• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Asmianingsi. Lahir di Mario Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Januari 1987, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bripka Ambo Sakka dan Armin Basir. Penulis mulai menempuh pendidikan Sekolah Dasar (1992-1998), Sekolah Menengah Pertama (1998-2001), Sekolah Menengah Kejuruan (2001-2004).

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan jenjang (S-1) pada jurusan Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sidrap sampai tahun 2008, kemudian melanjutkan kembali pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan (STKIP) Muhammadiyah Sidrap pada tahun 2008 sampai tahun 2011. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang (S-2) dengan memilih Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis mengabdi di SMP Negeri 2 Kulo Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang mulai tahun 2006 untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) dan menulis tesis dengan judul Nilai Moral dan Intertekstualitas Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dan Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwied Prasetyo.

Lampiran 2

a. Biografi Andrea Hirata

Ia adalah Ikal dalam buku “Laskar Pelangi” dan “Sang Pemimpi”. Kecintaannya pada Pulau Belitong atau Belitung, membuat pria ini begitu bersemangat dalam menulis buku. Namanya melambung lewat buku perdananya “Laskar Pelangi”. Pria kelahiran Belitong, Bangka Belitung 24 Oktober 1973, memiliki nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun. Anak keempat dari pasangan N.A Masturah (Ibu) dan Seman Said Harun (Ayah) ini menghabiskan masa kecilnya di Belitung. Si ‘Ikal’ – begitu panggilan masa kecilnya – mengawali sekolah SD dan SMP Muhammadiyah di Belitung, kemudian menamatkan SMA di Tanjong Pandan. Setamat SMA, ia merantau ke pulau Jawa, di sana ia mendapatkan pekerjaan sebagai tukang sortir pos surat. Dari hasil pekerjaan tersebut, ia melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, Depok. Seusai meraih gelar sarjana ekonomi, ia berhasil mendapatkan bea siswa dari Uni Eropa untuk mengambil gelar master di Universite de Paris Sorbone, Perancis serta sheffield Hallam University, Inggris.

Meskipun studi mayornya ekonomi, ia amat menggemari sains, fisika, biologi, astronomi dan sastra ini memiliki kesenangan naik komedi putar. Setelah selesai S-2, dia pulang ke tanah air, Bangka Belitung. Saat ini, ia tinggal di Bandung dan bekerja di PT. Telkom sebagai instruktur PT.

Telkom pusat, Bandung. Namun, karena kesibukannya, ia mengambil cuti dua tahun yang lalu.

“Laskar Pelangi” awalnya tidak untuk diterbitkan, ia menulisnya karena terinspirasi oleh kegigihan dan semangat juang Bu Muslimah di bidang pendidikan lantas ia hadiahkan kepada guru tercintanya tersebut. Namun, naskah itu dicuri oleh teman kantor dan kemudian diterbitkan. Tak disangka ternyata karyanya laku di pasaran dan menjadi best seller.

Menurut Dhipie Kuron, di negeri ini, tidak mudah menulis novel-novel yang kesemuanya best seller, apalagi merupakan karya-karya pertama, ditulis seseorang yang tak berasal dari lingkungan sastra, dan lebih gawat lagi, novel-novel itu sama sekali tidak sejalan dengan trend pasar. Tetapi hal itu telah dilakukan oleh Andrea Hirata. Melalui Laskar Pelangi, Andrea Hirata langsung menempatkan dirinya sebagai salah satu penulis Indonesia yang amat menjanjikan. Laskar Pelangi telah beredar di luar negeri, bahkan mampu mencapai best seller di Malaysia.Tanggal 14 Desember 2007 Andrea pulang ke Belitung untuk bicara di depan guru anggota PGRI Belitung Timur dan seluruh siswa SMP dan SMA di Belitung Barat. Dalam kesempatan itu, ia me-launching program sosial pendidikan yang ia sebut Laskar Pelangi in Action. Ia memakai dana dari royalti yang ia terima. Laskar Pelangi telah laku 200 ribu eksemplar, Sang Pemimpi 120 ribu, dan Edensor 25 ribu. Kini, Laskar Pelangi dalam bentuk film oleh Mizan Cinema dan Miles Films, yang disutradarai oleh Riri Reza dan Mira Lesmana.

