• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Hidup

Dalam dokumen Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt (Halaman 35-55)

Keanekaragaman yang terdapat di alam bebas baik keanekaragaman darat, air tawar maupun laut secara alami akan membetuk suatu kesatuan yang disebut dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup yang saling mempengaruhi satu sama lain termasuk manusia. Hal yang harus dipahami betul dalam konsep lingkungan hidup adalah hubungan antar mahkluk, benda, daya, dan keadaannya harus memiliki suatu keseimbangan agar terhindar dari dampak-dampak negatif yang mungkin dapat terjadi seperti bencana alam. Salah satu contoh nyata adanya interaksi dalam lingkungan hidup

26 adalah hubungan antara manusia dengan terumbu karang. Manusia membutuhkan eksistensi terumbu karang yang sehat agar dapat menghasilkan ikan-ikan yang sehat dan berkualitas dan sebaliknya terumbu karang membutuhkan campur tangan manusia untuk menunjang eksistensinya di alam bebas.

Untuk mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diperlukan suatu kebijakan dan penetapan program-program pengelolaan lingkungan hidup demi kesejahteraan masyarakat banyak. Dalam melaksanakan atau merealisasikan program-program tersebut maka perlu dilakukan hal-hal yang dapat menunjang pelaksanaan program tersebut. Kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan tuntutan reformasi di bidang lingkungan hidup, antara lain:

a) Penegakan hukum lingkungan secara konsekuen dan penyelesaian kasus-kasus lingkungan secara cepat, mudah, dan tuntas,

b) Pembentukan kerja sama antardaerah perbatasan dalam penanganan masalah pengelolaan lingkungan hidup dengan pola kemitraan antara masyarakat, organisasi sosial (LSM), dunia usaha, dan pemerintah,

c) Pemberian insentif dan disinsentif,

d) Menggalang kemitraan antara masyarakat, LSM, dunia usaha, dan pemerintah dengan membuka kran komunikasi seluas-luasnya melalui sapta peran,

e) Dalam mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum, perlu dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi sekarang dan generasi yang akan datang,

f) Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan maka dalam pengelolaan lingkungan hidup perlu dilaksanakan upaya pencegahan, pengawasan, pengendalian, dan pemulihan kerusakan lingkungan hidup tanpa meninggalkan konsep Segitiga Pembangunan Berkelanjutan yaitu ekologi, sosial, dan pembangunan.

g) Dalam pengelolaan lingkungan hidup perlu terus ditumbuhkembangkan peran dan partisipasi aktif masyarakat mulai dari perencanaan sampai pengawasan pengelolaan lingkungan hidup.

Melindungi lingkungan hidup dari kerusakan akibat berbagai upaya aktivitas pembangunan perlu adanya upaya pengelolaan lingkungan hidup. Upaya pengelolaan

27 lingkungan hidup dapat dilaksanakan melalui kegiatan tujuh Program Pokok dan enam Program Penunjang. Program pokok pengelolaan lingkungan hidup adalah: (1). Program inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. (2). Program penyelamatan hutan, tanah, dan air. (3). Program rehabilitasi lahan kritis. (4). Program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup. (5). Program pengendalian pencemaran lingkungan. (6). Program pembinaan daerah pantai. (7). Program pengembangan sumber daya manusia.

