• Tidak ada hasil yang ditemukan

dengan Beberapa Masyarakat Kota Tangerang

Topik : kebiasaan masyarakat Kota Tangerang Nara Sumber : Nur Hasanah

Waktu : pagi hari

Tempat : pelataran rumah responden Hasil wawancara

Kearifan Lokal Kota Tangerang

Wawancara ini dilakukan pada beberapa ibu-ibu rumah tangga disekitar kediaman rumah dengan tujuan untuk menanyakan kearifan lokal Kota Tangerang berkaitan dengan kehidupan/kebiasaan masyarakat Kota Tangerang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan alasan agar suasana wawancara lebih nyaman. Sebelum melakuka wawancara, peneliti melakukan analisisa kearifan lokal Kota Tangerang melalui dokumen-dokumen yang diperoleh dari Internet, sehingga pada proses wawancara ini responden akan diberikan pertanyaan yang sesuai dengan analisis dokumen yang dilakukan sebelumnya.

Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan :

Adakah kebiasaan atau tradisi masyarakat kota Tangerang tanaman yang banyak dijumpai di kota Tangerang.penanaman suatu tanaman?

Responden berfokus menjelaskan satu kearifan lokal yang ada di kota Tangerang yaitu singkong, responden merasa tertarik menjelaskan singkong karena singkong sangat dengan mudah ditemukan di Kota Tangerang, baik perkebunannya maupun penjualnya, bahkan beliau juga menuturkan bahwa terdapat banyak masyarakat kota

94

untuk pengolahnannya singkong dapat dikonsumsi dengan cara dierbus atau digoreng, bahkan terdapat banyak makanan yang diolah dengan bahan dasar singkong yaitu misro, combro, timus, gatet, orog-orog dan tiwul.

Kemudian responden menjelaskan salah satu makanan olahan singkong yaitu gatet. Responden menjelaskan kenapa singkong dijadikan gatet karena singkong yang diolah menjadi gatet memiliki rasa yang jauh lebih legit dibandingkan dengan dikonsumsi dengan cara biasa (langsung direbus atau dikukus). Gatet juga bisa meminimalisir rasa pahit pada singkong, namun juga bisa menambah rasa pahit dari singkong tersebut. Hal ini bergantung dengan proses yang dilakukan selama membuatnya. Mengenai cara pengolahan gatet, responden mengajukan satu nama untuk di wawancara menjadi responden ke dua.

Pertanyaan 2:

Adakah kebiasaan masyarakat kota Tangerang dalam mendirikan bangunan serta pernikahan?

Jawaban :

Dalam mendirikan rumah masyarakat kota Tangerang tidak memiliki hal-hal khusus yang unik untuk dilakukan, semua dilakukan sama seperti masyarakat kota lainnya. Namun dalam pernikahan terdapat beberapa tradisi seperti dalam menangkal hujan masyarakat kota Tangerang masih sering menggunakan pawang hujan yang melakukan beberapa hal dalam menangkal hujan, agar proses pernikahan berjalan dengan baik.

Pertanyaan 3:

Benarkah dalam memasak daging, masyarakat Kota Tangerang menggunakan nanas atau daun papaya? (pertanyaan ini diajukan karena peneliti pernah melihat beberapa masyarakat terutama ibu-ibu yang menggunakan kedua bahan tersebut dalam memasak saat memasak daging di beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitry

Jawaban :

Responden membenakan pertanyaan tersebut dengan alasan jika kedua bahan tersebut digunakan dalam memasak daging, maka daging akan menjadi empuk. Pertanyaan 4:

Apa mata pencarian masyarakat kota Tangerang pada umumnya? Jawaban:

Responden menjelaskan pada umumnya masyarakat kota Tangerang bermata pencaharian beragam, ada yang bekerja di dinas pemerintahan, tukang ojek dan petani. Mengenai petani responden juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa kebiasaan mayarakat kota Tangerang dalam mengatasi buah yang belum masak. Masyarakat kota Tangerang akan melakukan pemberian karbit kepada buah yang belum masak, bahkan jaman dahulu kakek dan orang tua responden lebih suka memasakan buah dengan cara di empos, untuk proses pengemposan responden pertama menyarankan untuk menanyakannya kepada responden ke 2

Pertanyaan 5:

Adakah cara tradisional yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati suatu penyakit?

Jawab :

Terdapat beberapa cara tradisional dalam mengobati penyakit, masyrakat biasanya menggunakan daun dadap untuk mengobati kembung dan panas, selain itu juga bawang merah dan jahe sering digunakan untuk mengatasi panas pada anak.

