• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Konstruksi

Dalam dokumen UKL UPL PASER (Halaman 41-83)

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2. Tahap Konstruksi

Rencana kegiatan tahap konstruksi secara garis besar terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu :

a. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

Guna kelancaran kegiatan pembangunan (konstruksi) bangunan dan infrastruktur rencana kegiatan, maka diperlukan tenaga kerja (konstruksi).

Rekruitmen tenaga kerja konstruksi dilakukan saat akan dimulainya pekerjaan konstruksi. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi pembangunan terdiri dari (1) tenaga kerja terampil, yaitu project manager, site manager, ahli K3, tenaga administrasi, teknisi instalasi jaringan listrik dan lain-lain dan (2) tenaga kerja buruh. Kebutuhan tenaga kerja ini akan diprioritaskan bagi tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan. Sistem kerja untuk tenaga kerja konstruksi diatur sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku (antara lain: Kepres No. 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Kerja) dan perencanaan kerja proyek, sehingga keselamatan tenaga kerja

akan terjamin dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan akan tercapai.

Perekrutan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan sesuai tahapan pembangunan dan kebutuhan. Pemanfaatan tenaga kerja lokal akan menjadi prioritas utama. Perkiraan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) direncanakan sebanyak ± 100 orang.

Diperkirakan tenaga kerja ini akan menetap di lokasi proyek. Banyaknya tenaga kerja konstruksi disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.7. Rencana tenaga kerja pekerjaan konstruksi rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)

No Job/Posisi Jumlah Kualifikasi

1. Project Manager 2 Mininal Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Arsitektur, memiliki memiliki Surat Keterangan Keahlian Ahli Arsitektur

2. Site Manager 2 Mininal Sarjana Strata 1 (S1), Jurusan Teknik Sipil/

Arsitektur, memiliki Surat Keterangan Keahlian Ahli Teknik Bangunan Gedung

3. Ahli K3

(Konstruksi) 2 Mininal Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/

Arsitektur, memiliki Surat Keterangan Keahlian Ahli Teknik Bangunan Gedung

4. Pelaksana Bangunan Gedung/

Pekerjaan Gedung

3 Minimal SLTA/ Sederajat, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Pelaksana Bangunan Gedung/

Pekerjaan Gedung

5. Teknisi Instalasi Jaringan Listrik

5 Minimal SLTA/Sederajat, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Teknisi Instalasi Jaringan Tegangan Rendah

6. Quantity Surveyor

3 Minimal SLTA/ Sederajat, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Quantity Surveyor

7. Pelaksana Plumbing/

Pekerjaan Plumbing

4 Minimal SLTA/ Sederajat, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Pelaksana Plumbing/ Pekerjaan Plumbing

8. Mandor Besi/

Pembesian/

Penulangan Beton

2 Minimal SLTA/Sederajat, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Mandor Besi/ Pembesian/

Penulangan Beton

9. Mandor Tukang Batu/ Bata/

Beton

2 Minimal SLTA/Sederajat, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Mandor Tukang Batu/ Bata/ Beton

10. Juru Ukur 5 Minimal STM Bangunan, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung

11. Juru Gambar 7 Minimal SMA/STM, memiliki Surat Keterangan Terampil (SKT) Juru Gambar

12. Logistik 5 Minimal pendidikan SMA/SMK/Sederajat 13. Tenaga

Administrasi

3 Minimal pendidikan SMA/SMK/Sederajat

14. Tukang (Kayu, Batu, Cat, Kaca, dll)

20 Non Spesifikasi

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-18

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

No Job/Posisi Jumlah Kualifikasi

15. Buruh Bangunan 25 Non Spesifikasi

16. Supir Truk 5 SIM B

17. Keamanan 5 SLTP/SMU/ Bersertifikat Pelatihan Sub Total 100

Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi akan dibutuhkan tenaga kerja berkeahlian khusus (skill) dan tenaga kerja yang tidak berkeahlian khusus (unskill). Kriteria tenaga ahli adalah personal yang berpengalaman dibidangnya dengan minimal pendidikan S1, tenaga terampil adalah personal yang berpengalaman dibidangnya minimal pendidikan adalah SLTA/ sederajat, dan kriteria tenaga kasar adalah personal yang mampu untuk bekerja sesuai dengan pekerjaan yang dimaksud minimal pendidikan SMP/ SD /sederajat.

b. Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp

Bangunan-bangunan fasilitas yang akan dibangun penunjang kegiatan konstruksi meliputi perkantoran, gudang, bengkel, motor pool, jalan-jalan hantar, lokasi power supply, bangunan sementara untuk para karyawan dan pegawai (mess, dapur umum dan bedeng-bedeng kerja), dll. Luas lahan direksi keet yang akan dibangun pada tahap kontruksi adalah sekitar ± 200 m2, kantor lapangan seluas ± 60 m2, base camp pekerja dan gudang seluas

± 200 m2. Direksi keet akan digunakan sebagai kantor direksi dan konsultan pengawas guna menunjang kelancaran pekerjaan. Kantor lapangan dipergunakan oleh kontraktor pelaksana guna untuk menunjang kelancaran monitoring lapangan selama kegiatan konstruksi berlangsung.

Gudang diperlukan untuk penempatan bahan (material) dan alat-alat kerja yang digunakan untuk masa konstruksi agar terlindung dari pengaruh hujan, cuaca dan keamanan. Barak pekerja/ basecamp di lokasi kegiatan disediakan untuk pekerja konstruksi, Selain itu juga dibangun sarana dan prasarana pendukung konstruksi yang meliputi listrik kerja, sumur dangkal, sarana MCK, pos keamanan, dll.

Pengadaan air bersih

Air bersih digunakan untuk keperluan domestik pekerja serta kegiatan konstruksi itu sendiri (adukan beton, penyiraman jalan dan pembibitan RTH). Jumlah kebutuhan air dihitung berdasarkan asumsi kebutuhan tenaga kerja konstruksi. Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi untuk pekerja maupun untuk kegiatan konstruksi berasal dari air tanah (sumur) sekitar lokasi kegiatan. Penentuan jumlah kebutuhan air dihitung berdasarkan jumlah populasi yang terdapat pada kegiatan konstruksi (basecamp). Kebutuhan air bersih akan disuplai dari

pemanfaatan air tanah dan PDAM Kabupaten Paser. Pada tahap konstruksi kebutuhan tenaga kerja konstruksi diperkirakan sekitar ± 100 orang, dengan waktu kerja dari jam 08.00 s.d 16.00 WIB. Perkiraan kebutuhan air bersih pada kegitan konstruksi dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.8. Perkiraan kebutuhan air bersih tahap konstruksi

No Keterangan Pengguna

(orang/unit)

Pemakaian (liter/orang/

hari)

Total Pemakaian (m³/hari)

1. Tenaga Kerja Konstruksi 100 150 15

2. Kebutuhan proyek 5

3. Penyiraman badan jalan

dan tanaman 3

Total 23

Sumber : SNI 03-7065-2005 tentang tata cara perencanaan sistem plambing

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa total kebutuhan air domestik pekerja konstruksi dan kebutuhan air untuk konstruksi diperkirakan sekitar ± 23,0 m3/hari selama masa konstruksi berlangsung. Pengadaan air bersih kegiatan basecamp berasal dari pengelolaan air bersih eksisting.

Pengelolaan air limbah domestik (cair dan padat)

Mobilisasi tenaga kerja konstruksi dengan jumlah ± 100 orang diperkirakan menghasilkan air limbah (domestik) sebanyak ± 12 m3/hari (80% dari jumlah kebutuhan air bersih domestik, yaitu 15 m3/hari) dilakukan dengan menggunakan MCK portable dan/atau toilet eksisting dengan kapasitas masing-masing 2 m3. Pada kegiatan ini akan menerapkan program 3R (recycle, reduce & reuse) terhadap sisa material pembangunan dan penyedotan secara berkala septic tank yang bekerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki ijin. Neraca air pada tahap konstruksi selengkapnya disajikan pada Gambar berikut ini.