Adapun program penunjang dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah: (1) Program penelitian dan pengembangan lingkungan hidup. (2) Program pembinaan perambah hutan. (3) Program pengembangan informasi lingkungan hidup. (4) Program pembinaan dan pengembangan partisipasi generasi muda dan wanita. (5) Program pembinaan dan pengembangan organisasi lingkungan hidup. (6) Program penerapan dan pengembangan hukum lingkungan (Bapedalda Jawa Tengah, 1999:8). Untuk melaksanakan atau merealisasikan program-program tersebut perlu dilakukan hal-hal yang dapat menunjang pelaksanaan program tersebut. Kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan tuntutan reformasi di bidang lingkungan hidup, antara lain: a) Penegakan hukum lingkungan secara konsekuen dan penyelesaian kasus-kasus lingkungan secara cepat, mudah, dan tuntas. b) Pembentukan kerja sama antardaerah dalam penanganan masalah pengelolaan lingkungan hidup dengan pola kemitraan antara masyarakat, organisasi sosial (LSM), dunia usaha, dan pemerintah. c) Pemberian insentif dan disinsentif. d) Menggalang kemitraan antara masyarakat, LSM, dunia usaha, dan pemerintah dengan membuka kran komunikasi seluas-luasnya melalui sapta peran. e) Dalam mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum, perlu dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi sekarang dan generasi yang akan datang. f) Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan maka dalam pengelolaan lingkungan hidup perlu dilaksanakan upaya pencegahan, pengawasan, pengendalian, dan pemulihan kerusakan lingkungan hidup tanpa meninggalkan konsep Segitiga Pembangunan Berkelanjutan yaitu ekologi, sosial, dan pembangunan. g) Dalam pengelolaan lingkungan hidup perlu terus ditumbuhkembangkan peran dan partisipasi aktif masyarakat mulai dari perencanaan sampai pengawasan pengelolaan lingkungan hidup.

28 Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan Lingkungan Alam tujuannya adalah meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dengan prioritas pada upaya konservasi, rehabilitasi, dan preservasi sumber daya alam (air, tanah, dan hutan) dengan sasaran areal hutan lindung, lahan kritis, dan sumber air permukaan maupun air tanah. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan di atas meliputi: (1) penanganan penurunan kualitas lahan bekas pertambangan rakyat; (2) penyelamatan hutan, tanah, dan air; (3) pemantapan data dasar kawasan lindung, peningkatan pengelolaan kawasan lindung dengan meningkatkan peran serta masyarakat; (4) sosialisasi Perda kawasan lindung; (5) kegiatan konservasi, rehabilitasi, dan preservasi tanah, air, dan lahan; (6) peningkatan pemantauan penggunaan air permukaan maupun air bawah tanah, baik untuk keperluan industri maupun jasa lainnya.

b. Pengelolaan Lingkungan Buatan, tujuannya adalah meningkatkan pengelolaan kawasan Lingkungan yang menjadi ruang bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, terutama pada lingkungan perkotaan, lingkungan perumahan, dan lahan-lahan budidaya. Kegiatannya meliputi: penanganan penurunan kualitas lahan lingkungan perkotaan dan lingkungan perumahan dan lahan-lahan budidaya.

c. Pengelolaan Lingkungan Sosial, tujuannya adalah memadukan dan mensinergikan dimensi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan dalam kegiatan pembangunan, dengan sasaran keterpaduan daya dukung lingkungan alam, daya tampung lingkungan buatan dan daya dukung lingkungan sosial. Kegiatannya meliputi: (1) peningkatan kemitraan pengelolaan lingkungan; (2) peningkatan kesadaran masyarakat; (3) mediasi penyelesaian masalah.

d. Pengendalian Pencemaran Lingkungan, tujuannya adalah peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pencemaran udara, limbah padat, limbah cair, dan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Kegiatannya meliputi: (1) monitoring dan pengendalian kualitas udara, perairan, pembuangan limbah cair, padat dan bahan beracun dan berbahaya (B3); (2) meningkatkan penanganan kasus-kasus pencemaran.

29 e. Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan, tujuan pembangunan ini adalah

tersedianya data lingkungan yang mudah diakses oleh masyarakat, swasta, dunia usaha, dan Dinas/Instansi. Kegiatan program ini berupa pemgembangan sistem informasi lingkungan yang relevan dengan kebutuhan.

f. Penegakan Hukum Lingkungan, tujuannya adalah meningkatkan pengaturan pengelolaan lingkungan hidup, pemberian sanksi yang tegas atas perusak lingkungan Iewat penegakan hukum lingkungan serta sosialisasi atas peraturan-peraturan yang ada. Kegiatannya meliputi: (1) pembuatan peraturan-peraturan-peraturan-peraturan pengelolaan lingkungan yang relevan dengan kebutuhan; (2) upaya penindakan secara hukum terhadap perusak lingkungan dan memberdayakan aparat.

