BAB III METODE PENELITIAN
3.3 Uji Coba Terbatas
3.3.5 Teknik Analisis Data
3.3.5.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Gambar dalam buku cerita bergambar jelas dan
menarik
4 Buku cerita bergambar dapat memudahkan
siswa dalam mempelajari pendidikan seks yang dibutuhkan siswa sekolah dasar
5
Tujuan dan pendekatan
Buku cerita bergambar membuat siswa paham tentang pendidikan seks yang dibutuhkan siswa sekolah dasar
6
Buku cerita bergambar membuat siswa aktif dalam belajar membaca
7 Buku cerita bergambar menumbuhkan motivasi
dalam membaca
8 Buku cerita bergambar membuat siswa senang
dan berminat dalam belajar membaca
9 Buku cerita bergambar sesuai dengan keadaan
lingkungan siswa
10
3.3.5 Teknik Analisis Data
3.3.5.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengolahan data analisis kebutuhan, data validasi ahli, dan data uji coba terbatas. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada guru SD kelas 5. Validasi ahli dilakukan oleh seorang pakar ahli media dan seorang guru SD kelas 5. Uji coba terbatas dilakukan oleh 10 siswa SD kelas 5 yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
49 3.3.5.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan skor validasi yang diberikan oleh validator ahli dan guru kelas dalam validasi produk. Persentase kelayakan dihitung dengan rumus:
Tabel 3.5 Rumus Persentase Kelayakan Produk
Validasi produk dalam penelitian ini menggunakan skala lima (Sukardjo, 2008: 101).
Tabel 3.6 Konversi nilai skala lima menurut Sukardjo
Interval skor Kategori
2 (nilai maksimum + nilai minimum) Simpangan baku ideal (SBi) : 12 (nilai maksimum - nilai minimum)
X : skor aktual
Persentase kelayakan (%) =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
50
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal: 5 Skor minimal ideal: 1
Rerata ideal (𝑋̅i) : 12 (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi): 1
6 (5-1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
51
= 3 + (0,40) < X < 3 + (1,21)
= 3,40 < X < 4,21
Kategori cukup baik= 𝑋̅i - 0,60 SBi < X <𝑋̅i + 0,60 Sbi
= 3 – (0,60 . 0,67) < X < 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X < 3 + (0,40)
= 2,60 < X < 3,40
Kategori kurang baik = 𝑋̅i - 1,80 SBi < X <𝑋̅i – 0,60 Sbi
= 3 – (0,60 . 0,67) < X < 3 - (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X < 3 – (0,40) 53
= 1,79 < X < 2,60
Kategori sangat kurang baik = X <𝑋̅i - 1,80 Sbi
= X < 3 – (1,80 . 0,67)
= X < 3 – (1,21)
= X < 1,79
52
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Skala Lima (Sukardjo, 2008: 101) Interval Kategori
4,22 – 5 Sangat baik
3,41 – 4,21 Baik
2,61 – 3,40 Cukup 1,80 – 2,60 Kurang
<1,79 Sangat kurang baik
Berdasarkan skor skala lima tersebut, setelah dihitung rerata hasil validasi kemudian dicari reratanya kemudian dikonversikan hasil data kuantitatif ke kualitatif berdasarkan skor rata-rata yang didapat berdasarkan kategori di atas.
53 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kebutuhan
Sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan pada bab III, langkah awal dalam penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilaksanakan dengan menggunakan wawancara yang dilakukan di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman.
Narasumber pada wawancara untuk penelitian ini adalah guru kelas 5.
Wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2018. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana wawasan siswa tentang pendidikan seks. Hal ini bertujuan agar buku cerita bergambar yang akan dikembangkan bisa tepat sasaran dan dapat membantu siswa dalam pendidikan seks.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 pada tanggal 16 April 2018. Wawancara berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat. Terdapat 6 butir pertanyaan analisis kebutuhan buku bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 dapat dilihat pada tabel berikut:
54
Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawancara guru SD kelas 5
No. Daftar pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara 1. Apakah bapak sudah memberikan
pendidikan seks di SD?
Selama ini di kelas 5 saya sudah mencoba memasukkan pendidikan seks, khususnya pendidikan seks usia dini dalam mata pelajaran IPA. Yaitu tentang pengenalan bagian-bagian tubuh manusia.
2. Jika sudah, apakah menurut bapak penyampaian pendidikan seks sudah efektif?
Belum terlalu efektif, karena selama ini saya hanya menjelaskan saja tanpa menggunakan media konkret.
Contohnya lewat gambar yang sampaikan lewat presentasi power point di depan kelas.
