l-Jl-J aawawa b Ujib Ujiaan Ln LSSPP APP AAAMMAAI I 10102 2 - H- Hukum Asurukum Asuraansnsi, i, 202006 06 ss.d.d. Ma. Ma rreet t 20201616

16

16

Bab 1: Law and Legal System

Bab 1: Law and Legal System

de

dengangan n menikmenikmati smati suatu premi muatu premi mengengikikaat dirt dirininya ya terterhadhad aap p tertertangtanggung gung untuntukuk membe

membebaba sskannykannya da daarri i kerkerugian ugian karkarena kehilena kehilaangangan, kn, kerugierugiaan, atau ketin, atau ketiaadada aann keuntungan yang diharapkan, yang akan dapat dideritanya karena suatu keuntungan yang diharapkan, yang akan dapat dideritanya karena suatu kej

kejaadian yadian yang tidak pang tidak pa sstiti..

1.28

1.28 UrUraaikikaan n ssaaaat t terjterjaadinya Perjdinya Perjaanjinjiaan n AAssururaansnsi i MMenurut enurut KiKitab undtab undaangng-unda-unda ngng umum Dagang (KUHD (mar 2010 No. 1)

umum Dagang (KUHD (mar 2010 No. 1)  J

 Jawaawababann : :

• Perjanjian pertanggungan diterbitkan setelah ia ditutup; hak-hak danPerjanjian pertanggungan diterbitkan setelah ia ditutup; hak-hak dan

kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari penanggung dan tertanggung kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari penanggung dan tertanggung mul

mulaai bei berrlaku slaku semenjak saaemenjak saat itt itu, bau, ba hkhkaan sn sebebelum poelum polilissnya dnya d ititaandanda tangtangaanini (pasal 257 ayat 1 KUHD)

(pasal 257 ayat 1 KUHD)

• Untuk membuktikan hal ditutupnya perjanjian tersebut, diperlukanUntuk membuktikan hal ditutupnya perjanjian tersebut, diperlukan

pe

pembuktimbuktiaan den denganga n n tultulisisaan (pan (passaal l 25258 8 KUKUHD)HD)

• KehendaKehenda k pak parra a pihak hapihak harrus us terterlilihat dhat daallaam pom poliliss •

• Bila tidak, pihak yang dirugikan harus menggunakan lembaga hukumBila tidak, pihak yang dirugikan harus menggunakan lembaga hukum

rectication. Biasanya bila tertanggung menilai ada kesalahan pada rectication. Biasanya bila tertanggung menilai ada kesalahan pada s

saaaat pet penynyususunan punan p olioliss, ia , ia miminta nta pepenangnanggung gung melakukmelakukaan korn korekseksi dei dengangann menge

mengeluluaarrkan pkan poliolis s baba rru au a tau tau endendorsorsement..ement..

• Bila penanggung menolak, tertanggung bisa mengajukan permohonanBila penanggung menolak, tertanggung bisa mengajukan permohonan

pada hakim agar hakim memerintahkan rectication tersebut. pada hakim agar hakim memerintahkan rectication tersebut.

• Bila di pengadilan terbukti kehendak para pihak tidak terlihat dalamBila di pengadilan terbukti kehendak para pihak tidak terlihat dalam

polis,

polis, hakim hakim akan akan memerintahkan memerintahkan recticationrectication

1.29

1.29  J J elaselaskkan pengean penge rrtitianan daluwarsadaluwarsa  J

 Jaawabwabanan : :

Suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu Suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang (pasal 1946 KUHPer).

yang ditentukan oleh undang-undang (pasal 1946 KUHPer). Da

Dassaar hukr hukumnya umnya : B: Baab b VII paVII pa ssaal 1l 194946 s6 s//d d 191993 93 BBuku IV KUuku IV KUHPerHPer Daluwarsa mesti dibedakan dengan:

Daluwarsa mesti dibedakan dengan: a.

