• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Analisis Unsur Intralingual dan Ekstralingual dalam

4.2.1.3 Daya Kabar

Daya kabar adalah kekuatan suatu kalimat yang digunakan oleh penutur untuk mengungkapkan atau menyampaikan pesan karikatur dengan cara memberi penegasan dan memberi tahu atau mengabarkan. Berkaitan dengan karikatur, daya kabar digunakan agar pembaca atau responden dapat mengerti mengenai makna yang dimaksudkan. Daya kabar pada Karikatur Koran Tempo ditemukan sebanyak 11 karikatur. Data tersebut meliputi:

4.2.1.3.1 Daya Penegasan

Daya penegasan adalah kekuatan suatu bahasa untuk memperjelas atau mempertegas suatu makna dalam sebuah keterangan yang digunakan agar pembaca lebih mengerti maksud yang ingin disampaikan dalam suatu karikatur. Peneliti menemukan 10 karikatur yang mengandung daya penegasan. Data tersebut disajikan sebagai berikut.

1. “Terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut dan tindak pidana pencucian uang secara berulang." (DB.KKT,24/09/014)

(Konteks : Tuturan diucapkan di pengadilan oleh hakim kepada Anas

Urbaningrum yang terlibat dalam korupsi proyek Hambalang.)

2. “Sepandai-pandainya kamu bersembunyi, pasti akan tertangkap juga!!” (DB.KKT,10/10/014)

(Konteks : Akhirnya pada waktu itu, KPK berhasil menetapkan Anas

Urbaningrum sebagai tersangka dalam kasus Hambalang.)

3. “Kami akan lakukan evaluasi terlebihdahulu!” (DB.KKT,09/12/014)

(Konteks : Sejumlah sekolah dinilai belum siap menerima kurikulum 2013.

Banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan dan memberi penilaian terhadap siswa.)

4. “Saya akan menindak tegas!” (DB.KTT,13/12/014)

(Konteks : Ada nelayan asing yang menangkap ikan di perairan Indonesia

tanpa menggunakan izin.)

5. “Siap memberantas!!” (DB.KKT,29/12/014)

(Konteks : Negara Islam dan Suriah (ISIS) sudah menyebar ke Indonesia.

Semakin banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS.)

Kelima contoh karikatur di atas mengandung daya kabar yang mencoba menyampaikan maksud dengan tegas. Daya paksa tersebut tercermin pada konteks yang ada dalam kalimat-kalimat karikatur di atas.

Contoh karikatur (1) mencoba memperlihatkan penegasan bahwa mitra tutur (Anas) telah terbukti terlibat kasus korupsi. Hal ini disampaikan oleh hakim di meja hijau. Daya kabar tersebut dimunculkan melalui unsur intralingual berupa klausa : terbukti secara sah.

Daya kabar berbentuk penegasan menjadi semakin kuat ketika muncul unsur ekstralingual berupa ketukan palu di meja hijau sebagai tanda bahwa keputusan sudah disahkan dan tidak dapat diganggu gugat.

Unsur ekstralingual berupa konteks dimunculkan melalui fenomena praanggapan bahwa KPK telah menetapkan Anas sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang. Tuturan tersebut dianggap sebagai tuturan yang santun karena sesuai dengan indikator kesantunan menurut Pranowo (2005) yang mengungkapkan bahwa penutur harus bisa membangun sikap angon rasa, yaitu mampu memperhatikan suasana hati atau menjaga perasaan mitra tutur sehingga ketika bertutur dapat membuat hati mitra tutur berkenan (Pranowo, 2012:103). Karikatur tersebut telah menyampaikan informasi yang didukung oleh data dan realita, serta waktu penyampaiannya juga tepat, yaitu dengan memanfaatkan situasi di forum persidangan. Selain itu, diksi : terdawa yang digunakan penutur terkesan santun, karena tidak menyebut nama orang yang didakwa secara langsung.

Contoh karikatur (2) mencoba menegaskan bahwa KPK pasti akan berhasil menangkap para koruptor. Daya kabar tersebut dimunculkan melalui unsur intralingual berupa klausa : pasti akan tertangkap juga.

Daya kabar berbentuk penegasan menjadi semakin kuat ketika muncul unsur ekstralingual berupa gambar pipa yang dihubungkan ke keran. Keran sebagai sumber air ditandai sebagai sumber kasus Hambalang, yang kemudian menyebar luas yang ditandai dengan aliran air ke pipa. Selain itu, gambar pipa yang ruwet dengan ujungnya terdapat gambar borgol menjadi tanda bahwa bagaimanapun usaha tersangka

untuk menyembunyikan kasus itu, pasti akan terbongkar dan tertangkap juga. Tuturan tersebut dianggap sebagai tuturan yang santun karena sesuai dengan indikator kesantunan menurut Pranowo (2012:104) tentang empan papan. Tuturan tersebut telah menyampaikan informasi berdasarkan realita dan waktu yang tepat, yaitu para koruptor kasus hambalang berhasil ditangkap.

Karikatur (3) mencoba menegaskan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah, Anies Rasyid Baswedan telah membatalkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sejumlah sekolah yang dinilai belum siap menerima kurikulum tersebut. Daya kabar tersebut dimunculkan melalui unsur intralingual berupa kalimat : Kami akan lakukan evaluasi terlebih dahulu.

