• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian...71 Lampiran 2. Panduan Pertanyaan ...74 Lampiran 3. Uji StatistikChi-Square...76 Lampiran 4. Sketsa Lokasi Penelitian...87

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk ini terus bertambah setiap tahunnya. Sebagai gambaran, tingkat kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 108 jiwa per kilometer persegi, jumlah ini meningkat menjadi 116 orang per kilometer persegi pada tahun 2005 (Data BPS, 2005).

Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas pembangunan dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya permintaan akan lahan. Permintaan akan lahan tersebut terus bertambah, sementara lahan yang tersedia jumlahnya terbatas. Hal inilah yang mendorong terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian.

Konversi lahan dapat diartikan sebagai perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri (Utomo dkk, 1992).

Konversi lahan pada dasarnya dapat dilakukan sendiri oleh petani atau oleh pihak lain seperti swasta dan pemerintah. Konversi lahan yang dilakukan oleh petani misalnya adalah dengan mengubah lahan sawah miliknya menjadi rumah pribadi. Konversi lahan seperti ini biasanya meliputi area yang relatif sempit. Konversi lahan yang dilakukan oleh swasta atau investor biasanya digunakan untuk kegiatan pembangunan yang bersifat non-pertanian seperti kawasan industri, kawasan perumahan dan lain sebagainya yang tentu saja memerlukan area yang relatif luas. Sedangkan konversi lahan yang dilakukan oleh pemerintah misalnya adalah pembangunan sarana umum seperti jembatan, sekolah

dan lain lain. Hal ini membuktikan bahwa kepentingan atas tanah atau lahan tidak terbatas di kalangan petani saja, tetapi juga melibatkan stakeholder seperti pemerintah dan swasta.

Konversi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya. Menurut statistika BPS (1989) setiap tahun kita kehilangan sampai sekitar 10.000 hektar sawah yang berpengairan.1 Tahun 2008, luas lahan pertanian yang tersisa di Indonesia adalah sebesar 7,7 juta hektar dengan laju konversi 110.000 hektar sawah per tahun.2 Konversi lahan pada dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada kenyataannya konversi lahan menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang masih produktif.

Berbagai peraturan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk membatasi terjadinya fenomena alih fungsi lahan, namun upaya ini tidak banyak berhasil karena adanya kemudahan untuk merubah kondisi fisik lahan sawah, peraturan yang bertujuan untuk mengendalikan konversi lahan secara umum hanya bersifat himbauan dan tidak dilengkapi sanksi yang jelas, serta ijin konversi merupakan keputusan kolektif sehingga sulit ditelusuri pihak mana yang bertanggung jawab atas pemberian ijin konversi lahan (Irawan et al., 2000)3

Lahan pertanian dapat memberikan manfaat baik dari segi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Oleh karena itu, semakin sempitnya lahan pertanian akibat konversi akan mempengaruhi segi ekonomi, sosial dan lingkungan tersebut. Jika fenomena konversi lahan pertanian ke non-pertanian terus terjadi secara tak terkendali, maka hal ini akan menjadi ancaman tidak hanya bagi petani dan lingkungan, tetapi hal ini bisa menjadi masalah nasional.

Kelurahan Mulyaharja yang terletak di Kecamatan Bogor Selatan merupakan wilayah yang masih memiliki banyak lahan pertanian yang produktif. Pemandangan pertama yang terlihat saat memasuki wilayah Mulyaharja adalah

1

Sediono M.P. Tjondronegoro. 1998. Keping-Keping Sosiologi dari Pedesaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2

Hermas E. Prabowo.Penyusutan Lahan Isu Utama Ketahanan Pangan.KOMPAS,4 Oktober 2008.http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/04/0145356/penyusutan.lahan.isu.utama.ketahan an.pangan. [diakses tanggal 09 Februari 2010].

3

Fahmuddin Agus. 2004. Konversi dan Hilangnya Multifungsi Lahan Sawah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

puluhan petak sawah yang terhampar luas di samping kiri dan kanan. Belakangan ini luasan lahan pertanian di Kelurahan Mulyaharja semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh semakin maraknya fenomena konversi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan di wilayah tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan taraf hidup rumahtangga petani setelah konversi lahan

1.2 Perumusan Masalah

Lahan merupakan salah satu sumberdaya strategis yang ikut berperan serta dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan lahan pun semakin meningkat yang disebabkan oleh perkembangan jumlah dan aktivitas penduduk.

Berkembangnya kepentingan atas lahan oleh berbagai pihak tentu saja akan berdampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan. Kondisi seperti ini tentu saja akan semakin mendorong terjadinya konversi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian demi terpenuhinya kepentingan-kepentingan yang muncul tersebut.

Pembangunan kawasan perumahan oleh PT X yang dimulai dari tahun 1994 merupakan salah satu bentuk konversi lahan yang terjadi di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja. Pembangunan kawasan perumahan ini terjadi di area persawahan yang produktif dan merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar warga sekitar.

Pembangunan kawasan perumahan ini tentu saja akan menimbulkan perubahan-perubahan tersendiri bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi taraf hidup rumahtangga petani sebelum dan sesudah terjadinya konversi lahan?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis perubahan taraf hidup rumahtangga petani setelah terjadinya konversi lahan.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana yang berguna dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan

2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian mengenai dampak konversi lahan dalam penelitian selanjutnya.

BAB II