FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KONVERSI LAHAN
6.1 Faktor Internal
6.1.3 Tingkat Ketergantungan Terhadap Lahan
Tingkat Ketergantungan akan lahan diduga memepengaruhi tingkat konversi yang dilakukan oleh petani. Dugaan tersebut adalah bahwa semakin tinggi tingkat ketergantungan petani terhadap lahan, maka tingkat konversi akan
semakin rendah. Ketergantungan dikatakan rendah jika petani memiliki usaha lain di luar pertanian dan usaha tersebut menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pada bertani. Ketergantungan dikatakan tinggi jika petani tidak memiliki usaha lain di luar pertanian atau memiliki usaha lain di luar pertanian, namun pendapatan dari usaha lain tersebut lebih kecil dari usaha pertanian.
Tabel 15.Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Ketergantungan Terhadap Lahan dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Bawah.
Konversi
Rendah Tinggi Total
Tingkat Ketergantungan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rendah 1 50 18 94,7 19 90,5
Tinggi 1 50 1 5,3 2 9,5
Total 2 100 19 100 21 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan bawah yang memiliki tingkat ketergantungan rendah terhadap lahan adalah sebesar 90,5 persen, dan yang memiliki ketergantungan tinggi adalah sebesar 9,5 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungan terhadap lahannya rendah, dan 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya tinggi. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 94,7 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya rendah, dan 5,3 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,04 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 (α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang nyata antara tingkat ketergantungan terhadap lahan pertanian dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani lapisan bawah. Hal ini diperkuat dengan pernyatan Bapak E dari petani lapisan bawah:
“saya mah ga bisa kerja yang lain selain tani, lagian saya mah sekolah SD juga ngga tamat. Makanya saya ga ngejual semua lahan, kalo saya jual semua mah nanti saya mau kerja apa. Uang hasil jual sebagian lahan juga saya pake buat beli tanah lagi di luar kampung.”
Tabel 16. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Ketergantungan Terhadap Lahan dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Menengah.
Konversi
Rendah Tinggi Total
Tingkat Ketergantungan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rendah 1 100 3 75 4 80
Tinggi 0 0 1 25 1 20
Total 1 100 4 100 5 100
Tabel 16 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan menengah yang memiliki tingkat ketergantungan terhadap lahan rendah adalah sebesar 80 persen, dan yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi adalah sebesar 20 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, hanya dilakukan oleh rumahtangga petani yang memiliki tingkat ketergantungan rendah, yaitu sebesar 100 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya rendah, dan 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,576 yang nilainya
lebih besar dari 0,05 (α = 0,05). Analisis menolak dugaan bahwa ada hubungan
antara tingkat ketergantungan terhadap lahan dengan tingkat konversi pada petani lapisan menengah.
Tabel 17. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Ketergantungan Terhadap Lahan dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Atas.
Konversi
Rendah Tinggi Total
Tingkat Ketergantungan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rendah 1 25 4 80 5 55,6
Tinggi 3 75 1 20 4 44,4
Total 4 100 5 100 9 100
Tabel 17 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan atas yang memiliki tingkat ketergantungan rendah terhadap lahan adalah sebesar 55,6 persen, dan yang memiliki ketergantungan tinggi adalah sebesar 44,4 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungan
terhadap lahannya rendah, dan 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya tinggi. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 80 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya rendah, dan 20 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat ketergantungannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,099 yang nilainya
lebih besar dari 0,05 (α = 0,05). Analisis menolak dugaan bahwa tingkat ketergantungan terhadapa lahan pertanian memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat konversi lahan pada petani lapisan atas. Berikut pernyataan Bapak M dari petani lapisan atas:
“ Selain tani, saya punya toko neng. Walaupun usaha saya ga cuma tani, tapi saya cuma ngejual lahan sedikit, soalnya lumayanlah buat nambah-nambah penghasilan.”
6.1.4 Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan diduga mempengaruhi tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani. Diduga bahwa semakin rendah tingkat pendidikan, maka tingkat konversi lahan akan semakin tinggi.
Tabel 18. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Bawah.
Konversi
Rendah Tinggi Total
Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rendah 2 100 18 94,7 20 95,2
Tinggi 0 0 1 5,3 1 4,8
Total 2 100 19 100 21 100
Tabel 18 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan bawah yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah sebesar 95,2 persen, dan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi adalah sebesar 4,8 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, hanya dilakukan oleh rumahtangga petani yang memiliki tingkat pendidikan rendah, yaitu sebesar 100 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 94,7 persen berasal dari rumahtangga
petani yang tingkat pendidikannya rendah, dan 5,3 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,740 yang nilainya
lebih besar dar 0,05 (α= 0,05). Analisis menolak dugaan bahwa ada hubungan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat konversi lahan pada petani lapisan bawah.
Tabel 19. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Menengah.
Konversi
Rendah Tinggi Total
Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rendah 1 100 3 75 4 80
Tinggi 0 0 1 25 1 20
Total 1 100 4 100 5 100
Tabel 19 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan menengah yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah sebesar 80 persen, dan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi adalah sebesar 20 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, hanya dilakukan oleh rumahtangga petani yang memiliki tingkat pendidikan rendah, yaitu sebesar 100 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya rendah, dan 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,576 yang nilainya
lebih besar dari 0,05 (α = 0,05). Analisis menolak dugaan bahwa ada hubungan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat konversi pada petani lapisan menengah.
Tabel 20. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Atas.
Konversi
Rendah Tinggi Total
Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rendah 2 50 4 80 6 66,7
Tinggi 2 50 1 20 3 33,3
Tabel 20 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan atas yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah sebesar 66,7 persen, dan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi adalah sebesar 33,3 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya rendah, dan 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya tinggi. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 80 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya rendah, dan 20 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendidikannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,343 yang
nilainya lebih besar dari 0,05 (α = 0,05). Analisis menolak dugaan bahwa tingkat
pendidikan memiliki hubungan dengan tingkat konversi lahan pada petani lapisan atas.