• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan

Dalam dokumen UKL UPL PASER (Halaman 93-104)

PEMANTAUAN LINGKUNGAN

3.1 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan

Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) Kabupaten Paser berencana akan melakukan pembangunan Terminal Khusus sebagai salah satu fasilitas pendukung utama dalam operasional produksi. Terminal Khusus tersebut merupakan fasilitas yang sangat penting sebagai sarana dan prasarana produksi dan pengiriman hasil Pertambangan Batubara. Rencana pembangunan Terminal Khusus oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) berada di Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. dampak-dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh rencana kegiatan Pembangunan Terminal Khusus, maka Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) (selaku pemrakarsa) akan melakukan suatu sistem pengelolaan lingkungan baik dalam keterkaitan kegiatan, keterkaitan dampak yang ditimbulkan, keterkaitan pengelolaan lingkungan dan keterkaitan manajemen opeasional pengelolaan lingkungan dengan membuat dokumen lingkungan.

Rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan Fasilitas Penunjangnya yang berlokasi di Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur secara potensial akan memberikan dampak terhadap lingkungan (transportasi, fisik-kimia, biologi, sosekbud dan kesehatan masyarakat) baik dampak positif maupun negatif.

Perubahan mendasar pada komponen lingkungan hidup yang diakibatkan dari dampak-dampak tersebut tergantung pada intensitas kegiatan dan respon komponen lingkungan untuk berubah sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Secara umum dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi oleh adanya kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangya oleh Koperasi GAPURA dapat dikelompokkan menjadi beberapa dampak yang berdasarkan tahapan kegiatan yaitu:

1. Dampak yang timbul pada tahap pra konstruksi 2. Dampak yang timbul pada tahap konstruksi 3. Dampak yang timbul pada tahap operasi

Rencana kegiatan pembangunan TUKS yang diperkirakan menjadi sumber dampak adalah sebagai berikut :

1. Tahap pra konstruksi

- Pengurusan perijinan dan administrasi - Survey awal dan perencanaan tapak 2. Tahap konstruksi

- Penerimaan tenaga kerja konstruksi

- Pembangunan dan pengoperasian basecamp - Mobilisasi peralatan dan material

- Penyiapan dan penataan lahan

- Pekerjaan struktur bangunan TUKS dan fasilitas penunjang 3. Tahap operasi

- Penerimaan tenaga kerja operasi

- Kegiatan operasional TUKS dan fasilitas penunjang - Operasional sarana dan prasarana TUKS

- Pemeliharaan sarana dan prasarana

Sedangkan jenis dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan berdasarkan komponen lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

1. Komponen Lingkungan Ruang, Lahan dan Transportasi - Gangguan transportasi darat

- Gangguan lalu lintas pelayaran 2. Komponen Lingkungan Fisik Kimia

- Penurunan kualitas udara - Peningkatan kebisingan

- Peningkatan limpasan air larian (run off)

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

III-3

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

- Peningkatan laju erosi

- Penurunan kualitas air sungai

- Peningkatan limbah padat dan cair (limbah domestik) - Timbulan limbah B3

3. Komponen Lingkungan Biologi

- Gangguan vegetasi darat dan fauna - Terganggunya biota perairan

4. Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Peningkatan kesempatan kerja dan usaha

- Peningkatan pendapatan masyarakat - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat

Uraian terhadap dampak lingkungan yang akan dikelola dan dipantau di dalam dokumen UKL-UPL disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjang oleh Koperasi GAPURA

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan Tahap Pra Konstruksi

Pengurusan

Nilai pajak/ retribusi yang didapatkan daerah dari proses pengurusan perijinan dalam jumlah kecil, selain itu sebagian perijinan telah dimiliki oleh pemrakarsa.

Komponen Lingkungan Sosekbud

Tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen Survey awal dan

perencanaan

Kegiatan perencanaan tapak yang akan dilakukan meliputi kegiatan survey kontur dasar, bathimetri, kedalaman perairan, dll. Mengingat lokasi rencana kegiatan cukup jauh dari pemukiman setempat dan tidak mengganggu masyarakat setempat, maka sikap dan persapsi masyarakat tidak dikaji di dalam dokumen.