Kebutuhan Domestik Pekerja 15 m³/ Hari

Penyiraman Jalan 3,0 m³/ Hari

Kebutuhan Kontruksi

Hilang Menjadi Bangunan

Septic Tank

Sedimen Trap

Pihak Ke 3 Berijin

Badan Air Penerima 5,0 m³/ Hari

4,9 m³/ hari AIR BERSIH

(SUMBER AIR) 18,5 m³/ Hari

Gambar 2.9. Neraca rencana penggunaan air domestik pada tahap konstruksi

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-20

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Fasititas pengelolaan limbah (padat) domestik yang diperkirakan menghasilkan limbah (padat) sebanyak ± 1,47 m3/hari dilakukan dengan mengumpulkan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dengan jumlah TPS yang akan dibangun ± 2 unit yang berlokasi disekitar lokasi rencana kegiatan. Kapasitas TPS yang akan dibangun di tapak proyek adalah sekitar 4 m3 dengan dimensi 2 m x 2 m x 1 m.

Perkiraan perhitungan jumlah sampah yang dihasilkan pada tahap konstruksi disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.9. Perkiraan jumlah sampah yang dihasilkan pada tahap konstruksi

Komponen Uraian

Jumlah Orang Ltr/Orang/Hari

Tenaga kerja konstruksi 100 3*) 300 ltr/hari

Konstruksi 2.340**) 1.170 ltr/hari

Total Sampah yang Dihasilkan (ltr/hari) 1.470 ltr/hari Total Sampah yang Dihasilkan (m3/hari) 1,47 m3/hari Keterangan :

*) SNI 19-3964-1995

**) Asumsi US EPA

Pengadaan listrik

Listrik utama yang diperlukan untuk mendukung kontruksi akan disuplai dengan generator set (genset) dengan kapasitas sekitar ± 250 KVA. Generator set (genset) diperkirakan akan menghasilkan limbah B3 (cair) berupa oli (bekas). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pengelolaan terhadap limbah (cair) B3. Penggunaan energi listrik pada pekerjaan konstruksi akan digunakan untuk penerangan basecamp, pengoperasian peralatan kantor, pengoperasian pompa-pompa, penerangan jalan dan. lokasi proyek

Penanganan limbah B3

Terkait dengan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi, maka akan dibangun TPS B3 dimana pembangunan, penanganan dan penyimpanan LB3 akan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dan KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun, Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, Kepka Bapedal No. 2 Tahun 1995 tentang dokumen limbah bahan berbahaya dan beracun dan Permen LH RI No. 14 Tahun 2013 tentang simbol dan label bahan limbah berbahaya dan beracun.

c. Mobilisasi Peralatan dan Material

Mobilisasi peralatan dan material ke dan dari lokasi kegiatan akan melalui jalan darat. Peralatan diangkut dengan menggunkan truck yang sesuai ke lokasi tapak proyek. Material dan peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan prasarana rencana kegiatan pembangunan disyaratkan untuk tidak mencemari lingkungan. Mobilisasi dan demobisilsasi peralatan konstruksi terdiri atas theodolite, genset, compresor, mesin las, stamper, pompa air, dump truck, scaffolding, concrete mixer dan fibrator. Jenis dan jumlah peralatan konstruksi yang akan digunakan untuk rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.10. Rencana jenis dan jumlah peralatan konstruksi yang akan dimobilisasi pada masing-masing rencana kegiatan pembangunan

No Jenis Peralatan Kapasitas Unit

1. Buldozer 100 m3/jam 4

2. Excavator 60 m3/-iam 3

3. Mesin pancang - 1

4. Kompresor 10 atm 4

5. Forklift 5 ton 4

6. Truck Mixer 12 ton 5

7. Pompa Air 15 HP 4

8. Molen 2 m3 3

9. Dump truck 8 m3 10

10. Genset - 1

11. Compresor - 1

12. Mesin Las - 1

13. Stamper - 1

14. Pompa Air - 1

15. Scaffolding 2 inch 500 set

16. Vibrator - 2 unit

17. Meteran Gulung - Ls

18. Cangkul - Ls

19. Linggis - Ls

Sumber : Koperasi GAPURA

Bahan bangunan utama yang diperlukan untuk konstruksi pembangunan yaitu besi beton, besi kerangka, kayu, batu split, pasir, kaca, cat, semen, adukan beton, batu bata, asesori, genteng/atap, sirtu, keramik, dan lain-lain.

