• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Grafika

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru. Dkk. Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP. Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Asmani, Jamal Ma’mur. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Jogjakarta: Diva Press, 2012.

Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1999.

Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku Pasal 1 Ayat 5. Jakarta. 2008

Dinas Pertanian Kota Tangerang 2008. “Produktivitas dan Produksi Tanaman

Pangan dan Sayuran Kota Tangerang Tahun 2007”,

http://www.tangerangkota.go.id/mobile, 24 Juli 2014a.

---. “Profil Ekonomi, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan, 2007”, http://www.tangerangkota.go.id/mobile, 24 Mei 2014b. Dziva, Daimond., and V. Mpofu, L.P. Kusure. Teacher Comception of Indigenous

Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe. Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011.

Echols, John M. dan Hassan Shadiky. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Herimanto dan Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2011.

Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Thamrin Hidayat. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Irianto,Yoyon Bahtiar. Kebijakan Pembaruan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Insturmen B1Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, http://puskurbuk.net/web13/, 2 Agustus, 2014

Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Banten. Jakarta. 2010.

Kota Tangerang dalam angka 2012, “ Luas Panen Tanaman Pangan di Kota Tangerang 2007-2011”, http://tangerangkota.go.id, 30 Juli 2014.

Kurniawati, Ika. “Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar”,

http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id. 2 Januari 2015

Letak Geografis Kota Tangerang, Tersedia

http://www.tangerangkota.go.id/geografi, 2 Agustus 2014.

Maharani, Asri “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Live with Protists sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi untuk SMA/MA” Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2014. Tidak Dipublikasikan

Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2011.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta. 2013.

Menteri Pendidikan Nasional. Penilaian Buku Non Teks Pelajaran, (http://puskurbuk.net/web13/). 4 Agustus 2014.

Muchtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif kualitatif. Jakarta: GP Press Group, 2013.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press, 2008.

Mungmachon, Miss Roikhwanphu, Knowledge and Local Wisdom: Community Treasure, Journal for Ubon Ratchathani University Thailand, Vol. 2 No. 13, 2012.

NA, Suci Rizki, dkk., Desain pembelajaran Elektrokimia Menggunakan Konteks Keris Sebagai Kearifan Lokal Indonesia untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, Jurnal Penelitian pada Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI, Vol.1 No.1, 2013.

Nashir, Haedar. Pendidikan Karakter berbasis Agama dan Budaya. Yogyakarta :Multi Presendo, 2013.

Nuraeni, dan Muhammad Alfan. Study Budaya di Indonesia. Bandung : CV Pustaka Setia,2013.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, http://mgb.trisakti.ac.id, 24 Agustus 2014.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, http://www.telkomuniversity.ac.id 9 Januari 2015. Prasetyo, Zuhdan Kun. “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, Makalah

Disampaikan pada Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika, Surakarta:14 September 2013.

Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2013.

Purnomo, Sarah Hanifa “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014. Tidak dipublikasikan.

Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2010.

Saebani, Beni Ahmad. Pengantar Antropologi. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012 Santoso, Elha. Kamus Praktis Moderen Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka

Dua, TT.

Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Sudarmin dan Rayandra Asyhar. Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional

menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional. Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2011.

Suhardjono. Menyusun Bahan Ajar Agar Tujuan Perkuliahan Tercapai dengan Lebih Menyenangkan. http://suhardjono.lecture.ub.ac.id. 21 Agustus 2014. Sukmadinata, dan Nana Syaodih . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

100 Topik : Analisis kebutuhan sekolah Nara Sumber : Dra. Aas Yistasni

Waktu : pagi hari

Tempat : SMAN 13 Tangerang

Pertanyaan

1. Dalam proses pembelajaran, bahan ajar apa saja yang digunakan? 2. Bagaimana frekuensi bahan ajar yang digunakan?

3. Tugas apa yang biasanya diberikan kepada siswa agar siswa dapat mengembangkan pengetahuannya?

4. Perlu atau tidak kah pengenalan kearifan lokal kepada siswa dalam proses pembelajaran kimia

5. Pernahkah dalam proses pembelajaran atau praktikum menggunakan bahan-bahan, zat atau metode yang menggambarkan kearifan lokal?

6. Adakah buku suplemen yang telah digunakan selama proses pembelajaran atau tugas siswa?

7. Bagaimana pandangan anda mengenai buku suplemen, apakah dibutuhkan atau tidak?

8. Bagaimana pendapat anda mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal kota Tangerang?

9. Apa yang seharusnya tertulis dalam buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang?

10.Apa yang diharapkan dari adanya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang

104

sekolah dari uang BOS dan jika ada siswa yang ingin membeli buku paket dengan penerbit yang berbeda juga diperbolehkan. Untuk buku kurikulum 2013 belum masuk ke sekolah, namun untuk saat ini sekolah dapat menggunakan buku kurikulum 2013 yang berbentuk soft file

2. Frekuensi bahan ajar Kimia yang digunakan dalam bentuk buku paket cukup sering dibandingkan dengan buku LKS, karena sering terjadi salah cetakan pada lembar LKS. Namun walaupun demikian LKS masih tetap digunakan untuk penambahan soal-soal yang bisa diselesaikan siswa.

3. Untuk menambah pengetahuan siswa, biasanya guru memberikan sebuah tugas yang dapat diselesaikan siswa dengan cara membaca referensi dari buku atau internet, namun siswa lebih senang mencari lewat internet dikarenakan kemajuan jaman dan kemudahan menemukan informasi di internet dibandingkan buku karena kurang ketersedianya buku kimia selain buku paket

4. Pengenalan kearifan lokal kepada siswa melalui pembelajaran kimia sangatlah penting, karena dengan mempelajari kimia berdasarkan kearifan lokal dapat membantu siswa mengembangkan potensi alam atau kebiasaan yang ada didaerahnya

5. Sampai saat ini belum pernah dilakukan proses pembelajaran maupun praktikum menggunakan bahan-bahan yang berbasis kearifan lokal, hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan atau referensi yang mengaitkan kearifan lokal dengan pembelajaran kimia

6. Sampai saat ini pihak sekolah belum pernah menggunakan buku suplemen berbasis kearifan lokal khususnya untuk pembelajaran kimia

7. Buku suplemen dibutuhkan untuk siswa maupun guru, karena dapat mengembangkan pengetahuan siswa dan guru

8. Tersedianya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan pembelajaran siswa, karena selain dapat menggunakan bahan-bahan yang tersedia di kota Tangerang, buku tersebut juga bisa meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kota Tangerang

9. Diharapkan didalam buku suplemen kimia selain membahas materi juga terdapat cara atau mengelolah potensi daerah dalam proses kimia dengan bahan dan metode yang tidak sulit, dan juga diharapkan agar buku tersebut memiliki bahasa yang sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami siswa

10.Dengan danya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal diharapkan dapat mengembangkan potensi daerah , menambah pengetahuan siswa dan dapat mempermudah siswa dalam belajar.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa masih minimnya penggunaan dan ketersediaan buku penunjang selain buku paket dan LKS, terutama buku suplemen berbasis kearifan lokal sehingga dalam pembelajaran kimia di sekolah, siswa dan guru kurang mengaitkan pembelajaran dengan kearifan lokal. Buku suplemen kimia dibutuhkan bagi siswa dan guru agar pembelajaran kimia yang dilaksanakan disekolah dapat diaplikasikan langsung dan diharapkan juga mampu menjaga dan mengembangkan potensi daerah yang ada di Kota Tangerang.

Lampiran 2

Dokumen terkait