b. Karya-karya Andrea Hirata

Andrea Hirata adalah penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitong, Propinsi Bangka Belitung. Novel-novel yang ditulisnya merupakan pengalaman pribadi yang menginspirasinya dalam menulis. Novel pertamanya adalah “Laskar Pelangi” yang merupakan buku pertama dari tetralogi novelnya, antara lain : Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov (yang saat ini sedang ditulis). Novel kedua dari Tetralogi “Laskar Pelangi” adalah Sang Pemimpi. Berkisah tentang Ikal (Andrea) dan Arai, yang berani bermimpi untuk mewujudkan cita-citanya bersekolah ke Sorbone, Perancis. Namun, bukan hanya bermimpi semata, mereka bekerja keras sebagai kuli paling kasar di pelabuhan Belitung kemudian hasilnya mereka tabung. Walaupun nakal, Ikal dan Arai adalah penghuni garda depan di sekolah dan memiliki top rank di kelas. Meskipun banyak yang bilang mimpi mereka lebih mirip dari punuk merindukan bulan, tetapi mereka tak patah arang karena Arai mempunyai keyakinan yang membuat mereka tetap semangat yakni “ bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu”.

Novel ketiga dari tetralogi “Laskar Pelangi” adalah Edensor. Masih berkisah tentang petualangan Ikal dan Arai di negeri orang. Mereka berpetualang mengelilingi daratan Eropa dan Afrika dengan menjadi pengalamen jalanan memakai kostum ikan duyun rancangan temannya di Amsterdam, Famke. Di sini juga diceritakan tentang keberanian bermimpi,

kekuatan cinta, pencarian diri sendiri dan petualangan yang gagah berani, ke Belanda, Rusia, Siberia, hingga ke daratan Afrika.

Dalam Maryamah Karpov – novel keempat dari tetralogi “Laskar Pelangi” – Andrea berkisah tentang perempuan dari satu sudut yang amat jarang diekspos penulis Indonesia dewasa ini.

c. Sinopsis Novel Laskar Pelangi

Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong yang paling miskin, dengan fasilitas yang sangat terbatas membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu. Hingga detik-detik terakhir hanya ada 9 orang yang mendaftar di SD tersebut, padahal sekolah tersebut memerlukan satu orang murid lagi jika tidak ingin sekolah tersebut ditutup. Namun, ketika kepala sekolah akan memulai dengan pengumuman pembubaran sekolah, datang satu orang murid lagi dan ia menjadi penyelamat SD Muhammadiyah di Belitong.

Sepuluh orang anak tersebut yaitu : Ikal, Lintang, Mahar, Sahara, Samson, A Kiong, Syahdan, Trapani dan Kucai. Mereka menyebut diri mereka sebagai “Laskar Pelangi”. Nama itu diberikan oleh guru yang selalu kagumi dan cintai yaitu Bu Muslimah atau Bu Mus. Mereka adalah siswasiswa yang mempunyai kemauan belajar yang cukup tinggi. Di bimbing oleh guru yang mereka cintai Ibu Muslimah atau Bu Mus dan Pak Harfan Effendi sang kepala sekolah SD Muhammadiyah, anggota Laskar Pelangi dididiknya agar anak-anak penerus bangsa tersebut berkembang. Pak Harfan dan Bu Mus adalah seorang guru yang memiliki dedikasi yang

tinggi dalam pendidikan, bekerja tanpa pamrih dan tanpa digaji. Dengan hanya memberi 15 kilogram beras, mereka bukan hanya mengajarkan pelajaran sekolah semata, tetapi juga mendidik anak-anak itu dengan pelajaran Kemuhammadiyahan tentang akhlak, keimanan, dan sopan santun dan lain sebagainya.

Pada awal kisah ini diceritakan semua sifat yang terlihat dari anggota Laskar Pelangi. Misalnya, Sahara yang sifatnya keras kepala, A Kiong yang selalu ‘setia’ pada Mahar, Samson yang ingin dianggap sebagai pria jantan, Trapani yang sangat bergantung pada ibunya, atau Harun yang memiliki keterbelakangan mental. Kecuali Mahar dan Lintang yang memerlukan bab sendiri.

Lintang, dia merupakan siswa dengan semangat belajar yang membara. Lintang adalah anak genius didikan alam. Walaupun dia harus menempuh jarak 80 kilometer untuk dapat pergi dan pulang sekolah, dan tak jarang diperjalanan dia dapat dicegat buaya atau menghadapi jalanan yang kurang bersahabat terlebih setelah hujan, karena dia harus melewati hutan, tetapi itu tak membuat gentar anak dari kuli copra ini.

