• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 2.2 Peran Tiga Sektoral

E. PERAN DINAS PARIWISATA DAN BUDAYA

2. DEFINISI DINAS

Menurut menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1989) pengertian dinas berarti, segala sesuatu yang berkaitan dengan jawatan (pemerintah), bukan swasta. Selanjutnya menurut J.S Badudu (1994) Dinas diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan jawatan pemerintah. (Argyo Demantoto, 2008 : 31) sedangkan Dinas diartikan sebagi bagian kantor pemerintah yg mengurus pekerjaan tertentu jawatan. (www.artikata.com)

Sehingga peneliti memberi batasan pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai dari tugas utama yang harus dilaksanakan atau bagian aktivitas yang dimainkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai dengan kedudukan dan statusnya sebagai organisasi pemerintah atau jawatan pemerintah dibidang pariwisata.

3. PERAN DINAS PARIWISATA DAN BUDAYA

Pengembangan pariwisata ini tidak lepas dari peran organisasi kepariwisataan pemerintah, seperti Dinas Pariwisata dan Budaya yang mempunyai tugas dan wewenang serta kewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan aset negara yang berupa obyek wisata.

Secara teoritis Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah Kontribusi secara nyata dari segala hal yang berkaitan dengan Fungsi Manajemen sebab dalam pengembangan pariwisata diperlukan perencanan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan dan evaluasi. Menurut Hendry Fayol (dalam modul Diktat Asas-Asas Manajemen oleh Priyanto Susilo Adi) Fungsi-Fungsi Manajemen diantaranya ; Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Coordinating (pengkordinasian), (Actuating) Penggerakan, controlling (Pengawasan).

1. Planning (Perencanaan).

Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa fungsi manajemen yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan merupakan fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen. Fungsi pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan perencanaan. Dalam organisasi modern masalah perencanaan makin mendapat perhatian karena manfaatnya bagi organisasi makin dirasakan.

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap atau langkah berikut ini. Empat langkah dalam perencanaan ini bias diadaptasi untuk semua kegiatan perencanaan dan pada semua tingkatan organisasi (Husnan, 1988; Handoko, 1984).

a) Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.

c) Mengidentifikasi segala kemudahan (factor pendukung) dan hambatan (kendala) untuk mencapai tujuan.

d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi. T. Hani Hanadoko (1990) mengemukakan bahwa struktur organisasi disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi dan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Dengan demikian struktur organisasi menggambarkan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.

3. Coordinating (pengkordinasian)

Pengkoordinasian adalah aktivitas menghubung - hubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semua berlangsung secara tertib dan seirama menuju tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan, kekembaran atau

kekosongan kerja.Tugas pengkoordinasian ini adalah tugas manajer. Karena adanya pembagian kerja dan spesialisasi didalam mencapai tujuan, maka koordinasi itu mutlak perlu, sebab tanpa koordinasi maka masing-masing karyawan atau satuan-satuan dalam suatu organisasi akan berjalan sendiri yang mungkin menuju kepelbagai arah atau tidak pernah bertemu pada tujuan yang sama. Tanpa koordinasi, individu-individu dan satuan-satuan organisasi akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

4. Actuating (Penggerakan)

Actuating adalah menggerakkan orang (bawahan) agar supaya mau bekerja dengan sendirinya atau dengan penuh kesadaran untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Actuating berarti pendorongan semangat kerja dan penjurusana aktivitas bawahan agar menuju kepada maksud yang dikehendaki dan rencana yang tekah ditetapkan. Jika manajer melakukan aktifitas ini, berarti iaharus membangkitkan semangat kerja bawahan, memelihara semangat tersebut, mendorong dan menjuruskan kea rah timbulnya aktivitas yang positif dengan melakukan pembibingan yang aktif, memberi perintah-perintah kerja, penugasan-penugasan, sehingga semua aktivitas bawahan

benar-benar menjurus kearah maksud yang dikehendaki serta rencana yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.

5. Controlling (Pengawasan).

Pengawasan (controlling) adalah aktifitas manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terkendali pelaksanaannya sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana yang ditetepkan dan atau hasil yang dikehendaki. Rencana yang bagaimanapun baiknya dapat saja tidak terealisasikan sepenuhnya atau bahkan gagal sama sekali bila manajer tidak melakukan pengawasan. Dengan demikian pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

Pentingnya Manajemen Bagi Organisasi

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen (T. Hani Handoko, 1990) :

1. Untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi,

seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen, masyarakat dan pemerintah.

3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan melihat efisiensi dan efektivitasnya.

Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau dilihat dalam praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerjasama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan pengembangan kepariwisataan.Pemerintah Daerah dapat mengembangkan dan mengelola sistem informasi kepariwisataan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan Pemerintah melakukan koordinasi strategis lintas sektor pada tataran kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan. Pemerintah juga harus melakukan Koordinasi strategis lintas sektor yang meliputi:

a. Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina b. Bidang keamanan dan ketertiban

c. Bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan

d. Bidang transportasi darat, laut, dan udara dan

e. Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.

Menurut Angelina Sondakh, (2010 : 95). Untuk mendorong pemerintah daerah (pemda) dalam menyusun program pengembangan pariwisata daerah, maka perlu dilakukan enam langkah, diantaranya :

1. Mewadahi, membangun, dan mengembangkan manfaat potensi pariwisata sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja

2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur serta pemberdayaan tugas dan fungsidinas pariwisata daerah sebagai fasilitator dan regulator pengembangan pariwisata di daerah.

3. Meningkatkan kesempatan berusaha dan ketertiban masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata

4. Melaksanakan kerjasama pariwisata antara pemerintah daerah dan dunia usaha

5. Menciptakan dan menjaga suasana ketentraman dan kteratiban masyarakat 6. Mendorong pengembangan pariwisata daerah difokuskan pada kebijakan perbaikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kebijakan tersebut dilakukana dengan menerbitkan Permendagri No 24 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan satu pintu (PPTSP).

Menurut (Oka A. Yoeti, 1997: 48 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 29-30) Sebagaimana suatu organisasi yang di beri wewenang dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya, ia harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata pada umumnya :

1. Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.

2. Melakukan koordinasi diantara bermacam-macam usaha, lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk mengembangkan industri pariwisata.

3. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri.

4. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat menguasai pasaran diwaktu-waktu yang akan datang.

5. Menyediakan semua perlengkapan dan fasilitas untuk kegiatan pemasaran pariwisata, sehingga dapat diatur strategi pemasaran keseluruh wilayah.

6. Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana.

Disamping itu Peran Dinas Pariwisata dan Budaya pada hakekatnya sesuai dengan TUPOKSI yang ada. Adalam hal ini TUPOKSI Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten/Kota secara makro, diantaranya :

1. perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan kepariwisataan

2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kebudayaan dan kepariwisataan

3. pembinaan dan fasilitasi bidang kebudayaan dan kepariwisataan lingkup provinsi dan kabupaten/kota

4. pelaksanaan tugas di bidang sejarah, kepurbakalaan dan permuseuman, nilai budaya, seni dan film, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata

5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kebudayaan dan kepariwisataan

7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya (Perda jateng No. 6 tahun 2008 tentang tata kerja dinas daerah provinsi jawa tengah)

Oleh karena itu peranan organisasi kepariwisataan pemerintah disini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan pariwisata disuatu daerah.Selain itu perlu pula disiapkan beberapa hal, seperti sumber daya yang ada, mempersiapkan masyarakatnya serta kesiapan sarana penunjang lainnya, karena bagaimanapun juga wisatawan menghendaki pelayanan yang memuaskan.