• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pasar Induk “Puspa Agro” Terhadap Pendapatan Keluarga Tani Sayur dan Buah di Desa Jemundo Kecamatan Keluarga Tani Sayur dan Buah di Desa Jemundo Kecamatan

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

5.3. Dampak Pasar Induk “Puspa Agro” Terhadap Pendapatan Keluarga Tani Sayur dan Buah di Desa Jemundo Kecamatan Keluarga Tani Sayur dan Buah di Desa Jemundo Kecamatan

Taman Kabupaten Sidoarjo.

Panen merupakan hasil dari proses usahatani sayur dan buah. Panen sayur dan buah yang dihasilkan oleh masing-masing petani berbeda-beda karena disebabkan luas lahan yang dikerjakan tiap petani berbeda-beda. Penerimaan petani merupakan nilai dari penjualan hasil panen sayur maupun buah-buahan. Penerimaan merupakan nilai dari penjualan hasil panen, yaitu jumlah produksi sayur atau buah-buahan per luas lahan yang dikerjakan oleh petani dikalikan dengan harga jual sayur per ikat dan buah-buahan per kilogram. Besar kecilnya jumlah penerimaan tergantung dari banyaknya jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu proses usahatani dengan harga jual per ikat (sayur) per kilogram (buah) adalah konstan. Penerimaan dalam usahatani sayur dan buah di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo adalah jumlah hasil produksi (panen) sayur dan buah yang laku terjual dikalikan dengan harga jual per ikat dan per kilogram.

Dimana harga jual sayur kangkung per ikat adalah sebelum adanya pasar induk “Puspa Agro” sebesar Rp. 450,- – Rp 500,- /ikat. Dan harga buah jambu Rp 2.500,- – Rp 3000,- / kg. Rendahnya harga yang diterima petani diakibatkan oleh biaya transportasi besar karena petani di desa Jemundo harus menjual hasil panennya ke surabaya (pasar keputran) atau ke pedagang pengumpul yang ada di Desa tersebut dan membutuhkan waktu cukup lama, sampai di surabaya petani tidak bisa menjual hasil panennya (sayur) dan buah jambu langsung ke konsumen melainkan ke pedagang pengumpul yang ada di

pasar surabaya dan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” harga jual dari tingkat petani menjadi Rp. 600,- – Rp 650,- /ikat. Dan harga buah jambu di tingkat petani Rp 3.500,- – Rp 4000,- / kg. Hal ini berarti dengan keberadaan pasar induk “Puspa Agro” menguntungkan petani sayur kangkung dan buah jambu yang ada di desa Jemundo dan sekitarnya karena petani bisa menjual hasil panennya lebih dekat dan bisa langsung ke tangan pembeli atau konsumen serta biaya transportasi menurun. Untuk mengetahui besarnya produksi dan penerimaan sebelum dan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” yang terjadi pada petani sayur kangkung dan buah Jambu di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada lampiran 5. Penerimaan merupakan selisih hasil produksi dengan total biaya, sedangkan total biaya dibagi menjadi dua yaitu total biaya variabel dan total biaya tetap yang kemudian keduanya dijumlahkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

Keterangan : TC = total biaya usahatani sayur dan buah (Rp) TFC = total biaya tetap usahatani sayur dan buah (Rp) TVC = total biaya variabel usahatani sayur dan buah (Rp) TR = Q – TC

Keterangan : TR = total penerimaan (Rp)

Q = hasil produksi (kg atau ton) x harga satuan (Rp) TC = total biaya (Rp)

Biaya tetap usahatani sayur dan buah dapat dilihat pada lampiran 3, sedangkan biaya variabel dan hasil produksi usahatani sayur dan buah dapat dilihat pada lampiran 4, sehingga didapatkan penerimaan usahatani sayur dan buah.