Sedangkan Mahar, dia merupakan siswa yang kreatif, imajinatif, tak logis dan sering diremehkan oleh sahabat-sahabatnya sekaligus menjadi seniman dadakan yang mengangkat derajat sekolah mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dia pernah percaya pada hal-hal yang berbau mistik dan mendatangi Tuk Bayan Tula seorang paranormal senior di pulau Lanun. Lalu, ceritapun berlanjut ketika ikal mulai merasakan jatuh cinta

pada seorang gadis Tionghoa anak pemilik toko kelontong bernama A Ling. Hal pertama yang ia lihat dari gadis itu adalah keindahan jari-jemarinya dan kukunya yang memukau hatinya. Namun sayang mereka harus berpisah.

Saat beranjak dewasa, “Laskar Pelangi” pun bertambah satu orang lagi, ia seorang anak petinggi daerah Belitung bernama Flo. Ia ingin masuk SD kampung demi bertemu Mahar, setelah “Laskar Pelangi” menyelamatkannya. SD dan SMP Muhammadiyah mulai terangkat derajatnya saat perayaan karnaval Agustusan yang diketuai oleh Mahar. SMP Muhammadiyah lebih dikenal lagi ketika diadakan lomba Cerdas Cermat dengan mengalahkan sekolah Negeri milik PN Timah, dan semua jawaban dari pertanyaan disapu bersih oleh Lintang.

Namun, kesedihan mulai terasa saat menjelang empat bulan sebelum menyelesaikan sekolah SMP. Lintang, siswa genius, Robbert Einstain, Newton, Adam Smith dan Andre Amperenya sekolah Muhammadiyah harus terhenti langkah, lagi-lagi soal biaya. Ayahnya wafat, dan dia harus menjadi tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya. Lalu di bagian akhir diceritakan bagaimana nasib-nasib Bu Muslimah serta Laskar Pelangi setelah 12 tahun kemudian. Bu Muslimah dan guru-guru muda Muhammadiyah mendapat kesempatan dari Depdikbud mengikuti Kursus Pendidikan Guru (KPG) lalu diangkat menjadi PNS. Lainnya hal dengan anggota LP yang memiliki nasib yang berbeda. Sahara Misalnya, yang akhirnya menikah dengan musuh

bebuyutannya A Kiong, yang telah menjadi muallaf. Syahdan yang mendapat beasiswa dari Jepang bidang Komputer, Kucai yang menjadi anggota DPRD Belitong, Lintang yang terpaksa menjadi kuli copra, Mahar yang menjadi penulis artikel di kelurahan, Flo yang sudah berjilbab, Samson yang menjadi tukang panggul barang, Trapani yang betah dengan ibunya – setelah keluar dari RSJ -, dan terakhir Ikal, meskipun ia menjadi tukang sortir surat namun ia mampu menyelesaikan pendidikan strata satunya di UI dari hasil tersebut, dan berhasil mewujudkan mimpi sekaligus membayar hutangnya pada sekolah, guru, dan sahabatnya Lintang meraih beasiswa Uni Eropa di Sorbone - Perancis.

d. Biografi Wiwid Prasetyo

Wiwid Prasetyo kerap juga menulis dengan nama Prasmoedya Tohari, lahir pada 09 November 1981 di Semarang. Alumnus Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, tahun 2005 ini sehari-harinya aktif di Majalah FURQON, PESANTrend, SiDul (majalah anak-anak), serta tabloid InfoPlus Semarang, baik selaku redaktur maupun reporter. Selain itu, ia juga peduli terhadap dunia pendidikan, terbukti masih menjadi pengajar di Bimbingan Belajar SmartKids Semarang. Ia membuktikan seorang penulis yang pekerja keras, terbukti kurang lebih sekitar 2 tahun saja sudah menghasilkan lebih dari 25 judul buku baik fiksi maupun nonfiksi.

Berdasarkan pengalaman hidupnya dan kejadian sehari-hari yang dialaminya, maka dari tangannya lahirlah karya-karya buah dari perenungannya selama ini dalam dunia yang digelutinya: pendidikan dan sejarah. Terakhir ia memenangi 10 besar lomba cerpen Galaksi Cinta Diva Press dari 3529 naskah yang masuk.

