• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe - Tipe Ekosistem

Dalam dokumen Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt (Halaman 159-195)

1. Ekosistem Air a. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar ditandai dengan variasi suhu yang tidak mencolok (stabil), penetrasi cahaya yang kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Pada ekosistem ini

150 organisme yang hidup umumnya telah mengalami fase adaptasi dan didonimasi oleh tumbuhan ganggang.

Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :

1) Adaptasi tumbuhan : jenis adaptasi tumbuhan di ekosistem ini biasanya memiliki sel tunggal dan mempunyai dinding sel yang kuat seperti pada beberapa jenis alga hijau.

2) Adaptasi hewan : jenis adaptasi di ekosistem ini dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan aktif yang bergerak menggunakan otot kuatnya. Hewan lainnya yang menghuni ekosistem ini adalah ikan yang mengatasi perbedaan tekanan osmosisnya dengan melakukan osmoregulasi melalui sistem eskresi, insang, dan pencernaan.

Secara umum eksosistem air tawar dibagi ke dalam dua jenis yakni :

1) Ekosistem air lentik (air tenang, pada ekosistem ini cenderung memiliki kondisi perairan yang tenang. Ekosistem ini juga mencakup beberapa ekosistem lain seperti danau dan rawa.

2) Ekosistem air lotik (air mengalir), ekosistem ini merupakan ekosistem dimana airnya mengalami pergerakan atau mengalir. Salah satu contohnya yang dapat kita jumpai adalah sungai.

b. Ekosistem air laut

Ekosistem air ditandai oleh kadar salinitas tinggi yang menyebabkan air terasa asin. Kadar salinitas tertinggi pada ekosistem air laut berada pada kawasan laut tropik sebab memiliki suhu yang lebih tinggi dan penguasaan yang besar. Ekosistem air laut juga terdiri atas ekosistem perairan dangkal atau biratol, ekosistem laut dalam dan ekosistem pasang surut. Berdasarkan kedalamannya ekosistem air laut dibedakan pada beberapa zona diantaranya:

1) Zona litoral (daerah pasang surut)

Zona Litoral adalah Wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai. Daerah litoral merupakan daerah yang sempit akan tetapi memiliki keanekaragaman biota yang tinggi. Contoh hewan yang hidup di daerah litoral adalah bintang laut, bulu babi, udang, kepiting, dan cacing laut.

151 2) Zona neritik (pantai pasir dangkal)

Ekosistem ini terletak disepanjang pantai dan komunitasnya dapat ditemukan pada saat air pasang. Ekosistem ini juga tidak terpengaruh oleh sungai besar atau terletak diantara dinding batu yang terjal atau curam. Pada zona ini juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis eksositem yang meliputi :

a) Ekosistem terumbu karang b) Ekosistem pantai batu c) Ekosistem pantai lumpur. 3) Zona Oseanik

Merupakan ekosistem laut lepas yang tidak dapat ditembus oleh sinar matahari karena kedalamannya. Akibatnya ekosistem pada zona ini menjadi sangat gelap, dingin dan dihuni oleh organisme-organisme yang masih belum banyak diketahui saat ini. Air pada zona ini tidak dapat bercampur dengan air yang ada diatasnya karena perbedaan suhu dan batas kedua lapisan tersebut daerah termoklin.

c. Ekosistem estuari

Ekosistem estuari merupakan ekosistem pertemuan antara air tawar dan air laut. Salah satu cirinya adalah ekosistem ini memiliki produktivitas yang tinggi. Tingginya produktivitas pada ekosistem ini disebabkan variasi yang tinggi ditinjau dari faktor fisik, kimia, biologi, ekologi dan habitat yang terbentuk didalamnya. Itulah sebabnya ekosistem pada kawasan ini menjadi sangat kompleks.

Sumber : https://id.wikipedia.org/

152 Ekosistem estuari dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan salinitas (kadar garamnya) yakni:

1) Oligohalin, yakni berkadar garam rendah (0,5-3‰) 2) Mesohalin, yakni berkadar garam sedang (3-17‰) 3) Polihalin, yakni berkadar garam tinggi (diatas 17‰)

Ekosistem estuari merupakan bagian dari ekosistem air laut pada zona litoral (perairan dangkal). Secara umum ekosistem estuari di dominasi oleh substrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Endapan ini merupakan makanan bagi organisme yang ada didalamnya sebab partikel yang dibawa kebanyakan bersifat organik. Berdasarkan stratifikasinya ekosistem estuari dapat di kelompokkan dalam tiga jenis yakni:

1) Estuari berstratifikasi nyata atau biji garam

Dapat diketahui dengan adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut. Air tawar pada kelompok ekosistem estuari ini lebih dominan dibandingkan dengan penyusupan air laut.

