• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

4.2.2 Data Analisis Kebutuhan

4.2.2.1 Data Analisis Kebutuhan oleh Guru

Kebutuhan guru terhadap keberadaan dan penggunaan alat peraga dianalisis menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pernyataan khusus. Kesepuluh pernyataan tersebut mengungkapkan lima karakeristik dasar dari alat peraga yang akan dikembangkan. Hasil yang diperoleh dari pengisian kuesioner ini menjadi gambar pernggunaan alat peraga oleh guru selama mengajar dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan alat peraga. Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi analisis kebutuhan oleh guru

Tabel 4.10 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru

No Pertanyaan Persentase

1 Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan alat peraga ketika mengajar

Matematika? a. Sangat sering - b. Sering 80% c. Kadang-kadang 20% d. Jarang - e. Sangat jarang -

2 Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami

konsep-konsep matematika?

a. Ya 100%

57

No Pertanyaan Persentase

3 Apakah, menurut Bapak/Ibu, pemberian warna pada alat peraga dapat

membuat alat peraga tersebut terlihat lebih menarik?

a. Ya 100%

b. Tidak -

4 Warna yang seperti apa yang Bapak/Ibu sukai untuk alat peraga?

a. Warna cerah 100%

b. Warna gelap -

5 Jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga matematika yang menurut

Bapak/Ibu sesuai untuk siswa?

a. Berat ( > 3 kg) 10%

b. Sedang ( 1,5-3 kg) 40%

c. Ringan ( < 1,5 kg) 50%

6 Apakah Bapak/Ibu suka jika alat peraga yang sama bisa digunakan untuk

kompetensi dasar yang berbeda?

a. Ya 100%

b. Tidak -

7 Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa

menemukan kesalahannya sendiri pada saat mengerjakan soal-soal latihan?

a. Ya 100%

b. Tidak -

8 Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan

jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan soal-soal latihan?

a. Ya 100%

b. Tidak -

9 Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan benda-benda dari lingkungan

sekitar ketika mengajar Matematika?

a. Sangat sering 10%

b. Sering 50%

c. Kadang 40%

d. Jarang -

e. Tidak pernah -

10 Apakah Bapak/ Ibu setuju jika alat peraga matematika dibuat menggunakan

benda-benda dari lingkungan sekitar?

a. Setuju 100%

b. Tidak setuju -

Berdasarkan Tabel 4.10, intensitas penggunaan alat peraga oleh guru mencapai 80%, dimana sebanyak 8 orang guru merasa sudah sering menggunakan alat peraga ketika mengajar matematika. Pembuatan alat peraga tetap harus dipertimbangkan karena masih ada 2 orang guru atau sebesar 20% yang intensitas penggunaan alat peraga dalam mengajar masih kadang-kadang. Pertimbangan tersebut terkait dengan pendapat guru yang semuanya atau sebanyak 100% menyetujui pernyataan bahwa alat peraga dapat membantu siswa memahami konsep matematika.

Semua guru atau sebanyak 100% responden berpendapat bahwa alat peraga akan terlihat menarik bila diberi warna, terutama warna yang cerah. Selain warna dari segi kemenarikan alat peraga, indikator selanjutnya yang

58 dipertimbangkan dalam membuat alat peraga adalah berat alat peraga itu sendiri. Sebanyak 5 orang guru atau 50% dari keseluruhan guru menjawab bahwa alat peraga yang dibuat sebaiknya memiliki gradasi dari segi bobot, yaitu bobot yang ringan (< 1,5 kg). Akan tetapi, sebanyak 4 orang guru (40%) berpendapat bahwa alat peraga bisa saja memiliki bobot sedang (1,5 – 3 kg) bahkan bobot yang berat (3 kg). Segi gradasi alat peraga juga dilihat dari kemanfaatan alat tersebut untuk digunakan dalam kompetensi dasar yang berbeda. Indikator ini disetujui oleh seluruh guru atau 100% guru.

Pertimbangan selanjutnya terkait dengan fungsi auto-correction alat peraga menegaskan bahwa alat peraga matematika memang perlu dibuat karena semua guru, yaitu sebanyak 100% dari total guru, setuju bahwa siswa mampu menemukan kesalahannya sendiri dan menemukan jawaban atas kesalahannya itu dari alat peraga yang digunakan. Alat peraga ini perlu dibuat, juga dengan mempertimbangkan bahan dasar yang kontekstual. Hasil analisis kebutuhan guru menunjukkan bahwa 10% dari mereka sudah sangat sering menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar untuk mengajar, 50% sering, dan 40% kadang-kadang saja menggunakan benda-benda tersebut. Oleh sebab itu, seluruh guru (100%) setuju bahwa alat peraga yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari lingkungan sekitar agar lebih kontekstual.

Kuesioner analisis kebutuhan guru memberikan gambaran kepada peneliti tentang keberadaan dan penggunaan alat peraga selama pelaksanaan pembelajaran.Informasi yang diperoleh peneliti dari kuesioner dan didukung wawancara singkat dengan kepala sekolah serta guru mendorong peneliti untuk mengembangkan alat peraga untuk pembelajaran. Alat peraga yang akan dikembangkan menggunakan potensi lokal (kontekstual) dan memperhatikan berbagai karakteristik dari metode pembelajaran Montessori agar siswa mampu belajar mandiri (auto-education), mengetahui kesalahannya sendiri ( auto-correction), dapat mempelajari beragam kompetensi (bergradasi), dan tentu sajaalat peraga menarik bagi siswa.