a. PPelepelepasan asan hakhak : hilangnya hak, bukan karena lewatnya waktu, tetapi: hilangnya hak, bukan karena lewatnya waktu, tetapi karena sikap atau tindakan seseorang yang menunjukkan bahwa ia karena sikap atau tindakan seseorang yang menunjukkan bahwa ia sudah tidak akan mempergunakan sesuatu hak. Misal : orang yang sudah tidak akan mempergunakan sesuatu hak. Misal : orang yang membeli barang yang ternyata mengandung cacat tersembunyi, jika membeli barang yang ternyata mengandung cacat tersembunyi, jika ia tidak mengembalikan barang itu, ia kehilangan hak untuk menuntut ia tidak mengembalikan barang itu, ia kehilangan hak untuk menuntut ga

ga nti nti rrugi daugi da rri pei penjnjualual a.

a. DDecechheanceance e :: UU ada kalanya memberikan hak hanya untuk suatuUU ada kalanya memberikan hak hanya untuk suatu wa

waktktu teru tertentu, biltentu, bila a hak tihak tidada k digunakan k digunakan dada lam jangka lam jangka wawaktktu teru terssebebut,ut, ha

hak itu gk itu guguugurr. . MMisisaal : hak recl : hak rec lame lame 30 30 haharri (pai (pa ssaal 1l 114145 K5 KUHUHPePerr). Ha). Harrusus diperhatikan hakim meskipun tidak diminta

(19)

d

disisususun oun oleh: Afrileh: Afriaanto Budi Purnomo, nto Budi Purnomo, SSS S MMM M - www- www.Aka.Akadede miAsmiAsururaansnsi.ori.orgg

17

17

Bab 1: Law and Legal System

Bab 1: Law and Legal System

1.30

1.30 UraikanUraikan j janangkgka a wwakakttu u dadalluuwwararssaa  J

 Jawaawababann : : Da

Daluwarsluwarsa a untuk muntuk mempemperoleh eroleh hahak mik mililik : 3k : 30 tahun0 tahun

Daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu tuntutan : 30 tahun Daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu tuntutan : 30 tahun

Beberapa macam penagihan yang biasanya dalam waktu yang singkat Beberapa macam penagihan yang biasanya dalam waktu yang singkat s

sudauda h h dimidimintakan pentakan pembamba yaryaraan, n, dada luluwawarrssa leba lebih ih pependendek, k, mimissaalnlnya:ya:

• rrekening ekening dodoktkter : 2 er : 2 tahuntahun •

• rekening toko tentang penjualan barang untuk keperluan sehari-hari :rekening toko tentang penjualan barang untuk keperluan sehari-hari :

5 t 5 taahunhun

1.31

1.31 SSebebutkutkaan 5(n 5(lilima) mama) ma ccaamm alaalat buktt buktii : :  J  Jawaawababann : : 1 1 suratsurat 2 2 sasaksiksi 3 3 PersangkaanPersangkaan 4 4 PengakuanPengakuan 5 5 SumpahSumpah 1.32

1.32 Uraikan pengertian Perbuatan Melawan Hukum menurut Hukum PerdataUraikan pengertian Perbuatan Melawan Hukum menurut Hukum Perdata Indo

Indonesinesiaa. (M. (Maar 2r 200006 no 2)6 no 2)  J

 Jawaawababan yn yaang ding dissarankarankanan : :

Perbuatan Melawan Hukum menurut Hukum Perdata Indonesia Perbuatan Melawan Hukum menurut Hukum Perdata Indonesia

Perbuatan melanggar hukum adalah suatu perbuatan yang secara Perbuatan melanggar hukum adalah suatu perbuatan yang secara melangg

melangg aar hukr hukum um menimmenimbulkbulkaan kn keruerugian kepagian kepa da da orang lain.orang lain.

Orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum tersebut wajib Orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum tersebut wajib mengganti kerugian yang diderita oleh orang yang menderita atau yang mengganti kerugian yang diderita oleh orang yang menderita atau yang meng

mengaalami kerulami kerugiagian (korban (korban). (Pan). (Passaal 1l 136365 K5 KUUH PerdaH Perdatata). (B). (Bobobot 50%ot 50%))

Setiap orang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang Setiap orang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang timbul karena disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang timbul karena kelalaiannya serta oleh perbuatan orang-orang dan harta benda yang kelalaiannya serta oleh perbuatan orang-orang dan harta benda yang berada dibawah pengawasannya. (Pasal 1366 – 1367 KUH Perdata) . (Bobot berada dibawah pengawasannya. (Pasal 1366 – 1367 KUH Perdata) . (Bobot 50%)