Besarnya pendapatan usahatani yang diperoleh petani di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, tergantung pada luas lahan yang dikerjakan oleh para petani sayur dan buah dan hasil yang diperoleh pada saat panen buah maupun sayur. Dalam hal ini yang dimaksud dengan ekonomi rumah tangga petani adalah pendapatan yang dihasilkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pendapatan yang dihasilkan petani sayur dan buah adalah selisih antara besarnya penerimaan pada saat panen dengan besarnya total biaya produksi yang dikeluarkan untuk usahatani sayur dan buah di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Sayur kangkung dapat dipanen satu bulan sekali, sedangkan buah jambu biji merah dipanen tiga bulan sekali setelah selama satu tahun masa panen hingga panen pertama, sehingga untuk pendapatan petani jambu biji merah dibagi tiga untuk mengetahui pendapatan petani jambu biji merah per bulan. Pendapatan usahatani sayur dan buah dapat dilihat pada lampiran 6, sedangkan untuk pendapatan non pertanian (non usahatani) tidak memerlukan perhitungan seperti perhitungan pendapatan usahatani, pendapatan petani di bidang non pertanian juga dapat dilihat pada lampiran 5. Untuk mengetahui besarnya pendapatan sebelum dan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” yang

diperoleh petani sayur dan buah di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 9. Perubahan Pendapatan Keluarga Petani Sayur dan Buah di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Tahun 2010 Akibat Adanya Pasar Induk “Puspa Agro”

No. Sebelum Adanya Pasar (Rp) Setelah Adanya Pasar (Rp) Perubahan (Rp) Persentase (%) 1. 1.308.175 950.000 -358.175 -27 2. 800.075 665.075 -135.000 -17 3. 1.074.775 2.674.775 1.600.000 149 4. 1.058.175 700.000 -358.175 -34 5. 974.125 975.000 875 0,09 6. 200.075 1.965.075 1.765.000 882 7. 174.775 2.124.775 1.950.000 1115 8. 970.000 1.865.075 895.075 92 9. 1.252.725 1.857.725 605.000 48 10. 152.725 2.027.725 1.875.000 1227 11. 174.775 1.724.775 1.550.000 886 12. 808.175 500.000 -308.175 -38 13. 1.050.000 1.609.125 559.125 53 14. 200.075 1.945.075 1.745.075 872 15. 1.084.125 1.000.000 -87.125 -8 16. 176.875 1.826.875 1.650.000 932 17. 1.207.525 682.525 525.000 77 18. 1.223.000 2.573.000 1.350.000 110 19. 670.750 2.345.750 1.675.000 250 20. 1.326.875 1.826.875 500.000 38 21. 1.007.525 2.382.525 1.375.000 135 22. 1.407.525 2.182.525 775.000 136 23. 1.126.875 676.875 450.000 40 24. 1.148.000 2.573.000 1.425.000 124 25. 1.276.875 2.076.875 800.000 63 26. 1.295.750 2.345.750 1.050.000 81 27. 1.295.750 2.320.750 1.025.000 79 28. 1.323.000 1.200.000 -123.000 -10 29. 1.407.525 1.982.525 575.000 41 30. 1.207.525 682.525 -525.000 -43 Total 28.384.150 50.262.575 23.825.500 7253 Rata-rata 946.138 1.675.419 794.183 242

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan keluarga petani mengalami peningkatan yairu rata-rata pendapatan petani sebelum adanya pasar induk “Puspa Agro” sebesar Rp 946.138,- / bulan sedangkan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” rata-rata pendapatan petani menjadi Rp 1.675.419,- / bulan. Sehingga rata-rata perubahan pendapatan keluarga petani sebelun dan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” sebesar 794.183,- / bulan. Rata-rata penambahan pendapatan keluarga tani sayur dan buah di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” sebesar 242%.

