• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obyek wisata dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Selanjutnya Undang-Undang Nomor. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan dalam bab III pasal 4 disebutkan :

a) Obyek dan daya tarik wisata terdiri atas :

- Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

- Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

b) Pemerintah menetapkan obyek dan daya tarik wisata selain sebagaimana di maksud dalam ayat 1 huruf b.

Gamal Suwantoro 1997 : 19 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 16-17 menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :

a) Obyek wisata dan daya tarik wisata alam

Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.

b) Obyek wisata dan daya tarik budaya

Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya.

Obyek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olah raga, memancing dan lain-lain.

B. PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN OBYEK WISATA

1. PENGEMBANGAN PARIWISATA

Pengertian pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik.

Instrumen ilmiah untuk mewujudkan perubahan pada organisasi dikenal dengan pengembangan organisasi (Organizational Development). Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa pengembangan sangat bermanfaat bagi organisasi untuk menghadapi berbagai perubahan yang pasti terjadi.Pengembangan organisasi memungkinkan organisasi meningkatkan efektivitas dan kemampuannya beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah.

Menurut Siagian, 2000 : 3, Upaya-upaya pengembangan organisasi merupakan pendekatan terprogram dan sistematis dalam mewujudkan perubahan. Sasaran utamanya adalah :

2) Mengembangkan potensi yang masih terpendam

3) Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisai dan tujuan organisai sebagai keseluruhan. (Argyo Demantoto, 2008 : 22)

Dalam banyak hal pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan organisasi secara berencana.Perubahan berencana adalah perubahan yang dilakukan secara sengaja, lebih banyak atas kemauan sendiri.Perubahan berencana ini dimaksudkan agar sistem tersebut dapat berfungsi secara efektif dan adanya tekanan dari luar dijadikan sebagai pendorong untuk melakukan perubahan.

Proses pengembangan organisasi adalah suatu proses yang dilakukan secara bertahap, baik dalam usaha peningkatan kemajuan, memecahkan masalah maupun dalam rangka meningkatkan kemampuan melakukan adaptasi terhadap tuntutan perubahan akan masa depan. Pengembangan organisasi tidak hanya memberikan perhatian pada pencapaian hasilnya suatu hasil yang diharapkan tetapi dalam proses pencapaiannya diusahakan memberikan kepuasan kepada mereka berperan serta dalam pencapaiannya. Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan

pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. (Argyo Demantoto, 2008 : 23)

Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Menurut Oka A Yoeti, (1996 : 177-178), hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar dapat menarik unntuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi tiga syarat yaitu :

1. Daerah itu harus menpunyai “something to see” yaitu harus mempunyai obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain.

2. Di daerah tersebut harus mempunyai “something to do” di tempat tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, dan harus banyak disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka betah, tenggal tibih di tempat itu.

3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan “something to boy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir dan kerajian rakyat

sebagian oleh-oleh atua souvenir untuk dibawa pulang ketempat asal masing-masing. Selain itu juga harus ada sarana-sarana lain, seperti money charger, bank, kantorpos, kontor telpon, dsb.

The results from the research showed that such dimensions as Quality of accessibility, accommodation, venue and their components contribute directly in satisfaction of tourists, their intend to return and eventually development of tourism industry in a region. (Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010 : 1)

(Hasil dari penelitian perlihatkan bahwa dimensi sebagai Kualitas aksesibilitas, tempat akomodasi, dan mereka komponen berkontribusi langsung pada kepuasan wisatawan, mereka berniat untuk kembali dan akhirnya terjadi pengembangan industri pariwisata di suatu wilayah.)

(Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayaan Pariwisata) 1. Destination (Tempat Tujuan)

2. Hotel

3. Accommodation Quality ( Kualitas akomodasi)

4. Interactions (Interaksi)

6. Value (nilai atau budaya) (Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010 :10- 12)

Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah : The Role of Service Quality in Development of Tourism Industry , Tehran South Branch of Islamic Azad University, Tehran-Iran and UTM (University of Technology, Malaysia) Date posted: August 31, 2010.

Kriteria untuk mengidentifikasi proyek-proyek pengembangan pariwisata

Kriteria pariwisata sangat penting untuk memastikan bahwa program pembangunan pariwisata akan sukses dalam membantu orang miskin. Minat untuk wisata situs dalam program mana yang akan dilaksanakan tidak boleh diabaikan. Sejumlah memuaskan pengunjung hanya akan dicapai jika daya tarik dari situs ini dikelola oleh proyek untuk membangun commodation dan infrastruktur. Berikut ini adalah kondisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kriteria pariwisata menurut Evelina Bazini, Alexandru Nedelea, 2008 : 5 yaitu :

1. Tourism potential. (pariwisata potensial) 2. Tourism assets. (Aset pariwisata)

3. Tourism synergies. (Pariwisata sinergi)

(Evelina Bazini , Alexandru Nedelea : Impact of the Tourism Development on Poverty Reduction in Albania as a Country in Transition affiliation not

provided to SSRN and Stefan cel Mare University Suceava. Revista de Turism, Vol. 3, No. 5, 2008.)