Komponen Lingkungan Sosekbud

Tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen

Kegiatan perekrutan tenaga kerja pada tahap (konstruksi) merupakan upaya pelibatan masyarakat sekitar wilayah proyek yang didasari atas kebutuhan yang disesuaikan dengan ketrampilan, keahlian, tingkat pendidikan masyarakat.

Kegiatan perekrutan tenaga kerja lokal ini

Komponen

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan akan berdampak positif terhadap

masyarakat setempat. Secara kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi adalah sekitar ± 100 orang dengan rincian tenaga kerja disesuaikan jumlah dan kebutuhan pekerjaan sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Dengan asumsi bahwa 80 % tenaga kerja berasal dari tenaga kerja lokal yang belum bekerja dan/atau sesuai dengan keahlian, maka aktifitas penerimaan tenaga kerja konstruksi akan mengurangi tingkat pengangguran atau memberikan kesempatan kerja (KK) bagi penduduk lokal. Secara regional berdasarkan Kabupaten Paser dalam Angka (2020) menunjukkan bahwa terdapat sekitar 6.266 jiwa jiwa penduduk pengangguran di Kabupaten Bintan.

= (80 6.266) × 100% KK = 1,27 %

Nilai kesempatan kerja ini relatif kecil jika dilihat dari skala regional, akan tetapi jika konsistensi memprioritaskan tenaga kerja lokal untuk bekerja maka dampak ini akan cukup memberikan manfaat bagi pengentasan tenaga kerja lokal. Kondisi perekonomian lokal dengan adanya kegiatan pembangunan ini yang melibatkan tenaga kerja, baik lokal maupun pendatang diperkirakan akan berdampak pada peningkatan adanya peluang atau kesempatan berusaha kegiatan lain.

Peningkatan pendapatan masyarakat

Kegiatan penyerapan tenaga kerja lokal dan adanya peluang berusaha akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Peningkatan tersebut relatif besar karena jumlah orang yang dapat bekerja cukup significan (100 orang). Secara teknis Pemerintah telah mengatur tentang pengupahan melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-231/Men/2003 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum, maka dampak peningkatan pendapatan masyarakat merupakan dampak penting yang perlu dikelola dan

Dampak ini merupakan derivative dari dampak-dampak sebelumnya pada komponen kegiatan ini. Sebagian besar dampak yang timbul merupakan dampak yang bersifat positif. Mengingat pada dampak utama (penerimaan tenaga kerja) yang menjadi penyebab dampak

Dikelola dan dipantau di dalam dokumen

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

III-5

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan maka dampak perubahan persepsi

masyarakat dikategorikan sebagai dampak penting dan akan dikelola dan

Timbulan sampah padat berasal dari kegiatan domestik pekerja maupun dari kegiatan kontruksi. Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan ini diperkirakan sebesar 1,47 m3/hari. Dampak timbulan limbah domestik ini merupakan mitigated impact, dimana pada rencana kegiatan sudah direncanakan penanganannya.

Pada komponen kegiatan ini tidak ada peraturan yang dilanggar dan tidak ada kekhawatiran dari masyarakat.

Sedangkan perkiraan jumlah air limbah yang dihasilkan diperkirakan sebesar ± 12,0 m3/hari.

Penyebab dominan dari dampak ini adalah berasal dari aktivitas domestik pekerja. Dampak ini merupakan mitigated impact, dimana pada rencana kegiatan sudah mengantisipasi dengan membangun MCK yang dilengkapi dengan septic tank. Berdasarkan kriteria tersebut maka dampak timbulan limbah padat/

cair tidak akan dikelola dan dipantau.

Komponen Lingkungan Fisik Kimia

Tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen

Timbulan limbah B3

Penggunaan genset akan secara rutin dilakukan dan berlangsung selama tahap konstruksi. Penggunaan genset akan menyebabkan timbulan limbah B3 berupa oli bekas dan/atau lubrikan. Pengelolaan dampak ini secara teknis sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun serta KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Karena itu dampak pembangunan dan pengoperasian sarana prasarana kerja sementara terhadap peningkatan timbulan limbah B3 akan dipantau dan dikelola.

Dikelola dan

Kegiatan kontruksi pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya melibatkan banyak peralatan serta material.