2) Estuari bercampur sempurna (homogen vertical)

Pasang surut pada kelompok ekosistem estuari ini menjadi sangat dominan sehingga antara air tawar dan air laut dapat bercampur dengan sempurna (tidak membentuk stratifikasi).

3) Estuari berstratifikasi sebagian (moderat)

Pada kelompok ekosistem ini aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut pada saat arus pasang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi percampuran air diperairan estuarin, diantaranya :

a) Pasang surut, hal ini karena dapat menyebabkan turbulensi dan pencampuran dalam skala besar diperairan estuari.

b) Aliran air sungai, hal ini karena air yang mengalir di permukaan pada satu waktu tertentu akan mengalami pencampuran dengan air asin yang berada didasar perairan.

Angin dan gelombang, kedua hal ini hanya memberikan pengaruh kecil terhadap proses pencampuran air di estuaria

d. Ekosistem pantai

Ekosistem ini merupakan ekosistem daratan yang berbatasan langsung dengan lautan. Ekosistem ini merupakan gabungan dari kombinasi daratan dan perairan. Oleh

153 sebab itu ekosistem ini memiliki beberapa sifat khusus yang tidak dapat ditemukan pada ekosistem lainnya, yakni:

1) Eksosistem pantai dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

2) Wilayah paling atas dari ekosistem ini merupakan wilayah yang sedikit terkena air.

3) Ekosistem ini memiliki titik tengah yang terendam oleh air baik pada saat pasang tinggi maupun rendah.

4) Ekosistem ini dihuni oleh beberapa jenis makhluk hidup pada wilayah terdalamnya.

Pantai memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya. Pantai dapat didefenisikan sebagai daerah pertemuan antara laut dengan daratan serta udara, dimana interaksi ketiga komponen tersebut menjadikan wilayah pantai sangat dinamis, sehingga menyebabkan daerah pantai sangat rentan terhadap setiap perubahan yang terjadi.

Sumber : http://www.pasirpantai.com/

Gambar 4.8. Contoh ekosistem pantai

Berdasarkan komponen pembentuknya, ekosistem pantai dapat dibedakan dalam dua jenis kelompok, yakni :

1) Ekosistem Pantai Batu

Eksosistem ini terbentuk akibat adanya bongkahan-bongkahan batu granit. Bongkahan- bongkahan batu granit tersebut adalah bongkahan batu besar yang bisa juga berupa batu padas. Batuan padas yang membentuk ekosistem ini

154 dapat terbentuk dari konglomerasi atau proses berkumpul dan menyetunya batu-batu kecil (kerikil) dengan tanah liat atau tanah kapur. Karena didominasi oleh bebatuan menyebabkan pada eksositem ini cenderung memiliki kandungan unsur hara yang minim dan permeabilitas tanah yang sangat baik.

Sumber : http://info-wisata-banyuwangi.blogspot.co.id/

Gambar 4.9. Ekosistem Pantai Berbatu

2) Ekosistem pantai berlumpur

Lumpur pada ekosistem ini terbentuk akibat adanya endapan lumpur-lumpur dari sungai. Pada ekosistem ini biasanya memiliki muara yang disebut dengan monsun estuaria. Selain itu pada ekosistem ini terdapat pantai-pantai yang memiliki pulau-pulau besar. Organisme pada ekosistem ini juga dapat dikatakan merupakan organisme atau ikan-ikan dengan nilai ekonomis tinggi karena kandungan unsur hara yang tinggi.

Sumber : http://setiawan4belaz.blogspot.co.id/

155

e. Ekosistem sungai

Eksosistem sungai merupakan salah satu ekosistem yang sering dijumpai. Sungai sendiri merupakan suatu badan air yang mengalir pada satu arah. Aliran gelombang dan air inilah yang kelak memberikan suplai oksigen pada organisme penghuninya. Selain sebagai penyuplai oksigen, aliran sungai merupakan faktor utama yang membuat ekosistem ini berbeda dengan ekosistem lain. Aliran air pada ekosistem sungai mempunyai peran seperti pencairan salju, hujan dan air tanah. Kecepatan dan kekuatan aliran air pada ekosistem juga memiliki pengaruh terhadap keadaan komponen-komponen fisika, kimia, dan biologi pada ekosistem sungai. Hal ini juga menyebabkan kondisi substrat (organik & anorganik) menjadi tidak permanen.

