• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

DAFTAR PUSTAKA

Arendt,Hannah. The Human Condition. Chicago : The Chicaco University Press, 1958

Azra, Azyumardi. Menuju Masyarakat Madani. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999, cet. Ke-1.

Bungin, B. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2003.

Bungin, B. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group,2007.

Daya,Burhanuddin. Agama Dialogis; Merenda Dialektika Idealita dan Realita Hubungan Antaragama. Yogyakarta: Mataram-Minang Lintas Budaya,2004. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998

Esposito, Jhon L. Ancaman Islam: Mitos atau Ancaman. Penerj. Alwiyah Abdurahman. Bandung:Mizan,1995, cet. II.

Fatah,Eep Saefulloh. Zaman Kesempatan: Agenda-Agenda Besar Demokratisasi Pasca Orde Baru. Bandung : Mizan, 2000.

Fakih, Mansyur. Masyarakat Sipil Untuk Tranformasi Sosial Pergolakan Ideologi LSM Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995.

Gellner,Ernest. Membangun Masyarakat Sipil Prasyarat Menuju Kebebasan.

Bandung: Mizan, 1995.

Habermas, Jurgen. Toward a Rational Socity. London: Heinemann,1971. Hardiman, F Budi. Menuju Masyarakat Komunikatif; Ilmu, Masyaraakat, Politik dan Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius,2009.

Hardiman, F Hardiman. Demokrasi Deliberatif: Menimbang ‘Negara Hukum’ dan ‘Ruang Publik’ dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius,2009.

Hendropuspito, Sosilogi Sitematik. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Hikam, Muhammad AS. Islam, Demokratisasi dan Pemberdayaan Civil Society. Jakarta: Erlangga,1999.

Hikam, Muhammad AS. Demikrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES,1999, cet ke-2.

Hilmy,Masdar. Islam Profetik; Substansi Nilai-Nilai Agama Dalam Ruang Publik. Yogyakarta: Kanisius,2008.

Hocking, Brain dan Smith, Michael. Politik an Introduction to International Relation. London:Prentice Hall,1995.

Huntington, Samuel P. Jika Peradaban Apa? Paradigma Dunia Paska Perang Dingin, Aslinya If Not Civilization, What? Penerj. Saeful Umam. Jakarta: LSAF dan ICMI, No.2 Vol.V, 1994.

Huwaydi, Fahmi. Demokrasi Oposisi dan Masyarakat Madani: Isu-Isu Besar Politik Islam. Bandung:Mizan,1993.

Ibrahim,Rustam. Strategi Mewujudkan Civil Society. Jakarta: LP3ES,1999. Johannesen, Richard L. Etika Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1996.

Martiam,Najiyah ed., Jalan Dialog Hans Kung dan Perspektif Muslim, Yogyakarta: CRCS, t.t.

Nahrawi, Izzah R, ed. Membangun Masa Depan Ekonomi Indonesia: Sebuah Hasil-Hasil Diskusi Pakar Berseri Tentang Ekonomi Alternatif.

Jakarta:CDCC,2009.

Pratinya, Ahmad Watik. “Pluralisme, Trust dan Dialog” dalam Ahmad Syafii Maarif, dkk. Ethics and Religious Dialogue In a Globalized World . Jakarta: The Habibie Centre,2010.

Rajasa, Sutan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: karya Utama,2002.

Rosyada, Dede, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (Civil Society): Demorasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2003. Ruslani. Masyarakat Kitab dan Dialog Antar Umat Beragama.

Said, Zaim. Secangkir Kopi Max Havelaar: LSM Dan Kebangkitan Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia, 1995.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial. CV. Rajawali: Jakarta,1984

Sirry, Mun’im A. Fiqih Lintas Agama, Membangun Masyarakat Inklusif-pluralis. Jakarta: Paramadina,2004.

Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002

SRS, Herdi. LSM Demokrasi Dan Keadilan Sosial : Catatan Kecil Dari Arena Masyarakat Dan Negara. Jakarta: LP3ES dan YAPPIKA,1999.

Suhelmi,Ahmad. Pemikiran Politik Barat; Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat, dan Kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2007.

Suprayogo, Imam dan Tobrani. Metodelogi Penelitian Sosial-Agama.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2003.

Swidler, Leonard. After the Absolute: The Dialogical Future of Religion Reflection. Philadelpia: Augsburg Fortess,1990.

