• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Data Uji Coba dan Revisi

4.3.3 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk

Sebelum melaksanakan uji coba terbatas, buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas yang sudah divalidasi oleh ahli media dan guru SD kelas 5. Uji coba terbatas dilakukan oleh 10 siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman. 10 siswa kelas tinggi tersebut terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan yang semuanya kelas 5.

Uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 26 September 2018 dengan meminta waktu kepada wali kelas selama dua jam pelajaran. Dalam uji coba terbatas yang dilakukan, siswa diminta untuk membaca buku kemudian memberikan penilaian. Setiap siswa akan menilai keseluruhan bagian dari buku,

61

mulai dari gambar, tulisan, isi materi, dan bentuk visual dari buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas.

Setiap siswa diberikan lembar kuesioner untuk mengetahui persepsi siswa terhadap buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini. Kuesioner yang dibagikan kepada siswa terdiri dari 10 pernyataan yang akan menunjukkan pendapat dan kualitas dari buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas.

Berdasarkan uji coba terbatas yang telah dilakukan oleh 10 siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman, didapatkan hasil skor rata-rata 4.65 dalam kategori “sangat baik”. Berikut adalah data validasi yang diperoleh dari uji coba terbatas.

Tabel 4.4 Data hasil validasi 10 siswa SD kelas atas No.

62

Selain memperoleh data validasi, pada uji coba terbatas yang dilakukan oleh 10 siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman, diperoleh komentar umum yang berisi pendapat mereka tentang buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas yang sudah mereka baca.

Tabel 4.5 Komentar 10 siswa SD kelas atas

No. Siswa Komentar

1 Bukunya bagus, ceritanya menyenangkan dan terdapat pelajaran yang bisa dipelajari untuk kita semua

2 Sangat baik karena mengajarkan tentang bagaimana menjaga tubuh

3 Bagus karena lebih memperluas pengetahuan tentang seks dasar

4 Sangat bagus karena tulisannya jelas dan ingin membacanya

5 Dalam menyajikan buku cerita bergambar sangat bagus, bahasanya sangat indah dan mudah dipahami

6 Bahasa dan gambarnya sangat menarik, dalam penyajiannya juga sangat baik

7 Menjadi lebih mudah memahami isi buku

8 Ceritanya menarik perhatian anak-anak, bukunya bagus

9 Sangat baik karena mudah dipahami, kreatif, dan unik

10 Kok professional banget sih, gambarnya kreatifin lagi ya, dan karakternya perbanyak kalau bisa dengan gambar ilustrasi karikatur biar pada minat membacanya

Dari komentar umum tersebut, dapat diketahui bahwa respon yang diberikan pada buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas adalah positif. Rata-rata siswa memberikan komentar yang menunjukkan rasa suka dan rasa tertarik pada buku cerita bergambar yang dibagikan.

63 4.4 Kajian Produk akhir dan Pembahasan

Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian ini adalah buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Produk akhir dari penelitian ini telah melalui beberapa kali revisi, revisi oleh ahli media, revisi oleh guru SD kelas 5, dan 10 orang siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman sebagai subjek uji coba penelitian. Revisi yang dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari ahli media dan guru SD kelas 5. Berikut adalah komentar dan saran dari ahli media dan guru SD kelas 5 yang dijadikan dasar untuk revisi:

(1) Sampul buku kurang menarik, (2) Memperbaiki font yang tidak konsisten, (3) Penulisan perlu diperbaiki, (3) Gambar tidak disertai dengan keterangan, (4) Gambar perlu diperbaiki, (5) Pengenalan tokoh ditambahkan, (6) Penambahan halaman tentang meyikapi perkembangan fisik menuju remaja. Buku cerita bergambar yang dibuat oleh peniliti mempunyai 4 bagian, di antaranya adalah kata pengantar, isi cerita, refleksi, dan biodata penulis. Berikut akan dijelaskan bagian-bagian buku cerita yang mengalami revisi.

64 4.4.1 Sampul Buku Cerita Bergambar

Sampul buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas mengalami perubahan.

Gambar 4.1 Revisi sampul produk

Sebelum Sesudah

Perubahan yang dilakukan pada sampul adalah penambahan 2 tokoh Yaitu Ardi dan Ria agar lebih menarik. Selain penambahan tokoh agar terlihat lebih menarik, validator juga menyarankan untuk mengganti jenis kertas yang dipakai karena yang sebelumnya terlalu tebal. Kemudian validator juga mengomentari bagian nama penulis buku, yang sebelumnya “Oleh: Dwi Rukun Istanto” menjadi “Dwi Rukun Istanto” saja.

