• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan seks sangat penting diajarkan kepada siswa sejak dini, karena seks merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan seks, anak diharapkan mampu mengenali bagian tubuhnya sendiri maupun orang lain. Jika anak sudah mengenal bagian-bagian tubuh, hal yang

Mustika Dewi (2015) Meningkatkan

Pengetahuan Pendidikan Seks Melalui Layanan Informasi Pada Siswa kelas VI Madrasah pembelajaran komik pada materi persamaan garis lurus ditinjau dari prestasi dan minat belajar siswa SMP Johanes Bosco kelas VIII Democracy tahun ajaran 2015/2016.

Maria Nike P. W. S.

(2016) dengan judul

“Pengembangan

Prototipe Buku Cerita Bergambar tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan KarakterKebangsaan”.

Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Seks untuk Siswa SD Kelas Atas

37

harus diajarkan selanjutnya adalah bagaimana anak bisa menjaga tubuhnya sendiri. Karena sekarang ini banyak kasus pelecehan ataupun kejahatan seksual yang terjadi kepada anak dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai seks. Minimnya pengetahuan siswa disebabkan oleh minimnya antusias siswa dalam belajar, khususnya membaca. Sehingga mereka tidak memperoleh pengetahuan baru, mereka hanya belajar materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah.

Melalui kegiatan Gerakan Listerasi Sekolah (GLS) peneliti ingin mengajarkan kepada siswa untuk belajar mengenai pendidikan seks menggunakan media buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar dipilih karena merupakan media yang menarik, di dalam buku cerita bergambar terdapat teks bacaan yang bersatu padu dengan gambar sebagai ilustrasi kejadian. Media cerita bergambar dapat merangsang siswa sehingga dapat meningkatkan minat membaca siswa.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a) Bagaimana proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas?

b) Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas menurut ahli media?

c) Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas menurut guru?

38

d) Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas menurut hasil uji coba terbatas?

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D). R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012:297). Langkah–langkah penelitian R & D terdapat 10 (sepuluh) tahapan yaitu (1) tahap potensi dan masalah, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap desain produk, (4) tahap validasi desain, (5) tahap revisi desain, (6) tahap ujicoba produk, (7) tahap revisi produk, (8) tahap ujicoba pemakaian, (9) tahap revisi produk dan (10) tahap produksi massal (Sugiyono, 2012: 298).

Dari sepuluh tahap prosedur pengembangan menurut Sugiyono, peneliti hanya menggunakan tujuh tahap yaitu: (1) tahap analisis masalah, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap desain produk, (4) tahap validasi desain, (5) tahap revisi desain, (6) tahap ujicoba produk, (7) tahap revisi produk dan produk akhir hasil uji coba terbatas, hal ini dikarenakan produk yang dibuat tidak diproduksi secara massal.

40

Bagan 3.1 Prosedur pengembangan menurut Sugiyono

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini berisi tentang langkah-langkah penelitian yang dilakukan sampai menghasilkan produk akhir. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa buku cerita bergambar yang memuat pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Penelitian ini menggunakan tujuh langkah yaitu (1) tahap analisis masalah, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap desain produk, (4) tahap validasi desain, (5) tahap revisi desain, (6) tahap ujicoba produk, (7) tahap revisi produk dan menjadi produk akhir yang tidak diproduksi massal.

Analisis masalah

Pengumpulan

data Desain produk Validasi

desain

41

Langkah pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas modifikasi langkah dari Sugiyono.

Langkah penelitian pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Potensi dan masalah

Potensi dan masalah penelitian ini bersumber dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman yang dilakukan pada tanggal 16 April 2018. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang terjadi dan kemungkinan yang akan terjadi berhubungan dengan pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas.

b) Pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui kebutuhan belajar mengajar tentang pendidikan seks di kelas atas.

c) Desain produk

Pada tahap ini, peneliti menyusun buku cerita bergambar mengenai pendidikan seks. Gambar-gambar yang terdapat dalam buku cerita tersebut dibuat agar bisa menguatkan pikiran anak saat membaca ceritanya. Cerita pada buku tersebut juga dibuat dengan sederhana dan mudah dipahami.

Buku cerita bergambar tersebut berisi tentang pendidikan seks, di dalamnya dibahas mengenai cara menjaga anggota dan merawat tubuh, cara menyikapi perkembangan fisik memasuki masa remaja, serta memiliki rasa malu terhadap orang lain.