50%) C

(20)

S

Soaoa l-Jl-J aawawa b Ujib Ujiaan Ln LSSPP APP AAAMMAAI I 10102 2 - H- Hukum Asurukum Asuraansnsi, i, 202006 06 ss.d.d. Ma. Ma rreet t 20201616

18

18

Bab 2:

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

Pengawasan Pemerintah

BAB II

BAB II

P

P

E

E

NG

NG

A

A

W

W

A

A

S

S

A

A

N

N

P

P

E

E

MER

MER

IN

IN

T

T

A

A

H

H

1.1

1.1 UrUraaikikaan pn pengengertertian pian pengengelola elola sstatuter ytatuter yaang ng diadiatur tur dada lam UU No.4lam UU No.400//2020114 (S4 (Sepeptt 2015, No. 3)

2015, No. 3)  J

 Jaawabwaban yan yang dang diissarankarankan :an : Peng

Pengelola Selola Statuter tatuter aadada lah Pihlah Pihaak yk yaang dng dititunjunjuk uk oleh Ooleh O tortoriitas tas JJ aassa a KeuangaKeuanga nn untuk mengambil alih kepengurusan Perusahaan Asuransi, Perusahaan untuk mengambil alih kepengurusan Perusahaan Asuransi, Perusahaan A

Assururaansnsi Si Syariyariaah, ph, peruserusaahahaaan rean rea ssururaansnsi, ai, atau tau peperrususaahahaaan rean rea ssururaansnsi si syariyariaah.h.

1.2

1.2  J J elaselaskkan 5 an 5 (l(liima) ma) tutugagas s pengelolpengelola sa statutatuter ter dadarri i perperususahaahaan peran perasasururansansiian yan yangang d

diatur daiatur dalam UU No.40lam UU No.40//20201414. . (S(Seeppt 20t 201515, No, No. 13). 13)  J

 Jaawabwaban yan yang dang diissarankarankan :an : Peng

Pengelola Selola Statuter tatuter yang telah ditetapyang telah ditetapkan oleh Otorikan oleh Otoritas tas JJ aassa Keuaa Keuanganga nn mempunyai tugas:

mempunyai tugas: a.

a. menymenyelamatkelamatkan kan kekayaaekayaa n n dadan/n/ataatau u kkumumpulan pulan dada na pesna peserertata Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah;

reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah; b.

b. mengendamengenda lliikkan dan man dan mengeengellola kola kegiataegiatan n ususaha daaha da rri i PerPerususahaahaanan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah sesuai dengan Undang-Undang ini; perusahaan reasuransi syariah sesuai dengan Undang-Undang ini; c

c. . menyumenyussun un langkah-langkalangkah-langkah h aapapa bilbila a PeruPerussaahaahaa n n AsuAsurraansnsi, i, PeruPerussaahaahaa nn Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah tersebut masih dapat diselamatkan;

syariah tersebut masih dapat diselamatkan; d.

d. mengamenga jujukan kan ususululaan n aagaga r r OOtortorititaas s JJ aassa Ka Keuaeuangangan n mencmenc aabut but izizinin usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah apabila perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah apabila perusahaan ter

terssebebut diniut dinilai tilai tidada k dak dapapa t dist diselamaelama tktkaan; dan; dann e.

(21)

d

disisususun oun oleh: Afrileh: Afriaanto Budi Purnomo, nto Budi Purnomo, SSS S MMM M - www- www.Aka.Akadede miAsmiAsururaansnsi.ori.orgg

19

19

Bab 2:

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

Pengawasan Pemerintah

1.3

1.3 UrUraaikikaan pn pengengertiertiaan an assururaansnsi mii mikrkro. o. (S(Seeppt 20t 201515, No, No . 4). 4)  J

 Jaawabwaban yan yang dang diissarankarankan :an :

Asuransi mikro adalah produk asuransi yang diperuntukkan bagi masyarakat Asuransi mikro adalah produk asuransi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sederhana tur dan administrasinya, mudah berpenghasilan rendah yang sederhana tur dan administrasinya, mudah didapat, ekonomis harganya serta segera dalam penyelesaian pemberian didapat, ekonomis harganya serta segera dalam penyelesaian pemberian santunannya. Dalam grand desain asuransi mikro Indonesia, masyarakat santunannya. Dalam grand desain asuransi mikro Indonesia, masyarakat berpenghasilan rendah didenisikan sebagai masyarakat dengan penghasilan berpenghasilan rendah didenisikan sebagai masyarakat dengan penghasilan pe

per r bulabulan tin tidada k lk lebebih daih darri Ri Rp p 22,5 ,5 jutjutaa..