4.4.2 Isi Buku Cerita Bergambar

Isi buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas atas mengalami perubahan antara lain adalah penambahan halaman perkenalan tokoh, penambahan halaman Pak Danang sedang menjelaskan materi

65

pendidikan seks di dalam kelas, penggantian desain nomor halaman, penambahan keterangan peristiwa di halaman yang berisikan gambar, perbaikan font, perbaikan penulisan, perbaikan gambar, perbaikan tokoh, dan penambahan bagian cerita.

Berikut adalah revisi yang telah dilakukan oleh peneliti sesuai dengan komentar validator.

Gambar 4.2 Revisi penambahan halaman pengenalan tokoh di halaman 2 dan 3

Sebelum direvisi, buku cerita bergambar tidak memiliki halaman perkenalan tokoh. Setelah divalidasi, validator memberikan komentar untuk menambahkan halaman perkenalan tokoh agar siswa tidak kebingungan. Tokoh yang ada di buku cerita bergambar pendidikan seks adalah Deni, Ria, Ardi, Pak Arif, Pak Danang, dan Bu Rinda.

66

Gambar 4.3 Revisi penambahan cerita di halaman 4 dan 5

Validator juga mengomentari untuk menambahkan halaman cerita dimana Pak Danang sedang menjelaskan materi pendidikan seks di dalam kelas.

Gambar 4.4 Revisi halaman 6

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas pakar ahli media memberikan komentar untuk menambahkan keterangan waktu, yaitu “Pada suatu sore…”. Selain itu, halaman buku juga direvisi, yang sebelumnya font berwarna hitam berlatar belakang putih menjadi font angka berwarna hitam tanpa latar belakang.

67

Gambar 4.5 Revisi halaman 8

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas, dilakukan pengubahan desai nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa, yaitu “Deni, Ria, dan Ardi membeli Es Dawet”. Selain itu, juga diberikan tulisan “ES DAWET” pada gerobak.

Gambar 4.6 Revisi halaman 9

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, validator juga mengomentari ketidakkonsistenan penggunaan font, karena beberapa kalimat dicetak tebal dan dicetak menggunakan font biasa. Maka dari itu, validator menyarankan agar

68

semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama. Atas komentar tersebut, peniliti memutuskan untuk mencetak semua tulisan dengan font dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.7 Revisi halaman 10

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas, perubahan juga dilakukan pada desain nomor halaman.

Selain itu, juga pemberian keterangan peristiwa, yaitu “Deni berlari menuju semak-semak”.

69

Gambar 4.8 Revisi halaman 12

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas, revisi dilakukan pada pengubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Ardi dan Ria merasa bingung”.

Gambar 4.9 Revisi i halaman 13

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

70

Gambar 4.10 Revisi halaman 14

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas dilakukan revisi, yaitu perubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Ardi dan Ria mendapati Deni hendak kencing”.

Gambar 4.11 Revisi halaman 15

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

71

Gambar 4.12 Revisi halaman 16

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas dilakukan revisi, yaitu perubahan desain nomor halaman dan juga pemberian keterangan peristiwa “Deni merasa malu karena berniat kencing sembarangan”.

Gambar 4.13 Revisi halaman 17

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

72

Gambar 4.14 Revisi halaman 19

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.15 Revisi halaman 20

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas dilakukan revisi yaitu, pengubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Deni berjalan pulang”. Latar belakang gambar juga dirubah, yang sebelumnya Deni berada di jalan, sesudah direvisi Deni masih berada di dekat semak-semak

73

Gambar 4.16 Revisi halaman 23

Sebelum Sesudah

Selain merubah desain nomor halaman, validator juga memberikan komentar terkait kalimat yang terlalu pendek pada buku cerita. Menurut validator, karena sasarannya untuk siswa SD kelas atas, maka kalimat-kalimat yang terlalu pendek untuk selanjutnya dapat diubah menjadi lebih panjang.

Gambar 4.17 Revisi halaman 24

Sebelum Sesudah

Pada gambar di atas, revisi dilakukan dengan pengubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Sampai di rumah Ardi”. Selain itu,

74

perubahan juga dilakukan pada gambar Ardi dan Ria, yang sebelumnya arah kepala mereka berdua menghadap ke samping, menjadi menghadap lurus kedepan.

