• Tidak ada hasil yang ditemukan

Achmad, W.K.S., dkk. (2016). Sumber belajar penunjang plpg 2016 mata pelajaran/paket keahlian guru kelas SD bab iv pengukuran. (diakses Selasa, 4 Juni 2019 pukul 14:57 WIB dari

http://sertifikasiguru.uad.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/BAB-IV-PENGUKURAN-27.pdf)

Afandi, M.I. (2010). Pengembangan buku panduan pengasuhan untuk mengembangkan potensi membaca anak usia prasekolah. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang. (diakses Jumat, 24 Mei 2019 pukul 10:46 WIB dari

https://lib.unnes.ac.id/138)

Angkowo, R., & A. Kosasih. (2007). Optimalisasi media pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.

Aprianto, R.D. (2018). Peningkatan hasil belajar menggunakan permainan tradisional bakiak dan egrang batok pada tema 1 subtema 2 siswa kelas IV SDN jongkang yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Aris, A. (2016). Pengembangan prototipe buku panduan praktikum sifat-sifat dan penjernihan air dalam konteks empowering masyarakat mentawai untuk anak usia 9-12 tahun. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Arsyad, A. (2007). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dewi, Y.P. (2019). Pengembangan buku panduan permainan tradisional dalam

pembelajaran matematika tema 5 untuk kelas I sekolah dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Iswinarti. (2017). Permainan hae bikase. Permainan tradisional: Prosedur dan analisis manfaat psikologis. Diakses Rabu, 9 Januari 2019 pukul: 17:53

WIB (halaman 114-115) dari

https://books.google.co.id/books?id=r25jDwAAQBAJ&printsec=frontcov er&hl=id#v=onepage&q&f=false

Karwati, E. & Donni J.P. (2014). Manajemen kelas (Classroom management): Guru profesional yang inspiratif, kreatif, menyenangkan dan berprestasi. Bandung: Alfabeta.

Karwono, H. & Mularsih, H. (2017). Belajar dan pembelajaran: Serta pemanfaatan sumber belajar. Depok: Rajawali Pers.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Peraturan Mendiknas tentang buku (Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008). Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi. Diakses pada Minggu, 19 Mei 2019 pukul: 11:00 WIB dari http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/04/Permen-No.-2-tahun-2008-Buku-08.pdf

Kurniati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam mengembangkan keterampilan sosial anak. Jakarta: Kencana.

Kusumawati, Y., Panca A., & Lubna A. (2017). Tema 8 peristiwa alam buku tematik terpadu kurikulum 2013 buku siswa SD/MI kelas I. Jakarta: Kemendikbud. Diakses pada Sabtu, 14 April 2018 pukul: 11:13 WIB dari

https://www.filebuku.com/2018/01/buku-siswa-tema-8-peristiwaalam.html

Muslich, M. (2010). Text book writing: Dasar-dasar pemahaman, penulisan, dan pemakaian buku teks. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Mulyatiningsih, E. (2011). Metode penelitian terapan bidang pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nataliya, P. (2015). Efektivitas penggunaan media pembelajaran permainan tradisional congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada

siswa sekolah dasar. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Volume 03 (No. 02): 343-358. Diunduh dari https://ejournal.umm.ac.id

Ndhadhari, I.W. (2019). Pengembangan game pembelajaran matematika untuk siswa kelas V SD/MI dengan menggunakan program visual scratch. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Pemerintah Indonesia. (2003). Undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Lembaran RI tahun 2003 no. 4301. Jakarta: Sekretariat Negara. Diakses pada Minggu, 19 Mei 2019

pukul: 10:46 WIB dari

https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UUno_2

0_th_2003.pdf

Pemerintah Indonesia. (2016). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah. lampiran RI tahun 2016 no. 21. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi. Diakses pada Sabtu, 14 April 2018 pukul: 11:00 WIB http://bsnpindonesia.org/wpcontent/uploads/2009/06/PermendikbudTahun 2016_Nomor021_Lampiran.pdf

Prasetyono, D.S. (2008). Biarkan anakmu bermain. Jogjakarta: Diva Press.

Prastowo, A. (2019). Analisis pembelajaran tematik terpadu edisi pertama. Jakarta: Kencana.

Pribadi, B.A. (2014). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi: Implementasi model ADDIE edisi pertama. Jakarta: Kencana.

Purba, F.Y.P. (2019). Pengembangan buku panduan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 4 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Sanaky, A.H. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Siregar, E. & Nara H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sitepu, B.P. (2012). Penulisan buku teks pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soedjadi, R. (2000). Kiat pendidikan matematika di indonesia: Konstatasi keadaan masa kini menuju harapan masa depan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, CV.

________. (2015). Metode penelitian dan pengembangan (Research and development/ R&D). Bandung: Alfabeta, CV.

________. (2017). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, CV.

Suhada, I. (2017). Perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suherman, H.H., dkk. (2001). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Sujarno., dkk. (2013). Pemanfaatan permainan tradisional dalam pembentukan karakter anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sundayana, R. (2015). Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif jean piaget. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana.

