• Tidak ada hasil yang ditemukan

d. Evaluasi Hasil Belajar

Dalam dokumen BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN (Halaman 33-37)

Evaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif keputusan.

Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data (Purwanto, 1992).

Informasi atau data yang dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan, dalam konteks ini tujuan pembelajaran.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976),

merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan tentang ketercapaian tujuan pengajaran.

Wrighstone (dalam Purwanto, 1992), mengemukakan bahwa evaluasi ialah penafsiran terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan oleh Parnel (Purwanto, 1984), bahwa pengukuran merupakan langkah awal pengajaran.

Tanpa pengukuran tidak akan terjadi penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpanbalik. Tanpa umpanbalik tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.

Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat:

e. Mengetahui apakah pembelajar mampu menguasai materi yang telah diajarkan,

f. Apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan,

g. Apakah mereka telah memiliki keterampilan berbahasa,

h. Mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan

2. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

a.

Tujuan Umum

Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah:

1) Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.

2) Untuk menghimpunbahan keterangan (data) yang dijadikan sebagai bukti mengenai tarap kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan selama jangka waktu tertentu.

b.

Tujuan Tujuan Khusus

Penilaian dalam pembelajaran Chittenden (1994), mengemukakan (assessment

purpose) adalah “keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up”.

1)

Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelaj aran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

2)

Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.

3)

Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.

4)

Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

3. Fungsi Evaluasi Pembelajaran

a.

Fungsi Umum Evaluasi Pembelajaran

Pada dasar evaluasi atau penilaian yang dilakukan terhadap proses

belajar-mengajar pada umumnya berfungsi:

1)

Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan

pelajaran yang seharusnya dikuasai oleh para siswa. Dengan perkataan lain dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.

2)

Untuk mengetahui keefektifan proses belajar-mengajar yang telah dilakukan oleh guru.

Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki usahanya, yakni tindakan mengajar berikutnya.

Scriven (1967), membedakan fungsi evaluasi menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Keu fungsi-fungsi tersebut, antara lain

1) Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan.

2) Fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan. Fungsi ini baru dapat dilaksanakan jika pengembangan program pembelajaran telah dianggap selesai.

Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung kepada dari sudut mana melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, menurut Arifin (2012: 24-25), fungsi evaluasi adalah:

1)

Secara Psikologis

Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hinggamana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peserta didik adalah manusia yang belum dewasa. Mereka masih mempunyai sikap dan moral yang heteronom, membutuhkan pendapat orang-orang dewasa (seperti orang tua dan guru) sebagai pedoman baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu.

Dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, mereka pada umumnya tidak berpegang kepada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu kepada norma-norma yang berasal dari luar dirinya.

Dalam pembelajaran, mereka perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan.

2)

Secara Sosiologis

Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti peserta didik dapat berkomunikasi

dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya. Lebih jauh dari itu, peserta didik diharapkan dapat membina dan mengembangkan semua potensi yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu, materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3)

Secara Didaktis-Metodis

Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya. Lebih terperinci dari segi itu, evaluasi berfungsi:

i. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah ia termasuk anak

yang pandai, sedang atau kurang pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga. Untuk itu orang tua perlu mengetahui kemajuan peserta didik dalam menentukan langkahlangkah selanjutnya.

ii. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program

pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap siap (fisik dan non-fisik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan. Sebaliknya, jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program pendidikan tersebut jangan dulu diberikan, karena akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.

iii. Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka

menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Melalui evaluasi, akan dapat mengetahui potensi peserta didik, sehingga dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Begitu juga tentang kenaikan kelas. Jika peserta didik belum menguasai kompetensi yang ditentukan, maka peserta didik tersebut jangan dinaikkan ke kelas berikutnya atau yang lebih tinggi. Kegagalan ini merupakan hasil keputusan evaluasi, karena itu Anda perlu mengadakan bimbingan yang lebih profesional.

4)

Secara Administratif

Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada:

(a) orang tua,

(b) pejabat pemerintah yang berwenang, (c) kepala sekolah,

(e) peserta didik itu sendiri.

Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan.

b.

Fungsi Khusus Evaluasi Pembelajaran

Apabila fungsi evaluasi pembelajaran juga dimaknai tes. Stanley (Oemar Hamalik (1989: 6), mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang

dikategorikan ke dalam tiga fungsi yang saling berinterelasi, yakni “fungsi instruksional,

fungsi administratif, dan fungsi bimbingan”.

1) Fungsi Intruksional

Fungsi Intruksional dalam tes, meliputi:

(a)

Proses konstruksi suatu tes merangsang untuk menjelaskan dan

merumuskan kembali tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) yang bermakna.

(b)

Suatu tes akan memberikan umpan balik kepada guru. Umpan balik yang

bersumber dari hasil tes akan membantu

(c)

Tes-tes yang dikonstruksi secara cermat dapat memotivasi peserta didik

melakukan kegiatan belajar. Pada umumnya setiap peserta didik ingin berhasil dengan baik dalam setiap tes yang ditempuhnya, bahkan ingin lebih baik dari teman-teman sekelasnya. Keinginan ini akan mendorongnya belajar lebih baik dan teliti. Artinya, ia akan bertarung dengan waktu guna menguasai materi pelajaran yang akan dievaluasi itu.

(d)

Ulangan adalah alat yang bermakna dalam rangka penguasaan atau

pemantapan belajar (overlearning). Ulangan ini dilaksanakan dalam bentuk

review, latihan, pengembangan keterampilan dan konsep-konsep.

Pemantapan, penguasaan dan pengembangan ingatan (retention) akan lebih baik jika dilakukan ulangan secara periodik dan kontinu. Kendatipun peserta didik dapat menjawab semua pertanyaan dalam tes, tetapi ulangan ini tetap besar manfaatnya, karena penguasaan materi pelajaran akan bertambah mantap.

2) Fungsi Administratif

Fungsi Administratifdalam tes, meliputi:

(a)

Tes

Dalam dokumen BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN (Halaman 33-37)