Sumber : https://tekoneko.net/

Gambar 4.11. Ekosistem Sungai

Berdasarkan aliran air, ekosistem sungai dapat dikelompokkan dalam dua jenis kelompok, yakni:

1) Zona air deras

Pada zona ini umumnya merupakan wilayah sungai dangkal dan cenderung padat. Derasnya aliran sungai pada zona ini mempunyai dampak positif sebab dapat membersihkan bagian dasar sungai. Hal ini menyebabkan dasar sungai pada zona ini cenderung bersih dari berbagai macam endapan.

Sumber : http://www.alamikan.com/

156 2) Zona aliran tenang

Sungai pada zona ini cenderung memiliki kedalaman yang lebih dibandingkan zona aliran deras. Pada zona wilayah ini lumpur yang terbawa oleh aliran air cenderung akan lepas dan mengendap di dasar perairan. Hal ini menyebabkan kondisi dasar perairan menjadi lunak.

Sumber : http://www.rmolbanten.com/

Gambar 4.13. Zona aliran tenang

Ekosistem sungai merupakan salah satu ekosistem yang memiliki peran penting bagi manusia maupun lingkungan. Meski dapat dikatakan ekosistem ini merupakan ekosistem yang terbatas dibandingkan ekosistem air laut namun kehadirannya tetap menjadi sangat vital sebab:

1) Ekosistem ini merupakan sumber air tawar yang dapat mencukupi kebutuhan manusia baik untuk keperluan industri maupun rumah tangga.

2) Bersama dengan ekosistem estuari, ekosistem sungai merupakan kawasan paling mudah dan murah untuk membuang limbah.

3) Ekosistem sungai mempunyai kemampuan untuk dapat mereduksi perubahan suhu, sehingga perubahan suhu dalam badan air akan menjadi lambat atau biasa disebut dengan sifat termal.

4) Ekosistem sungai memiliki sifat pada kontinum, dimana terjadi perubahan yang bersifat longitudinal di dalam sistem metabolisme komunitas dalam ekosistem.

5) Merupakan kawasan berkembang biak bagi beberapa spesies ikan seperti ikan salmon (trout) dan sumber makanan bagi hewan muapun manusia.

157

f. Ekosistem terumbu karang

Ekosistem terumbu karang merupakan eksosistem yang terdiri dari koral-koral yang hidup dekat pantai. Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang memiliki peran penting sebab merupakan sumber kehidupan utama bagi kehidupan organisme laut. Kondisi terumbu karang yang baik maupun buruk akan mempengaruhi kualitas sumber dayanya. Satu hal yang penting untuk diketahui adalah ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem khas kawasan tropis yang pusat penyebarannya terdapat di Indo-Pasifik.

Sumber : http://www.uw360.asia/

Gambar 4.14. Coral Triangle

Terumbu karang juga dapat dikatakan sebagai hutan tropis laut. Ekosistem terumbu karang yang terbentang disepanjang pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki empat fungsi yang sangat vital, yaitu :

1) Sebagai penyedia sumber daya alam.

2) Sebagai penyedia jasa pendukung kehidupan. 3) Sebagai penyedia jasa kenyamanan

158 Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/

Gambar 4.15. Contoh ekosistem terumbu karang

Berdasarkan bentuknya terumbu karang dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis yakni:

1) Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2) Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus, contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah). 3) Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.

159 4) Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.

Sumber : www.lariajamift.wordpress.com

Gambar 4.16. Tipe-tipe terumbu karang

Terumbu karang merupakan habitat bagi beberapa jenis biota laut dari sessileanimals hingga ikan-ikan pelagis yang mencari makan disekitarnya. Beberapa biota yang tinggal disekitar ekosistem terumbu karang merupakan ikan-ikan dengan nilai ekonomis tinggi yang banyak ditangkap oleh nelayan untuk dijual. Ikan-ikan yang ditangkap disekitar ekosistem ini tidak hanya dimanfaatkan untuk konsumsi, tetapi juga untuk nilai estetika seperti ikan-ikan hias yang banyak dijual.