Bahan-bahan bangunan tersebut akan disimpan pada lahan yang telah disiapkan dan ditata agar tidak banyak terjadi kehilangan dan dekat lahan dimana bangunan akan dibauat. Pasir, batu dan batu bata dapat disimpan pada lahan terbuka sedangkan semen disimpan pada tempat tertutup, serta besi beton, kayu disimpan pada lahan yang hanya beratap. Aliran air hujan di lokasi penyimpanan bahan-bahan tersebut diatur sehingga tidak menghanyutkan bahan bangunan terutama pasir. Bahan-bahan bangunan tersebut didatangkan

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-22

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

secara bertahap sesuai dengan target pada setiap tahapan pembangunan yang telah diprogramkan. Pengangkutan bahan material kontruksi tersebut dilakukan oleh masing-masing perusahaan rekanan dengan alat angkut berupa dump truck dan jenis kendaraan lain sesuai dengan kebutuhan pengangkutan bahan tersebut. Rencana mobilisasi material kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.11. Rencana mobilisasi material kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA

No. Nama Bahan Satuan No Nama Bahan Satuan

1. Baja (ASTM A252 Grade B) 18. Batu bata merah/ batako bh

2. Kayu begesting 19. Kayu sengon kaso 5/7

3. Paku usuk kg 20. Multiplek 9 mm lbr

4. Kayu 21. Bambu apus 4 m' ljr

5. Batu kali 22. Kayu perancah/sengon

6. Portland Cement (PC) 40 Kg kg 23. Kawat las listrik kg

7. Pasir pasang 24. Meni kayu kg

8. Pasir beton 25. Cat besi kg

9. Batu pecah 2/3 cm (split), cruser

26. Minyak cat/Tinner B ltr

10. Air ltr 27. Pipa Medium 3" ; 4 mm kg

11. Pasir urug 28. Blackpipe SCH 40 Dia 5" 6,6 mm thickness

kg

12. Besi beton kg 29. Blackpipe SCH 40 Dia 8" 6,4 mm thickness

kg

13. Kawat bendrat kg 30. Blackpipe SCH 40 Dia 10" 9,3 mm thickness

kg

14. Minyak begesting ltr 31. Pipa Medium Dia 12" 6,4 mm kg 15. Pekerjaan harian dan

pembersihan ls 32. Plat baja tebal 20 mm kg

16. Beton (Semen Portland Tipe 1 sesuai dengan ASTM C150)

2400 t/m3 33. Dll.

17. Tulangan (ASTM A615M Grade 60, JIS G3122, SD390, setara dengan U40 SNI)

620 MPa, 400 MPa

d. Penyiapan Lahan dan Penataan Lahan (Darat)

Sebelum dilakukan kegiatan konstruksi, lokasi rencana kegiatan pembangunan TUKS terutama pada lahan darat (DLKr) harus dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan merupakan pekerjaan yang terdiri atas pembersihan lahan dari semua pohon, halangan - halangan, semak-semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada waktu pembersihan lahan yaitu penebangan bermacam-macam jenis tanaman yang ada pada lokasi rencana tapak proyek sampai lahan benar-benar bersih dan siap untuk pekerjaan selanjutnya yaitu penggalian, pengurugan, perataan tanah, penataan saluran dan lain-lain. Lokasi juga harus diratakan dengan menambah tanah dan dilakukan pematangan lahan dengan

memadatkan lahan menggunakan alat berat untuk mendapatkan lahan yang stabil. Setelah dilakukan penyiapan lahan, kegiatan selanjutnya adalah penataan lahan.