Hal ini disebabkan karena diversifikasi pekerjaan dari sebagian besar keluarga petani, yang diketahui terjadi perubahan jenis pekerjaan non pertanian yaitu banyaknya istri dan anak yang bekerja sebagai pedagang sayur dan buah di pasar induk “Puspa Agro” yang sebelumnya bekerja sebagai penjahit, buruh pabrik, wirausaha (toko), dan kuli bangunan, yang cenderung beralasan meminimalisasi biaya usahatani dan memaksimalisasi keuntungan. Sebelum adanya pasar induk “Puspa Agro”, juga diketahui petani menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul yang ada di Desa Jemundo sehingga nilai jual dari petani rendah, atau petani menjual langsung hasil panennya ke pasar Peneleh atau pasar Keputran sehingga biaya transportasinya mahal, dengan adanya pasar induk “Puspa Agro” maka petani dapat secara langsung menjual hasil panennya ke konsumen dengan harga tinggi dan tidak memerlukan biaya banyak untuk menjual hasil panennya ke pasar. Oleh karenanya keberadaan pasar induk “Puspa Agro” mampu

memotong rantai pemasaran yang begitu panjang dan berimplikasi pada perubahan pendapatan yang diterima oleh petani.

Perbedaan yang tampak jelas antara pendapatan sebelum dan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” dari persepsi harapan responden yang dilihat dengan nilai means pada Tabel 9 dan Lampiran 7 juga menjelaskan keberlangsungan kondisi tersebut bagi keluarga petani diharapkan dapat terus terjaga atau bahkan mampu lebih ditingkatkan tentunya melalui inovasi - inovasi dari pemerintah daerah setempat terhadap kelancaran proses jual beli beli barang yang ada ditempat tersebut.

Pendapatan keluarga tani dalam penelitian ini adalah total pendapatan kepala keluarga, istri, dan anak petani, baik dari usaha bercocok tanam maupun dari usaha lain selain bercocok tanam selama satu kali musim panen (Pendapatan pertanian) dan selama satu bulan (pendapatan non pertanian), Sedangkan yang termasuk pendapatan dari usaha non pertanian yang meliputi toko, penjahit, buruh pabrik, kuli bangunan dan tukang bangunan.

Untuk mengetahui perubahan pendapatan keluarga petani akibat adanya pasr induk “Puspa Agro” digunakan analisis uji t (paired sample t test). Dari perhitungkan analisis uji t diperoleh hasil sebagai berikut : besarnya t hitung 5,61 sedangkan besar t tabel (α = 0,05) adalah 1,699. Hasil perhitungan perubahan pendapatan keluarga petani akibat adanya pasar induk “Puspa Agro” dapat dilihat pada lampiran 9.

Berdasarkan dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa t hitung ≥ t tabel, sehingga H1 diterima dan Ho ditolak, yang berarti besarnya pendapatan keluarga petani sebelum adanya pasar induk “Puspa Agro” berbeda nyata setelah adanya pasar induk “Puspa Agro”. Hasil ini sekaligus memberikan informasi bahwa responden yaitu keluarga petani yang ada di lingkungan sekitar berdirinya pasar induk “Puspa Agro” atau lebih tepatnya Desa Jemundo menilai pasar tersebut memberikan manfaat dan nilai tambah terutama pada pendapatan usaha yang dilakukan selama ini. Hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan sebagian petani menjadi beraneka ragam.

Keberagaman pekerjaan yang dimiliki oleh keluarga tani sayur dan buah dapat diketahui dari perubahan jenis pekerjaan non pertanian yaitu banyaknya istri dan anak yang bekerja sebagai pedagang sayur dan buah di pasar induk “Puspa Agro” yang sebelumnya bekerja sebagai penjahit, buruh pabrik, wirausaha (toko), dan kuli bangunan. Hal ini dikarenakan dapat meminimalisasi biaya usahatani dan memaksimalisasi keuntungan. Sebelum adanya pasar induk “Puspa Agro”, petani menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul yang ada di Desa Jemundo sehingga nilai jual dari petani rendah, atau petani menjual langsung hasil panennya ke pasar Peneleh atau pasar Keputran sehingga biaya transportasinya mahal, denga adanya pasar induk “Puspa Agro” maka petani dapat langsung menjual hasil panennya ke konsumen dengan harga tinggi dan tidak memerlukan biaya banyak untuk menjual hasil panennya ke pasar. Hal ini menjadikan perubahan

pendapatan petani sayur dan buah setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

