• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dana Dekonstrasi, Tugas Pembantuan, dan Dana Urusan Bersama Definisi

Dalam dokumen Materi Pelatihan PKD Pendapatan Daerah (Halaman 28-34)

dan Belanja Negara

BELANJA DAERAH

1.4. Dana Dekonstrasi, Tugas Pembantuan, dan Dana Urusan Bersama Definisi

Definisi dana dekonsentrasi yang dirumuskan dalam UU No. 33 Tahun 2004 sebagaimana tercantum pada pasak 1.26 adalah sebagai berikut:

“Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran yang dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.”

Definisi di atas sejalan dengan definisi dekonsentrasi menurut UU No. 33 Tahun 2004 yang lebih dipersempit sebagaimana tertulis di Pasal 1.9:

“Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah ke Gubernur sebagai wakil pemerintah.”

UU No. 33 Tahun 2004 mempersempit definisi dekonsentrasi menjadi hanya pelimpahan wewenang ke gubernur, tidak termasuk pelimpahan wewenang ke kantor wilayah/cabang. Dengan kata lain, seluruh dana pelaksanaan tugas kementrian/lembaga yang dilaksanakan sendiri oleh kementrian/lembaga tersebut di daerah bukan dikategorikan sebagai dana dekonsentrasi.

MATERI PELATIHAN PENDAPATAN DAERAH

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sedangkan Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah otonom dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan terkait dengan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan dan urusan pemerintahan Pusat. Diantara urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat tersebut adalah Urusan mutlak Pemerintah Pusat dan Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.

Urusan pemerintahan yang mutlak menjadi urusan pemerintah pusat, meliputi: 1) Politik luar negeri;

2) Pertahanan; 3) Keamanan; 4) Yustisi;

5) Moneter dan fiskal nasional; 6) Agama.

Dalam menyelenggarakan 6 urusan mutlak pemerintahan tersebut (pasal 10 ayat 3 UU No. 32 Tahun 2004), Pemerintah dapat:

1) menyelenggarakan sendiri;

2) melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah, atau

3) menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.

Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan, yaitu semua urusan pemerintahan di luar urusan mutlak pemerintah pusat, meliputi 31 bidang sebagaimana diatur dalam Pasal 2 PP No. 38 Tahun 2007. Untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan di luar 6 urusan tersebut, Pemerintah dapat:

1) menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan, atau

2) melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah, atau 3) menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan

asas tugas pembantuan.

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur juga disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan.

Tujuan dan Fungsi Dana Dekonsentrasi

Pengalokasian dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan tersebut harus didahului dengan pelimpahan wewenang dan penugasan kepada kepala daerah yang ditunjuk dan dilakukan sesuai dengan mekanisme perencanaan dan penganggaran dalam APBN. Pada tahap perencanaan anggaran, menteri atau pimpinan lembaga harus memberikan informasi kepada gubernur dan/atau bupati/walikota mengenai program/kegiatan yang akan dilimpahkan kepada gubernur dan akan ditugaskan kepada gubernur/bupati/walikota. Hal ini dimaksudkan agar informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan penyusunan APBD, sehingga ada sinkronisasi antara program/kegiatan yang akan dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan dengan program/kegiatan yang akan dilaksanakan melalui dana APBD. Prinsipnya, program dan kegiatan yang didanai oleh kementerian Negara/lembaga melalui dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan tidak akan tumpang tindih (overlap) dengan program dan kegiatan yang akan didanai dari APBD, karena jenis urusan yang didanainya berbeda. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi. Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. Dasar pertimbangan dan tujuan diselenggarakannya asas dekonsentrasi yaitu:

1) terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2) terwujudnya pelaksanaan kebijakan nasional dalam mengurangi kesenjangan antar daerah; 3) terwujudnya keserasian hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan di daerah; 4) teridentifikasinya potensi dan terpeliharanya keaneka-ragaman sosial budaya daerah;

5) tercapainya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, serta pengelolaan pembangunan dan pelayanan terhadap kepentingan umum masyarakat; dan

6) terciptanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya dalam sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ruang lingkup dekonsentrasi dan tugas pembantuan mencakup aspek penyelenggaraan, pengelolaan dana, pertanggungjawaban dan pelaporan, pembinaan dan pengawasan, pemeriksaan, serta sanksi. (1) Penyelenggaraan dekonsentrasi meliputi:

a). pelimpahan urusan pemerintahan; b). tata cara pelimpahan;

c). tata cara penyelenggaraan; dan d) tata cara penarikan pelimpahan.