Karakteristik asuransi mikro adalah SMES. SMES yang dimaksud adalah Karakteristik asuransi mikro adalah SMES. SMES yang dimaksud adalah s

sedederherhaana, na, mudamudah dh diidada papa t, ekonomi dat, ekonomi da n sn segegera. Aera. Assururaansnsi mii mikkrro o menyediakanmenyediakan perlindungan dasar atas risiko keuangan yang dihadapi masyarakat perlindungan dasar atas risiko keuangan yang dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah. Asuransi ini juga dapat diperoleh di lingkungan berpenghasilan rendah. Asuransi ini juga dapat diperoleh di lingkungan ma

massyarakayarakat umum st umum sepeperti erti kantor pokantor poss, pe, pe gaga dada ian, miniian, minimamarrket daket da n sn supeuperrmamarrket.ket. Premi juga harus terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan Premi juga harus terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan pros

proses pees pembamba yaran yaran klklaaim harus im harus ssegegera era ddililaakukukan kan sseteetelah lah terjterjaadinya dinya rrisisikiko.o. Asuransi mikro dapat disediakan oleh perusahaan asuransi berbadan hukum Asuransi mikro dapat disediakan oleh perusahaan asuransi berbadan hukum In

Indodonesnesia yang ia yang teltelaah mempeh memperroleh izoleh izin uin ussaaha ha dada rri OJi OJ K. K. BBebeberapa erapa peperrususaahaahaa nn a

assururaansnsi pun di pun daapapa t melakukt melakukaan kern kerjasjasaama ma untuk untuk menyedmenyediakan piakan p rrododuk asuk asururaansnsii bersama.

bersama.

1.4

1.4 UraikanUraikan kebebasan tertanggungkebebasan tertanggung b bereriikkut pengecut pengec ualiualiannyannya a dadallam am penutupenutupapann a

assururaansnsi i ssebebaagaga imimaana diatur na diatur dada lamlam UU UU NoNo. 40 T. 40 Taahun 2014hun 2014  tentang Usaha  tentang Usaha Perasuransian. (Mar 2007 No. 4, Sept 2008 No. 5, Sept 2009 No. 4; Maret 2013 Perasuransian. (Mar 2007 No. 4, Sept 2008 No. 5, Sept 2009 No. 4; Maret 2013 No. 1)

No. 1)*diperbaharui*diperbaharui

 J

 Jaawabwaban yan yang dang diissarankarankan :an :

Kebebasan tertanggung dalam penutupan asuransi menurut

Kebebasan tertanggung dalam penutupan asuransi menurut UUUU No.

No. 40 40 TTaahun hun 2012014 4 papasal sal 2424: Setiap orang / tertanggung mempunyai: Setiap orang / tertanggung mempunyai kebebasan untuk memilih penanggung (perusahaan asuransi), hal ini berarti kebebasan untuk memilih penanggung (perusahaan asuransi), hal ini berarti tidak boleh ada pemaksaan terhadap seseorang untuk mengasuransikan tidak boleh ada pemaksaan terhadap seseorang untuk mengasuransikan k

kepepaada da peruperussahaahaan an (pena(penanggung) ternggung) tertenttentu.u.

