• Tidak ada hasil yang ditemukan

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini diukur berdasarkan ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

1) Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia dan diukur dengan ada tidaknya perubahan dalam bidang sosial ekonomi.

2) Pasar induk “Puspa agro”adalah pasar yang memiliki konsep perdagangan komprehensif, terdapat pasar eceran dan pasar grosir di dalamnya dan kegiatan skala besar yang di dalamnya terdapat produk agribisnis terlengkap dan terbesar di Indonesia.

3) Masyarakat adalah rakyat atau kelompok rakyat yang mendiami suatu wilayah di sekitar pasar induk “Puspa Agro”.

4) Petani adalah seseorang yang tinggal di daerah sekitar pasar induk “Puspa Agro” yang memiliki pekerjaan berhubungan dengan kegiatan budidaya tanaman sayur dan buah.

5) Mata pencaharian adalah pekerjaan dan sebagainya yang menjadi pokok penghidupan dari warga yang ada sebelum dan sesudah dibangunnya pasar induk “Puspa Agro”.

6) Jenis pekerjaan adalah berbagai jenis atau bentuk perbuatan atau kegiatan yang dilakukan dan bertujuan untuk mendapatkan hasil oleh para petani yang ada di sekitar pasar induk “Puspa Agro” untuk mendapatkan penghasilan sebelum dan sesudah dibangunnya pasar induk “Puspa Agro”.

7) Pendapatan adalah hasil kerja yang diperoleh warga masyarakat di sekitar pasar induk “Puspa Agro” sebelum dan sesudah dibangunnya pasar induk “Puspa Agro”.

8) Pendapatan total keluarga tani sayur kangkung adalah pendapatan total dari seluruh anggota keluarga tani yang bekerja baik dari usaha bercocok tanam kangkung yaitu satu bulan sekali masa panen maupun usaha lain selain bercocok tanam yang diukur dalam satuan Rupiah per bulan.

9) Pendapatan total keluarga tani buah jambu biji merah adalah pendapatan total dari seluruh anggota keluarga tani yang bekerja baik dari usaha bercocok tanam jambu biji merah yaitu empat bulan sekali masa panen namun dalam penelitian ini pendapatan empat bulan dibagi empat sehingga didapatkan pendapatan per bulan, maupun usaha lain selain bercocok tanam yang diukur dalam satuan Rupiah per bulan.

10) Pendapatan kepala keluarga tani adalah pendapatan total kepala keluarga tani yang bekerja selama satu bulan baik dari usaha bercocok tanam maupun usaha lain selain bercocok tanam yang diukur dalam satuan Rupiah per bulan.

11) Pendapatan anggota keluarga tani adalah total dari pendapatan istri dan anak petani yang bekerja selama satu bulan baik dari usaha bercocok tanam maupun usaha lain selain bercocok tanam yang diukur dalam satuan Rupiah per bulan.

12) Pendapatan usahatani adalah penerimaan usahatani dikurangi dengan total biaya produksi usahatani yang diukur dalam satuan rupiah dalam satu musim panen.

13) Pendapatan dari usaha non pertanian adalah seluruh pendapatan dari luar sektor pertanian yang dihasilkan oleh seluruh anggota keluarga selama satu bulan yang diukur dalam satuan rupiah per bulan.

14) Rumah tangga tani adalah semua orang yang tinggal, makan, dan mengurus keperluan sehari-hari secara bersamaan yang termasuk dalam satu unit anggaran belanja, pada rumah tangga tani dibatasi pada keluarga inti, dimana yang dimaksud dengan keluarga inti adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang masih menjadi tanggungan.

15) Kondisi sosial adalah kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan menjadi suatu kesadaran agar dapat saling tolong menolong.

16) Kondisi ekonomi adalah kondisi manusia yang menyangkut kepentingan petani ke arah peningkatan pendapatan dalam usahatani.

dari Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo dan 850 km dari Ibukota Negara Republik Indonesia. Desa Jemundo berada pada ketinggian kurang dari 40 m dari permukaan laut dan termasuk kedalam daratan rendah dengan curah hujan 1000 s/d 2000 mm/tahun serta suhu rata-rata 310C. Desa Jemundo mempunyai luas 196 Ha dan terdiri dari Dusun Sawunggaling dan Dusun Sambikerep. Adapun batas wilayah Desa Jemundo adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Kletek Sebelah Selatan : Desa Sadang Sebelah Barat : Desa Sambibulu Sebelah Timur : Kelurahan Geluran

Desa Jemundo merupakan salah satu Desa yang terkena dampak akibat adanya pasar induk Puspa Agro, mengingat pasar tersebut juga berdiri di Desa Jemundo, hal ini mengakibatkan adanya perubahan mata pencarian dan perekonomian masyarakat di Desa tersebut. Masyarakat di Desa Jemundo yang dahulunya hanya bekerja sebagai petani, sekarang ada yang bekerja sebagai pedagang di pasar induk Puspa Agro, terlihat perubahaan yang sangat menonjol pada penduduk terutama ibu – ibu yang terlihat mempunyai kesibukan lain yaitu berjualan dan berbagai kegiatan lainnya. Oleh karena itu peneliti memilih Desa jemundo sebagai tempat penelitian untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pasar induk Puspa Agro terhadap perekonomian rumah tangga tani, sehingga 

diharapkan dengan penelitian ini nantinya bisa dipakai sebagai masukan bagi masyarakat setempat. Sehubungan dengan ini Desa Jemundo merupakan kawasan desa yang strategis untuk mengembangkan produksi atau usaha perdagangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat.

Penggunaan tanah di Desa Jemundo dari pemukiman penduduk, pekarangan, sawah irigasi teknis dan irigasi non teknis, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya penggunaan tanah tersebut dapat dilihat pada tabel 4 :

Tabel 1. Penggunaan Tanah di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009

Jenis Luas (Ha) Persentase (%)

Tanah Sawah 16,5 10,29 Pemukiman 98 61,18 Jalan 7 4,37 Pekarangan 35 21,84 Pekuburan 2,65 1,65 Lain-lain 1,045 0,67 Jumlah 160,195 100

Sumber : Kantor Desa Jemundo

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa penggunaan tanah di Desa Jemundo sebagian besar untuk pemukiman yaitu 98 Ha atau sekitar 61,18 %. Hal tersebut dikarenakan Desa Jemundo banyak terdapat pabrik-pabrik yang mengakibatkan banyak karyawan yang dibutuhkan, dan para karyawan tersebut sebagian besar bertempat tinggal di Desa Jemundo dengan alasan tempat tinggal dekat atau tidak jauh dari tempat kerja. Pemukiman yang dimaksud adalah kos-kosan. Tanah sawah berada pada urutan ketiga setelah pekarangan yaitu dengan luas lahan sebesar 16,5 Ha dengan persentase 10,29%. Desa Jemundo masih

buah. Hasil panen padi, sayur dan buah memerlukan pasar yang cukup luas supaya hasil panennya dapat berdaya saing dengan hasil panen petani satu dengan lainnya sehingga peneliti melakukan penelitian di Desa Jemundo.