• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Istilah yang Biasa Digunakan pada Pernikahan Adat Batak

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 110-113)

B. Maningkir tangga

2) Juhut Mangan /namargoar

4.4 Daftar Istilah yang Biasa Digunakan pada Pernikahan Adat Batak

Adat na gok ;pelaksanaan adat secara penuh dan lengkap

Ale-ale ;sihal-sihal, teman, satu pekerjaan, sepermainan, senasib atau seperjuangan, tidak menduduki salah satu dari Dalihan na Tolu.

Arsik ;Masakan khas Batak Toba (Ikan mas diberi bumbu khusus dan dimasak/ direbus secara utuh sampai kering)

Boru ; anak perempuan. Budaya Batak Toba mendefenisikan bahwa yang termasuk golongan boru adalah suami anak perempuan berikut anak-anaknya; orang tua suaminya berikut dongan sabutuha borunya.

Untuk pihak boru, kita wajib elek / membujuk dan mengayomi. Boru adalah pelaksana utama yang wajib mempersiapkan suatu pesta adat atau ulaon di tempat hula-hula.

Boru suhut ;boru paling dekat kekerabatannya dengan orang tua laki-laki pemilik pesta.

Parboru ;pemilik anak perempuan; hulahula Namboru ;saudara perempuan dari ayah Amangboru ;suami namboru

Bere ;keponakan, anak saudara perempuan dari seorang saudara laki-laki. Dalihan na Tolu;Tungku yang Tiga, pembagian kekerabatan masyarakat Batak Toba

dalam tiga kelompok utama yaitu; hulahula, dongan sabutuha, boru.

Dekke ;ikan mas

DNT ;singkatan dari Dalihan na Tolu

Dongan sabutuha; dongan tubu, kawan lahir, teman satu perut, atau lahir dari rahim yang sama. Masyarakat Batak Toba membuatnya kedalam lingkup yang lebih luas yaitu; orang yang memiliki marga yang sama (kerabat semarga). Sebagai teman semarga, saling membantu, seia-sekata dan sepenanggungan karena merasa sebagai saudara kandung.

Dongan sahuta ;teman sekampung, warga sekampung Habatahon ;adat dan budaya Batak asli

Horja ;kerja, pesta adat Horong ;robongan/ pihak

Hulahula ;pemberi anak gadis/ dara, pihak yang memberi pengantin perempuan, dongan subutuha orang tua pengantin perempuan merupakan hula-hula bagi pengantin laki-laki. Kelompok hulahula juga termasuk kelompok tulang/ paman.

Semua pihak wajib ‘somba’ atau menghormati hulahula. Hula adalah sumber ‘pasu-pasu’/ berkat.

Huta ;kampung, desa

Ihan ;ikan khas Batak, yang biasanya hidup dan berkembang biak disungai besar yang memiliki air jernih dan belum terkena polusi. Belakangan karena sungai telah banyak yang terkena polusi, ihan sudah jarang ditemukan dan disinyalir populasinya sudah sangat sedikit.

Manjomput parbue ;mengambil sejumput beras dari piring yang telah disiapkan (cukup dipegang di lima ujung jari) lalu menaruhnya di atas kepala (bagian usar-usar) umumnya dilakukan sebanyak 3 X, sebagai ucapan selamat. Marga ;kelompok kekerabatan yang eksogam dan unilinear baik secara

matrilineal maupun patrilineal, klaim, fam, pada suku Batak sifatnya patrilineal (garis keturunan Bapak)

Mangain ;mengadopsi; manampe marga (sebutan untuk mangain anak laki-laki), marboruhon (sebutan untuk mangain anak perempuan)

Mangalua ; maiturun/ kawin lari

Mangupa ;mendoakan dengan disertai memberi makanan tertentu sesuai ketentuan adat yang berlaku.

Mangulahon ;melaksanakan, mengerjakan

Marpudun saut’ ;marhata sinamot, mengikat janji untuk menikah dihadapan khalayak dan orang tua kedua belah pihak.