1.5

1.5 UraikanUraikan FFree cree c hoice hoice of inof inssururer er  dalam dalam UU UU NoNo. . 40 T40 Taahun 2014hun 2014 (Okt 2010 No. 8) (Okt 2010 No. 8) *diperbaharui

*diperbaharui

 J

(22)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

20

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

1.6 Uraikan pengertian azas kebebasan memilih dalam Undang-undang No. 40 tahun 2014 tentang usaha perasuransian. (Sept 2014 No. 4) *diperbaharui  J awaban : lihat diatas

1.7 Uraikan pengertian asas yang dianut oleh UU No. 40/2014 berkaitan dengan penutupan asuransi. (Sept 2015, No. 2)

 J awaban : Pasal 24

(1) Penutupan asuransi atas Objek Asuransi harus didasarkan pada asas kebebasan memilihPerusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah. (2) Penutupan Objek Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan dengan memperhatikan daya tampung Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan rea suransi syariah di da lam negeri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penutupan Objek Asuransi sebaga imana dimaksud pa da ayat (2) diatur da lam Peraturan Otoritas J asa Keuangan.

1.8 Berkaitan dengan objek Asuransi (Okt 2010 No. 11) *diperbaharui

a. Uraikan pengertian obyek asuransi menurut Undang-undang No. 40 tahun 2014

b.  J elaskan ketentuan penutupan objek  asuransi  yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992

 J awaban :

a lihat jawa ba n 2.1

b Objek asuransi di Indonesia hanya dapat diasuransikan pada perusahaa n Asuransi yang menda pa tkan izin usaha dari Menteri, Kecuali da lam hal :

1.  Tida k ada Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi di Indonesia, Baik sendiri maupun bersama-sama, yang memiliki kemampuan menahan risiko asuransi dari objek yang bersangkutan, atau

2.  Tida k ada perusahaan Asuransi yang bersedia melakukan penutupan asuransi a tas objec t yang be rsangkutan

(23)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

21

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

3. Pemilik objek asuransi yang bersangkutan bukan warganegara Indonesia atau bukan badan hokum Indonesia

1.9 Uraikan pengertian Otoritas J asa Keuangan (OJ K) (Maret 2013, No. 6; Maret 2014, No. 6; Sept 2015, No. 6)

 J awaban :

• Otoritas J asa Keuanga n adalah lemba ga nega ra yang dibentuk

berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

• Otoritas J asa Keuanga n, yang selanjutnya disingkat O J K, adalah lembaga

yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, da n penyidikan.

• OJ K didirikan untuk mengga ntikan pe ran Bapepa m-LK.

1.10 Uraikan fungsi Otoritas J asa Keuangan (OJ K) (April 2015, No. 6)  J awaban :

 TUJ UAN

Otoritas J asa Keuangan (OJ K) dibentuk dengan tujuan aga r keseluruhan kegiatan di da lam sektor jasa keuanga n:

•  Terselenggara sec ara teratur, adil, transparan, da n akuntabel,

• Ma mpu mewujudkan sistem keuanga n yang tumbuh sec ara berkelanjutan da n stabil, da n

• Ma mpu melindungi kepentingan konsumen da n masyarakat. FUNGSI

Otoritas Jasa Keuangan (OJ K) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

 TUGAS

Otoritas J asa Keuangan (OJ K) mempunyai tugas melakukan penga turan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, da n sektor IKNB.

(24)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

22

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

1.11 Berkaitan dengan Otoritas J asa Keuangan (OJ K), jelaskan: (sept 2015 No. 11) a. Tujuan pembentukan;

b. Fungsi;

c. Tiga kegiatan jasa keuanga n yang menjadi obyek tugas, da ri OJ K.  J awaban :

a. Tujuan pembentukan;

Otoritas J asa Keuangan (OJ K) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di da lam sektor jasa keuangan:

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,

2. Ma mpu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh sec ara berkelanjutan da n stabil, da n

3. Ma mpu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. b. Fungsi;

Otoritas J asa Keuangan (OJ K) mempunyai fungsi menyelengga rakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

c. Tiga kegiatan jasa keuangan yang menjadi obyek tugas, dari OJ K. Otoritas J asa Keuangan (OJ K) mempunyai tugas melakukan pengaturan da n penga wasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor:

- Perbankan, - Pasar Moda l, - sektor IKNB.