Perubahan pendapatan petani sayur dan buah di Desa Jemundo juga dipengaruhi oleh jam kerja atau penggunaan waktu kerja petani sayur dan buah di Desa Jemundo. Bahwa pasar induk “Puspa Agro” mempengaruhi jam kerja petani sayur dan buah di Desa Jemundo, hal ini dapat dilihat dari perubahan jam kerja atau penggunaan waktu kerja oleh petani sayur dan buah setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” menjadi meningkat atau bertambah, apabila jam kerja bertambah maka akan mempengaruhi pendapatan, semakin banyak jam kerja yang dilakukan maka semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh oleh petani, sebaliknya apabila jam kerja yang dilakukan sedikit maka pendapatan juga tidak akan bertambah. Sehingga adanya pasar induk “Puspa Agro” membawa dampak penambahan jam kerja petani sayur dan buah di Desa Jemundo yang berpengaruh terhadap pendapatan petani sayur dan buah di Desa Jemundo Kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo. Rata-rata perubahan jam kerja setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” sebesar 11,07 jam/hari dari rata-rata jam kerja sebelum adanya pasar induk “Puspa Agro” yaitu sebesar 9,7 jam/hari. Untuk mengetahui jam kerja atau penggunaan waktu kerja juga mempengaruhi perubahan pendapatan, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Total Jam Kerja Keluarga Tani Sayur dan Buah Sebelum dan Setelah Adanya Pasar Induk “Puspa Agro”

Total Jam Kerja (Jam/Hari) No.

Sebelum Adanya Pasar Sesudah Adanya Pasar

Tanda 1 12 10 - 2 15 12 - 3 12 14 + 4 10 8 - 5 10 8 - 6 6 12 + 7 10 12 + 8 10 12 + 9 10 12 + 10 6 12 + 11 6 12 + 12 9 8 - 13 10 12 + 14 6 12 + 15 10 8 - 16 6 12 + 17 8 6 - 18 10 12 + 19 9 12 + 20 10 12 + 21 10 12 + 22 10 12 + 23 12 10 - 24 10 12 + 25 10 12 + 26 10 12 + 27 10 12 + 28 12 10 - 29 10 12 + 30 12 10 - Total 291 332 Rata-rata 9,7 11,07 Sumber : Data Primer 2010

Keterangan :

(+) : Petani yang jam kerjanya mengalami penambahan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro”.

(-) : Petani yang jam kerjanya mengalami pengurangan setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” .

Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh bahwa banyaknya jumlah tanda (+) = 20 dan tanda (-) = 10. Dari hasil perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa banyaknya jumlah petani yang mengalami perubahan jam kerjanya setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” yaitu sebanyak 20 orang, sedangkan jumlah petani yang mengalami penguranganjam kerja setelah adanya pasar induk “Puspa Agro” adalah sebanyak 10 orang.

Untuk mengetahui perubahan jam kerja petani akibat adanya pasar induk “Puspa Agro” adalah dengan menggunakan analisis uji tanda (Sign Test) yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil uji tanda diperoleh hasil tanda (+) = 20, tanda (-) = 10. Sehingga dari hasil perhitungan analisis uji tanda diperoleh Z hitung = 4,33 dan Z tabel = 3,481 maka dapat diketahui bahwa Z hitung = 4,33 > Z tabel = 3,481. Hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan yag diberikan oleh pasar induk “Puspa Agro” terhadap jam kerja keluarga tani sayur dan buah.

5.4. Dampak Pasar Induk “Puspa Agro” Terhadap Keamanan Lingkungan,