Misi CDCC. Artikel diakses pada 18 Juni 2010 dari

http://www.cdccfoundation.org

Visi CDCC. Artikel diakses pada 18 Juni 2010 dari

http://www.cdccfoundation.org

Profile CDCC. Artikel diakses pada 18 Juni 2010 dari http://www.cdccfoundation.org

CDCC News. Artikel diakses pada 8 Januari 2010 dari http://www.cdccfoundation.org

Wawancara Pribadi dengan Abdul Mu’ti. Jakarta, 8 September 2010. Wawancara Pribadi dengan Ilham Munzir. Jakarta, 21 November 2010. Wawancara Pribadi dengan Piet Hizbullah Khaidir. 8 Desember 2010. Wawancara Pribadi dengan Theophilus Bela. 1 Januari 2010.

Lampiran I Hasil Wawancara

Nama : Ilham Munzir sebagai staff ahli CDCC

T: Konsep dialog seperti apa yang ditawarkan CDCC dalam upaya pembentukan Civil Society?

J: Diskusi atau Dialog di CDCC di awal waktu membincangkan tentang

clash of civilizition apakah benar-benar terjadi atau hanya halusinasi. Itu semua terjadi akan tetapi tidak seburuk yang diduga dengan cara melakukan kerja sama dan dialog. Konsep dialog di cdcc berusaha menciptakan ruang publik terhadap masyarakat yang berbeda latar belakang baik dari agama, dan kebudayaan guna menghilangkan rasa saling curiga.

T: Isu-isu apa yang diangkat oleh CDCC dalam berdialog?

J: isu-isu yang diangkat yaitu dialog antar agama, dialog mengenai kebudayaan dan dialog berkenaan dengan masalah bangsa seperti ekonomi dan politik.

T: Dalam berdialog CDCC berupaya memberikan mediasi, apa maksud dari kata mediasi bagi CDCC sendiri dalam melakukan dialog?

J: kata mediasi sebagai tempat untuk bertemu dan membincangkan masalah yang sedang dihadapi. Seperti contoh kasus gereja di Bekasi CDCC bersama PGI, KWI dan tokoh-tokoh agama lain. di sini CDCC menjadi penengah dengan mencari jalan tengah dengan cara memediasi wacana pada tingkat elit (tokoh-tokoh agama) dengan tujuan mengurangi ketegangan antar agama.

T: Dalam melakukan kegiatan-kegiatan, CDCC mempunyai sifat, yakni moderat dan terbuka. Apa makna kata moderat dan terbuka bagi CDCC dalam upaya pembentukan Civil Society?

J: kata moderat berarti menciptakan pemahaman agama yang toleran terhadap agama-agama yang ada di dunia ini. Terbuka berarti menghormati terhadap kebudayaan lain.

T: Dialog kebudayaaan seperti apa yang ditawarkan oleh CDCC?

J: dialog kebudayaan yang ditawarkan oleh CDCC adalah dengan berusaha memperkenalkan kebudayaan lain. kegiatan yang dilakukan dengan musikalisasi puisi negara Rusia, setiap event-event internasional selalu memperkenalkan budaya.

T: Siapa saja kah yang diundang oleh CDCC dalam melakukan dialog kebudayaan?

J: disetiap dialog cdcc mengundang para aktivis-aktivis sosial, organisasi kemahasiswaan, tokoh-tokoh agama dan duta besar-duta besar negara luar.

T: Konsep dialog ekonomi seperi apa yang dilakukan CDCC dalam ditawarkan oleh CDCC?

J: konsep dialog ekonomi dengan membincangkan masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi negara ini, dengan menawarkan konsep ekonomi yang sesuai dengan karakter bangsa. membincangkan tentang Baitul Mal wa Tanwil (BMT)

T: Siapa saja yang diundang oleh CDCC dalam melakukan dialog tentang ekonomi?

J: CDCC mengundang pakar-pakar ekonomi untuk membincangkan masalah yang sedang dihadapi.

T: Apa saja yang dihasilkan oleh CDCC dalam melakukan dialog ekonomi?

J: yang dihasilkan dalam dialog ini dengan menerbitkan sebuah buku berkenaan dengan solusi atau jalan keluar dalam menghadapi krisis global. Jalan keluar yang ditawarkan dengan menerapkan ekonomi yang sesuia dengan karakter bangsa, yaitu ekonomi kerakyatan yang berbasis agraris. T: Dialog politik apa yang ditawarkan CDCC dalam upaya pembentukan civil society?