Note: Silakan pelajari da ri web site ojk: http://www.ojk.go.id/

1.12 Uraikan 4 (empat) Badan hukum perusahaan Asuransi yang diatur dalam undang-undang No 40 Tahun 2014 (sep t 2009 No. 5) *diperbaharui

 J awaban :

(25)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

23

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

hukum yang diperbolehkan perseroan terbatas atau koperasi. Apabila perusahaa n itu milik negara, bentuk hukumnya ada lah perseroan terba tas da n sering disebut perusahaan perseroan (persero)

2. Perusahaan asuransi jiwa, bisa berbentuk perseroan terbatas, atau koperasi, atau usaha bersama (mutual)

3. Perusahaan broker dan perusahaan adjuster , badan hukum yang diperbolehkan perseroan terba tas atau koperasi

4. Perusaha an konsultan aktuaria da n ag en asuransi , boleh perseroan terbatas atau koperasi, atau perorangan

1.13 Uraikan 4 (empat) penyedia jasa bagi perusahaan perasuransian yang diatur dalam UU No.40/2014. (sept 2015, No . 8)

 J awaban :

Profesi penyedia jasa bagi Perusahaan Perasuransian terdiri atas: a. konsultan aktuaria;

b. a kuntan publik; c. penilai; dan

d. profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Otoritas J asa Keuangan. a. Perusahaan Konsultan Aktuaria

Perusahaan Konsultan Aktuaria adalah perusahaan yang memberikan jasa konsultasi aktuaria kepada perusahaan asuransi dan dana pensiun dalam rangka pembentukan dan pengelolaan suatu program asuransi dan atau program pensiun.

Perusahaa n Konsultan Aktuaria memberikan jasa yang mencakup antara lain konsultasi tentang ha l-hal yang berkaitan dengan analisis da n penghitungan cadangan, penyusunan laporan akturia, penilaian kemungkinan terjadinya risiko dan perancangan produk asuransi jiwa.

b. akuntan publik;

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik (lihat di bawah) di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.

(26)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

24

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

c. penilai;

Perusahaa n Penilai Kerugian Asuransi adalah perusahaa n yang memberikan  jasa penilaian terhadap kerugian atas kehilanga n atau kerusakan pa da

obyek asuransi yang dipertanggungkan.

1.14 Uraikan Perbedaan Badan Usaha Perasuransian Yang berbentuk izin usaha Asuransi dengan Izin Usaha Pendukung Usaha A suransi (Okt 2010 No. 3)

 J awaban : lihat diatas

1.15 Uraikan 2 (dua) macam usaha perasuransian (Sep 2006 No. 5)  J awaban :

1. Perusahaan asuransi kerugian

2. Perusahaan asuransi jiwa Uraian lihat diatas

1.16 Sebutkan 15 (lima belas) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin usaha perasuransian dari Otoritas J asa Keuangan (persyaratan OJ K) sebaga imana diatur dalam UU No.40/2014. (April 2015 No.12, Sep t 2015, No. 14)

 J awaban yang disarankan:

(1) Setiap Pihak yang melakukan Usaha Perasuransian wajib terlebih da hulu menda pa t izin usaha dari Otoritas J asa Keuangan.

(2) Untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipenuhi persyaratan mengenai:

a. anggaran da sar; b. susunan organisasi; c. modal disetor; d. Dana J aminan; e. kepemilikan;

f. kelayakan da n kepatutan pemegang saham da n Pengenda li;

(27)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

25

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c, dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaa n, da n auditor internal;

h. tenaga ahli;

i. kelayakan renc ana kerja;

 j. kelayakan sistem manajemen risiko; k. produk yang akan dipa sarkan;

l. perikatan dengan pihak teraliasi apabila ada dan kebijakan pengalihan sebagian fungsi dalam penyelengga raan usaha;

m. infrastruktur penyiapan da n penyampaian laporan kepada O toritas  J asa Keuangan;

n. konrmasi dan otoritas pengawas di negara anal pihak asing, dalam hal terdapat penyertaan langsung pihak asing; dan

o. hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha yang sehat.

(3) Persyaratan izin usaha sebaga imana dimaksud pa da ayat (2) diberlakukan sesuai dengan jenis usaha yang akan dijalankan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Otoritas J asa Keuangan.