1. Peraturan Perundangan tentang Lingkungan Hidup a. Kebijakan dan Peraturan Perundangan

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha atau kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat, dalam rangka mencapai kelancaran dan peterpaduan dalam upaya mencapai tujuan. Kebijakan dapat dibedakan sebagai kebijakan internal dan eksternal, tertulis dan tidak tertulis, sedang lingkup kebijakan adalah lingkup nasional dan lingkup daerah. Masing-masing lingkup kebijakan berdasarkan kewenangan dan luasan cakupan adalah, kebijakan nasional, kebijakan umum, kebijakan pelaksana, dan kebijakan teknis. Kebijakan internal atau manajerial adalah kebijakan yang hanya mempunyai kekuatan mengikat aparatur dalam organisasi pemerintahan sendiri. Kebijakan eksternal adalah kebijakan yang mengikat masyarakat atau kebijakan publik. Dalam menyusun kebijakan hendaknya diperhatikan beberapa hal yaitu:

➢ Berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi ➢ Konsisten dengan kebijakan lain yang berlaku ➢ Berorientasi pada kepentingan umum

➢ Jelas, tepat dan tidak menimbulkan kekaburan arti dan maksud ➢ Dirumuskan secara tertulis.

1) Kebijakan Nasional

Kebijakan Nasional merupakan kebijakan negara yang bersifat fundamental dan strategis dalam pencapaian tujuan Nasional/Negara, sebagaimana tertera dalam Pembukaan UUD 1945. Adapun wewenang penetapan kebijakan nasional berada pada

30 MPR maupun Presiden bersama-sama dengan DPR. Kebijakan nasional di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup diarahkan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan. Bentuk kebijakan nasional yang dituangkan dalam peraturan perundangan berdasarkan UUD khususnya pasal 33 ayat 3, Undang - Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 pengganti UU No. 4 tahun 1982, Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Salah satu contoh kebijakan Nasional untuk menjaga lingkungan laut adalah larangan penggunaan Cantrang. Cantrang adalah salah satu jenis Alat Penangkapan Ikan (API) yang masuk dalam kelompok pukat tarik berkapal (boat or vessel seines). Sejumlah nelayan khususnya yang berada di sekitar Jawa Tengah mengenal istilah cantrang atau dogol atau pukat dogol sebagai pukat kantong yang dioperasikan di dasar perairan, terutama untuk menangkap ikan-ikan demersal dan hewan-hewan dasar lainnya. Cantrang biasanya disamakan dengan demersial danish seine yang dipakai nelayan di dunia barat. Pukat dogol atau cantrang sendiri berbeda dengan pukat harimau (trawl), karena cantrang tidak ditarik kecuali sepanjang tali utamanya saja. Larangan Penggunaan API Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia mulai diberlakukan sejak 2015, berdasarkan pertimbangan kelangsungan ekosistem laut Indonesia (Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015). Dampak negatif dari penggunaan cantrang sebagai alat tangkap ikan adalah :

➢ Hasil tangkapan cantrang tidak selektif dengan komposisi hasil tangkapan yang menangkap semua ukuran ikan, udang, kepiting, serta biota lainnya. Biota-biota yang belum matang gonad dan memijah yang ikut tertangkap tidak dapat berkembang biak menghasilkan individu baru. Kondisi ini menyebabkan deplesi stok atau pengurangan stok sumber daya ikan, hasil tangkapan akan semakin berkurang.

➢ Biota yang dibuang akan mengacaukan data perikanan karena tidak tercatat sebagai hasil produksi perikanan. Analisis stok sumber daya perikanan pun menjadi kurang akurat sehingga menyebabkan tidak sesuainya kebijakan pengelolaan dan kenyataan kondisi sumber daya perikanan.