J: membincangkan masalah-masalah bangsa yang bertujuan sebagai kritik terhadap pemerintah, guna mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance)

T: Apa yang sudah dihasilkan oleh CDCC dalam dalam dialog politik? J: dalam melakukan dialog CDCC berusaha menciptakan ukhuwah politik Islam dengan cara bersatu nya partai-partai Islam. Menjelang pemilu CDCC selalu mengadakan diskusi dan dialog untuk mendesak pemerintah guna memberikan hak suara rakyat yang belum terdaftar pada DPT (Daftar Pemilu Tetap) dan sebagai alternatifnya dengan menunjukan KTP. Setelah pemilu CDCC selalu membincangkan pentingnya oposisi. Karena melihat SBY berhasil mengakomodir sebagian partai-partai besar untuk berkoalisi masuk dalam pemerintahan, melihat hal ini CDCC ragu untuk terbentuknya pemerintahan yang baik karena tidak adanya check and balance sehingga sangat buruk terhadap demokrasi

T: Siapa sajakah yang diundang CDCC dalam melakukan dialog politik? J: CDCC mengundang para tokoh-tokoh parpol, aktivis-aktivis, kalangan pemerintahan dan tokoh-tokoh agama.

T: Dalam melakukan kegiatan CDCC selalu bekerjasama dengan lintas organisasi dan lintas agama. coba bapak sebutkan lintas organisasi dan lintas agama apa saja yang CDCC undang dalam melakukan kegiatan? J: CDCC dalam melakukan dialog mengundang Muhammadiyah, NU,

PGI,PHDI, Walubi,MUI dan Cheng Ho Multicuture Trush,

T: Apa saja yang sudah CDCC dan mitra kerjasama lakukan dalam upaya pembentukan pembentukan civil society?

J: dalam upaya menciptakan masyarakat toleransi dalam beragama CDCC melakukan kegiatan yang dinamakan Interfaith in Action “ dialog lintas agama untuk pengentasan kemiskinan dan ketidak adilan” dalam kegiatan ini CDCC dibantu oleh World Vision Indonesia. Sasaran kegiatan ini dibagi menjadi 4 wilayah, yaitu Pontianak berkaitan dengan fogging dan petani lele, Palu berkaitan dengan perdamaian antar agama, Yogyakarta berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi kecil dan Surabaya berkaitan

dengan mengkampayekan perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak jalanan.

Hasil Wawancara

Nama: Piet Hizbullah Khaidir selaku Direktur Program CDCC

T: Konsep dialog seperti apa yang ditawarkan CDCC dalam upaya pembentukan Civil Society?

J: konsep dialog yang ditawarkan CDCC tidak berbeda dengan kelompok lain rancang. CDCC ingin menciptakan dialog yang dialogis, yaitu dialog yang terbuka, equel antar potensi masyarakat dan stake holder yang punya kepentingan terhadap politik. CDCC ingin menghilangkan dialog yang monolog, yang artinya dialog yang dilakukan orang atau kelompok yang lebih kuat menekan kelompok atau orang yang lebih lemah. CDCC ingin menciptakan dialog yang equal sehinggga publik bisa melihat dan publik pula yang akan menentukan.

T: Isu-isu apa yang diangkat oleh CDCC dalam berdialog?

J: isu-isu yang diangkat CDCC adalah tentang kebudayaan, agama, politik, ekonomi dan hubungan internasional. Sebenarnya awal dari itu adalah tentang clash of civilitation yang dijelaskan oleh Samuel Huntington dalam tesisnya. Dan tentang The alliance of civilitation yang membahas tentang peradaban, politik, ekonomi, dan ideologi yang menghasilkan

common ground tentang civilitation, tentang empat isu yaitu pemuda, media, agama dan pendidikan.

T: Dalam berdialog CDCC berupaya memberikan mediasi, apa maksud dari kata mediasi bagi CDCC sendiri dalam melakukan dialog?

J: CDCC ingin menjadi lembaga konsultatif, lembaga yang memediasi berbagai stake holder untuk saling berkonsultasi untuk mengungkapkan berbagai ide dari berbagai kelompok.

T: Dalam melakukan kegiatan-kegiatan, CDCC mempunyai sifat, yakni moderat dan terbuka. Apa makna kata moderat dan terbuka bagi CDCC dalam upaya pembentukan Civil Society?

