• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Islam

Dalam dokumen Isi Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran (Halaman 117-124)

ققتح دقف امهنيب Perkataan Malik raḥimahullāh, siapa yang bertasawwuf namun tidak berfikih

D. Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan wasilah yang dijadikan oleh Islam untuk memperbaharui perubahan ideologi pada setiap personal.139 Pendidikan Islam merupakan pelengkap sosial yang dianggap sebagai ruh falsafah yang Islami dari sati sisi.140 Pendidikan sudah lama berkembang sebelum datangnya Rasulullah saw. Contoh di Yunani, perkembangan ilmu sudah sangat pesat dalam hal filsafat. Filsafat yang ada pada saat Islam belum datang masih banyak yang belum sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi saw. Setelah Islam jaya, perkembangan ilmupun semakin meluas. Maka ilmu-ilmu filsafat yang belum Islami itu kemudian diluruskan oleh ilmuan-ilmuan Muslim ternama. Seperti al-Farābi, Ibn Sīna, ar-Rāzi, al-Gazāli, Ibn Rusyd dan ilmuan yang lain.

Pendidikan Agama Islam di dalam Kampus merupakan salah satu prodi yang masuk kedalam fakultas Tarbiyah. Fakultas yang dimaksudkan ini memiliki beberapa program studi. Pertama, Pendidikan Agama Islam (PAI). Kedua, Pendidikan Bahasa Arab. Ketiga, kependidikan Islam (KI) Bimbingan Konseling Islam (BKI). Keempat, Kependidikan Islam (KI) Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Kelima, Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Keenam, Pendidikan Matematika (PMM).

Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Arab at-tarbiyah. Dalam Islam, secara etimologis, at-tarbiyah maknanya asy-syāmil (mencakup), al-mutakāmil (sempurna) sebagaimana disebut at-tarbiyah al-mustamirrah mada al-hayāt (pendidikan yang kontiniu sepanjang masa).141 Pendapat lain menyatakan at-tarbiyah itu maknanya rabā-yarbu artinya namā (berkembang) dan zāda (bertambah). Firman Allah:

َكَز نِ م مُتۡيَتاَء ٓاَمَو ِۡۖ ذللَّٱ َدنِع ْاوُبۡرَي َلَٗف ِساذلنٱ ِلََٰوۡمَأ ٓ ِفِ ْاَوُبۡ َيرِ ل اٗبِ ر نِ م مُتۡيَتاَء ٓاَمَو

َهۡجَو َنوُديِرُت ةَٰو

َنوُفِع ۡضُمۡلٱ ُمُه َكِئَٰٓ َلْوُأَف ِ ذللَّٱ

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,

139Ḥasan Abdu al-‘Āli, at-Tarbiyah al-Islāmiah fi al-Qarn ar-Rabī’ al-Hijry (Kairo: Dār al-Fikri al-‘Arabi, 1978 M), h. 25.

140

Ibid.

141

maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar-Rūm, 30: 39).

At-tarbiyah itu bisa juga dari rubbiya yang berarti nasya’a (timbul atau muncul) atau tara’ra’a (mengasuh). Bisa juga diartikan dari rabba-yarubbu, dengan makna al-iṣlāh (memperbaiki).142 Namun demikian, tarbiyah itu sudah menjadi sebuah istilah yang maknanya senada dengan yang telah disebutkan ini semua. Secara terminologis, at-tarbiyah itu adalah amaliah yang pasti untuk pengembangan dan pertimbangan terhadap segala persiapan personal, baik jasmani, rohani mapun akal, dan ia akan naik bersamanya sampaii kepada kesempurnaan.143

Al-Islām Secara etimologis maknanya istaslama (patuh), khada’a (tunduk). Secara terminologis, tunduk kepada Allah dengan mengesakan-Nya dan mematuhinya dengan ketaatan serta membersihkan diri dari segala kesyirikan.144 Dengan demikian, at-Tarbiyah al-Islāmiah (Pendidikan Islam) bila ditilik dari dua pemaknaan dari setiap kata yang telah disebutkan, dapatlah diambil pemahaman bahwa pendidikan Islam itu merupakan susunan ṣifat dan mauṣūf. Bermakna pendidikan yang islami. Karena itu, pendidikan Islam yang dimaksudkan tentunya pendidikan yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh pendidikan yang lain, baik pendidikan dari Timur, Barat maupun selainnya. Ciri khas yang dimaksudkan tentunya, tujuan dari pendidikan Islam itu, dan metodenya sepanjang hayat menempuh cara-cara yang Islami.