3. Menurut bapak, apakah pendidikan seks perlu diberikan di SD?
Menurut saya pribadi sangat perlu, karena bagaimanapun anak-anak harus meengetahui pendidikan seks dasar, seperti pengenalan bagian-bagian tubuh manusia. Selain itu anak-anak perlu mengetahui perbedaan bagian tubuh perempuan dengan laki-laki agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
4. Apakah bapak merasa kesulitan dalam menyampaikan materi pendidikan seks di kelas?
Ya, karena belum ada media konkret yang mendukung terciptanya pendidikan seks usia dini dengan baik. Sehingga masih banyak anak-anak yang kebingungan menangkap materi.
5. Apakah bapak membutuhkan buku untuk membantu penyampaian materi pendidikan seks?
Sepertinya saya perlu, agar penyampaian materi tidak melebar kemana-mana dan fokus terhadap pendidikan seks dasar saja.
6. Buku seperti apa yang bapak butuhkan?
Saya lebih membutuhkan buku yang tidak terlalu banyak tulisan, tetapi juga ada gambarnya, seperti komik.
Karena anak-anak akan lebih tertarik membaca informasi atau bacaan ketika terdapat gambar pendukungnya.
Berdasarkan hasil wawancara survei kebutuhan tersebut, narasumber menyatakan bahwa membutuhkan bahan ajar yang bisa membuat siswa tertarik
55
dalam membaca dan memuat pendidikan seks. Pada umumnya buku pelajaran yang ditemui siswa adalah buku yang berisi teks dengan sedikit ilustrasi sehingga siswa merasa enggan untuk membacanya. Buku cerita bergambar yang dibuat sesuai dengan tuntutan agar membantu siswa dalam membaca, karena ilustrasi yang terdapat dalam buku cerita bergambar bisa menguatkan pemahaman siswa.
Materi yang terdapat dalam buku cerita bergambar adalah pendidikan seks.
4.2 Deskripsi Produk Awal
Buku Cerita Bergambar ini dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa kelas atas sebagai media pendukung penyampaian materi pendidikan seks. Pendidikan seks untuk kelas atas berfokus pada pengenalan bagian-bagian tubuh manusia, perbedaan bagian tubuh antara laki-laki dengan perempuan, cara merawat tubuh, menyikapi perkembangan fisik memasuki masa remaja, dan memiliki sikap rasa malu. Buku cerita bergambar ini didesain semenarik mungkin agar siswa menjadi antusias membaca dan memperoleh informasi penting di dalamnya. Berikut adalah bagian-bagian buku yang dibuat oleh peneliti.
4.2.1 Sampul Buku Cerita Bergambar
Sampul buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas dibuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CC 2015. Beberapa gambar ilustrasi digambar manual dengan tangan kemudian di pindai agar bisa diedit dalam format digital. Judul buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini adalah “Ayo Menjaga Tubuh Kita!”.Latar belakang sampul adalah biru muda. Pada sampul terdapat gambar 3 anak, 2 anak laki-laki
56
dan 1 anak perempuan. Di depan gambar mereka bertiga terdapat tulisan Ayo Menjaga Tubuh Kita! Pada sudut kiri bawah terdapat nama penulis.
4.2.2 Isi Buku Cerita Bergambar
Isi buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas dibuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CC 2015, menggunakan font Comic Sans MS dan Myanmar Text. Sampul dicetak dengan menggunakan kertas Ivory ukuran A4, dan isi buku menggunakan kertas Art Papper. Isi buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas meliputi kata pengantar, perkenalan tokoh, pembahasan materi tentang pendidikan seks, refleksi diri, dan biodata penulis.
4.2.2.1 Kata Pengantar
Kata pengantar berisi sambutan penulis kepada para pembaca yang akan belajar dengan buku cerita bergambar. Kata pengantar ini diharapkan bisa menjadi dorongan dan dapat memberikan gambaran tentang buku yang akan mereka baca.
4.2.2.2 Perkenalan Tokoh
Bagian ini berisikan nama-nama tokoh beserta wajah mereka, hal ini dimaksud agar pembaca mengetahui nama-nama tokoh yang ada di dalam buku cerita bergambar.
4.2.2.3 Isi Buku
Pembahasan materi berisikan tentang bagian tubuh laki-laki dan perempuan yang tidak boleh dipegang orang lain, bagaimana cara menjaga tubuh, bagaimana cara merawat tubuh, menyikapi perkembangan fisik menuju remaja,
57
dan memiliki sikap rasa malu. Keempat hal tersebut merupakan materi dari pendidikan seks dasar.