Mobilisasi peralatan dan material akan memunculkan gangguan terhadap lalu lintas. Peningkatan arus lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hal tersebut maka dampak gangguan lalu lintas akan dikaji dan dipantau didalam

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan Penurunan

kualitas udara

Kegiatan mobilisasi alat dan material akan menghasilkan emisi gas buang kendaraan dan peningkatan partikulat (debu) di udara. Dampak ini akan dirasakan oleh masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan, baik masyarakat yang dilewati oleh aktifitas pengangkutan maupun pengguna jalan lain.

Mobilisasi bahan dan material alat berat diperkirakan dapat meningkatkan dispersi gas buang emisi.

Budirahardjo (2000) menyatakan bahwa untuk mengetahui dispersi gas buang di udara ambien dipakai Formula Box Model, dengan peruntukan sumber bergerak (non point, moving, line source). Mobilisasi yang digunakan adalah bulldozer, excavator, dump truck, molen, dll yang diasumsikan bekerja selama 8 jam/hari. Pembakaran bahan bakar peralatan yang bergerak (mobile combustion sources) akan menghasilkan limbah gas dengan parameter yaitu : SO2, NOx, CO dan debu.

Faktor emisi untuk parameter-parameter sisa pembakaran mobile combustion sources tersebut berdasarkan WHO offset publication No. 62 : Rapid Assessment of Sources of Air, Water and Land Pollution, WHO Geneva, 1982. yaitu : SO2 = 0,0009 ton/ton, NOx = 0,113 lb/gal, CO = 100 lb/ton dan HC = 180 lb/ton. Dalam melakukan perhitungan Q (kecepatan emisi parameter, g/dtk) diperlukan data, yaitu kecepatan angin berdasarkan rona awal 5,054 knot (2,6 m/detik), diasumsikan W (lebar daerah pengaruh = 10 m hingga 500 m), D (Tinggi daerah pengaruh = 10 m). Perhitungan besaran dampak setelah adanya kegiatan mobilisasi kendaraan berat terhadap parameter kualitas udara ambien berbagai jarak disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 1. Dispersi gas buang mobilisasi kendaraan bahan dan material berbagai jarak

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

III-7

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan

250 84,69

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi penungkatan kualitas udara dan berpotensi terhadap penurunan kualitas di udara diperkirakan terjadi dengan frekuensi relatif tinggi, sehingga penurunan kualitas udara akan dikaji dan dipantau didalam dokumen.

Peningkatan kebisingan

Pengangkutan peralatan dan bahan/

material ke tapak proyek diperkirakan akan meningkatkan kebisingan.

Berdasarkan analogi kegiatan sejenis kendaraan pengangkut yang digunakan menimbulkan kebisingan 88-90 dBA pada sumber dampak. Dampak kebisingan tidak hanya dirasakan di tapak proyek saja, tetapi pemukiman sekitar lokasi kegiatan dan sepanjang jalur mobilisasi peralatan dan material diperkirakan akan meningkatkan tingkat kebisingan disepanjang jalur yang dilalui, maka peningkatan kebisingan

Persepsi masyarakat sekitar lokasi kegiatan akan muncul pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan. Hal ini dikarenakan dengan adanya kegiatan ini akan turut menganggu kenyamanan masyarakat disekitar lokasi kegiatan.

Berdasarkan hal tersebut terdapat kekhawatiran masyarakat sekitar tapak proyek terhadap kegiatan ini. Sehingga dampak persepsi masyarakat akan dikelola dan dipantau.

Komponen

Penurunan kualitas udara berasal dari akumulasi emisi gas buang yang dihasilkan alat berat yang digunakan.

Asap kendaraan akan menimbulkan dampak berupa pencemaran udara karena potensial meningkatkan kadar parameter udara berupa gas Sulfur Dioksida (SO2), Carbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksido (NO2), Ozon (O3), Hidro Carbon (HC), dan Lead (Pb) serta debu/ Dust (TSP) diperkirakan tidak significant mengingat jumlah alat berat yang digunakan relatif sedikit dengan pengoperasian yang bertahap serta disekitar lokasi tidak terdapat pemukiman masyarakat, maka penurunan kualitas udara tidak dikelola dan dipantau.

Komponen Lingkungan Fisik Kimia

Tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan Peningkatan

air larian

Pembangunan area pengusahaan akan meningkatkan koefisien air larian yang disebabkan adanya perubahan dari lahan yang tertutup oleh vegetasi menjadi lahan terbuka. Meningkatnya koefisien air larian berakibat meningkatnya fluktuasi debit air maksimum di musim penghujan dan debit. Mengingat lahan yang akan dibuka untuk kegiatan fasilitas pelabuhan cukup luas yaitu sekitar ± 3.444 m2, maka dampak ini akan dipantau dan dikelola di dalam dokumen.