Ada beberapa ayat dalam Alquran yang mengisyaratkan pendidikan. Di antaranya, firman Allah Swt.:

اَهيِف ُدِسۡفُي نَم اَهيِف ُلَعۡتََ ن َ ْآوُلاَق ۡۖ ٗةَفيِلَخ ِضرَۡ ۡ

لۡٱ ِفِ ٞلِعاَج ِ نِِإ ِةَكِئَٰٓ َلَمۡلِل َكُّبَر َلاَق ۡذوَإِ

ُكِف ۡسَيَو

ِ دَقََُو َكِدۡمَ ِبِ ُحِ ب َسُن ُنۡ َنََو َءٓاَمِ لدٱ

ذمُث اَهذ ُكَ َءٓاَم ۡسَ ۡ

لۡٱ َمَداَء َمذلَعَو َنوُمَلۡعَت لَّ اَم ُمَلۡعَ َأ ٓ ِ نِِإ َلاَق ۡۖ َكَل ُس

ِبنَۢأ َلاَقَف ِةَكِئََٰٓلَمۡلٱ َ َعَل ۡمُهَضَرَع

ٓاَلن َمۡلِع َ لَّ َكَنَٰ َحۡبُس َ ْاوُلاَق َيِۡقِدَٰ َص ۡمُتنُك نِإ ِءٓ َلَُّؤَٰٓ َه ِءٓاَمۡسَأِب ِنِؤُ ٔ

َع اَم لَِّإذ

ُميِكَلۡٱ ُميِلَعۡلٱ َتنۡ َأ َكذنِإ ۡۖٓاَنَتۡمذل

142

Fauzi bintu Abdu Laṭīf Kurdi, Ṭarāiq Tadrīs at-Tarbiyah Islāmiah fi Madāris

al-Banāt (Sa’ūdi: Dār al-Andalūsi, 1423 H/2002 M), h.8.

143

Ibid., h. 9.

144

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Baqarah, 2: 30-32).

As-Samarqandi menjelaskan tafsiran dari potongan ayat di atas yang menjelaskan bahwa Allah Swt. mengajarkan kepada Nabi Adam as. ilmu pengetahuan dengan menyebutkan:

اهيرغو باودلا ءاسمأ هملهأ نيعي ، } احهالُك ءاسملاا حمحداء حمالحعحو { : لىاعت هلوق كلذف

Firman Allah yang demikian: (Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya), artinya Allah Swt. mengilhamkan kepada Nabi Adam as. semua nama-nama binatang dan selainnya.145

Pernyataan beliau di atas ini menjelaskan bahwa Allah Swt. mengajarkan segala nama-nama kepada Nabi Adam as. Nama-nama yang dimaksudkan sifatnya umum. Mulai dari nama-nama hewan sampai kepada benda-benda lainnya yang ada. Seandainya tidak diajarkan oleh Allah semua nama-nama yang disebutkan kepada beliau, sungguh rasa bingung akan terus dihadapinya sebab tidak mengetahui nama dan guna diciptakan Allah Swt. benda itu untuk manusia. Maka dalam hal ini, dari ayat tersebut mengisayaratkan betapa pentingnya pendidikan dalam hidup ini. Hidup tanpa pendidikan, akan menjadi sebab semua yang disediakan oleh Allah untuk manusia tidak akan dapat diolah.

Nabi Adam sebagai khalifah dan makhluk pertama manusia yang diciptakan, langsung dibimbing oleh Allah agar memiliki kecerdasan untuk mengolah segala ciptaan-Nya bagi manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Apa yang diajarkan oleh Allah di dalam ayat tersebut, sebagai proses pendidikan yang juga harus dilaksanakan sesama manusia. Ilmu tidak ada habisnya. Dengan maju