4.2.2.4 Refleksi
Refleksi berguna untuk mengetahui bagaimana perasaan siswa setelah membaca buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Refleksi juga berguna untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai materi yang sudah dibaca dan menerapkannya pada setiap pertanyaan yang ada dalam refleksi. Refleksi diberikan pada akhir bab, keseluruhan refleksi yang ada dalam buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini berjumlah tiga.
4.2.2.5 Biodata Penulis
Biodata penulis berisi informasi yang berkaitan dengan penulis. Biodata penulis mempunyai tujuan agar pembaca buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini bisa mengetahui identitas penulis.
Beberapa informasi yang terdapat dalam biodata penulis antara lain adalah foto, nama, tempat dan tanggal lahir, dan riwayat pendidikan.
4.3 Data Uji Coba dan Revisi
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini dicetak menjadi sebuah buku. Setelah dicetak, kemudian diberikan kepada seorang pakar ahli media dan seorang guru SD kelas 5. Data yang diperoleh dari hasil validasi oleh pakar ahli media dan seorang guru SD kelas 5 akan menunjukkan kualitas dari buku yang akan diuji cobakan.
58
4.3.1 Data Validasi Ahli media dan Revisi Produk
Ahli media yang melakukan validasi produk penelitian ini adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma. Validasi ini dilakukan pada tanggal 13 Maret 2018. Aspek yang dinilai dari produk ini meliputi tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi kebahasaan, keterampilan bahasa, dan metodologi.
Hasil validasi oleh pakar ahli media memperoleh skor rata-rata 4,45. Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skala yang sudah ditentukan dan di diperoleh hasil bahwa produk penelitian ini termasuk dalam kategori baik. Ahli media menyatakan bahwa produk penelitian ini layak untuk digunakan atau diujicobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran. Dari hasil validasi tersebut, terdapat beberapa komentar-komentar beserta revisinya.
Tabel 4.2 Komentar dan revisi ahli media
No. Komentar Revisi
1 Pemilihan jenis kertas yang terlalu tebal
Mengganti jenis kertas menjadi yang lebih tipis 2 Halaman cover terlalu
sederhana karena hanya ada 1 orang tokoh saja
Menambahkan 2 orang tokoh sehingga menjadi 3 orang yang ada di cover depan
3 Penulisan nama penulis di cover depan yang kurang tepat
Mengganti penulisan nama penulis
4 Pemilihan font nomor halaman
Mengganti font nomor halaman
5 Tidak ada keterangan tempat atau penjelasan 7 Kalimat yang terlalu Membuat kalimat yang
59
8 Pada halaman 9 terdapat font yang bercampur antar bold dan biasa
Semua font dalam isi buku dibuat sama
10 Tokoh Pak Danang tidak ada, tolong ditampilkan
4.3.2 Data Validasi Guru SD dan Revisi Produk
Validasi dilakukan oleh guru kelas 5 SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman. Validasi dilakukan pada tanggal 20 April 2108. Aspek yang dinilai dari produk ini meliputi tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi kebahasaan, keterampilan bahasa, dan metodologi.
Hasil validasi oleh guru kelas 5 SD memperoleh skor rata-rata 4,45. Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skala yang sudah ditentukan dan di diperoleh hasil bahwa produk penelitian ini termasuk dalam kategori sangat baik. Guru kelas 5 menyatakan bahwa produk penelitian ini layak untuk digunakan atau diujicobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran. Dari hasil validasi tersebut, terdapat beberapa komentar-komentar beserta revisinya.
60
Tabel 4.3 Komentar dan revisi guru SD kelas 5
No. Komentar Revisi
1 Usahakan desain cover dibuat lebih menarik
Menambahkan tokoh Ardi dan Ria di cover depan buku anak-anak telah diajarkan pendidikan seks dasar oleh Pak Danang
Menambahan halaman yang menggambarkan anak-anak telah diajarkan pendidikan seks dasar oleh Pak Danang 4 Pada halaman 20 tokoh
Ria dan Ardi dibuat terlihat dari belakang saja
Memperbaiki gambar agar Ria dan Ardi terlihat dari
Menyesuaikan tanda baca untuk jeda dan sapaan
6 Desain gambar tokoh tidak sesuai dengan kalimat isi cerita
Penyesuaian ulang gambar dengan isi cerita
4.3.3 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk
Sebelum melaksanakan uji coba terbatas, buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas yang sudah divalidasi oleh ahli media dan guru SD kelas 5. Uji coba terbatas dilakukan oleh 10 siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman. 10 siswa kelas tinggi tersebut terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan yang semuanya kelas 5.
Uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 26 September 2018 dengan meminta waktu kepada wali kelas selama dua jam pelajaran. Dalam uji coba terbatas yang dilakukan, siswa diminta untuk membaca buku kemudian memberikan penilaian. Setiap siswa akan menilai keseluruhan bagian dari buku,
61
mulai dari gambar, tulisan, isi materi, dan bentuk visual dari buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas.
Setiap siswa diberikan lembar kuesioner untuk mengetahui persepsi siswa terhadap buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas ini. Kuesioner yang dibagikan kepada siswa terdiri dari 10 pernyataan yang akan menunjukkan pendapat dan kualitas dari buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas.
Berdasarkan uji coba terbatas yang telah dilakukan oleh 10 siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman, didapatkan hasil skor rata-rata 4.65 dalam kategori “sangat baik”. Berikut adalah data validasi yang diperoleh dari uji coba terbatas.
Tabel 4.4 Data hasil validasi 10 siswa SD kelas atas No.
62
Selain memperoleh data validasi, pada uji coba terbatas yang dilakukan oleh 10 siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman, diperoleh komentar umum yang berisi pendapat mereka tentang buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas yang sudah mereka baca.
Tabel 4.5 Komentar 10 siswa SD kelas atas
No. Siswa Komentar
1 Bukunya bagus, ceritanya menyenangkan dan terdapat pelajaran yang bisa dipelajari untuk kita semua
2 Sangat baik karena mengajarkan tentang bagaimana menjaga tubuh
3 Bagus karena lebih memperluas pengetahuan tentang seks dasar
4 Sangat bagus karena tulisannya jelas dan ingin membacanya
5 Dalam menyajikan buku cerita bergambar sangat bagus, bahasanya sangat indah dan mudah dipahami
6 Bahasa dan gambarnya sangat menarik, dalam penyajiannya juga sangat baik
7 Menjadi lebih mudah memahami isi buku
8 Ceritanya menarik perhatian anak-anak, bukunya bagus
9 Sangat baik karena mudah dipahami, kreatif, dan unik
10 Kok professional banget sih, gambarnya kreatifin lagi ya, dan karakternya perbanyak kalau bisa dengan gambar ilustrasi karikatur biar pada minat membacanya
Dari komentar umum tersebut, dapat diketahui bahwa respon yang diberikan pada buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas adalah positif. Rata-rata siswa memberikan komentar yang menunjukkan rasa suka dan rasa tertarik pada buku cerita bergambar yang dibagikan.
63 4.4 Kajian Produk akhir dan Pembahasan
Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian ini adalah buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas. Produk akhir dari penelitian ini telah melalui beberapa kali revisi, revisi oleh ahli media, revisi oleh guru SD kelas 5, dan 10 orang siswa kelas atas di SDN Karangmloko 2 Ngaglik Sleman sebagai subjek uji coba penelitian. Revisi yang dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari ahli media dan guru SD kelas 5. Berikut adalah komentar dan saran dari ahli media dan guru SD kelas 5 yang dijadikan dasar untuk revisi:
(1) Sampul buku kurang menarik, (2) Memperbaiki font yang tidak konsisten, (3) Penulisan perlu diperbaiki, (3) Gambar tidak disertai dengan keterangan, (4) Gambar perlu diperbaiki, (5) Pengenalan tokoh ditambahkan, (6) Penambahan halaman tentang meyikapi perkembangan fisik menuju remaja. Buku cerita bergambar yang dibuat oleh peniliti mempunyai 4 bagian, di antaranya adalah kata pengantar, isi cerita, refleksi, dan biodata penulis. Berikut akan dijelaskan bagian-bagian buku cerita yang mengalami revisi.
64 4.4.1 Sampul Buku Cerita Bergambar
Sampul buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas mengalami perubahan.
Gambar 4.1 Revisi sampul produk
Sebelum Sesudah
Perubahan yang dilakukan pada sampul adalah penambahan 2 tokoh Yaitu Ardi dan Ria agar lebih menarik. Selain penambahan tokoh agar terlihat lebih menarik, validator juga menyarankan untuk mengganti jenis kertas yang dipakai karena yang sebelumnya terlalu tebal. Kemudian validator juga mengomentari bagian nama penulis buku, yang sebelumnya “Oleh: Dwi Rukun Istanto” menjadi “Dwi Rukun Istanto” saja.
