• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Bagi Lingkungan

Dalam dokumen Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt (Halaman 122-127)

Limbah yang terbuang atau mencemari langsung ekosistem tentu akan mempunyai dampak buruk tidak hanya bagi ekosistem itu sendiri tapi juga terhadap masyarakat disekitarnya. Baik buruk dan cepat lambatnya pengaruh limbah terhadap ekosistem dan manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ;

1. Volume limbah, banyak sedikitnya akan mempengaruhi kualitas limbah. 2. Kandungan limbah, kualitas limbah yang dihasilkan dipengaruhi oleh

kandungan bahan pencemar didalamnya.

3. Frekuensi pembuangan limbah, frekuensi pembuangan yang secara terus-menerus tentu dapat menimbulkan masalah besar.

Dampak lingkungan yang tercemar oleh limbah secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada perubahan mendasar komponen-komponen lingkungan baik secara fisika, kimia, maupun biologi. Sifat dampak akibat dari pencemaran limbah dapat dibedakan beberapa kelompok yakni:

1. Langsung dan Tidak Langsung

Dampak langsung (primer), terjadi perubahan mendasar akibat adanya pencemaran limbah yang terjadi secara seketika pada saat itu juga dan dapat dilihat pada waktu itu juga. Contoh : fotosintesis biota perairan.

Dampak tidak langsung (sekunder), terjadi perubahan mendasar yang berantai dan memerlukan waktu untuk dapat dilihat dampak atau efeknya, contoh : logam berat yang termakan oleh biota perairan.

Sumber : http://www.ebiologi.com/

Gambar 3.7. Dampak limbah bagi ikan

2. Dampak Kumulatif

Kumulatif, merupakan dampak gabungan yang ditandai dengan perubahan pada komponen-komponen ekosistem dan tidak berlangsung seketika.

113 Dampak kumulatif dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok yakni :

a) Kumulatif Sinergistik : dampak yang akan saling menguat setelah bergabung dan tidak dapat berlangsung seketika, contoh : dampak reklamasi, pengerukan alur dan pembuangan ballast-water pada lingkungan perairan.

b) Kumulatif Antagonistik : kebalikan dari dampak kumulatif sinergistik dampak dari sifat ini akan saling melemahkan/menetralkan setelah bertemu atau bergabung dan tidak dapat terjadi seketika, contoh : pemanfaatan air limbah asam dan basa dalam IPAL terpadu.

Pada contoh kasus besar yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu adalah kasus tumpahan minyak (oil spill) di laut. Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak kapal laut. Limbah minyak mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan korosif. Limbah minyak merupakan bahan yang dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Limbah minyak terjadi karena dua sebab utama yaitu: pengeboran di laut, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan (blow out) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran.

Minyak bumi yang telah dikilang umumnya lebih toksik terhadap manusia, namun lebih mudah didegradasi oleh lingkungan. Komposisi minyak bumi mempengaruhi perilaku, daya tahan terhadap cuaca, dan pengaruh buruknya terhadap lingkungan. Hal ini meliputi volatilitas hidrokarbon ke udara, kelarutan komponen toksis ke laut, pembentukan dan stabilitas emulsi, laju dispersi, daya tahan mengapung, dan laju biodegradasi alami. Setiap fraksi minyak hasil kilangan memiliki perilaku yang berbeda-beda, sehingga pengaruhnya sulit diprediksi. Misalnya, beberapa fraksi akan segera menguap di udara, sebaliknya fraksi lain cenderung bertahan lama di alam. Kondisi angin dan air laut dapat mengubah pengaruh minyak terhadap kehidupan liar. Misalnya, di laut yang hangat dengan angin kuat, evaporasi dapat menghilangkan senyawa aromatis dengan berat molekul rendah, sehingga tidak terlarut dalam air, mempengaruhi kehidupan laut, dan memasuki rantai makanan.

Pada tanggal 20 april tahun 2010 anjungan minyak lepas pantai Deepwater Horizon meledak, menewaskan 11 pekerja dan memicu kebocoran dari kepala sumur di dasar laut,

114 diperkirakan 800.000 liter minyak mentah bocor per harinya. Sumber minyak adalah dari dasar laut 10,000 feet (3,000 m) di bawah permukaan. Peristiwa ini menyebabkan malapetaka lingkungan, karena mempengaruhi habitat binatang laut. Gambar-gambar satelit yang baru dari University of Miami pada hari Rabu, menunjukkan tumpahan minyak Teluk Meksiko, sekarang berukuran hampir sebesar negara bagian Maryland, yang luasnya lebih dari 24.000 kilometer persegi. Perkiraan terbaru menunjukkan minyak kini semakin mendekati pantai Florida, dengan posisi tumpahan 11 kilometer saja dari garis pantai.