Tegeh, I.M., dkk. (2014). Model penelitian pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tim PlayPlus Indonesia. (2016). Ensiklopedia permainan tradisional anak indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003, 8 Juli). Diakses pada Minggu, 19 Mei 2019 pukul 21:00 WIB, dari https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf

Utami, D.P. (2019). Pengembangan buku panduan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 1 untuk kelas I sekolah dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Widoyoko, S.E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______________. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf L.N.S. & Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan peserta didik: Mata kuliah dasar profesi (mkdp) bagi para mahasiswa calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (lptk). Jakarta: Rajawali Pers.

Lampiran 1: Hasil Observasi dan Wawancara (Analisis Kebutuhan)

Hasil Observasi Pembelajaran Waktu Pelaksanaan : Selasa, 31 Juli 2018

Tempat : Ruang kelas I C

No. Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan

1. Kurikulum 2013 diterapkan dalam proses pembelajaran

√ Kurikulum 2013 revisi 2017

2. Adanya media pembelajaran dan buku panduan yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran

matematika

√ Di kelas hanya ada alat bermain siswa saat istirahat, seperti dakon dan bola plastik

3. Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran

√ Di kelas tidak tersedia media pembelajaran dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran

4. Guru menggunakan media pembelajaran dalam menjelaskan atau menyampaikan materi pembelajaran tematik, terutama matematika

√ Dalam proses pembelajaran matematika, guru hanya menggunakan jari tangan dalam mengajarkan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan

5. Guru menguasai dengan baik cara menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran tematik, terutama matematika

√ Guru dapat menggunakan jari tangan dengan baik dalam mengajarkan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan

6. Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran matematika kepada siswa √ - 7. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri

√ Siswa menggunakan jari tangannya sendiri untuk menghitung

No. Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan 8. Siswa mengalami

kesulitan saat mengikuti pembelajaran

matematika di kelas

√ Kelima siswa mengalami kesulitan saat mengikuti pembelajaran di kelas karena dalam membaca dan menghitung masih belum lancar dan siswa yang lainnya sudah mampu membaca dan menghitung sendiri, namun masih dengan sedikit bantuan guru

9. Siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal matematika

√ Saat diberikan soal latihan oleh guru tentang operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan, siswa terutama ke lima siswa tersebut bingung membedakan konsep penjumlahan dan pengurangan sehingga konsep mereka terbalik-balik saat menghitung

10. Keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran matematika

√ Lima orang siswa aktif saat guru meminta maju ke depan namun sebagian besar siswa hanya diam tidak merespon ajakan guru, berbicara dengan teman, dan terkadang sibuk dengan kegiatannya sendiri. Selain itu juga, saat guru menjelaskan materi pembelajaran sebagian besar siswa sibuk sendiri

Hasil Wawancara Waktu Pelaksanaan : Selasa, 31 Juli 2018

Nama Guru : Ibu Mujiyem, S.Pd. (Guru Kelas I C SD Negeri Jetis Bantul)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah di ruang kelas I C terdapat media pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran tematik matematika?

Tidak ada. Di kelas hanya ada alat bermain siswa saat istirahat, seperti dakon dan bola plastik.

2. Bagaimana penggunaan atau penerapan media pembelajaran matematika dalam proses pembelajaran?

Dalam proses pembelajaran hanya menggunakan media pembelajaran berupa benda konkret. Cara penerapannya dengan guru menggunakan jari tangan dalam menjelaskan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan, membedakan berat benda dengan kedua tangan.

3. Apakah di ruang kelas I C terdapat buku panduan permainan tradisional anak, khususnya dalam pembelajaran matematika?

Buku panduan permainan tradisional anak dalam pembelajaran matematika belum ada/tersedia di sekolah. Di sekolah hanya tersedia buku permainan tradisional anak yang jumlahnya sedikit dan kurang menarik minat siswa.

4. Apakah ibu pernah menggunakan referensi buku panduan permainan tradisional anak, terutama dalam pembelajaran matematika?

Belum pernah karena buku panduan permainan tradisional anak untuk pembelajaran matematika belum pernah ditemui dan digunakan. Untuk referensi buku permainan tradisional yang ada di sekolah tersebut belum pernah diterapkan dan

dikaitkan dalam pembelajaran. Para siswa hanya memainkan permainan tradisional, sebatas untuk hiburan. Guru sangat berharap dengan adanya buku panduan permainan tradisional anak untuk pembelajaran matematika agar lebih memudahkan menyampaikan materi pembelajaran ke siswa. 5. Permainan tradisional anak apa saja yang

pernah dimainkan oleh siswa kelas I C?

Cublak-cublak suweng, dakon, dan jamuran.