42 d) Validasi desain

Validasi desain bertujuan untuk mengetahui dan menilai apakah produk yang sudah dirancang efektif atau tidak, namun hanya sebatas pendapat para ahli bukan uji coba langsung di lapangan. Melalui validasi desain peneliti dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh ahli pendidikan, yaitu guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman dan dosen PGSD Universitas Sanata Dharma di bidang media.

e) Revisi desain

Perbaikan desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari validator. Dengan kritik dan saran yang sudah diberikan, peneliti dapat mengetahui bagian mana saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan lagi agar produk yang dikembangkan lebih efektif.

f) Uji coba produk

Uji coba produk dilakukan setelah dilakukan validasi produk dan perbaikan desain. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kualitas dari produk yang sudah dibuat. Hasilnya diperoleh dari kuisioner yang telah diisi oleh siswa sebagai subjek penelitian. Dari hasil uji coba produk, dapat diketahui layak tidaknya produk apabila digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi.

g) Revisi produk

Apabila hasil refleksi dari siswa menunjukkan bahwa produk masih belum maksimal, maka akan dilakukan revisi produk agar produk dapat

43

digunakan dengan efektif dan efisien. Hasil revisi ini akan menghasilkan produk final berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas.

Bagan 3.2 Modifikasi prosedur pengembangan menurut Sugiyono

3.3 Uji Coba Terbatas

3.3.1 Desain Uji Coba Terbatas

Desain uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui kelayakan pemakaian produk. Desain uji coba ini akan di validasi oleh guru kelas 5 SD dan dosen di bidang media. Setelah dilakukan validasi oleh ahli, maka dilakukan revisi produk sebelum diuji cobakan.

3.3.2 Subjek Uji Coba Terbatas

Subjek uji coba terbatas dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas 5 yang terbagi menjadi 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/ 2019.

Analisis

Revisi produk Produk Akhir

44 3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan penelitian, yaitu Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Seks untuk Siswa SD Kelas Atas. Wawancara dilakukan kepada guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman. Untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk sebelum dilakukan uji coba, kuesioner diberikan kepada validator yaitu pakar ahli media dan guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman. Kuesioner juga dibagikan kepada siswa setelah melakukan uji coba untuk mengetahui kelemahan produk.

Kuesioner yang diberikan kepada pakar ahli media dan guru kelas 5 terdiri dari 11 pernyataan, sedangkan untuk siswa adalah 10 pernyataan. Kuesioner pakar ahli media dan guru meliputi tiga aspek yaitu (1) Desain dan pengorganisasian, (2) Kebahasaan dan isi buku, (3) Tujuan dan pendekatan. Kuesioner untuk siswa disusun berdasarkan tiga aspek seperti kuesioner untuk ahli media dan guru, namun disusun dengan pendekatan yang sesuai untuk siswa.

3.3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan serta untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2012: 137). Wawancara ini mengacu kepada analisis kebutuhan yang sudah ditetapkan, yaitu kebutuhan buku cerita bergambar

45

berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Berikut ini adalah kisi-kisi wawancara yang dilakukan kepada guru SD kelas 5:

Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara untuk guru SD kelas 5 Daftar pertanyaan wawancara No. item Apakah bapak sudah memberikan pendidikan

seks di SD?

1 Jika sudah, apakah menurut bapak penyampaian

pendidikan seks sudah efektif?

2 Menurut bapak, apakah pendidikan seks perlu

diberikan di SD?

3 Apakah bapak merasa kesulitan dalam

menyampaikan materi pendidikan seks di kelas?

4 Apakah bapak membutuhkan buku untuk

membantu penyampaian materi pendidikan seks?

5 Buku seperti apa yang bapak butuhkan? 6

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah respondennya banyak (Sugiyono, 2012: 142). Kuesioner ini disusun berdasarkan pendapat Cunningsworth tentang bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran.

Walker & Hess (dalam Arsyad, 2002: 175) menguraikan kriteria dalam menilai perangkat media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas, yang antara lain adalah kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas teknis dengan modifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner rating scale type (skala lajuan) adalah instrumen pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur untuk memperoleh informasi tentang hal yang di observasi yang menyatakan posisi tertentu dalam hubungannya

46

dengan lain (Nasution dalam Widoyoko, 2012: 119). Kuesioner rating scale yang digunakan adalah rating scale tipe numerical rating scale. Kuesioner ini menggunakan skala Likert pilihan respon skala lima (Widoyoko, 2012: 106), dengan acuan skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Acuan skor kuesioner untuk guru SD kelas 5 Skor Deskripsi

5 Sangat baik

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Sangat kurang

Kuesioner digunakan untuk mengetahui kelayakan produk melalui uji validasi produk yang dilakukan oleh dua validator ahli yaitu pakar ahli media dan guru kelas. Selain itu uji validasi juga melibatkan 10 orang siswa kelas 5 yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Hasil validasi kuesioner digunakan sebagai masukan revisi atau perbaikan produk.