Hubungan Pusat Dan Daerah

MATERI PELATIHAN PENDAPATAN DAERAH

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(2) Pengelolaan dana dekonsentrasi meliputi: a) prinsip pendanaan;

b) perencanaan dan penganggaran; c) penyaluran dan pelaksanaan; .

d) pengelolaan barang milik negara hasil pelaksanaan dekonsentrasi. (3) Pertanggungjawaban dan pelaporan dana dekonsentrasi meliputi:

a) penyelenggaraan dekonsentrasi; dan b) pengelolaan dana dekonsentrasi. Tujuan dan Fungsi Tugas Pembantuan

Pemerintah dapat memberikan tugas pembantuan kepada pemerintah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau pemerintah desa untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan. Pemerintah provinsi dapat memberikan tugas pembantuan kepada pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah desa untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan provinsi. Pemerintah kabupaten/kota dapat memberikan tugas pembantuan kepada pemerintah desa untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan kabupaten/kota.

Urusan pemerintahan yang dapat ditugaskan dari Pemerintah kepada pemerintah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau pemerintah desa merupakan sebagian urusan pemerintahan di luar 6 (enam) urusan yang bersifat mutlak yang menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan Pemerintah. Urusan pemerintahan yang dapat ditugaskan dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah desa merupakan sebagian urusan pemerintahan yang menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan pemerintah provinsi. Urusan pemerintahan yang dapat ditugaskan dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa merupakan sebagian urusan pemerintahan yang menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan pemerintah kabupaten/kota.

Urusan yang dapat ditugaskan dari Pemerintah dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan kementerian/lembaga yang sudah ditetapkan dalam Renja-KL yang mengacu pada RKP. Urusan yang dapat ditugaskan dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan pemerintah provinsi yang sudah ditetapkan dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) provinsi yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) provinsi. Urusan yang dapat ditugaskan dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan pemerintah kabupaten/kota yang sudah ditetapkan dalam Renja SKPD kabupaten/kota yang mengacu pada RKPD kabupaten/kota. Urusan yang dapat ditugaskan wajib memperhatikan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi, serta keserasian pembangunan nasional dan wilayah.

Tata Cara Penugasan: 1) Perencanaa penugasan.

2) Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa.

3) Penugasan dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa. 4) Penugasan dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa.

Tata Cara Penyelenggaraan Tugas Pembantuan:

1) Tugas Pembantuan dari Pemerintah kepada pemerintah daerah.

2) Tugas Pembantuan dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota.

3) Tugas Pembantuan dari pemerintah dan/atau pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/ kota kepada pemerintah desa.

Pengelolaan Dana Tugas Pembantuan: 1) Prinsip pendanaan.

2) Perencanaan dan penganggaran 3) Penyaluran dan pelaksanaan

4) Pengelolaan barang milik negara hasil pelaksanaan Tugas Pembantuan Pertanggungjawaban dan Pelaporan Tugas Pembantuan:

1) Penyelenggaraan. 2) Pengelolaan dana.

Hubungan Pusat Dan Daerah

MATERI PELATIHAN PENDAPATAN DAERAH

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus PenyesuaianDana

Kanwil di Daerah • Belanja Pegawai • Belanja Barang • Belanja Modal • Pembayaran Bunga Utang • Subsidi • Belanja Hibah • Bantuan Sosial • Belanja Lain- lain

PUSAT DAERAH

APBN

Gambar 1.3 : Alur APBN ke Daerah

6 Urusan Mutlak Di luar 6 Urusan

Belanja Pemerintah Pusat Belanja Transfer Daerah K / L Belanja Pusat di Pusat Belanja Pusat di Daerah Dikerjakan sendiri melalui UPT Ditugaskan ke Gub/Bupati/ Walikota Dilimpahkan ke Gubernur

ALUR APBN KE DAERAH (MONEY FOLLOWS FUNCTION)

APBD

Hibah Dana Darurat Dana Desentralisasi Dana Dekonsentrasi Dana Tugas Pembantuan Dana Sektoral di Daerah

Dalam dokumen Materi Pelatihan PKD Pendapatan Daerah (Halaman 28-34)