Gambar 4.18 Revisi halaman 27

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.19 Revisi halaman 28

Sebelum Sesudah

75

Pada gambar di atas, revisi dilakukan pada pengubahan desain nomor halaman dan juga pemberian keterangan peristiwa “Deni tiba di rumah Ardi”.

Gambar 4.20 Revisi halaman 29

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.21 Revisi halaman 30

Sebelum Sesudah

76

Pada gambar di atas dilakukan revisi yaitu, perubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Belajar bersama”.

Gambar 4.22 Revisi halaman 31

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.23 Revisi halaman 33

Sebelum Sesudah

77

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.24 Revisi halaman 35

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.25 Revisi halaman 37

Sebelum Sesudah

78

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.26 Revisi halaman 39

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama. Serta validator meminta untuk membuat kalimat menjadi lebih panjang.

Gambar 4.27 Revisi halaman 40

Sebelum Sesudah

79

Selain revisi desain nomor halaman, gambar yang sebelumnya polos ditambahkan keterangan bagian intim tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Gambar 4.28 Revisi halaman 41

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, gambar yang sebelumnya polos ditambahkan keterangan bagian intim tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali orangtua dan pihak berwenang yang diijinkan oleh orangtua.

Gambar 4.29 Revisi halaman 42

Sebelum Sesudah

80

Selain revisi desain nomor halaman, gambar yang sebelumnya polos ditambahkan keterangan bagian intim tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Gambar 4.30 Revisi halaman 43

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, gambar yang sebelumnya polos ditambahkan keterangan bagian intim tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali orangtua dan pihak berwenang yang diijinkan oleh orangtua.

Gambar 4.31 Revisi halaman 47

Sebelum Sesudah

81

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.32 Revisi halaman 49

Sebelum Sesudah

Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.

Gambar 4.33 Revisi penambahan cerita di halaman 50 Tidak ada

Sebelum Sesudah

82

Penambahan cerita Bu Rinda keluar membawakan minuman untuk anak-anak.

Seterusnya, Bu Rinda akan menjelaskan tentang perkembangan anak menuju masa remaja.

Gambar 4.34 Revisi penambahan cerita di halaman 51 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda menjelaskan tentang tahap adolesens yaitu perubahan seseorang dari anak-anak menuju orang dewasa.

Gambar 4.35 Revisi penambahan cerita di halaman 52 Tidak ada

Sebelum Sesudah

83

Penambahan cerita gambar Deni yang antusias mendengarkan penjelasan dari Bu Rinda.

Gambar 4.36 Revisi penambahan cerita di halaman 53 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda menjelaskan tentang perubahan seseorang laki-laki dari anak-anak menuju orang dewasa.

Gambar 4.37 Revisi penambahan cerita di halaman 54 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Ria terlihat antusias mendengarkan penjelasan mengenai perubahan perempuan dari anak-anak menuju orang dewasa.

84

Gambar 4.38 Revisi penambahan cerita di halaman 55 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda menjelaskan tentang perubahan seorang perempuan dari anak-anak menuju orang dewasa.

Gambar 4.39 Revisi penambahan cerita di halaman 56 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda hendak menjelaskan tentang menstruasi dan mimpi basah sebagai tanda seseorang sudah mulai siap bereproduksi.

85

Gambar 4.40 Revisi penambahan cerita di halaman 57 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda menjelaskan tentang menstruasi yang menandakan perubahan seorang perempuan dari anak-anak menuju orang dewasa dan siap bereproduksi.

Gambar 4.41 Revisi penambahan cerita di halaman 58 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan gambar Ria Nampak serius mendengarkan penjelasan dari Bu Rinda mengenai menstruasi.

86

Gambar 4.42 Revisi penambahan cerita di halaman 59 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda menjelaskan tentang menstruasi dan bagaimana cara menyikapinya.

. Gambar 4.43 Revisi penambahan cerita di halaman 60 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan gambar Deni yang terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari Bu Rinda.

87

Gambar 4.44 Revisi penambahan cerita di halaman 61 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Bu Rinda menjelaskan tentang mimpi basah yang terjadi pada laki-laki, yang menandakan bahwa laki-laki sudah siap untuk bereproduksi.

Gambar 4.45 Revisi penambahan cerita di halaman 62 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan gambar Bu Rinda, Pak Arif, Ardi, Deni, dan Ria di ruang tamu.