47

Tabel 3.3 Kisi-kisi uji validasi untuk pakar ahli media dan guru SD kelas 5

Indikator Deskripsi Nomor

item Desain dan

pengorganisasian

Komponen dalam buku cerita bergambar “Ayo Menjaga Tubuh Kita” lengkap, (cover, kata pengantar, isi cerita, refleksi diri, biodata penulis).

1

Desain cover buku menarik 2

Tentang buku lengkap dan jelas 3

Urutan isi buku disusun secara sistematis 4

Isi buku mudah dipahami 5

Kebahasaan dan isi buku

Tampilan fisik (warna, huruf, gambar) dalam buku menarik

6 Buku cerita bergambar “Ayo Menjaga Tubuh

Kita” menggunakan bahasa yang menarik.

7 Memuat tentang pendidikan seks untuk siswa

sekolah dasar.

8 Memuat 3 tahap belajar sesuai dengan

perkembangan siswa sekolah dasar (konkret, semi konkret, abstrak).

9

Menggunakan ilustrasi yang dapat membantu siswa dalam memahami materi

10 Tujuan dan

pendekatan

Buku cerita sesuai dengan kondisi lingkungan siswa

11

48

Tabel 3.4 Kisi-kisi uji validasi untuk siswa SD kelas 5

Indikator Deskripsi Nomor

Item Bahasa tulis Buku cerita bergambar menggunakan bahasa

yang mudah dipahami

1 Ukuran dan jenis huruf dalam buku cerita

bergambar jelas dan mudah dipahami oleh siswa

2

Desain dan pengorganisasian

Petunjuk dalam buku cerita bergambar mudah dipahami

3 Gambar dalam buku cerita bergambar jelas dan

menarik

4 Buku cerita bergambar dapat memudahkan

siswa dalam mempelajari pendidikan seks yang dibutuhkan siswa sekolah dasar

5

Tujuan dan pendekatan

Buku cerita bergambar membuat siswa paham tentang pendidikan seks yang dibutuhkan siswa sekolah dasar

6

Buku cerita bergambar membuat siswa aktif dalam belajar membaca

7 Buku cerita bergambar menumbuhkan motivasi

dalam membaca

8 Buku cerita bergambar membuat siswa senang

dan berminat dalam belajar membaca

9 Buku cerita bergambar sesuai dengan keadaan

lingkungan siswa

10

3.3.5 Teknik Analisis Data

3.3.5.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengolahan data analisis kebutuhan, data validasi ahli, dan data uji coba terbatas. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada guru SD kelas 5. Validasi ahli dilakukan oleh seorang pakar ahli media dan seorang guru SD kelas 5. Uji coba terbatas dilakukan oleh 10 siswa SD kelas 5 yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

49 3.3.5.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan skor validasi yang diberikan oleh validator ahli dan guru kelas dalam validasi produk. Persentase kelayakan dihitung dengan rumus:

Tabel 3.5 Rumus Persentase Kelayakan Produk

Validasi produk dalam penelitian ini menggunakan skala lima (Sukardjo, 2008: 101).

Tabel 3.6 Konversi nilai skala lima menurut Sukardjo

Interval skor Kategori

2 (nilai maksimum + nilai minimum) Simpangan baku ideal (SBi) : 12 (nilai maksimum - nilai minimum)

X : skor aktual

Persentase kelayakan (%) =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

50

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal: 5 Skor minimal ideal: 1

Rerata ideal (𝑋̅i) : 12 (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi): 1

6 (5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

51

= 3 + (0,40) < X < 3 + (1,21)

= 3,40 < X < 4,21

Kategori cukup baik= 𝑋̅i - 0,60 SBi < X <𝑋̅i + 0,60 Sbi

= 3 – (0,60 . 0,67) < X < 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 – (0,40) < X < 3 + (0,40)

