• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dakwah Islam

Dalam dokumen Isi Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran (Halaman 124-128)

ققتح دقف امهنيب Perkataan Malik raḥimahullāh, siapa yang bertasawwuf namun tidak berfikih

E. Dakwah Islam

Secara etimologis kata ad-da’wah diisytiqāq (diambil) dari kata ad-du’a yang berarti permintaan/tuntutan. Secara terminologis dakwah itu adalah ucapan yang merupakan ajakan kepada manusia untuk menetapkan kebenaran terhadap orang lain.147 Di dalam lembaga pendidikan kampus, dakwah itu sudah menjadi sebuah nama fakultas. Fakultas ini di UIN SU misalnya, memiliki 4 program studi. Pertama, komunikasi dan penyiaran Islam. Kedua, bimbingan penyuluhan Islam. Ketiga, pengembangan masayarakat Islam. Keempat, Manajemen Dakwah. Semua ini tujuannya satu, mengajak masyarakat untuk melakukan dan memilih kebaikan yang sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Nabi.

Berkaca kepada Nabi saw., pada awalnya dakwah beliau dimulai dengan secara sir (rahasia) baru kemudian secara jahar (terang-terangan). Mengajak orang kepada kebaikan (dakwah) merupakan amal yang sangat mulia di sisi Allah Swt. Ada beberapa ayat yang merupakan isyarat dalam Alquran untuk melakukan dakwah.:

حنِم ِنيانِإ حلاحقحو اًِلَاحص حلِمحعحو ِاللَّا حلىِإ احعحد ْناِمِ ًلاْوح ق ُنحسْححأ ْنحمحو

حيِمِلْسُمْلا

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fuṣṣilat, 41: 33).

َنوُعۡدَي ٞةذمُأ ۡمُكنِ م نُكَلََوۡ

ُمُه َكِئََٰٓلْوُأَو ِٖۚرَكنُمۡلٱ ِنَع َنۡوَهۡنَيَو ِفوُرۡعَمۡلٱِب َنوُرُمۡأَيَو ِ ۡيرَۡلِٱ َلَِإ

َنوُحِلۡفُمۡلٱ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Āli ‘Imrān, 3: 104).

Ayat ini dijelaskan oleh ibn Jazī dalam tafsir yang ditulisnya at-Tashīl li ‘Ulūm at-Tanzīl, dengan menyebutkan:

نع يهنلاو فورعلمبا رملأا نا ىلع ليلد : ةيلآا } ٌةامُأ ْمُكْنِ م نُكحتْلحو {

: هلوقو ، بجاو ركنلما

اونوك : نىعلما نأو ، سنلجا نايبل انهإ : ليقو ، ضيعبتلل نم نلأ ةياهك ضرف هنأ ىلع ليلد : مكنم

. لاوحلأا بسح ىلع ، بلقلباو ناسللباو ديلبا نوكي ركنلما يريغتو . ةمأ

(Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat...), merupakan dalil wajibnya untuk melakukan amar makrūf dan nahī munkar. Firman-Nya dengan menyebut (minkum), merupakan dalil untuk sebagian hukumnya fardu kifayah. Dikatakan: sesungguhnya kalimat itu hanya untuk menjelaskan jenis saja. Maknanya, jadilah kalian umat. Merubah kemungkaran itu bisa dengan tangan, lisan dan hati, sesuai dengan kapasitas masing-masing.148

Apa yang disebutkan di atas ini, merupakan tugas dari kaum Muslim sebagai umat Nabi saw. yang Allah sebutkan sebagai umat terbaik dari semua pengikut-pengikut Nabi yang diutus sebelum Rasulullah saw. firman-Nya:

ِۗ ذللَّٱِب َنوُنِمۡؤُتَو ِرَكنُمۡلٱ ِنَع َنۡوَهۡنَتَو ِفوُرۡعَمۡلٱِب َنوُرُمۡأَت ِساذنلِل ۡتَجِرۡخُأ ٍةذمُأ َ ۡيرَخ ۡمُتنُك

َنَماَء ۡوَلَو

َو َنوُنِمۡؤُمۡلٱ ُمُهۡنِ م ٖۚمُهذل اٗ ۡيرَخ َنَكََل ِبََٰتِكۡلٱ ُلۡهَأ

َنوُقِسَٰ َفۡلٱ ُمُهُ َثَۡكَأ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Āli ‘Imrān, 3: 110).

ُه َكذبَر ذنِإ َۚ ُن َسۡحَأ َ ِهِ ِتِذلٱِب مُهۡلِدَٰ َجَو ِۖةَنَسَۡلۡٱ ِةَظِعۡوَمۡلٱَو ِةَمۡكِۡلۡٱِب َكِ بَر ِليِبَس ََٰلَِإ ُعۡدٱ

ُمَلۡعَأ َو

نَع ذل َض نَمِب

َنيِدَتۡهُمۡلٱِب ُمَلۡعَأ َوُهَو ۦِهِليِبَس

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Naḥl, 16: 125).

ََٰسنِۡلِۡل َنَكَ َنَٰ َطۡيذشلٱ ذنِإ َۚۡمُهَنۡيَب ُغَنزَي َنَٰ َطۡيذشلٱ ذنِإ َُۚنَسۡحَأ َ ِهِ ِتِذلٱ ْاوُلوُقَي يِداَبِعِ ل لُقَو

اٗ وُدَع ِن

اٗنيِبُّم

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS. al-Isra’, 17: 53).