Kegiatan pelaksanaan penataan lahan berpotensi terhadap perubahan kemantapan lereng (erosi tanah), akan tetapi mengingat kontur di tapak proyek yang relative landau, maka diperkirakan dampak peningkatan erosi tidak signifikan, sehingga dampak tidak tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen.

Komponen Lingkungan Fisik Kimia

Tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen

Gangguan vegetasi darat dan fauna

Kegiatan persiapan dan penataan lahan akan menghilangkan vegetasi yang ada dilokasi rencana kegiatan. Mengingat kegiatan ini berpotensi menghilangkan vegetasi maka dampak ini akan dikelola dan dipantau di dokumen.

Komponen

Pekerjaan struktur bangunan TUKS dan fasilitas penunjang berpotensi meningkatkan gangguan aktifitas alur pelayaran di lokasi sekitar pembangunan mengingat sungai/ lokasi di sekitar lokasi kegiatan merupakan salah satu jalur pelayaran yang relative padat.

Berdasarkan hal tersebut, maka dampak ini akan dikelola dan dipantau di

Penurunan kualitas air disebabkan oleh pembangunan dermaga dan pembangunan/ pekerjaan fasilitas TUKS yang berada di perairan seperti pengerukan kolam pelabuhan. Pekerjaan struktur bangunan di perairan diperkirakan akan meningkatkan TSS dan menyebar di perairan sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, maka dampak ini akan dikelola dan dipantau di dokumen.

Merupakan dampak deveriatif dari penurunan kualitas air sungai.

Pembangunan struktur bangunan dan instalasi bangunan yang berada di area sungai diperkirakan berpotensi terhadap penurunan kualitas air sungai, sehingga penurunan kualitas air sungai dapat mempengaruhi ekosistem dan/atau biota perairan yang berada di perairan sekitar

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

III-9

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan tersebut, maka dampak ini akan dikelola

dan dipantau di dokumen.

Tahap Operasi

Terbukanya kesempatan kerja bagi penduduk di lokasi kegiatan dan di wilayah sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan kontribusi cukup besar pada upaya penanggulangan masalah pengangguran yang ada di daerah ini.

Penyerapan tenaga kerja akan membuka lapangan usaha baru, mengingat tenaga kerja yang ada membutuhkan sarana dan prasarana pemenuhan kebutuhan.

Aktifitas ini akan membawa multiplier effect terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Mengingat dengan penerimaan tenaga kerja yaitu berjumlah ± 50 orang dan diperkirakan kegiatan ini akan membuka peluang usaha dibidang lain yang cukup luas secara significant, sehingga dampak ini akan dikelola dan dipantau di dalam dokumen.

Komponen

Kegiatan penyerapan tenaga kerja lokal dan adanya peluang berusaha akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Jumlah tenaga kerja yang akan direkrut cukup significan (50 orang) dan akan bisa bertambah sesuai dengan perkembangan kegiatan pertambangan di wilayah studi. Secara teknis Pemerintah telah mengatur tentang pengupahan melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-231/Men/2003 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum, maka dampak peningkatan pendapatan masyarakat merupakan dampak yang perlu dikelola dan dipantau.

Komponen

Dampak ini merupakan derivatifdari dampak-dampak sebelumnya pada komponen kegiatan ini. Sebagian besar dampak yang timbul merupakan dampak yang bersifat positif, yaitu komitmen pemrakarsa terhadap masyarakat lokal, serta memberikan multiplier effect berupa terbukanya peningkatan pendapatan masyarakat. Mengingat pada dampak utama yang menjadi dampak yang dikelola dan dipantau, maka dampak perubahan persepsi masyarakat juga akan dikelola dan dipantau di dalam dokumen.

Komponen

Operasional TUKS berpotensi meningkatkan gangguan aktifitas alur pelayaran di lokasi sekitar pembangunan mengingat sungai/ lokasi di sekitar lokasi kegiatan merupakan salah satu jalur pelayaran yang relative padat.