J: moderat artinya CDCC tidak memihak sehingga CDCC ingin menjadi lembaga yang memediasi dan memoderasi kekuatan yang saling bertikai. Terbuka artinya bertujuan menciptakan dialog untuk kepentingan bersama. T: Dialog kebudayaaan seperti apa yang ditawarkan oleh CDCC?

J: CDCC ingin mendorong proses perspektif budaya yang tinggi, terbuka, dan diterima seluruh aspirasi.

T: Dialog kebudayaan seperti apa yang sudah dilakukan oleh CDCC? J: dialog yang pernah lakukan yaitu dalam level elit, seperti isu tentang global warming. CDCC mengumpulkan tokoh-tokoh adat yang salama ini dipinggirkan, mereka dikumpulkan untuk membahas tentang global warming dalam perspektif mereka. Dialog tentang isu Palestina-Israil. Pada dialog ini CDCC tidak membawa ke arah politik maupun agama, CDCC membawa nya secara budaya, yakni bahwa manusia yang hidup di Palestina tidak hanya Islam dan Yahudi tapi disana ada berbagai agama yang ada, dan ada berbagai suku bangsa bukan hanya Arab.

T: Siapa saja kah yang diundang oleh CDCC dalam melakukan dialog kebudayaan?

J: CDCC dalam mengundang selective partisipation seperti Duta besar, politisan, budayawan, NGO dan aktivis sesuai dengan keterlibatan pada bidangnya.

T: Konsep dialog ekonomi seperi apa yang dilakukan CDCC dalam ditawarkan oleh CDCC?

J: CDCC merupakan bagian dari civil society maka konsep dialog yang ditawarkan oleh cdcc ingin mengkritisi dan memberikan saran terhadap pemerintah konsep ekonomi apa yang sesuai dengan rakyat.

J: Siapa saja yang diundang oleh CDCC dalam melakukan dialog tentang ekonomi?

J CDCC dalam mengundang selective partisipation seperti Duta besar, politisan, budayawan, NGO dan aktivis sesuai dengan keterlibatan pada bidangnya. Dalam dialog ekonomi CDCC mengundang ekonom yang berpengalaman untuk membahas konsep ekonomi yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

T: Apa saja yang dihasilkan oleh CDCC dalam melakukan dialog ekonomi?

J: CDCC berhasil membukukan hasil diskusi tentang ekonomi. Setidaknya buku ini sebagai media untuk dibaca. Buku itu diberikan kepada NGO-NGO dan pemerintah sebagai bahan masukan.

T: Dialog politik apa yang ditawarkan CDCC dalam upaya pembentukan civil society?

J: dialog politik yang ditawarkan cdcc dialog yang politik yang mengkritisi kebijakan pemerintah yang didorong untuk terbentuknya good governance

T: Siapa sajakah yang diundang CDCC dalam melakukan dialog politik? J: CDCC dalam mengundang selective partisipation seperti Duta besar, politisan, budayawan, NGO dan aktivis sesuai dengan keterlibatan pada bidangnya. Pada dialog tentang politik ini CDCC mengundang politisi, aktivis dan tokoh-tokoh agama untuk membahas permasalahan bangsa.

Hasil Wawancara

Nama : Theophilus Bela.

Ketua Forum Komunikasi Kristiani Jakarta sebagai anggota rutin dialog yang diadakan oleh CDCC

T: menurut anda apakah CDCC bagian dari civil society?

J: CDCC merupakan lembaga yang tidak dibentuk oleh pemerintah. CDCC merupakan lembaga yang murni didirikan oleh masyarakat sipil, jadi CDCC merupakan murni bagian dari civil society.

T: sejak kapan anda mengikuti kegiatan atau dialog yang diadakan oleh CDCC?

J: saya mengikuti dialog yang diadakan oleh CDCC sejak awal CDCC didirikan.

T: apa yang anda ketahui tentang CDCC?

J: CDCC merupakan sebuah lembaga yang menyediakan tempat untuk berdialog bagi semua agama yang berbeda, bangsa yang berbeda, dan kebudayaan yang berbeda. Jadi CDCC merupakan ruang publik yang terbuka untuk semua masyarakat untuk membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Jadi CDCC merupakan bagian civil society yang mempunyai peran yang positif bagi masyarakat untuk menghargai perbedaan.

J: Menurut saya CDCC merupakan lembaga yang positif untuk mengembangkan civil society. CDCC merupakan tempat pertemuan dari berbagai agama, bangsa dan budaya. Jadi CDCC sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia yang mejemuk ini.