145Abū Laiṡ Naṣr ibn Muḥammad ibn Aḥmad ibn Ibrahīm as-Samarqandi, Baḥr

dan berkembangnya ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu yang dihajati manusia sebagai jawaban untuk masa kekinian terus berkembang. Nabi Adam diberi kesanggupan oleh Allah untuk memperluas makna nama-nama yang diajarkan Allah sesuai dengan pemahaman yang pas untuk anak-anaknya. Untuk keberlangsungan ilmu dan memberikan paham dari ilham yang diberikan kepada Nabi Adam dan juga Nabi-nabi setelahnya, sebagai utusan juga memiliki tugas wajib untuk membuka maknanya dengan jelas bagi generasi dan pengikutnya. Sejalan dengan itu, firman Allah Swt.:

َزُيَو َةَمۡكِلۡٱَو َبَٰ َتِكۡلٱ ُمُهُمِ لَعُيَو َكِتََٰياَء ۡمِهۡيَلَع ْاوُلۡتَي ۡمُهۡنِ م ٗلَّوُسَر ۡمِهيِف ۡثَعۡبٱَو اَنذبَرۡ

َكذنِإ ۡۖۡمِهيِ ك

ُميِكَلۡٱ ُزيِزَعۡ ۡلٱ َتنَأ

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah, 2: 129).

Ayat yang disebutkan di atas ini, menjelaskan bahwa semua utusan Allah memiliki tugas yang sama, yaitu menyampaikan Wahyu-Nya dan Sunnah sebagai dasar pendidikan bagi umatnya. Rasul memiliki umat, dan umatnya memiliki tugas yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain, yaitu menyampaikan kebaikan dan mengarahkan untuk dilaksanakan serta menjelaskan apa saja maksiat dan menyarankan untuk menjauh darinya. Memahami mana yang baik dan mana yang buruk, semua itu melalui proses pendidikan yang disampaikan oleh Rasul sebagai penjelas firman Allah Swt. Apa yang disebutkan ini merupakan bagian dari proses pendidikan yang harus dipahami dengan baik. Senada dengan pendidikan yang disebutkan di atas, dengan tegas pada surah dan ayat yang pertama turun disebutkan oleh Allah Swt.:

َلَقۡلٱِب َمذلَع يِ ذلَّٱ ُمَرۡكَ ۡلۡٱ َكُّبَرَو ۡأَرۡقٱ ٍقَلَع ۡنِم َنَٰ َسنِۡلۡٱ َقَلَخ َقَلَخ يِ ذلَّٱ َكِ بَر ِمۡسٱِب ۡأَرۡقٱ

َمذلَع ِم

ۡمَلۡعَي ۡمَل اَم َنَٰ َسنِلۡٱۡ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha

Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS. Al-‘Alaq, 96: 1-5).

Selain dari ayat yang disebutkan di atas, Allah Swt. juga banyak menyebut ayat tentang kemuliaan ilmu dan orang yang berilmu itu sendiri. Ayat itu tentunya merupakan anjuran bagaimana supaya peduli dengan pendidikan Islam. Pendidikan adalah pondasi untuk meraih kekuatan dan kesuksesan dunia dan akhirat. Tidak semua dituntut menjadi ulama. Akan tetapi kewajiban belajar tuntutannya untuk semua kaum Muslim. Dengan belajar maka Allah akan memberikan kemuliaan dunia dan akhirat. Ayat-ayat yang dimaksudkan:

ِمَٰ َعۡنَ ۡ

لۡٱَو ِ بٓاَوذلدٱَو ِساذلنٱ َنِمَو

َ ذللَّٱ ذنِإ ْۗاُؤَٰٓ َمَلُعۡلٱ ِهِداَبِع ۡنِم َ ذللَّٱ َشِۡ َي اَمذَِإ ۗ َكِلََٰذَك ۥُهُنََٰوۡلَن ٌفِلَتۡ ُمَ

ٌروُفَغ ٌزيِزَع

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Fāṭir, 35: 28).

َناَيَلِٱ ُهَمذلَع َنَٰ َسنِۡ لۡٱ َقَلَخ َناَءۡرُقۡلٱ َمذلَع ُنَٰ َمۡحذرلٱۡ

(Tuhan) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (QS. Ar-Raḥmān, 55: 1-4).