1.17 Uraikan pengertian pemegang saham Pengendali dalam perusahaan asuransi Indonesia (Mar 2016 No.4)

 J awaban yang disarankan:

Berdasarkan Peraturan OJ K Nomor 4/POJ K 5/2013, pa sal 1 nomor 9, Pemegang Saham Pengendali adalah orang perseorangan, badan hukum, dan/atau kelompok usaha yang:

a. memiliki saham atau modal pa da Pe rusahaa n Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, atau Perusahaan Penjaminan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan da n mempunyai hak suara; atau

b. memiliki saham atau modal pa da Perusahaa n Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, atau Perusahaan Penjaminan kurang dari 25% (dua puluh lima perseratus) dari jumlah saham yang dikeluarkan da n mempunyai hak suara namun yang bersangkutan dapa t dibuktikan telah melakukan pengendalian pada Perusahaan Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, atau Perusahaan Penjaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(28)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

26

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

1.18  J elaskan 6 (enam) persyaratan untuk mendapatkan ijin usaha perusahaan asuransi sebaga imana diatur da lam Peraturan Pemerintah (PP) No. 63/1999. (Mar 2006 No.14)

 J awaban yang disarankan:

6 (enam) persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat ijin usaha asuransi kerugian menurut PP No . 63 Tahun 1999 (Bobot masing-ma sing 16.6%) 1. Anggaran Dasar perusahaan yang telah mendapat pengesahan dari

instansi yang berwenang.

2. Susunan organisasida n kepengurusan perusahaan yang mengga mbarkan pemisahan fungsi dan uraian tugas.

3. Tenaga ahli yang memiliki kualikasi, sesuai dengan bidang usahanya. 4. Perjanjian kerjasama dengan pihak asing, dalam hal terda pat penyertaan

langsung oleh pihak asing.

5. Spesikasi program asuransi yang akan dipasarkan beserta program rea suransinya ba gi perusahaan asuransi.

6. Program retrosesibagi perusahaan reasuransi.

1.19 Berkaitan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 81 tahun 2008, jelaskan : (Mar 2009 No. 11, Sept 2009 No. 11)

a. Hal utama yang diatur da lam PP No. 81/2008.

b. Dampak dari PP No.81/2008 terhadap perusahaan asuransi umum (kerugian).

 J awaban yang disarankan : PP No 81 tahun 2008

a. Hal utama yang diatur adalah pengunduran jadwal (tenggat waktu) pemenuhan persyaratan permodalan (modal sendiri / equity) dari perusahaan asuransi umum (kerugian) dan perusahaan asuransi jiwa yang sebelumnya diatur dalam PP NO. 39 tahun 2008.

Pengunduran jadwal pemenuhan peningkatan permoda lan tersebut adalah sebagai berikut:

Besarnya modal sendiri Berdasarkan PP 39/ 2008 Berdasarkan PP 81/ 2008

Rp. 40 M 31-12-2008 31-12-2010

Rp. 70 M 31-12-2009 31-12-2012

Rp. 100 M 31-12-2010 31-12-2014

(29)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.Akade miAsuransi.org

27

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

o Perusahaan asuransi umum yang belum memenuhi persyaratan permodalan minimum tersebut diberikan waktu yang lebih lama untuk memenuhi persyaratan modal minimum.

o Beberapa perusahaan asuransi umum anggota AAUI terhindar dari ancaman pencabutan ijin usaha pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009, karena tidak dapat menambah / meningkatkan modal sendiri.

1.20  J elaskan 3(tiga) hal da ri peraturan pemerintah (PP) no. 39 tahun 2008 yang memberatkan ba gi seba gian besar perusahaan (pengusaha loc al) asuransi umum Indonesia (Sept 2008 No. 10)

 J awaban : lihat diatas

1.21  J elaskan ketentuan pe modalan bagi perusahaan a suransi umum (kerugian) sebagaimana diatur dalam Peraturan pemerintah (PP) 81 tahun 2008 (Mar 2010 No. 9)

 J awaban : lihat diatas

1.22  J elaskan ketentuan syarat tenaga ahli ba gi: (Mar 2007 No.14) a. Perusahaan asuransi kerugian

b. Cabang perusahaan asuransi kerugian c. Pialang Asuransi

d. Pialang Rea suransi  J awaban yang disarankan :

Ketentuan / Syarat Tenaga Ahli ba gi:

a. Perusahaan Asuransi Kerugian (Bobot masing-masing 6,25%)

1) Memiliki kualikasi sebagai Ahli Manajemen Asuransi Kerugian dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) atau dari asosiasi sejenis dari luar negeri setelah terlebih da hulu memperoleh penga kuan dari AAMAI.