T: apa kiprah CDCC dalam upaya pembentukan civil society?

J: kiprah CDCC memang untuk saat ini belum bisa dirasakan sampai masyarkat akar rumput, tapi CDCC sangat mempunyai peran yang sangat penting bagi kalangan masyarkat atas, seperti tokoh-tokoh agama, aktivis, dan pemerintah, karena CDCC merupakan tempat untuk bertukar pikiran untuk mendialogkan masalah yang sedang dihadapi dari berbagai agama, budaya dan bangsa, hal ini menurut saya bisa membangun kepercayaan masyarakat. CDCC dapat membangun pencerahan bagi masyarakat sebagai wujud dari perkembangan civil society. Demokrasi akan berjalan baik jika civil sociey tumbuh dengan baik pula, sehingga negara dan sipil berdiri sejajar sehingga ada control dari masyarakat sipil.

T: Menurut anda apakah dialog yang diadakan oleh CDCC mempunyai pengaruh terhadap pembentukan civil society?

J: sangat mempunyai pengaruh, karena di CDCC semua orang mempunyai hak untuk berbicara, jadi di CDCC lah ruang publik yang bebas bisa terbentuk.

T: menurut anda apakah dialog-dialog yang dilakukan CDCC dapat menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama?

J: dialog yang diadakan CDCC bisa menumbuhkan sikap toleran, karena di CDCC merupakan tempat bertukar pikiran tentang agama-agama, seperti contoh CDCC pernah mengundang tokoh Yahudi internasional ini sebagai bukti CDCC ingin menciptakan masyarakat yang toleran. Dialog yang diadakan CDCC membuat orang saling mendengar dengan saling mendengar pasti akan salng mengenal, dengan saling mengenal pasti akan hilang rasa saling curiga yang bisa menumbuhkan sikap toleran.

T: menurut anda apakah dialog yang diadakan CDCC cukup berpengaruh dalam mengontrol kebijakan pemerintah?

J: CDCC tidak mempunyai kepentingan politik praktis. Jadi CDCC dalam memberi masukan dan kritik terhadap pemerintah yang tidak sesuai dengan dengan rakyat, seperti kasus korupsi yang berlarut-larut dan kebijakan pemerintah masalah ekonomi yang tidak sesuai karakter bangsa.

Lampiran II Hasil Wawancara

Nama: Abdul Mu’ti selaku direktur eksekutif CDCC P: Apakah CDCC merupakan bagian dari Civil Society?

J: Kalau dilihat sisi tujuan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, CDCC merupakan bagian dari Civil Sociey. CDCC merupakan sebuah lembaga non pemerintahan (NGO) yang memiliki tujuan untuk mendorong dialog dan kerjasama antara umat beragama, antar kebudayaan dan juga dialog-dialog yang bersifat public education

dengan topik-topik yang berkaitan dengan ekonomi, politik dan terutama peradaban dan kebudayaan. Kalau dilihat dari sisi tersebut maka CDCC merupakan bagian dari Civil Society yang mengambil segmen dialog dan kerjasama antar peradaban.

P: Agenda-Agenda apa yang dilakukan CDCC dalam upaya pembentukan Civil Society?

J: Seperti yang telah kami paparkan diatas, CDCC merupakan bagian dari

Civil Society. Untuk mencapai terbentuknya Civil Society maka CDCC mempunyai agenda-agenda. CDCC konsen pada tiga agenda yang sudah pernah dilakukan.

1. Dialog : dialog dimaknai dalam dua perspektif, pertama; memberikan ruang public bagi semua elemen masyarakat untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran mengenai isu-isu yang berkaitan dengan kebudayaan, keagamaan dan politik. Kedua;

memberikan mediasi bagi berbagai kelompok untuk bisa berdialog, sehingga pada perspektif ini CDCC memberikan fasilitas pada level mikro sebagai jalan tengah atau titik temu ataupun solusi dari berbagai macam perbedaan-perbedaan public, tapi belum menyentuh pada tingkat konflik baru sampai pada tingkat ketegangan antar kelompok

yang terjadi padalevel mikro di Indonesia maupun pada level makro pada level Internasional.