Menurut Dr. James J. Spillane (1994: 63-72) suatu obyek wisata atau destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat menikmati perjalanan wisatanya, maka obyek wisata harus meliputi :

a. Attractions

Merupakan pusat dari industri pariwisata.Menurut pengertiannya attractions mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Attractions dapat diklasifikasikan menjadi skala local, provinsi, wilayah, nasional, internasional.Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau permintaan.Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah :

o Keindahan alam

o Iklim dan cuaca

o Kebudayaan

o Sejarah

o Accessibility - kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu.

b. Facility

Fasilitas diperlukan untuk melayani wisatawan dalam menikmati perjalannya, fasilitas cenderung berorientasi pada attractions disuatu lokasi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah attractions berkembang. Suatu attractions juga dapat merupakan fasilitas.Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan.Seperti fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.

c. Infrastruktur

Attractions dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar.Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :

1. Sistem pengairan/air

Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.

2. Sumber listrik dan energi (power)

Suatu pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energy yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan terus menerus. Misal : tegangan volt harus cocok dengan kebiasaan konsumen ditempat asal.

3. Jaringan komunikasi

Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau telgram yang tersedia.

4. Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air

Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kirakira 90 % dari permintaan akan air. Jaringan saluran harus di desain berdasarkan permintaan puncak atau permintaan maksimal.

5. Jasa-jasa kesehatan

Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-faktor geografis lokal.

6. Jalan-jalan/jalan raya

Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan : - Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta

- Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan - Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah

- Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai dengan keadaan tanah

- Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang indah.

d. Transportation

Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat menjadi semacam pedoman termasuk :

1. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan (destination) harus tersedia untuk semua penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.

2. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.

3. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara udara.

4. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif.

5. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon. 6. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.

7. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal.

8. Peta kota harus tersedia bagi penumpang. e. Hospitality (keramahtamahan)

Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing. Pengembangan pariwisata memerlukan kebijakan dan perencanaan yang sistematis, sebagai contoh, pemerintah pada semua level terlibat dalam mempersiapkan infrastruktur, penggunaan tanah atau tata ruang, dan sebagainya. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata maka ada beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu :

1. Mengembangkan kegiatan-kegiatan promosi internasional

2. Mencermati kompetisi di tengah tren persaingan pasar – pasar internasional

3. Mendorong sinergi kegiatan promosi dan meningkatkan professional SDM yang menjadi ujung tombak promosi pariwisata internasional

4. Mengkaji dan merumuskan peran dan fungsi badan pariwisata Indonesia

5. Memperkuat & memelihara citra pariwisata Indonesia (Angelina sondakh, 2010 : 26)

Menurut Sekjen ASITA, Yekti P Suradji, untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia ada tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu perbaikan infrakstruktur di sekitar daerah tujuan wisata, promosi dan keamanan

Bagan 2.1 Pengembangan Pariwisata

(Angelina sondakh, 2010 : 43)

Gagasan kebudayaan nasional dalam pariwisata dan pembangunan kepariwisatan ditunjukan bagi persatuan dan kesatuan bangsa.Tujuan ideal

Perbaikan infrastruktur di sekitar daerah tujuan

wisata Perbaikan keamanan Perbaikan promosi 3 FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN

adalah penghapusan kemiskinan, pembanguan yang berkesinambungan, pelestarian budaya, pemenuhan kebutuhan hidup dan hak asasi manusia, dan peningkatan ekonomi serta industri.Hal ini begitu ditekatan dalam pengembangan pariwisata. Terkait dengan dinamika pemikiran kebudayaan nasional dan daya saingnya dalam pengembngan industri pariwisata, ada beberapa hal yang menjadi perhatian yang menjadi perhatian, yaitu :

1. Gagasan tentang warisan budaya, semangat proteksi terhadapnya dan bagaimana melakukan pemeliharaan

2. Gagasan tentang perkembangan kebudayaan nasional pada masa kini dan mendatang di tengah perubahan global

3. Kreativitas yang berkembang terkait dengan daya cipta dalam arena kebudayaan local dan nasional

4. Pemikiran yang berkembang dalam berbagai sector-sektor kehidup;an masyarakat di tengah pengaruh industrialisasi terhadap kebudayaan.

5. Perpektif yang berkembang dalam memahami, mempraktikan dan memanfaatkan arena kebudayaan Indonesia. (Angelina sondakh, 2010 : 67)

Menurut Razali Ritonga (2008) ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar pariwisata Indonesia dibanjiri wisatawan :

1. Infrastruktur

Pembanguan infrastruktur perlu dilakukan agar lokasi wisata mudah di jangkau.Banyak lokasi pesona alam di tanah air sulit dijangkau, karena lokasinya dipedalaman dan terpencil. Dengan dibangun infrastruktur merupakan salah satu cara mendatangkan investor.