= 2,60 < X < 3,40

Kategori kurang baik = 𝑋̅i - 1,80 SBi < X <𝑋̅i – 0,60 Sbi

= 3 – (0,60 . 0,67) < X < 3 - (0,60 . 0,67)

= 3 – (1,21) < X < 3 – (0,40) 53

= 1,79 < X < 2,60

Kategori sangat kurang baik = X <𝑋̅i - 1,80 Sbi

= X < 3 – (1,80 . 0,67)

= X < 3 – (1,21)

= X < 1,79

52

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Skala Lima (Sukardjo, 2008: 101) Interval Kategori

4,22 – 5 Sangat baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup 1,80 – 2,60 Kurang

<1,79 Sangat kurang baik

Berdasarkan skor skala lima tersebut, setelah dihitung rerata hasil validasi kemudian dicari reratanya kemudian dikonversikan hasil data kuantitatif ke kualitatif berdasarkan skor rata-rata yang didapat berdasarkan kategori di atas.

53 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan

Sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan pada bab III, langkah awal dalam penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilaksanakan dengan menggunakan wawancara yang dilakukan di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman.

Narasumber pada wawancara untuk penelitian ini adalah guru kelas 5.

Wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2018. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana wawasan siswa tentang pendidikan seks. Hal ini bertujuan agar buku cerita bergambar yang akan dikembangkan bisa tepat sasaran dan dapat membantu siswa dalam pendidikan seks.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 pada tanggal 16 April 2018. Wawancara berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat. Terdapat 6 butir pertanyaan analisis kebutuhan buku bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 dapat dilihat pada tabel berikut:

54

Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawancara guru SD kelas 5

No. Daftar pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara 1. Apakah bapak sudah memberikan

pendidikan seks di SD?

Selama ini di kelas 5 saya sudah mencoba memasukkan pendidikan seks, khususnya pendidikan seks usia dini dalam mata pelajaran IPA. Yaitu tentang pengenalan bagian-bagian tubuh manusia.

2. Jika sudah, apakah menurut bapak penyampaian pendidikan seks sudah efektif?

Belum terlalu efektif, karena selama ini saya hanya menjelaskan saja tanpa menggunakan media konkret.

Contohnya lewat gambar yang sampaikan lewat presentasi power point di depan kelas.

3. Menurut bapak, apakah pendidikan seks perlu diberikan di SD?

Menurut saya pribadi sangat perlu, karena bagaimanapun anak-anak harus meengetahui pendidikan seks dasar, seperti pengenalan bagian-bagian tubuh manusia. Selain itu anak-anak perlu mengetahui perbedaan bagian tubuh perempuan dengan laki-laki agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

4. Apakah bapak merasa kesulitan dalam menyampaikan materi pendidikan seks di kelas?

Ya, karena belum ada media konkret yang mendukung terciptanya pendidikan seks usia dini dengan baik. Sehingga masih banyak anak-anak yang kebingungan menangkap materi.

5. Apakah bapak membutuhkan buku untuk membantu penyampaian materi pendidikan seks?

Sepertinya saya perlu, agar penyampaian materi tidak melebar kemana-mana dan fokus terhadap pendidikan seks dasar saja.

6. Buku seperti apa yang bapak butuhkan?

Saya lebih membutuhkan buku yang tidak terlalu banyak tulisan, tetapi juga ada gambarnya, seperti komik.

Karena anak-anak akan lebih tertarik membaca informasi atau bacaan ketika terdapat gambar pendukungnya.

Berdasarkan hasil wawancara survei kebutuhan tersebut, narasumber menyatakan bahwa membutuhkan bahan ajar yang bisa membuat siswa tertarik

55

dalam membaca dan memuat pendidikan seks. Pada umumnya buku pelajaran yang ditemui siswa adalah buku yang berisi teks dengan sedikit ilustrasi sehingga siswa merasa enggan untuk membacanya. Buku cerita bergambar yang dibuat sesuai dengan tuntutan agar membantu siswa dalam membaca, karena ilustrasi yang terdapat dalam buku cerita bergambar bisa menguatkan pemahaman siswa.

Materi yang terdapat dalam buku cerita bergambar adalah pendidikan seks.

4.2 Deskripsi Produk Awal

Buku Cerita Bergambar ini dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa kelas atas sebagai media pendukung penyampaian materi pendidikan seks. Pendidikan seks untuk kelas atas berfokus pada pengenalan bagian-bagian tubuh manusia, perbedaan bagian tubuh antara laki-laki dengan perempuan, cara merawat tubuh, menyikapi perkembangan fisik memasuki masa remaja, dan memiliki sikap rasa malu. Buku cerita bergambar ini didesain semenarik mungkin agar siswa menjadi antusias membaca dan memperoleh informasi penting di dalamnya. Berikut adalah bagian-bagian buku yang dibuat oleh peneliti.