88

Gambar 4.46 Revisi penambahan cerita di halaman 63 Tidak ada

Sebelum Sesudah

Penambahan cerita Pak Arif mengingatkan untuk selalu menjaga dan merawat anggota tubuh dengan baik dan benar.

Validasi yang sudah dilakukan kemudian peneliti rekap. Rekapitulasi ini merupakan hasil dari validasi pakar ahli media, guru kelas 5 SD, dan 10 subjek penelitian. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi:

Tabel 4.6 Rekapitulasi skor hasil validasi dan uji coba lapangan

No. Validator Hasil Validasi

Skor Kategori

1 Pakar ahli media 4.45 Sangat Baik

2 Guru kelas 5 4.45 Sangat Baik

Subjek Uji Coba Skor Kategori 3 10 siswa SD kelas atas 4.65 Sangat baik

Jumlah 13.55

Rata-rata 4,51

Kategori Sangat baik

89 4.4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, buku cerita bergambar ini layak untuk digunakan. Hal ini nampak pada validasi yang telah dilakukan pada ahli media mendapatkan nilai sebesar 4,45 yang masuk dalam kategori “Sangat Baik”.

Validasi guru SD kelas 5 mendapatkan nilai sebesar 4,45 yang masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Validasi subjek uji coba mendapatkan nilai sebesar 4,65 yang masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hasil rata-rata seluruh validasi yaitu 4,51 dengan kategori “Sangat Baik” menurut penilaian skala lima Sukardjo.

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan modifikasi dari langkah pengembangan produk menurut Sugiyono. Modifikasi yang telah dibuat tersebut menghasilkan tujuh langkah penelitian. Ketujuh langkah penelitian yaitu (1) tahap analisis masalah, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap desain produk, (4) tahap validasi desain, (5) tahap revisi desain, (6) tahap ujicoba produk, (7) tahap revisi produk dan menjadi produk akhir yang tidak diproduksi massal.

Proses pembuatan produk ini diawali dengan analisis kebutuhan. Proses ini sesuai dengan langkah pertama pengembangan dari Sugiyono. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas 5 di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman. Guru mengalami kesulitan ketika hendak memberikan materi yang memuat pendidikan seks kepada siswanya. Guru membutuhkan buku pegangan ketika memberikan materi pendidikan seks kepada para siswa, buku yang guru butuhkan ialah buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar dipilih karena merupakan salah satu media yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu teks cerita yaitu gambar. Menurut Huck, dkk

90

(dalam Nurgiyantoro, 2005: 153), buku bergambar (picture books) menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Lukens, 2003 (dalam Nurgiyantoro, 2005: 154) menguatkan bahwa ilustrasi gambar dan tulisan merupakan dua media yang berbeda, tetapi dalam buku cerita bergambar keduanya secara bersama membentuk perpaduan. Gambar-gambar itu akan membuat tulisan verbal menjadi lebih kelihatan, konkret, dan sekaligus memperkaya makna teks.

Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan terbatas pada wawancara kepada 1 guru dalam 1 sekolah saja. Peneliti menyarankan bila ada penelitian selanjutnya tentang pengembangan buku cerita bergambar, sebaiknya analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada beberapa guru di beberapa sekolah. Selain itu, wawancara hendaknya juga dilakukan kepada siswa. Hal tersebut bertujuan agar peneliti selanjutnya dapat memperoleh masukan dari beberapa guru di beberapa sekolah dan mengetahui kebutuhan siswa secara langsung. Sehingga dapat mengembangkan produk yang lebih tepat sesuai dengan analisis kebutuhan.

Penyusunan buku cerita bergambar ini diawali dengan membuat judul buku. Judul buku cerita bergambar ini adalah “Ayo Menjaga Tubuh Kita!”. Judul ini dibuat mudah dipahami dan menarik sesuai dengan topik yaitu bagaimana caranya menjaga tubuh kita. Dalam pengembangannya, buku cerita bergambar ini juga memperhatikan perkembangan intelektual dari pembaca. Sasaran dari buku cerita bergambar ini adalah siswa SD kelas atas yang masuk dalam kategori tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil. Karakteristik anak pada tahap ini antara lain adalah (i) anak dapat membuat

91

klasifikasi sederhana, mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum, misalnya klasifikasi warna, klasifikasi karakter tertentu. (ii) Anak dapat membuat urutan sesuatu secara semestinya, mengurutkan abjad,angka, besar-kecil, dan lain-lain. (iii) Anak mulai dapat mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan; adanya perkembangan dari pola berpikir yang egosentris menjadi mudah untuk mengidentifikasikan sesuatu dengan sudut pandang berbeda. (iv) Anak mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena jalan pikirnya terbatas pada situasi yang konkret (Nurgiyantoro, 2005: 52).