َسُفنَأ ٓلَِّإ َنوذ ُّلِضُي اَمَو َكوُّلِضُي نَأ ۡمُهۡنِ م ٞةَفِئٓاذط تذمَهَل ۥُهُتَ ۡحَۡرَو َكۡيَلَع ِ ذللَّٱ ُلۡضَف َلَّۡوَلَو

ۡۖۡمُه

اَمَو

ۡضَف َن َكََو َُۚمَلۡعَت نُكَت ۡمَل اَم َكَمذلَعَو َةَمۡكِۡلۡٱَو َبََٰتِكۡلٱ َكۡيَلَع ُ ذللَّٱ َلَزنَأَو ٖۚ ءۡ َشَ نِم َكَنوُّ ُضََي

ُل

اٗميِظَع َكۡيَلَع ِ ذللَّٱ

Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu. (QS. An-Nisā, 4: 113).

ِزيِزَعۡلٱ ِطََٰرِص ََٰلَِإ ٓيِدۡهَيَو ذقَۡلۡٱ َوُه َكِ بذر نِم َكۡ ََِإ َلِزنُأ ٓيِ ذلَّٱ َمۡلِعۡلٱ ْاوُتوُأ َنيِ ذلَّٱ ىَرَيَو

ِديِمَلۡٱ ۡ

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Saba’, 34: 6).

َ ۡ

لۡٱ َنِ م ةَعيِ َشِ ََٰ َعَل َكََٰنۡلَعَج ذمُث

َنوُمَلۡعَي لَّ َنيَِ لَّٱ َءٓاَوۡهذ َأ ۡعِبذتَت لََّو اَهۡعِبذتٱَف ِرۡمَ

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS. Al-Jāṡiyah, 45: 18).

وَإِ ۡۖۡمُكَل ُ ذللَّٱ ِحَسۡفَي ْاوُح َسۡفٱَف ِسِلَٰ َجَمۡلٱ ِفِ ْاوُح ذسَفَت ۡمُكَل َليِق اَذِإ ْآوُنَماَء َنيِ ذلَّٱ اَهُّيَأَٰٓ َي

َليِق اَذ

وُأ َنيِلَّٱَو ۡمُكنِم ذ ْاوُنَماَء َنيِلَّٱ ُ ذللَّٱ ِعَفۡرَي ذ ْاوُ ُشُنٱَف ْاوُ ُشُنٱ

ٞيرِبَخ َنوُلَمۡعَت اَمِب ُ ذللَّٱَو ٖۚ تَٰ َجَرَد َمۡلِعۡلٱ ْاوُت

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujādalah, 58: 11).

ُتوُأ َنيِلَّٱ َلاَقَوذ

َنوُ ِبََٰ ذصلٱ لَِّإ ذ ٓاَهَٰىذقَلُي َلََّو َۚاٗحِلَٰ َص َلِمَعَو َنَماَء ۡنَمِ ل ٞ ۡيرَخ ِ ذللَّٱ ُباَوَث ۡمُكَلۡيَو َمۡلِعۡلٱ ْاو

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al-Qaṣaṣ, 28: 80).

ٱ ُمۡلِع ۥُهَدنِع ۡنَمَو ۡمُكَنۡيَبَو ِنِۡيَب اَۢديِهَش ِ ذللَّٱِب َٰ َفََك ۡلُق َۚ ٗلَٗسۡرُم َتۡسَل ْاوُرَفَك َنيِ ذلَّٱ ُلوُقَيَو

ََٰتِكۡل

ِب

Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab".(QS. Ar-Ra’du, 13: 43).

ٗ

لَّاَجِر لَِّإ َكِلۡبَق نِم اَنذ ۡلَسۡرَأ ٓاَمَو

ۡسَف ۡۖۡمِهَِۡإ ٓ ِحۡوُّن َ

َنوُمَلۡعَت لَّ ۡمُتنُك نِإ ِرَ ۡكِ لَّٱ َلۡهَأ ْآوُلَٔ ٔ

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. An-Naḥl, 16: 43).

َنوُمِلَٰ َعۡلٱ لَِّإ ذ ٓاَهُلِقۡعَي اَمَو ۖ ِساذنلِل اَهُبِ ۡضََن ُلََٰثۡمَ ۡلۡٱ َكۡلِتَو

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. Al-Ankabūt, 29: 43).