➢ Pengoperasian cantrang yang mengeruk dasar perairan dalam dan pesisir tanpa terkecuali merusak terumbu karang dan lokasi pemijahan biota laut. Meskipun Cantrang menghindari Terumbu Karang, tetapi kelompok-kelompok kecil karang hidup yang berada di dasar perairan akan ikut tersapu.

31 ➢ Sumber daya ikan di perairan laut Indonesia akan mengalami degradasi akibat

padatnya aktivitas penangkapan dari berbagai daerah termasuk penggunaan alat tangkap cantrang. Fishing ground (lokasi penangkapan) nelayan akan ikut berpindah dan menjauh, serta biaya operasional penangkapan semakin tinggi.

(a) Kebijakan Umum

Kebijakan umum merupakan kebijakan Presiden yang lingkupnya menyeluruh dan bersifat nasional, yaitu ketentuan-ketentuan yang bersifat garis besar dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan sebagai pelaksanaan UUD 1945, ketetapan MPR dan undang-undang untuk mencapai tujuan nasional atau Negara. Kebijakan umum tertulis dalam bentuk peraturan dapat berupa peraturan Pemerintah (PP), Keppres atau Inpres.

(b) Kebijakan Pelaksana

Kebijakan pelaksanaan merupakan penjabaran dari kebijakan umum sebagai strategi pelaksanaan dalam suatu bidang tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang tertentu. Wewenang penetapan kebijakan pelaksanaan berada pada Menteri /Pejabat lain setingkat Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND). Kebijakan pelaksanaan yang tertulis dalam bentuk peraturan perundangan dapat berupa Peraturan, Keputusan atau instruksi dari pejabat tersebut, contoh; Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-03/MENLH/1/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri; Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan.

(c) Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis merupakan penjabaran dari kebijakan pelaksanaan yang memuat pengaturan teknis di bidang tertentu. Wewenang penetapan kebijakan teknis ini berada pada Menteri dan/atau Direktur Jenderal maupun pimpinan LPND. Bentuk kebijakan teknis dapat berupa keutusan, instruksi atau surat edaran dari pejabat tersebut., seperti; Kepmen PE No. 1256 K/008/M. PE/1996 (Pedoman Teknis Penyusunan AMDAL Untuk Kegiatan Pertambangan Dan Energi), SK Kepala Bapedal No. Kep-124/12/1997 (Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Menyusun AMDAL).

32 2) Kebijakan Lingkup Daerah

(a) Kebijakan Umum

Kebijakan umum pada lingkup daerah merupakan kebijakan Pemerintah Daerah sebagai pelaksanaan asas desentralisasi ataupun otonomi daerah dalam rangka usaha mengatur urusan rumah tangga daerah. Kebijakan ini memuat ketentuan yang bersifat menyeluruh dan strategis dalam lingkup daerah yang bersangkutan. Wewenang penetapan kebijakan umum di daerah tingkat provinsi berada pada Gubernur bersama DPRD provinsi, sedangkan pada daerah tingkat kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota bersama dengan DPRD. Kebijakan umum pada tingkat daerah berbentuk peraturan daerah (Perda) untuk tiap-tiap tingkat pada daerah yang bersangkutan.

(b) Kebijakan Pelaksanaan

Kebijakan pelaksanaan pada lingkup daerah sesuai dengan pemerintahan di daerah. Dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi/ tugas pembantuan dan otonomi daerah bentuk kebijakannya berupa keputusan Kepala Daerah dan instruksi Kepala Daerah.

(c) Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis pada lingkup daerah merupakan realisasi teknis kebijakan pelaksanaan. Kebijakan teknis dapat berupa kebijakan dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, asas tugas pembantuan. Kewenangan penetapan kebijakan departemen atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal, instruksi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal pada tingkat provinsi.

b. Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup

Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Yang memberikan pengertian bahwa Lingkungan Hidup: Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pada PP LH No. 4 Tahun 1982 dinyatakan Lingkungan Hidup merupakan sistem yg meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non-hayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

33 Beberapa pengertian terkait peraturan perundang-undangan lingkungan hidup :

➢ Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

➢ Pembangunan Berkelanjutan

Upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

➢ Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(RPPLH) Perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.