2. Promosi

Keberhasilan dan kesuksesan dalam menarik wisatawan mancanegara tentu saja sangat dipengaruhi oleh sejauhmanan geliat kegiatan promosi yang dilakukan.Dan kendala untama di faktor pembiayaan.

3. Komunikasi

Kemampuan bahasa asing penduduk yang terlibat langsung maupun tidak langsung di industry pariwisata masih amat rendah.Bahkan kurangnya penguasaaan bahasa asing tersebut seringkali menimbulkan salah pengertian saaar turis melakukan embarkasi bandara dan pelabuhan.Dan kurang serius untuk mempelajari bhasa asing tersebut. (Angelina sondakh, 2010 : 79-80)

Menindak lanjuti pemikiran presiden, Menbudpar Ir. Jero Wacik, berpendapat bahwa dalam pembngunan pariwisata Indonesia memerlukan peran akttif dari stakeholder. Dalam hal ini, para pelaku dalam indutri pariwisata yhharus melakukan beberapa kebijakan penting yaitu :

1. Melayani seluruh wisatawan dengan baik tanpa membedakan perlakuaan bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara

2. Memberikan apresiasi kepada seniman untuk berkreasi mengembangkan potensi wisata dimasing-masing daerah.

3. Menunjukan keperpihakan kepada rakyat kecil

4. Mengadakan rapat kordinasi wisata ditanah air

5. Mencari investor yang berminat dibidang pariwisata ( Angelina sondakh, 2010 : 87)

Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan. (Oka A.

Yoeti, 1997: 13-14 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 23-24) mengungkapkan beberapa prinsip perencanaan pariwisata :

1. Perencanaan pengembangan kepariwisataan haruslah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan regional atau nasional dari pembangunan perekonomian negara. Karena itu perencanaan pembangunan kepariwisataan hendaknya termasuk dalam kerangka kerja dari pembangunan.

2. Seperti halnya perencanaan sektor perekonomian lainnya, perencanaan pengembangan kepariwisataan menghendaki pendekatan terpadu dengan sektor-sektor lainnya yang banyak berkaitan dengan bidang kepariwisataan.

3. Perencanaan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah haruslah dibawa koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan.

4. Perencanaan suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus pula berdasarkan suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya di daerah sekitar.

5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus didasarkan atas penelitian yang sesuai dengan lingkungan alam sekitar dengan memperhatikan faktor geografis yang lebih luas dan tidak meninjau dari segi administrasi saja.

6. Rencana dan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah harus memperhatikan factor ekologi daerah yang bersangkutan.

7. Perencanaan pengembangan kepariwisataan tidak hanya memperhatikan masalah dari segi ekonomi saja, tetapi tidak kalah pentingnya memperhatikan masalah sosial yang mungkin ditimbulkan.

8. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para buruh dan karyawan akan semakin singkat dan waktu senggangnya akan semakin panjang, karena itu dalam perencanaan pariwisata khususnya di daerah yang dekat dengan industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan hiburan disekitar daerah yang disebut sebagai pre-urban.

9. Pariwisata walau bagaimana bentuknya, tujuan pembangunan tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak tanpa membedakan ras, agama, dan bahasa, karena itu pengembangan pariwisata perlu pula memperhatikan kemungkinan peningkatan kerjasama bangsa-bangsa lain yang saling menguntungkan. (Oka A. Yoeti, dalam Argyo Demantoto, 2008 : 23-24)

I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, (2009 : 109-110) mengungkapkan umumnya perencanaan strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Menemukan bisnis atau usaha apa yang akan dimasuki, yang biasanya dicirikan oleh misi organisasi yang tergantung pada jenis usaha yang dicirikan oleh misi organisasi memungkinkan dapat dilihat dan diketahui dengan mudah tetapi misi organisasi mungkin terkadanga tidak dapat secara eksplisit dikenali.

2. Menentujuan organisasi yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama organisasi, seperti penguasaan pasar melibatkan pengenalan produk yang baru.

3. Mengumpulakan informasi dan pengetahuan sebagia dasar dalam pengambilan keputusan.

4. Menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari organisasi.

5. Menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditentukan

6. Menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan

7. Mendistribusikan sumberdaya masing-masing program aksi untuk memberikan dampak pada strategi yang diambil

9. Mengontrol dan memonitoring hasil dan membuat perbaikan jika diperlukan.

Untuk pengembangan ini dilakukan pendekatan-pendekatan dengan organisasi pariwisata yang ada (pemerintah dan swasta) dan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan pembangunan pariwisata di daerah itu.Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam mengembangkan suatu pariwisata.Aktor aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama yaitu :

1. masyarakat, yang termasuk dalam pilar masyarakat adalah masyarakat umum yang adaa pada destinasi, sebagai pemilik sah dari berbagai sumberdaya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan, Tokoh-tokoh masyarakat, Intelektual, LSM, dan media masa.

2. swasta, adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha.

3. pemerintah, adalah pada berbagai wilayah administrasi, mulai dari pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten, kecamatan dan seterusnya.