Daya kabar berbentuk penegasan menjadi semakin kuat ketika muncul unsur ekstralingual berupa pemberian gembok di buku kurikulum 2013. Unsur ekstralingual berupa konteks dimunculkan melalui fenomena praanggapan bahwa gembok dipersepsi sebagai alat untuk mengunci. Di dalam konteks ini gembok dimaksudkan untuk mengunci atau menutup Kurikulum 2013 terlebih dahulu dengan melakukan evaluasi-evaluasi. Tuturan tersebut dianggap sebagai tuturan yang santun karena sesuai dengan indikator kesantunan menurut Leech (1983), yaitu maksim kerendahan hati, dengan cara meminimalkan pujian kepada diri sendiri dan berani mengakui kelemahannya, sehingga akan dilaksanakan evaluasi terlebih dahulu.

Karikatur (4) mencoba menyampaikan kabar dengan cara memberikan penegasan bahwa Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti akan

menindak tegas bagi nelayan asing yang masih menangkap ikan di laut Indonesia. Daya kabar tersebut dimunculkan melalui unsur intralingual berupa kalimat : Saya

akan menindak tegas.

Daya kabar berbentuk penegasan menjadi semakin kuat ketika muncul unsur ekstralingual berupa ekspresi wajah penutur dengan lirikan mata yang tajam, sambil membawa senjata peledak, sebagai akibat atas apa yang dituturkannya. Unsur ekstralingual berupa konteks dimunculkan melalui fenomena praanggapan bahwa Susi Pudjiastuti merupakan seorang yang bertanggung jawab, walaupun penampilan yang ditunjukkan terkesan tidak mencerminkan dirinya sebagai seorang Menteri. Tuturan tersebut dianggap sebagai tuturan yang santun karena maksud yang disampaikan sesuai dengan indikator kesantunan Leech (dalam Pranowo, 2012:103) tentang maksim kebijaksanaan, yaitu memberi keuntungan bagi banyak orang, dengan maksud agar nelayan asing merasa takut untuk masuk ke wilayah lautan Indonesia.

Karikatur (5) mencoba menyampaikan kabar dengan cara memberikan penegasan bahwa kepolisian RI akan mengawasi orang yang keluar-masuk Indonesia, dan menindak tegas orang yang terbukti bergabung dengan organisasi ISIS. Daya kabar tersebut dimunculkan melalui unsur intralingual berupa kalimat : Siap

memberantas. Daya kabar berbentuk penegasan

ekstralingual berupa ekspresi penutur yang terlihat serius, dengan lirikan mata yang tajam, sambil membawa senjata untuk memberantas penyebaran ISIS. Unsur ekstralingual berupa konteks dimunculkan melalui fenomena praanggapan bahwa ISIS merupakan organisasi yang kejam, dan saat ini mulai menyebar di Indonesia. Tuturan tersebut dianggap sebagai tuturan yang santun karena maksud yang disampaikan sesuai dengan maksim kebijaksanaan menurut Leech (dalam Pranowo, 2012:103), yaitu bahwa tuturan tersebut memberi keuntungan bagi mitra tutur mau pun masyarakat luas agar tidak terjerumus masuk ke kelompok ISIS.

Berdasarkan kelima contoh daya penegasan di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur intralingual yang digunakan untuk memunculkan daya penegasan ialah klausa dan kalimat. Namun unsur ekstralingual berupa ekspresi wajah tidak selalu ditemukan. Hal ini dikarenakan karikatur yang merupakan daya penegasan lebih banyak memanfaatkan tanda-tanda visual sebagai metode permainan gambar. Daya penegas yang ditemukan dalam tuturan Karikatur Koran Tempo ini selalu merupakan bentuk tuturan yang santun. Hal ini dikarenakan tuturan selalu memberikan keuntungan kepada mitra tutur, mau pun masyarakat luas.

4.2.1.3.2 Daya Informatif

Daya informatif adalah kekuatan suatu bahasa untuk memberitahukan sebuah informasi yang harus diterima mitra tutur mau pun pembaca. Hal ini bertujuan agar mitra tutur mau pun pembaca mengetahui akan adanya hal yang terjadi. Peneliti hanya menemukan 1 karikatur yang mengandung daya informatif. Data tersebut yaitu:

“Sebelum pak Jokowi ngumumin kabinet, kita harus sudah keluar loh pak.” (DB.KKT,24/10/014)

(Konteks : Kompleks perumahan Widya Candra di Jakarta Selatan

dikenal sebagai perumahan yang elite dan menjadi rumah dinas para menteri yang melakukan tindak korupsi.)

Karikatur tersebut mencoba mengabarkan dengan cara memberi informasi kepada suaminya bahwa mereka harus segera pindah dari perumahan Widya Candra, sebelum pak Jokowi mengumumkan kabinetnya. Karena sebelumnya KPK telah menetapkan Akil Mochtar, Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga tinggal di kompleks perumahan Widya Candra menjadi tersangka dua kasus dugaan suap sengketa Pilkada. Daya kabar dimunculkan melalui unsur intralingual berupa kalimat : Sebelum pak Jokowi ngumumin kabinet, kita harus

sudah keluar loh pak.

Daya informatif menjadi semakin kuat ketika muncul unsur ekstralingual berupa gambar koper dan kardus-kardus sebagai tanda bahwa mereka akan segera kabur. Unsur ekstralingual berupa konteks dimunculkan melalui fenomena praanggapan bahwa kompleks perumahan Widya Candra merupakan perumahan elite dan menjadi rumah dinas para menteri yang selalu melakukan tindak korupsi. Tuturan tersebut dianggap sebagai tuturan yang santun karena sesuai dengan indikator kesantunan menurut Leech (dalam Pranowo, 2012:103) tentang maksim kebijaksanaan, yaitu bahwa tuturan dapat memberikan keuntungan bagi mitra tutur. Di dalam konteks ini ialah mitra tutur diuntungkan karena telah diingatkan oleh penutur.

Daya informasi memiliki ciri khas yakni tuturannya memberikan keuntungan bagi mitra tutur sehingga tuturan yang mengandung daya informasi dipersepsi santun.