Penatan lahan rencana kegiatan pembangunan yang akan dilakukan yaitu berupa land leveling sendiri meliputi pekerjaan penggalian tanah yang mempunyai elevasi tinggi (daerah bergelombang) serta pengurugan lahan yang rendah sesuai dengan lahan yang direncanakan. Semua pekerjaan penataan lahan dari beberapa bagian dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.

e. Pekerjaan Struktur Bangunan TUKS (Fasilitas Darat dan Fasilitas Laut)

Secara garis besar rencana kegiatan pembangunan bangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) akan dilaksanakan pada lahan darat dan area perairan. Berdasarkan rencana fungsi kegiatan pelabuhan, dapat diturunkan zona-zona atau kawasan yang merupakan satu kesatuan kegiatan. Struktur dan pola pemanfaatan ruang di Terminal Khusus Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)i dibagi atas :

 Daratan : Dermaga, lapangan penumpukan, lapangan parkir, Kantor, Pos jaga, Rumah Generator Set, areal fasilitas penunjang (prasarana).

 Perairan : Kolam pelabuhan, Area sandar kapal, kanal pelabuhan, akses masuk dan akses keluar kapal, olam putar, area sandar, area labuh kapal, area darurat.

Rencana pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya pada fasilitas darat dan laut selengkapnya disajikan pada sub bab berikut :

o Pembangunan pada Fasilitas Darat

Pembangunan bangunan utama Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi GAPURA yang akan dibangun berupa bangunan stock pile batu bara seluas ± 35.000 m2, settling pond sebanyak 2 unit seluas ± 10.000 m2, portacamp (perkantoran) seluas ±100 m2, timbangan 2 unit, pos security 2 unit seluas ± 12 m2 dan sarana pendukung lainnya. Secara garis besar rencana pembangunan TUKS

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-24

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA terbagi menjadi beberapa zona, yaitu :

 Zona perkantoran

Zona perkantoran di kawasan terminal khusus ini digunakan untuk kegiatan karyawan yang berkepentingan seperti pengawasan, rapat, Kepentingan bisnis serta kegiatan lainnya yang bersangkutan dengan perkantoran pada umumnya.

 Zona generator set dan tangki BBM

Zona ini diperuntukan untuk menimpan Generator set serta penempatan tangki BBM unttuk keperluan penerangan serta pengisian BBM kapal serta kendaraan lain yang memerlukan, diperkirakan kebutuhan area ini paling tidak minimal 40 m2, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.12. Kebutuhan bangunan

Ruang Luas

Generator Set dan Pompa air 30 m²

Tangki Air 10 m²

Sesuai dengan Permen LH No. 03 tahun 2007 mempertegas bahwa bukan hanya pelabuhan umum yang wajib memiliki reception facilities, tetapi pelabuhan khusus juga menjadi target dalam aturan tersebut. Apabila dimungkinkan, setiap pelabuhan tidak hanya dapat menampung limbah B3 saja, tetapi dapat pula memiliki fasilitas pengelolaan limbah B3. Terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) akan dilengkapi dengan wadah penyimpanan sementara limbah dari kapal yang berlabuh dan dari kegiatan TUKS. Limbah ini selanjutnya akan diserahkan ke reception facility atau pihak ketiga yang memiliki ijin pengangkutan atau pengelolaan limbah (B3 dan non B3) untuk dikelola lebih lanjut.

 Zona Pos Jaga

Zona ini diperuntukan untuk mengontrol keamanan dari pihak luar serta sebagai pintu masuk ke lokasi Terminal Khusus. Ilustrasi pembangunan pos jaga TUKS oleh Koperasi Gapura selengkapnya disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.10. Ilustrasi pembangunan pos jaga TUKS oleh Koperasi GAPURA

 Zona Prasarana Lainnya

Zona ini dapat di gunakan untuk prasarana lainnya seperti, lahan arkis, lanscaping, drainase, jalan, lapangan penumpukan, WC,

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-26

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

sistem plumbing (instalasi air bersih), pengelolaan air kotor, sistem pemadam kebakaran, instalasi air hujan, dll.

Instalasi air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki), pompa transfer dan distribusi.