Sumber : http://tenthood.blogspot.co.id/

Gambar 3.8. Kecelakaan kilang minyak di teluk meksiko

Minyak yang tumpah pada perairan Teluk Meksiko mengandung Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs). PAH merupakan racun yang berasal dari minyak mentah, pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar fosil dan sumber antropogenetik lainnya. Oleh WHO racun ini dianggap sebagai polutan sebab setelah kejadian oil spill tersebut konsetrasinya meningkat dan tersebar dimana-mana. Hal ini menjadi sangat berbahaya sebab beberapa faktor seperti gelombang, degradasi mikroba, tekanan, fotookasidasi, dan suhu dapat mengubah komposisi minyak dari waktu ke waktu.

Kematian ikan akibat dari keracunan akut PAH pasti terjadi dan sering digunakan sebagai ukuran efek minyak pada populasi ikan. Namun, efek sublethal paparan PAH seperti gangguan sekresi kortikosteroid, disfungsi kekebalan tubuh, kerusakan insang, gangguan pertumbuhan dan reproduksi, dan kapasitas cardio-respiratory mampu mengurangi kemampuan hewan secara efektif menanggapi stres lingkungan. Selanjutnya, PAH menyebabkan kelainan perkembangan pada larva ikan seperti cacat kraniofasial, edema, mengurangi ukuran, dan cacat jantung mengakibatkan penurunan stamina yang

115 dapat bertahan sampai dewasa, mempengaruhi produktivitas dan tingkat bertahan hidup dari populasi.

Sumber : https://lelingkungan.wordpress.com/

Gambar 3.9. Biota yang terkena limbah minyak

Identifikasi Limbah

Limbah organik maupun limbah anorganik dapat didaur ulang. Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat dipakai kembali.

Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung melalui proses daur ulang (contohnya pengomposan dan biogas). Contoh limbah organik yang dapat kita daur ulang adalah sisa-sisa dedaunan dan sisa-sisa penggergajian.

Sisa-sisa dedaunan dapat di proses menjadi pupuk kompos yang bermutu bagus karena memiliki kandungan unsur hara yang lengkap. Pengomposan harus dilakukan sesuai prosedur agar didapatkan hasil yang maksimal. Bila proses pengomposan dilakukan dengan baik, maka sisa dedaunan itu dapat dipergunakan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan dan berkualitas. Limbah anorganik dapat diproses menjadi sebuah benda yang memiliki nilai seni atau nilai guna. Pemrosesan seperti ini disebut re use (menggunakan kembali) . Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas yang digunakan sebagai pot tanaman maupun barang lainnya.

1. Limbah plastik

Plastik merupakan bahan yang digunakan secara luas sebagai perabotan rumah tangga, seperti ember, piring, gelas, serta pembungkus barang belanjaan. Keunggulan barang yang terbuat dari plastik tahan lama dan tidak berkarat. Banyaknya pemanfaatan

116 plastik berdampak pada banyaknya sampah plastik. Plastik sangat sulit untuk dihancurkan secara alami. Untuk hancur secara alami jika dikubur dalam tanah memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh sebab itu, upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah plastik untuk didaur ulang menjadi barang yang sama fungsinya dengan fungsi semula atau digunakan untuk fungsi yang berbeda. Sebagai contoh ember plastik bekas dapat didaur ulang setelah dihancurkan dan hasil daur ulangnya dapat dibuat ember atau produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah, pot bunga dan lain sebagainya. Plastik dari bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjadi bahan kerajinan, misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan minuman dapat dibuat bunga-bungaan, bingkai foto, taplak meja, hiasan dinding, atau hiasan-hiasan lainnya.

2. Limbah logam

Sampah atau limbah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium, timah, dan lain sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya paling banyak kita temukan dan paling mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari bahan kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari limbah kaleng di antaranya tempat sampah, vas bunga, gantungan kunci, celengan, gift box, dan lain-lain.

3. Limbah Gelas atau Kaca

Limbah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang-barang sama seperti barang-barang semula atau menjadi barang-barang lainseperti botol yang baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik dan ekonomis.

4. Limbah kertas

Sampah kertas kelihatannya memang mudah hancur dan tidak berbahaya seperti sampah plastik. Namun walau bagaimanapun yang namanya sampah pasti menimbulkan masalah jika berserakan begitu saja. Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung kertas tersebut dapat dilebur terlebih dahulu menjadi bubur kertas, kemudian dibuat berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat pensil, dan lain sebagainya.

117

Dalam dokumen Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt (Halaman 122-127)

Dokumen terkait