َ

لَّوُقَف

َٰ َشِۡ َي ۡوَأ ُرذكَذَتَي ۥُهذلَعذل اٗنِ َ ذ لَّۡوَق ۥُٗ لَّ َ

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Tāha, 20: 44).

ۡعَأ ُنۡنَ ََۚةَئِ ي ذسلٱ ُن َسۡحَ َأ َ ِهِ ِتِذلٱِب ۡعَفۡدٱ

ِيِۡطَٰ َي ذشلٱ ِتََٰزَمَه ۡنِم َكِب ُذوُعَأ ِ بذر لُقَو َنوُفِصَي اَمِب ُمَل

ِنوُ ُضَۡ َيَ نَأ ِ بَر َكِب ُذوُعَأَو

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku". (QS. al-Mu’minūn, 23: 96-98).

ۡمُهَل ۡتَن َكَ ََۚنوُقذتُمۡلٱ َدِعُو ِتِذلٱ ِ ۡلُۡلِٱ ُةذنَج ۡمَأ ٌ ۡيرَخ َكِلََٰذَأ ۡلُق

َنوُءٓا َشَي اَم اَهيِف ۡمُهذل اٗير ِصَمَو ٗءٓاَزَج

ۡسذم ا ٗدۡعَو َكِ بَر ََٰ َعَل َنَكَ ََۚنيِ ِلَٰ َخ

لَّؤُ ٔٗ

Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa?" Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?". Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (QS. al-Furqān, 25: 15-16).

ْ

آوُلِدَٰ َجُت لََّو۞َ

َلِزنُأ ٓيِلَّٱِب اذنَماَء ذ ْآوُلوُقَو ۡۖۡمُهۡنِم ْاوُمَل َظ َنيِلَّٱ ذ لَِّإ ُن َسۡحذ َأ َ ِهِ ِتِذلٱِب ذلَِّإ ِبََٰتِكۡلٱ َلۡهَأ

َنوُمِل ۡسُم ۥُلَّ ُنَۡ نََو ٞدِحَٰ َو ۡمُكُهََٰلوَإِ اَنُهََٰلوَإِ ۡمُكَۡ َِإ َ َلِزنُأَو اَنۡ ََِإ

Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. al-Ankabūt, 29: 46).

َيِۡنِمۡؤُمۡلٱ ُعَفنَت َٰىَرۡكِ لَّٱ ذنِإَف ۡرِ كَذَو

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. aż-Żariyāt, 51: 55).

Semua ayat-ayat yang disebutkan di atas ini mengisyaratkan betapa pentingnya dakwah dalam kehidupan ini khususnya dalam dunia pendidikan. Dakwah secara umum sudah dijelaskan bagaimana cara yang harus ditempuh. Cara-cara yang harus ditempuh dalam berdakwah ini mesti dikuasai dengan baik dan benar. Ayat-ayat yang menjelaskan dalam berdakwah harus dengan cara yang bijak, lembut dan penuh dengan nasehat sudah disebutkan di atas.

Perlu dipahami, di dalam lembaga pendidikan yang ada, bukan berarti tidak ada kemunkaran yang terjadi di dalamnya. Setiap yang namanya kemunkaran, berdasarkan ayat yang disebutkan di atas, mesti harus ada upaya untuk merubahnya. Cara untuk merubahnya sesuai dengan kapasitas masing-masing kedudukan. Dengan tangan (kedudukan) adalah langkah utama. Bilamana tidak bisa, barulah beralih dengan cara lisan (ucapan) dan selanjutnya alternatif terakhir yaitu tidak rida dengan kemungkaran yang ada.

Secara pasti, dimana ada kebaikan di sekelilingnya tentu ada yang tidak baik. Ini sudah menjadi hukum alam yang tidak bisa dibantah dengan argumentasi apapun. Dengan demikian, berbicara tentang hukum melakukan dakwah ini, sudah dijelaskan di atas dalam tafsir at-Tashīl, adalah kewajiban bersama sesuai dengan kapasitas masing-masing. Semua cara yang ditempuh itu adalah bagian dari wasiat untuk melakukan kebaikan dan anjuran untuk sabar dalam menghadapi segala macam problem dalam hidup. Firman Allah Swt.:

َو ِتَٰ َحِلَٰ ذصلٱ ْاوُلِمَعَو ْاوُنَماَء َنيِلَّٱ ذ لَِّإذ

ِ ۡبَ ذصلٱِب ْاۡو َصاَوَتَو ِ قَلۡٱِب ۡ ْاۡو َصاَوَت

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-‘Asr, 103: 3).

Sebagaimana disebutkan pada bagian awal pembahasan ini, bilamana dakwah yang dimaksudkan adalah jurusan dalam sebuah lembaga perguruan tinggi, maka di dalamnya terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang ada. Hukum mempelajari ilmu-ilmu yang dicakupnya dibahas pada bahasan tertentu. Ilmu yang dikandungnya bisa masuk ke dalam ilmu agama, humaniora, alam dan sosial. Sedangkan tugas melakukan dakwah amar makrūf nahī munkar sudah jelas disebutkan hukumnya. Adapun ilmu dakwah yang menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri, karena dakwah itu merupakan tugas wajib maka mempelajarinya juga dihukumi wajib. Sebagai orang yang bergelut dalam dunia pendidikan, mengetahui cara dalam berdakwah yang diatur dalam ilmu dakwah itu adalah fardu ain. Namun untuk mempelajarinya secara umum dihukumi fardu kifayah.

Dalam dokumen Isi Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran (Halaman 124-128)