Namargoar ;potongan/potongan khusus dari hewan yang digunakan. Namargoar harus diberikan kepada orang yang berhak sesuai dengan aturan yang berlaku pada adat Batak.

Napuran/ debban; sirih yang sudah dilengkapi dengan “hapur” (kapur pelengkap makan sirih) beserta daun gambir.

Napuran sattappuk; satu /sehelai daun sirih yang telah diramu dengan ‘kapur’ pelengkap daun sirih dan daun gambir.

Pariban ;anak tulang yang perempuan, pernikahan yang dianjurkan dalam adat Batak Toba adalah pernikahan dengan pariban atau yang disebut dengan kawin pariban ‘marpariban’

Kakak/ adik anak perempuan yang telah menikah secara adat. Paranak ;pemilik anak laki-laki, (orang tua) calon mempelai laki-laki

Parbegu ;kepercayaan akan kekuatan benda-benda tertentu yang ‘dianggap’ memiliki kekuatan magis.

Parhobas ;pihak yang mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan pesta.

Parhundulan ;tempat duduk, posisi dan kedudukan menurut adat Parsinabung ;parhata, protokol, pembawa acara

Pada acara adat Batak Toba ada aturan yang jelas tentang parsinabung, yaitu harus merupakan saudara semarga pemilik pesta dan sampai saat ini belum ditemukan ‘parsinabung’ perempuan.

Pasu-pasu ;berkat

Pinahan ;peliharaan yang sudah diolah sedemikian rupa dan siap dihidangkan, (daging babi atau kambing, domba, kerbau, sapi) tergantung kesepakatan serta agama dan kepercayaan pihak-pihak yang akan melaksanakan pesta adat.

Ihur ni pinahan; bagian pinggul, paha atas sampai ekor dari hewan yang disembelih, telah dimasak dan diolah sedemikian rupa namun wujud aslinya tetap terlihat. Biasanya disajikan untuk menghormati pihak hula-hula.

Poda ;nasihat

Raja ;sebutan kehormatan untuk menyapa peserta adat dalam adat Batak Toba, menurut adat Batak Toba semua orang (laki-laki) adalah Raja dan perempuan adalah Boru ni Raja.

Raja adat; pihak yang benar-benar faham akan adat dan umumnya mewakili kedudukan sebagai bagian dari DNT (Dalihan na Tolu)

Sinamot ;Tuhor, Mahar, diberikan oleh keluarga calon pengantin laki-laki kepada orang tua calon mempelai wanita. Pembayaran perkawinan atau emas kawin dalam bentuk uang, benda, dan kekayaan. Pembicaraan tentang berapa besarnya sinamot telah dibicarakan sebelum pesta perkawinan dilangsungkan.

Suhut ;pemilik pesta, tuan rumah Tarombo ;silsilah keluarga

Tor-tor ;tarian yang dilakukan dalam setiap upacara adat, dengan iringan alat musik yang disebut gondang

Trinitas ;tiga dalam satu, satu dalam tiga

Ugamo ;agama

Tudu-tudu ni sipanganon; makan yang diberikan dengan ketentuan khusus dan tujuan khusus. Misalnya kalau ikan mas jumlahnya harus ganjil dan umumnya berwarna kuning.

Tulang ;paman, saudara laki-laki ibu. Tuhor ni boru ;mahar anak perempuan/ anak gadis

Unjuk ; marunjuk, sebutan untuk pesta adat pernikahan secara penuh

Ulos ;adalah selembar kain yang ditenun sebagai kerajinan oleh wanita dengan berbagai pola dan aturan-aturan, ciri khas kebudayaan Batak Toba tradisional berwujud kebudayaan artefaks (konkrit).

ulos parompa; ulos yang berfungsi sebagai alat untuk menggendong, biasanya diberikan sebagai gift kepada orang tua yang memiliki bayi yang baru lahir.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 110-113)