Semua ayat-ayat yang disebutkan ini dan juga beberapa ayat lain yang senada dengannya merupakan penjelas betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Semua ilmu yang disebutkan tentunya untuk kebaikan setiap individu dan kepada semua masyarakat secara umum. Rasulullah saw. sebagai utusan akhir zaman, telah mempraktekkan kepada para sahabat proses pendidikan dengan baik. Kejayaan Rasul dan para sahabat didasari dengan ilmu pendidikan. Karena itu pendidikan mestilah menjadi perhatian yang prioritas dibanding yang lain agar amanah kekhalifahan itu bisa dijalankan dengan baik. Rasulullah saw. melakukan proses pendidikan dengan mengajarkan al-Kitab dan hikmah. Firman Allah Swt:

ِ ِ مُ ۡلۡٱ ِفِ َثَعَب يِلَّٱ َوُهذ

َةَمۡكِلۡٱَو َبَٰ َتِكۡلٱ ُمُهُمِ لَعُيَو ۡمِهيِۡ كَزُيَو ۦِهِتََٰياَء ۡمِهۡيَلَع ْاوُلۡتَي ۡمُهۡنِ م ٗلَّوُسَر َن ٔ

يِۡبُّم لََٰلَض ِفََل ُلۡبَق نِم ْاوُنَكَ نوَإِ

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah, 62: 2).

Ad-Dimasyqi dalam kitabnya Tafsīr ibn Abdi as-Salām menuliskan komentar terkait dengan al-Kitāb dan al-Ḥikmah pada ayat di atas dengan:

يرلخا ةفرعم وأ طلخبا عرشلا دييقتب اورمأ الم مهيف عاش هنلأ ملقلبا طلخا وأ نآرقلا } حباحتِكْلا {

او مههلا وأ نيدلا في هقهلا وأ ةنسلا } حةحمْكِْلَاحو { باتكلبا فرعي امك رشلاو

. ظاعتلا

(Al-Kitāb) yaitu Alquran atau menulis dengan pena, karena masyhur pada mereka tentang hal yang diperintahkan untuk memperkokoh syariat dengan menulis atau mengenal kebaikan dan keburukan sebagaimana diberitahukan dengan al-Kitab. (al-Hikmah) yaitu Sunnah dan Fikih (pemahaman) tentang agama atau pemahaman dan nasehat bijak.146

146

Abdul al-Azīz ibn Abd as -Salām ibn Abi al-Qāsim ibn al-Ḥasan as-Salamī ad-Dimasyqī Izz ad-Dīn (Sulṭān al-‘Ulamā w. 660 H), Tafsīr ibn Abd as-Salām (al-Maktabah asy-Syāmilah), juz. 6, h. 459.

Berdasarkan keterangan yang disebutkan di atas ini, dapatlah dipahami dengan jelas bahwa pendidikan adalah hal yang terpenting dalam hidup ini. Pendidikan Islam dalam pembahasan ini adalah makna yang umum dibanding dengan sebutan ilmu-ilmu yang khusus yang disebutkan sebelumnya. Dalam lembaga pendidikan kampus, pendidikan Islam ini merupakan sebuah jurusan dan ilmu-ilmu yang dikandungnya banyak. Maka berbicara tentang hukum syariat dalam hal ini, sebagaimana setiap ilmu-ilmu yang dikandungnya sudah berdiri sendiri menjadi sebuah disiplin ilmu, maka hukumnya tetap mengikuti apa yang sudah ditetapkan dengan ilmu tertentu. Yang pasti, pendidikan Islam dengan makna pendidikan yang islami, adalah model pendidikan yang wajib dimiliki oleh sebuah kampus Islam.

Tidak tepat, bilamana satu kampus itu terkenal dengan kampus Islam, namun ilmu-ilmu dan proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak memiliki nilai-nilai Islam yang tinggi. Pendidikan yang sekuler dan liberal adalah model pendidikan yang tidak sejalan dengan pendidikan islami. Maka dalam hal ini, proses pendidikan islami adalah cara dan metode yang harus dikembangkan di setiap lembaga pendidikan yang ada. Bagaimana caranya? Sudah jelas jawabannya, proses pendidikan tersebut harus mengikuti cara-cara yang islami. Metode yang digunakan mengikuti cara yang dibuat oleh tokoh-tokoh yang tidak memisahkan antara ilmu dengan Allah Swt.

Dalam dokumen Isi Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran (Halaman 117-124)