Disela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya dalam bentuk buku. Beberapa karyanya yang sudah terbit adalah Orang Miskin Dilarang Sekolah (DIVA Press, 200), Sup Tujuh Samudra (Bersama Badiatul Rozikin, DIVA Press,2009), Chicken Soup Asma ul Husna (Garailmu, 2009), dan Miskin Kok Mau Sekolah…?! (DIVA Press, 2009), Idolaku Ya Rasulullah Saw…! (DIVA Press, 2009), Demi Cintaku pada-Mu (DIVA Press, 2009), Aha, Aku Berhasil Kalahkan Harry Potter (DIVA Press, 2010), The Chronicle of

Kartini (DIVA Press, 2010), dan Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu (DIVA Press, 2010). Cita-cita Wiwid sederhana, yakni menjadi seorang pendidik plus penulis di tengah kesibukannya sebagai redaktur di Majalah FURQON, PESANTrend, SiDul, dan Tabloid InfoPlus, alumnus Fakultas Dakwah UIN Walisongo Semarang tersebut masih menyempatkan diri menjadi tentor di Bimbingan Belajar Smart Kids (Anak Cerdas).

Menurut Wiwid Prasetyo, sector pendidikan dan jagat kepenulisan merupakan dua matra yang saling berkelindan. Pendidikan tanpa keterampilan menulis niscaya menjadikan materi pembelajaran hilang tanpa bekas. Sebaliknya, sekedar paham tulis-menulis tanpa memiliki jiwa kependidikan menyebabkan proses pembelajaran tak memperoleh saluran yang tepat. Bagi Wiwid Prasetyo, dunia pendidikan dan dunia kepenulisan adalah dua dunia yang saling melengkapi. Pendidikan tanpa keahlian menulis hanya akan menjadikan materi pendidikan hilang tak berbekas, sementara hanya paham dunia kepenulisantanpa mempunyai jiwa pendidik menyebabkan pendidikan itu tak mempunyai salurannya yang tepat. Maka dari itu, ia berusaha menyatukan keduanya. Ia punya mimpi seandainya seorang pendidik memiliki keahlian menulis, maka generasi muda kita tidak akan terseret dalam jurang degradasi moral yang teramat dalam, karena pengaruh tulisan akan membekas dalam jiwa nak-anak yang pada fitrahnya selalu condong pada kebaikan.

e. Karya-Karya Wiwid Prasetyo

Berikut ini adalah karya-karya Wiwid Prasetyo: i. Novel Pendidikan

a. Orang Miskin Dilarang Sekolah (cetakan ke13) Diva Press Yogya sekaligus karya perdananya, novel perdananya ini sekaligus juga diterjemahkan berbahasa Malaysia dengan judul yang sama.

b. Miskin kok Mau Sekolah, Sekolah dari Hongkong, Diva Press Yogyakarta, 2010.

c. Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu, Diva Press Yogyakarta, 2010.

d. Sekolah Ayo Sekolah, Diva Press Yogyakarta, 2010.

e. Orang Cacat Dilarang Sekolah, Diva Press Yogyakarta, 2010. ii. KaryaReligi

a. Demi Cintaku Pada-Mu (Novel religi) Diva Press Yogyakarta, 2010. b. Hati yang Bercahaya, (novel religi) revisi dari novel Demi Cintaku

Padamu, Diva Press Yogyakarta, 2011.

c. Saat Langit Bercumbu dengan Bumi (Novel Religi) Diva Press Yogyakarta, 2012.

d. Khidir (Novel Religi) Diva Press Yogyakarta, 2012.

e. Mata Moses (Novel Religi) Diva Press Yogyakarta, 2012.

f. Senyum Tuhan di Barcelona (Novel Religi) Diva Press Yogyakarta, 2012.

iii. KaryaNonFiksi

a. Mental Kepepet for Succes (Buku Motivasi) Real Books Yogyakarta, 2011.

b. The Chicken Soup of Asmaul Husna, Diva Press Yogyakarta, 2010. c. Mengapa Rezeki ku Melimpah Setelah Menikah? Real Books

Yogyakarta, 2011.

d. 100 Kecerdasan Setan, Diva Press Yogyakarta, 2011. e. Bismillah, Saya Mantap Menikah, Real Books 2013. f. Kaya Raya Modal Iman, Real Books 2013.