Laporan Hasil Wawancara

Topik : kebiasaan masyarakat Kota Tangerang Nara Sumber : Nani, Tuti Alawiyah, Choirudin Waktu : siang hari

Tempat : pelataran rumah responden Hasil wawancara

Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang

Wawancara ini dilakukan pada beberapa ibu-ibu rumah tangga disekitar kediaman rumah dengan tujuan untuk menanyakan kearifan lokal Kota Tangerang berkaitan dengan kehidupan/kebiasaan masyarakat Kota Tangerang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan alasan agar suasana wawancara lebih nyaman. Sebelum melakuka wawancara, peneliti melakukan analisisa kearifan lokal Kota Tangerang melalui dokumen-dokumen yang diperoleh dari Internet, sehingga pada proses wawancara ini responden akan diberikan pertanyaan yang sesuai dengan analisis dokumen yang dilakukan sebelumnya.

Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan 1 :

Bagaimana masyarakat kota Tangerang membuat gatet? Jawaban :

Dalam membuat gatet sangatlah sederhana, singkong dikupas kulitnya kemudian di rendam didalam air selama beberapa menit, hal ini bertujuan agar rasa pahit pada singkong dapat berkurang, kemudian singkong yang masih berbentuk gelondongan diikat dengan tali dan dijemur dalam beberapa bulan minimal 1 bulan dan maksimal 3 bulan bergantung jenis singkong. Setelah singkong berubah warna kehitaman, singkong di bilas dengan air, dipotong kecil-kecil dan direbus. Dalam penyajiannya gatet didampingi dengan kelapa parut yang juga sudah diparut sebelumnya.

Pertanyaan 2 :

Bagaimana cara pengemposan dan penggunaan karbit dalam mematangkan buah? Jawaban:

Perbedaan pematangan buah dengan cara pengemposan dan pemberian karbit adalah metode, bahan dan waktu yang dibutuhkan. Pada proses pengemposan tidak membutuhkan waktu yang lama, buah di masukan kedalam sebuah keranjang kemudian ditaburi karbit lalu ditutup rapat dan didiamkan selama beberapa hari. Sedangkan untuk metode pengemposan, menggunakan daun kering, biasanya masyarakat Kota Tangerang menggunakan daun pisang yang telah mongering, kemudian dibuat dua buah lubang, lubang pertama sebagai wadah buah yang hendak dimatangkan sedangkan lubang kedua untuk tempat daun-daun yang kering sebagai sumber asap. Antara lubang yang satu dengan lubang yang lain terdapat penghubung sehingga asap yang terdapat dilubang kedua bia masuk kelubang pertama, metode ini cukup rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun hasil buah matang yang didapatkan lebih baik dan lebih bagus jika dibandingkan dengan pematangan buah pemberian karbit

Lampiran 2

Laporan Hasil Wawancara

Topik : asinan betawi khas daerah Kota Tangerang Nara Sumber : Vian

Waktu : Siang Hari

Tempat : pelataran ruko responden Hasil wawancara

Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang

Wawancara ini dilakukan pada seorang pengusaha asinan betawi yang merupakan generasi kedua setealah orang tuanya. Asinan betawi milik nya ini sudah terkenal hampir diseluruh daerah Kota Tangerang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan alasan agar suasana wawancara lebih nyaman.

Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan :

Apa perbedaan antara asinan sayuran betawi anda dengan asinan bogor, serta adakah bahan-bahan khusus yang digunakan untuk memberikan rasa asin yang khas pada asianan anda?

Jawaban:

Perbedaan antara asinan betawi dan asinan bogor terletak pada bumbunya. Asinan bogor memiliki bumbu yang encer berwarna merah, sedangkan asinan betawi memiliki kuah yang kental dengan penambahan kacang didalamnya. Untuk memberikan rasa asin yang khas pada asianan ini, pembuat menggunakan asam cuka dan garam dengan kadar tertentu yang sesuai dengan resep andalan, selain itu didalam asinan ini juga terdapat sawi asin dimana sawi asin ini di renadam semalam dulu didalam air kemudian dikukus.

Untuk asinan buah, penjual memberitahukan bahwa Asinan buah dapat bertahan dalam jangka waktu satu malam (tanpa Kulkas) dan 3 hari (dengan kulkas), asinan buah yang didiamkan terlebih dahulu memiliki rasa yang lebih enak.

Laporan Hasil Wawancara

Topik : Industri Pembuatan Roti Nara Sumber : Slamet

Waktu : Sore Hari

Tempat : Pelataran Pabrik Roti

Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang

Wawancara ini dilakukan di salah satu industri pembuatan roti di daerah Ciledug Kota Tangerang, pak Slamet adalah Beaker dalam pabrik tersebut, ia yang meracik resep dan mengontrol kualitas roti. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawncara terbuka dan tidak terstruktur dengan maksud membangung suasana yang nyaman.

Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan 1:

Apa nama roti yang bapak kelola ini? Jawaban :

Roti ini memiliki nama Lulu Bakery Pertanyaan 2:

Sudah berapa lama pabrik ini beroperasi? Jawaban:

Pabrik ini sudah beroperasi selama lima tahun, awalnya kami membuka pabrik di daerah Kayu Gede selama tiga tahun dan kami pindah ke daerah Ciledug selama lima tahun belakangan ini

Pertanyaan 3:

Dalam waktu satu hari, berapa banyak roti yang berhasil diproduksi dan terjual, serta bagaimana system distribusinya?