4.4.2 Isi Buku Cerita Bergambar
Isi buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa SD kelas atas atas mengalami perubahan antara lain adalah penambahan halaman perkenalan tokoh, penambahan halaman Pak Danang sedang menjelaskan materi
65
pendidikan seks di dalam kelas, penggantian desain nomor halaman, penambahan keterangan peristiwa di halaman yang berisikan gambar, perbaikan font, perbaikan penulisan, perbaikan gambar, perbaikan tokoh, dan penambahan bagian cerita.
Berikut adalah revisi yang telah dilakukan oleh peneliti sesuai dengan komentar validator.
Gambar 4.2 Revisi penambahan halaman pengenalan tokoh di halaman 2 dan 3
Sebelum direvisi, buku cerita bergambar tidak memiliki halaman perkenalan tokoh. Setelah divalidasi, validator memberikan komentar untuk menambahkan halaman perkenalan tokoh agar siswa tidak kebingungan. Tokoh yang ada di buku cerita bergambar pendidikan seks adalah Deni, Ria, Ardi, Pak Arif, Pak Danang, dan Bu Rinda.
66
Gambar 4.3 Revisi penambahan cerita di halaman 4 dan 5
Validator juga mengomentari untuk menambahkan halaman cerita dimana Pak Danang sedang menjelaskan materi pendidikan seks di dalam kelas.
Gambar 4.4 Revisi halaman 6
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas pakar ahli media memberikan komentar untuk menambahkan keterangan waktu, yaitu “Pada suatu sore…”. Selain itu, halaman buku juga direvisi, yang sebelumnya font berwarna hitam berlatar belakang putih menjadi font angka berwarna hitam tanpa latar belakang.
67
Gambar 4.5 Revisi halaman 8
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas, dilakukan pengubahan desai nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa, yaitu “Deni, Ria, dan Ardi membeli Es Dawet”. Selain itu, juga diberikan tulisan “ES DAWET” pada gerobak.
Gambar 4.6 Revisi halaman 9
Sebelum Sesudah
Selain revisi desain nomor halaman, validator juga mengomentari ketidakkonsistenan penggunaan font, karena beberapa kalimat dicetak tebal dan dicetak menggunakan font biasa. Maka dari itu, validator menyarankan agar
68
semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama. Atas komentar tersebut, peniliti memutuskan untuk mencetak semua tulisan dengan font dan ketebalan yang sama.
Gambar 4.7 Revisi halaman 10
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas, perubahan juga dilakukan pada desain nomor halaman.
Selain itu, juga pemberian keterangan peristiwa, yaitu “Deni berlari menuju semak-semak”.
69
Gambar 4.8 Revisi halaman 12
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas, revisi dilakukan pada pengubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Ardi dan Ria merasa bingung”.
Gambar 4.9 Revisi i halaman 13
Sebelum Sesudah
Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.
70
Gambar 4.10 Revisi halaman 14
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas dilakukan revisi, yaitu perubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Ardi dan Ria mendapati Deni hendak kencing”.
Gambar 4.11 Revisi halaman 15
Sebelum Sesudah
Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.
71
Gambar 4.12 Revisi halaman 16
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas dilakukan revisi, yaitu perubahan desain nomor halaman dan juga pemberian keterangan peristiwa “Deni merasa malu karena berniat kencing sembarangan”.
Gambar 4.13 Revisi halaman 17
Sebelum Sesudah
Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.
72
Gambar 4.14 Revisi halaman 19
Sebelum Sesudah
Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.
Gambar 4.15 Revisi halaman 20
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas dilakukan revisi yaitu, pengubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Deni berjalan pulang”. Latar belakang gambar juga dirubah, yang sebelumnya Deni berada di jalan, sesudah direvisi Deni masih berada di dekat semak-semak
73
Gambar 4.16 Revisi halaman 23
Sebelum Sesudah
Selain merubah desain nomor halaman, validator juga memberikan komentar terkait kalimat yang terlalu pendek pada buku cerita. Menurut validator, karena sasarannya untuk siswa SD kelas atas, maka kalimat-kalimat yang terlalu pendek untuk selanjutnya dapat diubah menjadi lebih panjang.
Gambar 4.17 Revisi halaman 24
Sebelum Sesudah
Pada gambar di atas, revisi dilakukan dengan pengubahan desain nomor halaman dan pemberian keterangan peristiwa “Sampai di rumah Ardi”. Selain itu,
74
perubahan juga dilakukan pada gambar Ardi dan Ria, yang sebelumnya arah kepala mereka berdua menghadap ke samping, menjadi menghadap lurus kedepan.
Gambar 4.18 Revisi halaman 27
Sebelum Sesudah
Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.
Selain revisi desain nomor halaman, semua font di dalam buku cerita dicetak dengan jenis font yang sama dan ketebalan yang sama.