iv. KaryaAnak

a. Dongeng 30 Mancanegara 2009, Diva Press Yogyakarta, 2010. b. SupTujuh Samudera 2010, Diva Press Yogyakarta, 2010.

c. Aha, Aku Bunuh Harry Potter 2010, Diva Press Yogyakarta, 2010. d. Siapakah Allahya? 2011, Diva Press Yogyakarta, 2010.

e. Idolaku Rasulullah SAW 2010, Diva Press Yogyakarta, 2010. v. NovelSejarah

a. The Chronicle of Kartini, Diva Press Yogyakarta, 2011.

b. Cheng Ho Laksamana Muslim dari Negeri Seberang, Diva Press Yogyakarta, 2011.

c. Ibrahim Rindu Allah, Diva Press Yogyakarta, 2011. d. Kilat Mata Ksatria Allah, Diva Press, 2012.

e. Lilin pun Dipadamkannya( biografi Umarbin Abdul Aziz) Real Books, Yogyakarta, 2012.

f.

Sinopsis Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo

Novel ini menceritakan tentang perjuangan anak-anak kampong Genteng dalam menenmpuh pendidikan. Lika-liku da haling rintangan yang mereka hadapi untuk bisa mencicipi bangku sekolah yang menurut sebagian besar warga kampong hanya menghabiskan uang saja, lebih baik mereka membantu kedua orang tua untuk mencari nafkah untuk melanjutkan kehidupan. Karena kehidupan mereka berada dibawah garis kemiskinan. Untuk makan sehari saja mereka kekuarangan, apalagi harus membiayaisekolah. Sedangkan pekerjaan kedua orang tua mereka hanyalah seorang pemerah susu sapi, pembersih kandang, dan memberi makan ternak-ternak milik orang paling kaya di desa mereka. Mereka adalah Pambudi, Pepeng, dan Yudi. Ketiga anak alam ini yang belum pernah memakan bangku sekolahan karena ketidakadaan biaya.

Namun, Faisal. Teman ketiga anak alam itu mencoba mempengaruhi teman-temannya untuk mengikuti jejaknya. Yaitu bersekolah. Awalnya mereka tidak mau, namun setelah di bujuk dan mereka sadar ingin sekolah, akhirnya mereka bertiga sepakat untuk bersekolah, meskipun harus bekerja keras untuk membantu membiayai sekolah. Sampai berjualan pisang goring di kelas, berjualan Koran, kuli angkut kelapa dari dini hari sampai waktu sekolah tiba. Sebelumnya mereka bertiga meremehkan sekolah. Namun setelah mereka bertemu bu

Mutia-guru kelas 1 sd- mereka, baru sadar bahwa belajar itu penting. Karena tanpa ilmu mereka bisa mudah ditipu oleh orang yang lebih pintar.

Di sekolah, salah satu dari anak alam ini menemukan sosok yang sangat di kaguminya. Kania. Gadis kecil, cantik dan pemberani itu di taksir oleh Pambudi. Mereka mengira Kania merupakan anak orang berada, karena cantik, bersih dan pandai. Namun setelah di selidiki oleh Pambudi, kehidupannya sama dengan keluarganya dan juga teman-temannya. hany a karena cita-cita, semangat dan keyakinan bisa membuat dia berjalan dan terus melangah dari kerasnya kehidupan saat ini. Dai itu membuat Pambudi semakin jatuh hati kepada Kania. Karena selain sebagai wanita yang hebat, kania juga sosok yang dikaguminya. Karena dengan berilmu, kita bisa menakklukkan rintangan kehidupan dengan ilmu. Seperti saat Faisal bercita-cita untuk menciptakan kampungnya agar warganya tidak terus di perbudak oleh Yok Bek selam hidup mereka. Warga Kampung Genteng harus berubah.

Pada akhirnya, setelah melalui proses dan tahapan-tahapan yang tidak mudah, akhirnya para warga Kampung Genteng menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Bahkan, Pak Cokro, yang dulunya sebagai dukun, kini mengubah tempat prakteknya menjadi Taman Baca bagi penduduk Kampung Genteng. Dan Faisal terus melanjutkan pekerjaannya sebagai guru bantu termuda setiap hari Minggu di Balai Desa tempat tinggalnya.