6. Bagaimana pendapat ibu jika matematika diajarkan dengan permainan tradisional anak?

Ya, setuju karena dengan permainan tradisional anak siswa kemungkinan besar dapat lebih mudah memahami materi, karena salah satu ciri anak usia sekolah dasar yaitu senang bermain.

7. Bagaimana pendapat ibu mengenai permainan tradisional egrang bathok, pasaran, cublak-cublak suweng, dan tebak suhu untuk belajar materi pengukuran panjang benda/situasi konkret, pengukuran berat benda, pengukuran lamanya waktu, dan pengukuran suhu benda dengan satuan tidak baku?

Permainan-permainan

tradisional anak tersebut jika digunakan untuk mengajarkan materi pengukuran panjang, berat, lamanya waktu, dan suhu dengan satuan tidak baku akan membuat siswa mudah dalan memahami materi. Misalnya, permainan tradisional egrang bathok dapat digunakan untuk menjelaskan konsep materi pengukuran panjang dengan satuan tidak baku yaitu langkah.

8. Apa kesulitan ibu dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika?

Kesulitannya saat mengajarkan materi matematika tentang operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan, serta pengukuran tidak baku (pengukuran panjang dan

berat) karena ketiadaan media pembelajaran di kelas dan media pembelajaran yang digunakan hanya sebatas kemampuan guru. 9. Apa kesulitan yang dialami siswa dalam

pembelajaran tematik?, terutama dalam pembelajaran matematika?

Siswa terkadang mengalami kesalahpahaman atau terbolak-balik konsep saat mengerjakan soal latihan pada materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan, serta pengukuran panjang dan berat satuan tidak baku karena siswa kurang berlatih soal di rumah.

10. Apa saja usaha-usaha yang ibu lakukan dalam mengatasi kesulitan siswa?

Usaha-usaha yang dilakukan dengan pembelajaran berulang-ulang, dan memakai benda-benda konkret sebagai alat peraga.

11. Bagaimana keberhasilan ibu dalam mengatasi kesulitan siswa?

Lumayan siswa dapat mengerti.

12. Bagaimana pendapat ibu terkait desain buku, jika terdapat buku panduan permainan tradisional anak untuk pembelajaran matematika tema 8?

Desain buku yang memiliki warna yang menarik, gambar-gambar yang menarik dan jelas sesuai dengan isi atau konteks buku, dan jenis-jenis huruf yang sewajarnya dan mudah dibaca oleh penggunanya.

Lampiran 2: Hasil Validasi Produk Ahli Permainan Anak

Lampiran 3: Hasil Validasi Produk Ahli Matematika

Lampiran 4: Hasil Validasi Produk Guru Kelas I C Hasil Validasi Guru Kelas I C

Lampiran 5: Hasil Validasi Produk Guru Kelas I D

Lampiran 6: Hasil Kuesioner Uji Coba Guru Kelas I A

Lampiran 7: Rekapitulasi Skor Hasil Validasi

Rekapitulasi Skor Hasil Validasi

No. Validator Hasil Validasi

Skor Kategori

1. Ahli Permainan Anak 4,0 Baik

2. Ahli Matematika 3,87 Baik

3. Guru Kelas I C 4,27 Sangat Baik 4. Guru Kelas I D 4,53 Sangat Baik

Jumlah 16,67

Rata-rata 4,1675 (skor dibandingkan dengan pedoman klasifikasi penilaian angket

penelitian skala Likert menjadi 4,2)

Lampiran 9: Resume Nilai Siswa Pretest dan Posttest No. Nama Siswa Nilai Siswa Pretest Posttest Subtema I II III IV I II III IV 1. Arini 80 60 20 100 100 80 60 100 2. Dirga 80 40 40 80 100 60 80 100 3. Geysanno 80 40 20 100 100 60 60 100 4. Kafifah 60 20 40 80 80 40 60 100 5. Luthfi 60 20 20 80 80 60 60 100 6. Najwa 40 60 60 60 100 80 100 80 7. Naufal 80 60 20 80 100 80 60 100 8. Rafa 80 40 20 60 80 60 40 100 9. Reza 80 60 60 60 100 80 80 100 10. Ridho 40 40 40 100 60 60 80 100 11. Rizky 60 20 40 60 80 60 60 80 12. Sabira 20 40 60 20 40 60 80 60 13. Sadina 80 40 60 80 100 60 80 100 14. Shidiq 20 20 20 100 80 60 40 100 15. Syari 20 60 60 20 40 80 80 80 Rata-rata Persentase (%) 211 : 15 = 14% 309 : 15 = 21% Keterangan:

Persentase (%) Pretest = rata-rata pretest keseluruhan : jumlah siswa =

Persentase (%) Posttest = rata-rata posttest keseluruhan : jumlah siswa = 309 : 15 =

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 7% dari 14% meningkat menjadi 21%.

Lampiran 12: Foto-foto Kegiatan Penelitian

Foto-foto Kegiatan Penelitian