2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pengelolaan risiko sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

3)  Tida k sedang dalam pengenaa n sanksi da ri asosiasi profesinya.

4)  Terda ftar sebagai tenaga ahli asuransi kerugian di Direktorat J enderal Lembaga Keuangan.

b. Cabang Perusahaan Asuransi Kerugian (Bobot masing-masing 8,33%) 1) Memiliki kualikasi sebagai Ajun Ahli Manajemen Asuransi Kerugian

(30)

Soa l-J awa b Ujian LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, 2006 s.d. Ma ret 2016

28

Bab 2: Pengawasan Pemerintah

dari AA MAI a tau da ri asosiasi sejenis dari luar negeri Setelah terlebih da hulu memperoleh pengakuan da ri AAMAI

2) Memiliki pengalaman kerja dalam bida ng pengelolaa n risiko sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

3) Tidak sedang dalam pengena an sanksi dari asosiasi profesinya. c. Pialang Asuransi (Bobot 25%)

Ahli pialang asuransi bersertikat dari Asosiasi Broker Asuransi Indonesia (ABAI) atau Ajun Ahli Manajemen Asuransi Kerugian bersertikat dari AAMAI atau dari asosiasi sejenis di luar negeri yang telah mendapa t pengakuan da ri ABAI atau AAM AI.

d. Pialang Reasuransi (Bobot 25%)

Ahli asuransi bersertikat dari AAMAI atau dari asosiasi sejenis di luar negeri yang telah mendap at pe ngakuan dari AAMAI

1.23  J elaskan ketentuan syarat tenaga ahli da lam pembukaan: (Sept 2013 No. 6 ) a. Kantor cabang

b. Kantor pemasaran

suatu perusahaan asuransi umum yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaannya.

 J awaban yang disarankan : a. Kantor cabang: lihat atas b. Kantor pemasaran

Kantor pemasaran tidak diwajibkan adanya tenaga ahli. Kantor ini berfungsi sebagai kantor Pemasaran yang membantu pelayanan informasi kepada masyarakat pemegang polis atau tertanggung.

1.15 Uraikan perbedaan kantor cabang dengan kantor perwakilan (pemasaran) dilihat da ri persyaratan tenaga ahli da n operasional yang bo leh dilakukan (Mar 2009 No. 2; Sept 2013 No. 6).

 J awaban yang disarankan :

Perbeda an kantor cabang da n kantor perwakilan / pemasaran perusahaan asuransi. Dari segi persyaratan tenaga ahli ba hwa untuk pendirian / pembukaan cabang harus ada minimal tenaga Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK), sedangkan untuk pembukaan kantor pemasaran tida k ada persyaratan tenaga ahli.

Dari segi operasional, kantor cabang dapat melakukan berbagai kegiatan mulai dari pemasaran produk, underwriting, akseptasi risiko da n pena nga nan/ penyelesaian klaim. Sedangkan kantor pemasaran hanya boleh melakukan kegiatan pemasaran

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa rata-rata pengeluaran darah pada responden yang dilakukan tindakan pijat endorphin sebesar 53,67 dengan standar deviasi 17,369, sedang- kan pada responden yang

dengan membuat pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjawab dan/ atau meminta mahasiswa tertentu untuk menjawab. Menyampaikan umpan- balik mengenai

PT Asuransi Takaful Keluarga juga merupakan reasuransi dari entitas asuransi Syariah.. 2) Peserta adalah peserta asuransi (pemegang polis) atau perusahaan asuransi dalam

1).Responsibilitas (tanggung jawab) adalah eksekusi terhadap tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. perawat yang selalu bertanggung jawab dalam

meneruskan bentuk lama, Ukiran masih sangat kurang, bila ada ukiran hanya ukiran tempel yang dibeli di pasar, Belum ada perajin yang terampil mengukir, tidak ada perajin

Pembuatan usaha produk paving block dengan menggunakan limbah fly ash batubara ini mempunyai target untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen dalam

Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan leksikal, kesalahan gramatikal serta mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh mahasiswa dalam