4.2.1 Sampul Buku Cerita Bergambar

Sampul buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas dibuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CC 2015. Beberapa gambar ilustrasi digambar manual dengan tangan kemudian di pindai agar bisa diedit dalam format digital. Judul buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini adalah “Ayo Menjaga Tubuh Kita!”.Latar belakang sampul adalah biru muda. Pada sampul terdapat gambar 3 anak, 2 anak laki-laki

56

dan 1 anak perempuan. Di depan gambar mereka bertiga terdapat tulisan Ayo Menjaga Tubuh Kita! Pada sudut kiri bawah terdapat nama penulis.

4.2.2 Isi Buku Cerita Bergambar

Isi buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas dibuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CC 2015, menggunakan font Comic Sans MS dan Myanmar Text. Sampul dicetak dengan menggunakan kertas Ivory ukuran A4, dan isi buku menggunakan kertas Art Papper. Isi buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas meliputi kata pengantar, perkenalan tokoh, pembahasan materi tentang pendidikan seks, refleksi diri, dan biodata penulis.

4.2.2.1 Kata Pengantar

Kata pengantar berisi sambutan penulis kepada para pembaca yang akan belajar dengan buku cerita bergambar. Kata pengantar ini diharapkan bisa menjadi dorongan dan dapat memberikan gambaran tentang buku yang akan mereka baca.

4.2.2.2 Perkenalan Tokoh

Bagian ini berisikan nama-nama tokoh beserta wajah mereka, hal ini dimaksud agar pembaca mengetahui nama-nama tokoh yang ada di dalam buku cerita bergambar.

4.2.2.3 Isi Buku

Pembahasan materi berisikan tentang bagian tubuh laki-laki dan perempuan yang tidak boleh dipegang orang lain, bagaimana cara menjaga tubuh, bagaimana cara merawat tubuh, menyikapi perkembangan fisik menuju remaja,

57

dan memiliki sikap rasa malu. Keempat hal tersebut merupakan materi dari pendidikan seks dasar.

4.2.2.4 Refleksi

Refleksi berguna untuk mengetahui bagaimana perasaan siswa setelah membaca buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Refleksi juga berguna untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai materi yang sudah dibaca dan menerapkannya pada setiap pertanyaan yang ada dalam refleksi. Refleksi diberikan pada akhir bab, keseluruhan refleksi yang ada dalam buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini berjumlah tiga.

4.2.2.5 Biodata Penulis

Biodata penulis berisi informasi yang berkaitan dengan penulis. Biodata penulis mempunyai tujuan agar pembaca buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini bisa mengetahui identitas penulis.

Beberapa informasi yang terdapat dalam biodata penulis antara lain adalah foto, nama, tempat dan tanggal lahir, dan riwayat pendidikan.

4.3 Data Uji Coba dan Revisi

Buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini dicetak menjadi sebuah buku. Setelah dicetak, kemudian diberikan kepada seorang pakar ahli media dan seorang guru SD kelas 5. Data yang diperoleh dari hasil validasi oleh pakar ahli media dan seorang guru SD kelas 5 akan menunjukkan kualitas dari buku yang akan diuji cobakan.

58

4.3.1 Data Validasi Ahli media dan Revisi Produk

Ahli media yang melakukan validasi produk penelitian ini adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma. Validasi ini dilakukan pada tanggal 13 Maret 2018. Aspek yang dinilai dari produk ini meliputi tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi kebahasaan, keterampilan bahasa, dan metodologi.

Hasil validasi oleh pakar ahli media memperoleh skor rata-rata 4,45. Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skala yang sudah ditentukan dan di diperoleh hasil bahwa produk penelitian ini termasuk dalam kategori baik. Ahli media menyatakan bahwa produk penelitian ini layak untuk digunakan atau diujicobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran. Dari hasil validasi tersebut, terdapat beberapa komentar-komentar beserta revisinya.

Tabel 4.2 Komentar dan revisi ahli media

No. Komentar Revisi

1 Pemilihan jenis kertas yang terlalu tebal

Mengganti jenis kertas

Mengganti jenis kertas