Keberadaan terumbu karang bagi organisme-organisme yang tinggal disekitarnya, terumbu karang tidak hanya sebagai tempat tingga tetapi juga memiliki beberapa fungsi lain seperti :

1). Sebagai tempat mencari makan (feeding ground) ikan dan biota laut lainnya. 2). Sebagai tempat memijah (spawning ground) ikan dan biota laut lainnya. 3). Sebagai tempat untuk meletakkan telur-telur dan early settlement dari

larva-larva biota laut.

4). Sebagai tempat pembesaran ikan-ikan muda (nursery ground) 5). Sebagai tempat perlindungan terhadap predator.

Oleh karena itu kesehatan ekosistem terumbu karang apabila dapat terjaga dengan baik maka akan dapat memberikan manfaat yang banyak bagi manusia.

160

g. Ekosistem Lamun

Lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal, mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah dan berkembang biak secara generatif (penyerbukan bunga) dan vegetatif (pertumbuhan tunas). Ekosistem lamun merupakan suatu komunitas yang memiliki produktivitas primer maupun sekunder yang tinggi, dedritus yang tinggi dan dapat menampung berbagai macam komunitas hewan.

Ekosistem padang lamun berkembang di atas dasar perairan yang lunak pada zona yang masih terkena sinar matahari (zona fotik). Vegetasi lamun berdasarkan dari parameter suhu perairan dapat ditemukan juga di kawasan beriklim sedang. Hal ini dikarenakan vegetasi lamun memiliki kisaran seleksi habitat yang luas atau eurisious.

Sumber : http://belajarbiologionlinemudah.blogspot.co.id/

Gambar 4.17. Ekosistem Padang Lamun

Ekosistem lamun juga merupakan tempat berlindung, tempat mencari makan, tempat tinggal dan migrasi berbagai macam jenis hewan. Kondisi ekologis pada ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tertentu yang tidak dapat ditemukan pada ekosistem lain seperti mangrove maupun terumbu karang, adalah :

1). Ekosistem lamun terdapat pada perairan pantai yang landai, didaratan berpasir/berlumpur.

2). Mampu bertahan hidup hingga kedalaman 30 meter di perairan tenang dan terlindung.

3). Ekosistem lamun sagat tergantung pada penetrasi cahaya yang masuk ke dalam air.

4). Ekosistem lamun mampu melakukan proses metabolisme secara optimal pada saat seluruh tubuhnya terendam air.

161 Keragaman fauna di ekosistem padang lamun dipengaruhi oleh produktivitas primer yang tinggi sehingga keberadaan ekosistem padang lamun juga merupakan rumah bagi beberapa spesies, diantaranya:

1) Flora apifitik, mikro dan meifauna (protozoa, poriminifera, nematoda, polychaeta).

2) Fauna Sesil (hidrozoa, bryzoa, polychaeta)

3) Epifauna bergerak (gastropoda, polychaeta, turbellaria, crustacea, dan echinodermata).

4) Hewan-hewan beregrak yang dapat berdiam diri di daun (cephalopoda, dan ikan dari famili Syngathidae).

Sumber : https://www.slideshare.net/

Gambar 4.18. Biota disekitar padang lamun

2. Ekosistem Darat

a. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembab. Hutan hujan tropis terdapat dalam wilayah Khatulistiwa, seperti dalam lembah sungai Amazon, Amerika selatan, Asia Tenggara (Malaysia, Indonesia, Thailand), dan lembah Sungai Kongo. Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya disebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan. Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang

162 cahaya, hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini. Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (misalnya pohon yang tumbang) lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis ternak, semak, dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat. Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut :

1). Memiliki curah hujan yang sangat tinggi antara 200-450 cm/tahun

2). Sepanjang tahun matahari bersinar dengan suhu lingkungan antara 21-30 derajat celsius

3). Di hutan hujan tropis pohon-pohon dapat tumbuh tinggi mencapai 55 m dan membentuk kanopi (tudung).

4). Beberapa tanaman tumbuh merambat (liana), seperti rotan, atau tumbuh menempel (epifit), seperti anggrek, di cabang-cabang pohon untuk mendapatkan cahaya matahari. Tumbuhan khas, liana (rotan), epifit (angrek). 5). Sebagian besar hewan hidup di sekitar kanopi karena mudah mendapatkan

makanan dan berpindah tempat. Banyak pula yang ditemukan hewan bisa terbang atau memanjat, seperti kelelawar, ular, tupai, monyet, burung, dan serangga. Sementara di tanah terdapat macan tutul, babi hutan, dan jaguar.