2. CDCC melakukan kegiatan-kegiatan yang berupa meanstreaming

kehidupan beragama atau kebudayaan yang bersifat moderat dan terbuka, oleh karena itu CDCC berusaha mendorong siapa saja untuk mampu berbicara apa saja, sehinga CDCC akan didorong atau membawa keranah public meanstreaming wawasan dan pandangan kehidupan keberagamaan dan kebudayaan yang mederat dan terbuka. Pada konsen yang kedua ini CDCC banyak melakukan upaya-upaya yang berupa penciptaan opini public yang selama ini kegiatan-kegiatan tersebut mendapat peliputan dari berbagai media yang begitu luas. 3. CDCC menjalin kerjasama-kerjasama yang bersifat lintas agama, lintas

organisasi dan lintas agama, misalnya kerjasama CDCC untuk melaksanakan World Peace Forum, yang sampai saat ini sudah dilaksanakan tiga kali. Pembentukan Interreligious Council Indonesia,

dan kerjasama-kerjasama yang bersifat Empowering (pemberdayaan), misalnya melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat advokasi. Pada advokasi ini bukan pada tingkatan hukum tapi advokasi pada tingkat pembelaan yang bersifat politis, misalnya kepada kelompok-kelompok masyarakat atau agama yang mendapatkan perlakuan tidak adil, serta melakukan kerjasama lintas iman untuk pengentasan masalah-masalah kemiskinan dan ketidak adilan sosial.

P: Siapa saja yang mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh CDCC?

J: Selama ini kegiatan-kegiatan atau agenda-agenda yang dilakukan oleh CDCC tidak hanya konsen dalam takaran pewacanaan, akan tetapi sudah menyentuh masyarakat. CDCC tidak menyentuh masyarakat

grass roots secara langsung, tetapi CDCC mengambil masyarakat kelas tertentu yakni sekmen masyarakat menengah keatas, misalnya sekmen intelektual, Policy maker dan aktivis.

P: apakah CDCC lebih bersifat elitis?

J: walaupun CDCC dalam mengundang kalangan tersebut bukan berarti tidak bersifat elitis karena elitis merupakan sikap atau prilaku yang tidak merakyat, sedangkan elit merupakan struktur sosial. Struktur sosial elit tidak selamanya berprilaku elitis mereka peduli kepada masyarakat bawah karena dia masuk pada struktur organisasi tingkat nasional yang sebagai pengambil kebijakan, policy maker, opinion maker dengan menuangkan gagasannya melalui tulisan dan pengambil keputusan maka mereka masuk dalam struktur sosial elit. CDCC mengambil sekmen elit akan tetapi tidak berperilaku elitis, kerena dialog-dialog yang dilakukan oleh CDCC dialog yang menyentuh secara secara luas yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan atau isu-isu yang bersifat nasional bahkan Internasional akan tetapi memiliki dampak kepada masyarakat secara keseluruhan.

P: dalam rangka pembentukan civil society, pasti CDCC mempunyai nilai-nilai dalam perjuangan, apa saja nilai-nilai yang diperjuangkan oleh CDCC? J: CDCC mempunyai nilai-nilai yang ingin perjuangkan, sesuai dengan namanya CDCC mempunyai tiga nilai yang sangat mendasar dalam kontek perdamaiaan dan tata dunia yang terbuka.

d. Nilai Keterbukaan; CDCC berusaha mendorong bagaimana semua orang memiliki kesempatan dan memiliki keberanian untuk menyampaikan pikiran-pikiran atau gagasan secara terbuka. Setiap diskusi-diskusi yang diadakan CDCC mengundang berbagai macam elemen masyarakat yang secara organisasi dan agama yang berbeda tetapi semua memiliki keberanian untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran secara terbuka dan tanpa adanya ketakutan dan kekhawatiran dalam berpendapat, oleh karena dalam diskusi- diskusi yang diadakan oleh CDCC kadang-kadang sarat dengan kritik terhadap pemerintah atau masyarakat yang tidak sesuai dengan cita ideal dari sebuah masyarakat yang memiliki moralitas dan komitmen yang tinggi terhadap kemanusiaan.

e. Kemanusiaan yang bersifat universal; kemanusiaan yang bersifat universal dimaknai sebagai nilai yang mengedepankan penghormatan dan penghargaan terhadap perbedaan dan keluhuran umat manusia tanpa membedakan agama, latar belakang Negara, etnis, dan kebudayaan. Kerena pada dasarnya ada sebuah comment agreement

diantara berbagai peradaban dan agama yang menempatkan manusia pada kedudukan yang sangat terhormat, oleh karena itu CDCC sangat konsen pada persoalan-persoalan kemanusiaan yang selama ini menjadi salah satu problem baik di level nasional maupun level