Komponen

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan Berdasarkan hal tersebut, maka dampak

ini akan dikelola dan dipantau di dokumen.

Gangguan lalu lintas darat

Kegiatan operasi TUKS dan fasilitas penunjangnya melibatkan banyak peralatan untuk mengangkutan batu bara dari pertambangan dari dan menuju dermaga. Mobilisasi peralatan berupa alat-alat berat dan material berupa hasil tambang akan memunculkan gangguan terhadap lalu lintas. Peningkatan arus lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hal tersebut maka dampak gangguan lalu lintas akan dikaji dan dipantau didalam dokumen.

Komponen

Penyimpanan stock pile batu bara di lokasi rencana kegiatan berpotensi terhadap peningkatan debu batu bara di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hal tersebut maka dampak penurunan kualitas udara akan dikaji dan dipantau didalam

Timbulan sampah padat berasal dari kegiatan domestik pekerja maupun dari kegiatan kontruksi. Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan ini diperkirakan sebesar 195 liter/hari. Dampak timbulan limbah domestik ini merupakan mitigated impact, dimana pada rencana kegiatan sudah direncanakan penanganannya.

Sedangkan perkiraan jumlah air limbah yang dihasilkan diperkirakan sebesar ± 6,8 m3/hari. Pada komponen kegiatan ini tidak ada peraturan yang dilanggar dan tidak ada kekhawatiran dari masyarakat.

Penyebab dominan dari dampak ini adalah berasal dari aktivitas domestik pekerja. Dampak ini merupakan mitigated impact, dimana pada rencana kegiatan sudah mengantisipasi dengan membangun MCK yang dilengkapi dengan septic tank. Berdasarkan kriteria tersebut maka dampak timbulan limbah padat/

dair tidak akan dikelola dan dipantau.

Komponen Lingkungan Fisik Kimia

Tidak dikelola dan dipantau di dalam dokumen

Penurunan kualitas air sungai

Aktifitas bongkar muat hasil tambang berupa batu bara di lingkungan sekitar perairan sungai berpotensi adanya ceceran hasil tambang (batu bara). Potensi adanya ceceran hasil tambang diperkirakan cukup besar mengingat hasil tambang batu bara akan diangkut menggunakan tongkang dengan kapasitas 5000 DWT. Berdasarkan kriteria tersebut maka dampak penurunan kualitas air sungai akan dikelola dan dipantau di

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

III-11

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Komponen yang

Terkena Dampak Keterangan Terganggunya

biota perairan

Merupakan dampak deveriatif dari penurunan kualitas air sungai. Aktifitas dan operasionalisasi kegiatan utama maupun fasilitas penunjang yang berada di area sungai diperkirakan berpotensi terhadap penurunan kualitas air sungai, sehingga penurunan kualitas air sungai dapat mempengaruhi ekosistem dan/atau biota perairan yang berada di perairan sekitar lokasi rencana kegiatan.

Berdasarkan kriteria tersebut maka dampak terganggunya biota perairan akan dikelola dan dipantau di dalam dokumen.

Komponen

Kegiatan operasional TUKS dan failitas penunjangnya diperkirakan akan meningkatkan pendapatan di sektor perhubungan dan pertambangan. Provinsi Kalimantan Timur, terutama Kabupaten Paser dengan perkembangan di bidang pertambangan batu bara yang cukup luas dapat meningkatkan kontribusi pendapatan dari sektor pertambangan.

Peningkatan pendapatan di sektor perhubungan dan pertambangan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Paser pada khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya. Berdasarkan hal tersebut, sehingga dampak akan dikelola dan dipantau di dalam dokumen.

Komponen

Pemeliharaan sarana dan prasarana TUKS dan fasilitas penunjangnya diperkirakan menyebabkan timbulan limbah B3 berupa oli bekas, lampu bekas (mengandung mercury), aki bekas, dll. Mengingat limbah B3 merupakan limbah yang berbahaya untuk lingkungan, maka dampak ini perlu mendapat perhatian. Secara perundang-undangan, pengelolaan dampak ini secara teknis sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun serta KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Karena itu dampak peningkatan timbulan limbah B3 merupakan dampak yang perlu dipantau dan dikelola.

3.2 Rona Lingkungan Hidup Awal Lingkungan yang Berpotensi Terkena Dampak

Dalam dokumen UKL UPL PASER (Halaman 93-104)