4.2.2.2 Data Analisis Kebutuhan oleh Siswa

Kebutuhan siswa terhadap alat peraga dianalisis dengan kuesioner yang berisikan 10 pernyataan khusus. Kesepuluh pernyataan tersebut disusun

59 berdasarkan lima karakteristik alat peraga yang dikembangkan sebagai indikatornya. Hasil dari analisis kebutuhan siswa ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut ini peneliti sajikan tabel hasil penghitungan analisis kebutuhan yang dijawab siswa.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan Persentase

1

Seberapa sering Bapak/ Ibu gurumu menggunakan alat peraga ketika mengajar Matematika? a. Sangat sering 5% b. Sering 10% c. Kadang-kadang 72% d. Jarang 15% e. Sangat jarang 0% 2

Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu memahami konsep-konsep matematika?

a. Ya 95%

b. Tidak 5%

3

Apakah menurutmu, pemberian warna pada alat peraga dapat membuat alat peraga tersebut terlihat lebih menarik?

a. Ya 72%

b. Tidak 30%

4

Warna yang seperti apa yang kamu sukai untuk alat peraga?

a. Warna cerah 90%

b. Warna gelap 10%

5

Jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga matematika yang sesuai untuk kamu gunakan?

a. Berat ( > 3 kg) 40%

b. Sedang ( 1,5-3 kg) 30%

c. Ringan ( < 1,5 kg) 30%

6

Apakah kamu suka jika alat peraga yang sama bisa digunakan untuk materi yang berbeda?

a. Ya 72%

b. Tidak 30%

7

Menurutmu, apakah penggunaan alat peraga dapat membantu menemukan kesalahanmu sendiri?

a. Ya 60%

b. Tidak 40%

8

Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan soal-soal latihan?

a. Ya 80%

b. Tidak 20%

9

Seberapa sering Bapak/Ibu gurumu menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar ketika mengajar Matematika?

a. Sangat sering 15%

b. Sering 20%

c. Kadang 25%

d. Jarang 25%

e. Tidak pernah 15%

10 Apakah kamu setuju jika alat peraga matematika dibuat menggunakan

60

No Pertanyaan Persentase

a. Setuju 75%

b. Tidak setuju 25%

Tabel 4.11 memberikan informasi bahwa sebanyak 72% siswa menjawab guru masih kadang-kadang dalam menggunakan alat peraga. Padahal, 95% siswa merasa terbantu memahami konsep matematika bila menggunakan alat peraga. Pertimbangan pembuatan alat peraga selanjutnya adalah dari segi kemenarikan alat. Sebanyak 72% siswa merasa tertarik pada alat peraga tersebut bila diberi warna dan warna yang digunakan adalah warna cerah, dipilih oleh 90% siswa. Sebanyak 40% siswa memilih alat peraga yang beratnya lebih dari tiga kilogram, sedangkan masing-masing 30% siswa memilih alat peraga yang beratnya ringan (kurang dari 1,5 kilogram) dan sedang (1,5-3 kilogram). Hal ini akan menjadi pertimbangan peneliti dalam pembuatan alat peraga nantinya. Selain memiliki gradasi atau perbedaan dari sisi beratnya, alat peraga yang hendak dikembangkan juga memiliki gradasi dalam hal fungsi penggunaannya. Sebanyak 72% siswa menyukai alat peraga yang bisa digunakan untuk materi yang berbeda. Fungsi auto-correction dari alat peraga disetujui oleh 60% siswa atau sebanyak 12 orang siswa dapat membantu mereka menemukan kesalahan sendiri. Sebanyak 80% siswa juga setuju bahwa alat peraga membantu mereka menemukan jawaban yang benar dari kesalahan pengerjaan soal latihan. Pemilihan bahan yang kontekstual dalam pembuatan alat peraga ini dilihat dari hasil kuesioner siswa yang menunjukkan sekitar 15% dan 20% dari mereka merasa bahwa guru sudah sangat sering dan sering menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar ketika belajar Matematika. Meskipun demikian, masing-masing sebanyak 25% siswa menyatakan guru masih jarang dan hanya kadang-kadang saja menggunakan benda-benda yang kontekstual untuk mengajar. Bahkan, sebanyak 15% siswa merasa gurunya tidak pernah menggunakan benda yang kontekstual untuk mengajar.

Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dikonfirmasikan dengan wawancara beberapa siswa. Persentase setiap item pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa siswa membutuhkan adanya alat peraga untuk pembelajaran, terutama ada banyak siswa (sebesar 95%) merasa terbantu dalam belajar bila menggunakan alat peraga. Oleh sebab itu, peneliti merasa perlu untuk membuat

61 alat peraga yang memiliki lima karakteristik tersebut, yaitu auto-education, menarik, bergradasi, auto-correction, dan kontekstual.

4.3 Produksi Alat Peraga Blok Pecahan

Dokumen terkait