Jawaban :

Biasanya kami memproduksi roti sebanyak 20.000 buah dan terjual habis, kami mendistribusikannya secara mandiri menggunakan beberapa kendaraan yang memang dikhususkan untuk mendistribusikan produk kami, ada yang menggunakan sepeda motor dan mobil untuk mengirim ke daerah cimone.

Pertanyaan 4:

Berapa banyak karyawan yang anda miliki dan bagaimana proses pembuatan roti tersebut?

Jawaban:

Karyawan yang kami miliki sekitar 20 orang karyawan, proses pembuatan roti sama dengan proses pembuatan roti pada, namun pabrik kami tidak sepenuhnya menggunakan mesin, kami mempadukan produksi dengan mesin dan manusia. Dalam proses pengadonan, kami menggunakan mesin pengaduk, namun dalam proses pengembangan dan pengemasan, kami menggunakan tenaga manusia Pertanyaan 5:

Bahan apa saja dan bagaimana proses produksi roti di pabrik ini? Jawaban:

Bahan yang kami gunakan adalah bahan yang umumnya digunakan untuk membuat roti, yaitu terigu, gula, mentega, garam, pengembang dan air. Prosesnya pun tidak ada yang berbeda yaitu melalui tahap pengadonan, pembentukan,

Lampiran 3

Hasil Analisa Study Literatur dan Studi Langsung Kearifan Lokal Kota Tangerang

Berdasarkan hasil studi literatur kearifan lokal Kota Tangerang, diperoleh beberapa hasil seperti dibawah ini :

Tanaman 1. Ubi jalar 2. Ubi kayu 3. Jahe

Makanan khas Kota Tangerang 1. Laksa

2. Asinan Betawi

Berdasarkan hasil studi langsung kearifan lokal Kota Tangerang, diperoleh beberapa hasi dibawah ini

Pengobatan tradisional

1. Penggunaan daun dewa sebagai obat pereda demam 2. Luka menggunakan daun getah pisang, keong dan kencur 3. Pusing menggunakan asam dan bawang merah

Proses memasak

1. Dalam memasak daging, daging direndam dengan nanas atau daun papaya terlebih dahulu

2. Pembuatan misro atau combro, ubi harus di peras dahulu dan sisa hasil perasan di diamkan serta dijadikan tepung tapioca

Kehidupan sosial

1. Penggunaan metode pengemposan dan karbit dalam mematangkan buah 2. Adanya larangan memakan ubi jalar terlalu banyak

3. Telur dapat berdiri pada saat perayaan pen chu Lampiran

Lampiran 4

Analisis Hubungan Kearifan Lokal Kota Tangerang dengan Kimia No Kearifan Lokal Pemahaman

masyarakat Penjelasan ilmiah Materi dalam sekolah Analisis

1 Singkong Ada singkong yang pahit dan tidak Mengandung HCN Asam Basa Pembuatan gatet Titik didih HCN Sifat Koligatif Larutan Pembuatan tepung dari hasil perasan singkong Pendiaman selama semalam menyebabkan pemisahan endapan dan larutan Suspensi 2 Pematangan buah Pemakaian karbit Karbit dapat menghasilkan etuna Hidrokarbon dan minyak bumi Pengemposan mempercepar pematangan buah Pengaruh suhu terhadap proses pematangan Laju reaksi 3 Pengobatan tradisional Penggunaan daun dewa dalam menurunkan panas Didalam daun dewa terdapat senyawa alkaloid dengan fungsi tertentu dan mampu berpindah ke tubuh anak Termokimia 4 Memasak tradisional Penggunaan nanas dalam memasak daging Didalam nanas terdapat enzim bromelin Laju reaksi

5 Ubi jalar Larangan

memakan ubi jalar terlalu banyak karena dapat menyebabkan Senyawa oligo sakarida yang hanya bisa terurai di usus bagian bawah Biomolekul

buang gas 6 Asinan rogtog Asinan

Sayuran memiliki rasa yang khas Dalam proses pembuatannya menggunakan asam cuka Asam basa Asinan buah lebih segar dimakan jika disimpan dalam kurun waktu tertentu Terjadi proses osmosis senyawa didalam buah dengan air kuah asinan Sifat koligatif 7 Telur bisa berdiri pada perayaan pen chu Pada hari-hari tertentu seperti saat perayaan pen chu, telur bisa

dengan mudah berdiri Pergerakan elektron- elektron yang dipengaruhi garis-garis medan magnet bumi dan matahari Struktur atom

Tangerang Selatan, September 2014 Validator

Adi Riyadhi, M.Si NIP. 19780621 200910 1 005

Dokumen terkait