Ilustrasi pembangunan sistem penampungan (toren air) sebagai fasilitas pendukung TUKS oleh Koperasi GAPURA selengkapnya disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.11. Pembangunan toren air TUKS Koperasi GAPURA Rencana pengadaan sumber air bersih kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) berasal unit pengolahan air bersih eksisting yang berasal dari air tanah dan PDAM. Sumber air langsung dialirkan ke penampungan air bersih kemudian air akan dipompa menuju dan didistribusikan ke berbagai ruang yang membutuhkan air. Setelah air digunakan maka akan disalurkan ke instalasi air kotor. Sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter (berupa closet dan urinoir).

Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, hingga

akhirnya menuju saluran umum. Ilustrasi peralatan saniter oleh Koperasi GAPURA berupa WC disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.12. Pembangunan WC TUKS Koperasi GAPURA

Jaringan pembuangan air di dalam kantor akan dilengkapi dengan pipa udara (vent) dan semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor akan masuk ke shaft yang disediakan, perletakan pipa-pipa akan disesuaikan dengan kondisi shaft sehingga memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada perubahan.

Pekerjaan instalasi air hujan merupakan pekerjaan instalasi untuk mengalirkan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam sistem plambing akan disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-28

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

hujan. Sistem plambing air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah akan dilengkapi dengan perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari system tersebut. Perangkap yang terpasang berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang terpasang bersama dan dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya yang terletak di dalam gedung (kantor). Pada ujung dimana air masuk, dilengkapi dengan penahan kotoran yang diharapkan system plambing air hujan tidak terganggu. Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, yaitu ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah (underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan system saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di dalam ruangan (conductor) maupun di luar bangunan (leader). Sedangkan pekerjaan sanitair meliputi pengadaan barang untuk sanitair, pengukuran, pemasangan dan perapihan. Dalam pekerjaan sanitair yang perlu diperhatikan adalah separingan dan gambar pola keramik dan derajat kemiringan aliran air buangan.

Guna keperluan perlindungan lokal bagi bangunan-bangunan kantor dan bangunan fasilitas lainnya, sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia maka masing-masing bangunan akan dibangun sistem proteksi kebakaran sesuai dengan jenis bangunannya. Sistem pemadaman kebakaran luar ruang menggunakan sistem hydrant. Sistem ini akan memanfaatkan air dari pengadaan air eksisting. Sedangkan sistem pemadam kebakaran di dalam ruangan akan menggunakan sistem sprinkler otomatis. Selain itu, pada masing-masing ruangan yang rawan kebakaran akan disediakan racun api.

Secara garis besar pekerjaan struktur bangunan TUKS dan fasilitas penunjang oleh Koperasi GAPURA yang akan dilakukan meliputi :

Pekerjaan Pondasi, Bangunan Bawah dan Atas

Pondasi adalah alas sebuah rumah atau bangunan. Kekuatan bangunan salah satunya ditentukan oleh kekuatan pondasi. Dengan pondasi, kestabilan suatu bangunan terhadap beban dan gaya-gaya (baik luar maupun dalam, baik vertikal, horizontal maupun momen puntir) dapat ditahan. Pekerjaan pondasi pada pembangunan fasilitas penunjang TUKS oleh direncanakan akan menggunakan

pondasi tapak. Pondasi tapak (pad foundations) dipakai untuk mendukung titik beban tunggal pada sebuah bangunan.

Struktur pondasi akan disesuaikan dengan desain serta beban yang akan ditanggung. Setelah pemasangan pekerjaan pondasi selesai diteruskan dengan pekerjaan fisik bangunan bawah dan pekerjaan fisik bangunan atas. Pekerjaan pembangunan pondasi, bangunan bawah dan bangunan atas memerlukan banyak adukan beton. Untuk pengadaan adukan beton akan diperoleh dari concrete mixer.

Pemasangan tiang pancang, pembangunan pondasi, pekerjaan konstruksi fisik bangunan bawah dan atas akan diborongkan kepada kontraktor yang ditunjuk oleh Koperasi GAPURA.

Pemasangan tiang pancang, pembangunan pondasi, pekerjaan konstruksi fisik bangunan bawah dan atas akan diborongkan kepada kontraktor yang ditunjuk oleh Koperasi GAPURA.

Dalam dokumen UKL UPL PASER (Halaman 41-83)