Sumber : Campbell et al, 2005

Gambar 4.19. Hutan hujan tropis b. Ekosistem Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat di daerah yang mengalami empat musim, yaitu musim dingin, musim panas, musim semi dan musim gugur. Seperti yang berada di Amerika

163 serikat, bagian timur, Asia Timur, Chili, dan Eropa Barat. `Hutan gugur memiliki curah hujan yang merata sepanjang tahun sekitar 75-100 cm/tahun. Tumbuhan yang hidup pada umumnya memiliki daun lebar, seperti oak, elm, maple, dan beech. Pada musim dingin, air membeku sehingga tidak dapat diserap tumbuhan sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintetis. Akibatnya, daun menjadi berubah warna menjadi merah lalu cokelat, dan pada akhirnya gugur. Sebaliknya pada musim panas tiba-tiba dan salju mencair, tumbuhan akan menyerap air sehingga daun bersemi untuk melakukan fotosintetis. Pada musim dingin, beberapa hewan hidup di ekosistem hutan gugur mengalami hibernasi (tidak aktif bergerak dan tidak makan, hanya tidur), seperti hamster dan kelelawar. Beberapa dari hewan pemakan biji, seperti leming, menyimpan cadangan makanan di lubang persembunyian. Ada pula hewan yang membentuk lemak di dibawah kulit, misalnya hewan pengerat.

Ciri-Ciri Hutan Gugur

1). curah hujan merata yaitu 75-100 mm/tahun

2). mempunyai empat musim (panas, dingin, gugur, dan semi) 3). terletak di wilayah sub tropis 23,5 derajat Lu dan LS

4). pada musim panas: radiasi matahari cukup tinggi, curah hujan tinggi, dan kelembaban tinggi.

5). menjelang musim dingin: radiasi matahari mulai berkurang, suhu dan kelembaban mulai turun. tumbuhan sulit mendapatkan air, sehingga warna daun menjadi merah dan cokelat hingga akhirnya berguguran (musim gugur). 6). musim dingin: tumbuhan gundul (tidak berdaun), daun tidak mengalami

fotosintesis, dan beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur panjang). 7). menjelang musim panas: suhu naik, salju mencair, dan tumbuhan mulai

berdaun (musim semi).

Sumber : www.ekaningsman10.blogspot.co.id

164

c. Ekosistem Tundra

Tundra adalah bioma yang paling dingin. Bioma tundra dibedakan dengan dua macam yaitu tundra arktik dam tundra alpin. Tundra arktik terdapat di daerah kutub utara (arktik), Siberia, Finlandia, Rusia dan kanada. Tanahnya ditutupi oleh salju yang mencair di musim panas. Pada musim dingin, tidak ada cahaya Matahari yang berlangsung selama sekitar sembilan bulan. Matahari baru bersinar di musim panas yang hanya berlangsung sekitar tiga bulan. Dominannya vegetasi bioma ibi adalah lichen "reindeer", lumut Sphagnum. Selain dari itu, terdapat juga tumbuhan berbiji yang memiliki ukuran pendek, dengan masa perkembangan yang singkat (sekitar dua bulan). Pada musim panas tumbuhan segera menghasilkan bunga dan biji, selanjutnya akan mengalami dormansi (tidak aktif) di musim dingin, seperti pohon willow dan birch. Hewan-hewan yang hidup di bioma tundra, antara lain rubah, caribou, muskox dan burung ptarmigan. Tundra alpin terdapat di puncak pegunungan yang tinggi, seperti di puncak gunung Jaya Wijaya, Papua. Vegetasi tundra alpin didominasi oleh rumput alang-alang, lichen, perdu, dan lumut daun.

Ciri-Ciri Tundra

1). Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama sembilan bulan dengan suasana gelap.

2). Musim panas berlangsung selama tiga bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.

3). Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).

Sumber : Campbell et al, 2005

165

d. Ekosistem Taiga

Taiga (hutan boreal) terdapat di daerah antara subtropis dan kutub, seperti Alaska, Rusia, Amerika utara, dan semenanjung Skandinavia. Bioma ini juga terdapat di pegunungan beriklim dingin.Tumbuhan dominan berdaun jarum (konifer) yang tampak hijau sepanjang tahun, seperti alder, cemara, spruce, birch dan juniper. Hewan yang hidup di ekosistem taiga, antara lain seringala, burung, moose, ajak, beruang hitam, dan lynx.

Dalam dokumen Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt (Halaman 159-195)

Dokumen terkait