• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Dasar Tujuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar 5. Kerangka Tujuan Pendidikan

Dalam dokumen BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN (Halaman 61-65)

KERANGKA DASAR DAN RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN

E. Kerangka Dasar Tujuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar 5. Kerangka Tujuan Pendidikan

Merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Tujuan pendidikan dibagi menjadi

beberapa domain (ranah, kawasan), setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam

pembagian yanglebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Kerangka tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

P

a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro (1959), yaitu: cipta, rasa, dan karsa.

Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah

kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan

“pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki.

Tujuan penyajian ke dalam bentuk sistem klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran.

6. Prinsip-Prinsip Dasar Merumuskan Taksonomi Bloom

Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom. Bloom dan Krathwohl (1956), menggunakan empat prinsip-prinsip dasar dalam merumuskan taksonomi, antara lain:

a.

Prinsip Metodologi

Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.

b.

Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang

c.

Prinsip Logis

Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai. Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H. Hill dan D.R Krathwohl, yang kemudian di dukung oleh Ralp W. Tyler. Bloom (1959), merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada tiga tingkatan:

1) Kategori tingkah laku yang masih verbal 2) Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan

3) Tingkah laku konkrit yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.

Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge), 2) Pemahaman (comprehension), 3) Aplikasi (apply), 4) Analisis (analysis), 5) Sintesis (synthesis), 6) Evaluasi (evaluation).

Maka Anderson dan Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu, proses dan isi/jenis.

Menurut Benyamin S.Bloom, dkk (1956), hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu:

1) Kognitif, 2) Afektif dan 3) Psikomotor.

Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak.

7. Struktur Original Taksonomi Bloom (sebelum di revisi)

Struktur dari original taksonomi Bloom (sebelum di revisi), meliputi:

a.

Ranah Kognitif

Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, (1956), bahwa segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.

Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang meliputi enam tingkatan:

1)

Pengetahuan (Knowledge), yang disebut C1

Menekan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.

2)

Pemahaman (Comprehension), yang disebut C2

Tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu.

Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlumenghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.

3)

Penerapan (Aplication), yang disebut C3

Kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan

pemahaman mereka berkenaan dengan sebuahabstraksi matematika melalui

penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu.

4)

Analisis (Analysis), yang disebut C4

Kemampuan untuk memilah sebuah informasi ke dalam komponen-komponen sedemikan hingga hirarki dan keterkaitan anta ride dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas.

5)

Sintesis (Synthesis) , yang disebut C5

Kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan system.

Dalam matematika, sintesis melibatkan pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika untuk mengkreasikannya menjadi struktur matematika yang lain dan berbeda dari yang sebelumnya.

Contoh: memformulakan teorema-teorema matematika dan mengembangkan struktur-struktur matematika.

6)

Evaluasi (Evaluation), yang disebut C6

Kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara, atau metode. Evaluasi dapat memandu seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru,

pemahaman yang lebih baik, penerapan baru dan cara baru yang unik dalam analisis atau sisntesis.

b.

Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya. Bila seseorang memiliki penguasaan kognitif yang tinggi, ciri-ciri belajar efektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Misalnya; perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar; 1) Receiving/attending/menerima/memperhatikan;

2) Responding/menanggapi; 3) Valuing/penilaian;

4) Organization/Organisasi;

5) Characterization by a value or value complex/karakteristik nilai atau internalisasi nilai.

Dalam dokumen BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN (Halaman 61-65)