• Tidak ada hasil yang ditemukan

(5) Waktu untuk koreksinya lebih lama dan tidak dapat diwakilkan orang lain

Dalam dokumen BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN (Halaman 137-141)

2)

Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay.

Macam-macam tes objektif:

1) Tes benar-salah (true- false)

2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)

3) Tes menjodohkan (matching test)

4) Tes isian (completion test)

Kebaikan tes objektif:

1)

Lebih mewakili bahan ajar karena soalnya lebih banyak

2)

Lebih mudah dan cepat cara membacanya karena terdapat jawabannya sudah

disediakan, tinggal memilih saja

3)

Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain

4)

Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

Kelemahan tes objektif:

1)

Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essai

2)

Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali

saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi

3)

Banyak kesempatan untuk main untung-untungan

2. Teknik Bukan Tes (Non tes)

Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar.

Para guru disekolah pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada bukan tes mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.

Berikut ini penjelasan dari alat bukan tes atau nontes:

(a) Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin. (b) Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan

yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi:

1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:

a) Kusioner Langsung

b) Kuesioner Tidak Lansung

2) Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas: a) Kuesioner Tertutup

b) Kuesioner Terbuka

T. Alat Ukur, Skala Pengukuran, dan Sumber Data Pengukuran

1. Alat Penilaian Hasil Belajar

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes).

a.

Test

Tes bisa terdiri atas:

1) Tes lisan (menuntut jawaban secara lisan),

2) Tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan

3) Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).

Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang disusun dalam bentuk esai atau uraian.

Tes hasil belajar ada yang sudah dibakukan (standardized test), ada pula yang dibuat guru, yaitu tes yang tidak baku.

Pada umumnya penilaian hasil belajar di sekolah menggunakan tes buatan guru untuk semua bidang studi/mata pelajaran.

1) Tes baku, sekalipun lebih baik dari pada tes buatan guru, masih sangat langka sebab membuat tes baku memerlukan beberapa kali percobaan dan analisis dari segi reliabilitas dan validitasnya.

2) Tes sebagai alat penilaian hasil belajar ada yang mengutamakan kecepatan (speed

tests) dan ada pula yang mengutamakan kekuatan (power test).

3) Tes objektif pada umumnya termasuk speed tes sebab jumlah pertanyaan cukup

banyak waktunya relatif terbatas, sedangkan tes esai termasuk power test sebab jumlah

pertanyaan sedikit waktunya relatif lama.

Dilihat dari objek yang dinilai atau penyajian tes ada yang bersifat individual dan ada tes yang bersifat kelompok.

b.

Bukan Test

Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup: - observasi, - kuesioner, - wawancara, - skala penilaian, - sosiometri, - studi kasus, dll.

2. Skala Pengukuran Hasil Belajar

Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Skala pengukuran hasil belajar dapat dibentuk sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Setiap guru mempunyai skala penilaian tersendiri untuk menilai siswanya agar guru, siswa, maupun wali murid mengetahui seberapa jauh perkembangan pendidikan anak didiknya.

Skala pengukuran biasanya dipakai untuk mengukur obyek yang tidak dapat dilakukan dengan memakai ujian uraian ataupun ujian obyektif seperti karya tulis dan karya penelitian.

Skala pengukuran ini dipakai melalui pengamatan terstruktur. Sebelumnya pengamatan dalam rangka penyusunan alat pengukur dilakukan ditetapkan terlebih dahulu ciri-ciri prosedur atau hasil yang dianggap standard, dan dipilih ciri-ciri yang perlu dan dapat diukur. Ciri-ciri ini kemudian dituangkan kedalam daftar cek atau skala ukuran.

Skala dibagi menjadi dua, yaitu:

a.

Skala Penilaian

Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalu pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu katagori yang bermakna nilai.

b.

Skala Sikap

Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.

1)

Daftar Cocok (Cheklist)

Daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat) dimana

responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah

disediakan.

2)

Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga jenis observasi yakni:

1) Observasi Langsung

2) Observasi Dengan Alat (Tidak Langsung)

3) Observasi Partisipasi

b.

Sosiometri

Sosiometri adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya, terutama hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya.

Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menugaskan kepada semua siswa dikelas tersebut untuk memilih satu atau dua temannya yang paling dekat atau paling akrab.

Usahakan dalam kesempatan memilih tersebut agar tidak ada siswa yang berusaha melakukan kompromi untuk saling memilih supaya pilihan tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya. Tuliskan nama pilihan tersebut pada kertas kecil, kemudian digulung dan dikumpulkan oleh guru.

Setelah seluruhnya terkumpul, guru mengolahnya dengan dua cara. Cara pertama melukiskan alur-alur pilihan dari setiap siswa dalam bentuk sosiogram sehingga terlihat hubungan antar siswa berdasarkan pilihannya. Cara kedua adalah memberi skor kepada pilihan siswa.

3. Sumber data untuk Pengukuran Hasil Prmbelajaran

Sumber data untuk pengukuran hasil pembelajaran yaitu:

a. Berasal dari catatan guru/pendidik yang selalu mengamati;

b. Perkembangan belajar siswa/peserta didik selama proses belajar mengajar;

c.

Sikap dari peserta didik tersebut selama belajar di sekolah.

Maka dari itu Guru diwajibkan untuk mengetahui perkembangan siswanya agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar.

Karena dengan mengetahui kemampuan setiap siswa, maka guru dapat menentukan cara pembeljaran yang efektif sesuai dengan tingkat kemampuan siswa/peserta didik.

a.

Penilaian dan Motivasi Belajar Siswa

Motivasi tingkat individu, terdapat komponen penting dari belajar dan penting

Dalam dokumen BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN (Halaman 137-141)