Dalam pemberian materi pendidikan seks yang ada dalam buku ini telah dikonsultasikan dengan pakar ahli media dan guru kelas 5, yaitu tentang bahasa yang sesuai dengan anak SD kelas atas dan konten pendidikan yang sesuai dengan anak SD kelas atas. Dalam buku cerita ini memuat pendidikan seks yang dibutuhkan anak-anak sekolah dasar, misalnya pendidikan seks bertujuan untuk mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya, baik dari sisi kesehatan dan kebersihan, keamanan, serta keselamatan (Andika, 2010: 15).

Wirawansarwono dan Amisiamsidar (1986; 7) mengatakan bahwa pendidikan seks ialah pendidikan yang memuat tentang kelamin, anggota tubuh yang membedakan pria dan wanita, dan kelenjar atau hormon yang mempengaruhi bekerjanya alat kelamin. Pentingnya pengetahuan siswa tentang pendidikan seks hendaknya diperhatikan oleh para guru dan orang tua. Dengan memiliki pemahaman yang baik, diharapkan para siswa dapat meminimalisir timbulnya

92

perilaku menyimpang dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang – orang yang kurang bertanggung jawab. Pengetahuan pendidikan seks sangat penting bagi siswa, karena dengan pemahaman itu siswa akan dapat menilai bahwa perilaku menyimpang harus dihindari dan siswa dapat menghindari tindakan kekerasan seksual. Dalam hubungan ini Wirawansarwono dan Amisiamsidar (1986; 60) mengatakan bahwa pendidikan seks sangat perlu diberikan pada anak sedini mungkin agar mereka memiliki dasar pengetahuan yang kuat mengenai masalah seksual. Hal itu bertujuan agar mereka terhindar dari orang orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin melakukan tindakan yang kurang terpuji kepada mereka. Misalnya adalah pedofil, pedofil adalah orang dewasa yang melakukan tindakan seks kepada anak-anak (Wirawansarwono dan Amisiamsidar, 1986: 60).

Dalam pembuatan desain produk awal yang akan diuji validasikan kepada ahli media dan guru kelas 5, peneliti memperhatikan 3 indikator yang harus diperhatikan yaitu, (1) Desain dan pengorganisasian, (2) Kebahasaan dan isi buku, (3) Tujuan dan pendekatan. Dalam indikator desain dan pengorganisasian dideskripsikan menjadi 5 nomer item, antara lain adalah (1) Komponen dalam buku cerita bergambar lengkap, ahli media memberikan skor 4 sedangkan guru kelas V memberikan skor 5. (2) Desain cover menarik, ahli media memberikan skor 5 sedangkan guru kelas 5 memberikan skor 4. (3) Tentang buku lengkap dan jelas, ahli media dan guru kelas 5 sama-sama memberikan skor 3. (4) Urutan isi buku disusun secara sistematis, ahli media dan guru kelas 5 sama-sama memberikan skor 4. (5) Isi buku mudah dipahami, ahli media dan guru kelas 5

93

sama-sama memberikan skor 4. Indikator Kebahasaan dan isi buku dideskripsikan menjadi 5 nomer item yaitu, (6) Tampilan fisik dalam buku menarik, ahli media dan guru kelas 5 sama-sama memberikan skor 5. (7) Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang menarik, ahli media memberikan skor 5 sedangkan guru kelas 5 memberikan skor 4. (8) Memuat tentang pendidikan seks untuk anak sekolah dasar, pakar ahli media dan guru kelas 5 sama-sama memberikan skor 5.

sama-sama memberikan skor 4. Indikator Kebahasaan dan isi buku dideskripsikan menjadi 5 nomer item yaitu, (6) Tampilan fisik dalam buku menarik, ahli media dan guru kelas 5 sama-sama memberikan skor 5. (7) Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang menarik, ahli media memberikan skor 5 sedangkan guru kelas 5 memberikan skor 4. (8) Memuat tentang pendidikan seks untuk anak sekolah dasar, pakar ahli media dan guru kelas 5 sama-sama memberikan skor 5.