➢ Ekosistem

Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

➢ Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

➢ Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya.

➢ Daya Tampung Lingkungan Hidup

Kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

➢ Sumber Daya Alam Unsur

Lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.

➢ Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS)

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

34 terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

➢ Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. ➢ Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup (UPL).

Pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. ➢ Baku Mutu Lingkungan Hidup

Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

➢ Pencemaran Lingkungan Hidup

Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

➢ Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup

Ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.

➢ Perusakan Lingkungan Hidup

Tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

➢ Kerusakan Lingkungan Hidup

Perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

35 ➢ Konservasi Sumber Daya Alam

Pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.

➢ Perubahan Iklim

Berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

➢ Limbah Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

Bahan Berbahaya Dan Beracun(B3) Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik seara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

➢ Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Pengelolaan limbah B3 Kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan. ➢ Dumping (pembuangan)

Kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.

➢ Sengketa Lingkungan Hidup

Perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan hidup.

➢ Dampak Lingkungan Hidup

Pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

➢ Organisasi Lingkungan Hidup

Kelompok orang yang terorganisasi dan terbentuk atas kehendak sendiri yang tujuan dan kegiatannya berkaitan dengan lingkungan hidup.

36 ➢ Audit Lingkungan Hidup

Evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

➢ Ekoregion

Wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.

➢ Kearifan Lokal

Nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

➢ Masyarakat Hukum Adat

Kelompok masyarakat yang secara turun temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum.

➢ Setiap orang

Orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

➢ Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

Seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong Pemerintah. ➢ Ancaman serius

Ancaman yang berdampak luas terhadap lingkungan hidup dan menimbulkan keresahan masyarakat.

➢ Izin Lingkungan

Izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

➢ Izin Usaha dan/atau Kegiatan

Izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan.

37

2. Komponen Lingkungan Hidup

Komponen lingkungan hidup terdiri dari dua komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik

a. Komponen Biotik

Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari seluruh makhluk hidup yang terdapat di bumi. Menurut Latuconsina (2016) dalam sebuah komunitas biotik dikenal dua bentuk komunitas yaitu, Komunitas Mayor (utama), merupakan komunitas besar yang tidak tergantung pada komunitas lainnya dan Komunitas minor, merupakan komunitas yang masih tergantung pada komintas lain disekitarnya.

Secara garis besar komponen biotik berdasarkan fungsinya dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar yakni, produsen (dapat menghasilkan makanan sendiri), konsumen (hewan dan manusia), dan pengurai (bakteri, jamur, dan cacing tanah).

1) Produsen, pada ekosistem laut kehadiran plankton suatu perairan merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat kesuburan suatu perairan. Plankton baik fitoplankton maupun zooplankton memiliki peran yang besar dalam ekosistem laut, karena mereka sebagai sumber makanan bagi hewan-hewan yang hidup di perairan. Dalam struktur rantai makanan fitoplankton menepati urutan terbawah sebagai produsen. Dengan keberadaan plankton pada suatu perairan maka dapat menjadi daya tarik bagi ikan untuk datang dan mencari makan di perairan tersebut. Namun kehadiran plankton yang berlebihan (blooming) juga dapat menyebabkan terjadinya bencana bagi spesies pada ekosistem tersebut. Disinilah peran keseimbangan lingkungan hidup harus benar-benar dapat terjalin dengan baik sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi.

2) Konsumen adalah semua makhluk hidup yang hidupnya bergantung pada ketersediaan produsen. Berdasarkan jenis makanannya konsumen dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yakni karnivora (pemakan daging), herbivora (pemakan

Dalam dokumen Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt (Halaman 35-55)

Dokumen terkait