• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi operasional dari variabel penelitian yakni : a. Demand Pelayanan Kesehatan

Demand yakni tingkat keinginan atau tingkat permintaan responden untuk menggunakan jasa pelayanan yang ditawarkan oleh Puskesmas Somba Opu Kab.

Gowa. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Guttman.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya, = “1” dan Tidak = “0”

Jumlah kategori : 2

Skor tertinggi : 1 x 9 = 9 (100%)

7

Skor terendah : 0 x 9 = 0 (0%)

Range (R) : skor tertinggi – skor terendah : 100 – 0 = 100%

KO dibagi 2 kategori : I = 𝑅

𝐾 = 100

2 = 50%

Maka nilai standar : 100% - 50% = 50%

Kriteria Objektif:

1) Tinggi: Bila responden tetap menginginkan/memilih Puskesmas Somba Opu sebagai sarana Pelayanan kesehatan, dengan skor > 50%

2) Rendah: Jika responden tidak memilih lagi Puskesmas Somba Opu sebagai tempat Pelayanan kesehatannya di kemudian hari , dengan skor <50%

b. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tersedianya media atau sumber informasi bagi pasien dalam memperoleh Pelayanan kesehatan, yang mana bisa didapatkan dari berbagai sumber media, baik media cetak, elektronik maupun digital. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Guttman.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya, = “1” dan Tidak = “0”

Jumlah kategori : 2

Skor tertinggi : 1 x 12 = 12 (100%) Skor terendah : 0 x 12 = 0 (0%)

Range (R) : skor tertinggi – skor terendah : 100 – 0 = 100%

KO dibagi 2 kategori : I = 𝑅

𝐾 = 100

2 = 50%

Maka nilai standar : 100% - 50% = 50%

Kriteria Objektif

1) Tersedia : Bila tersedia sumber informasi yang dibutuhkan oleh pasien dan pasien merasa mudah dalam mendapatkan informasi dengan nilai ≥ 50 % dari hasil total persentase jawaban responden.

2) Tidak tersedia : Bila tidak tersedia sumber informasi Pelayanan dan pasien merasa sulit mendapatkan informasi, dengan nilai < 50 % dari hasil total persentase jawaban responden.

c. Nilai dan Norma

Nilai yaitu persepsi pribadi atau prinsip yang diyakini pasien dalam memandang status kesehatan yang akan mempengaruhi keputusannya untuk

9

menggunakan atau tidak menggunakan Pelayanan kesehatan, sedangkan norma yang dimaksud disini yaitu kaidah-kaidah yang berlaku pada masyarakat di wilayah Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa dalam memilih Pelayanan kesehatan.

Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban

Sangat setuju : 4 Setuju : 3

Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

Skor tertinggi (x) : Jumlah pertanyaan X Skor Tertinggi

: 10 X 4 = 40

: 40

40

x

100 = 100%

Skor terendah : Jumlah pertanyaan X Skor terendah

: 10 X 1 = 10

:10

40

x

100 = 25%

Range (X) : 100% - 25%

: 75%

Kategori objektif : 2

Range : 75%

2 = 37,5%

Range standart : 100% - 37,5% = 62,5%

Kriteria Objektif

1) Tinggi : Bila responden meyakini kejadian sakit karena indikasi medis dan lebih mempercayakan pengobatan penyakitnya pada Pelayanan kesehatan, dengan nilai > 62,5% dari total persentase jawaban responden.

2) Rendah : Bila responden menganggap bahwa penyakit disebabkan karena roh halus/ roh jahat dan lebih mempercayakan pengobatan penyakitnya pada dukun tradisional, dengan nilai < 62,5% dari total persentase jawaban responden.

d. Aksesibilitas

Aksesibilitas yang dimaksud disini adalah kemudahan pasien dalam menjangkau Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa yang dilihat dari jarak , waktu dan biaya. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan dengan alternatif jawaban

Sangat setuju : 4 Setuju : 3

Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

Skor tertinggi (x) : Jumlah pertanyaan X Skor Tertinggi

: 4 X 4 = 16

: 16

16

x

100 = 100%

11

Skor terendah : Jumlah pertanyaan X Skor terendah

: 4 X 1 = 4

: 4

16

x

100 = 25%

Range (X) : 100% - 25%

: 75%

Kategori objektif : 2

Range : 75%

2 = 37,5%

Range standart : 100% - 37,5% = 62,5%

Kriteria objektif :

1). Mudah : Bila responden merasa mudah dalam menjangkau Pelayanan kesehatan, dengan nilai > 62,5 % dari total presentase jawaban responden 2). Sulit : Bila responden merasa sulit menjangkau Pelayanan kesehatan, dengan

nilai < 62,5% dari total presentase jawaban responden

Tabel 1.1

NO

Nama Peneliti, Tahun

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Yana Hamidah,

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan penelitian cross

sectional study dan tanpa diberikan perlakuan pada populasi

(Supriyanto & Johan, 2011).

Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik

deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran need Demand pemanfaatan Pelayanan kesehatan

Berdasarkan hasil uji univariat, diperoleh informasi bahwa responden yang melakukan permintaan sebanyak 54 responden (56,84%) dan responden yang tidak melakukan permintaan sebanyak 41 responden (43,16%). Tabel 1.

Menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden berusia remaja (9,47%), 21 responden berusia dewasa (22,11%) dan 65 responden, berusia lansia (68,42%). Responden yang berjenis kelamin laki-laki

13

NO Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

35 responden (36,84%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 60 responden (63,16%). Responden dengan tingkat pendidikan tidak bersekolah sebanyak 11 responden (11,6%), responden dengan pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 35 responden (36,8%), responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) (63,16%). Responden dengan tingkat pendidikan tidak bersekolah sebanyak 11 responden (11,6%), responden dengan pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 35 responden (36,8%), responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama (SMP)

sebanyak 26 responden (27,4%), responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 14 responden (14,7%), dan responden dengan tingkat pendidikan sarjana sebanyak 9 responden (9,5%). Responden dengan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 27 responden (28,4%), responden dengan tingkat pendapatan sedang sebanyak 25 responden (26,3%) dan responden dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 43 responden (45,3%). Responden dengan jarak tempuh jauh sebanyak 41 responden (43,16%), dan responden dengan jarak tempuh dekat sebanyak 54 responden (56,84%). Responden yang.

15

NO

Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

2 Lusyana Aripa,

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study

Ada hubungan pengetahuan dengan permintan masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan di

Puskesmas Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar, di mana pengetahuan masyarakat yang rendah namun permintan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi.

Tidak ada hubungan fasilitas kesehatan dengan permintan masyrakat terhadap Pelayanan kesehatan di Puskesmas Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar, walaupun fasilitas kesehatan di puskesmas belum memadai namun permintaan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi. Ada hubungan Jarak dengan permintan masyarakat terhadap

Pelayanan kesehatan di

Puskesmas Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar, di mana jarak tempat tinggal responden dengan puskesmas cukup jauh namun permintan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi.

Tidak ada hubungan asuransi kesehatan dengan permintan masyarakat terhadapPelayanan kesehatan di Puskesmas Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar, di mana permintaan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi dan responden telah memanfaatkan asuransi kesehatan ketika mendapatkan Pelayanan kesehatan di puskesmas.

3 Ahmad Yani. 2018 Pemanfaatan Teknologi Literatur Riview Informasi adalah hal yang sangat penting karena semua hal terkait

17

No NamaPenliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Dalam Bidang

Kesehatan Masyarakat

kesehatan masyarkat adalah informasi yang dikelola dengan baik dan aman, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang amna dan lancar agar seluruh informasi yang didapatkan dapat digubakna untuk kepentingan Pelayanan kesehatan lebih optimal dan dapat bermanfaat untuk seluruh mayarakat. Services at Puskesmas Siwalankerto Surabaya in National Health Insurance Era

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan penelitian cross sectional study dan tanpa diberikan perlakuan pada populasi (Supriyanto & Johan, 2011). Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran need Demand pemanfaatan Pelayanan kesehatan

dominasi responden terbanyak pada penelitian ini adalah dewasa (26 tahun–45 tahun) dengan persentase 76%. Responden laki-laki 54% dengan terdapat selisih 10% untuk responden perempuan dengan presentase 45%. Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah lulusan SD sebesar 36%. Jenis pekerjaan responden sebagian besar adalah wiraswasta 50%. Pendapatan rata-rata dari

menggunakan uji statistik deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran need Demand pemanfaatan Pelayanan kesehatan

sejumlah responden survei sebanyak 70% berada pada rentang di bawah rata-rata UMR yakni ≤ Rp. 3.045.000,00.

Sebagian besar responden (92%) dalam survei ini memiliki asuransi kesehatan. sebagian besar (88%) responden memilih puskesmas untuk berobat, Hasil dari survei menunjukkan bahwa responden terbanyak (88,0%) memilih berobat di Puskesmas sedangkan untuk tingkat pendidikan terbanyak adalah lulusan SD (36%), sebagian besar (58%) responden memilih kualitas Pelayanan kesehatan dibandingkan dengan jarak ke Pelayanan kesehatan, sebagian besar (62%) responden

menginginkan adanya

penambahan AC di ruang tunggu

19

NO

Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

sebagian besar (80%) responden sudah pernah menggunakan Pelayanan kesehatan di Puskesmas Siwalankerto, jadi responden merupakan pasien lama, Demand Pelayanan yang sering digunakan adalah poli gigi dengan presentase 56%. Hal ini menunjukkan bahwa Pelayanan di poli gigi merupakan Pelayanan yang paling banyak dikunjungi responden.

5 Hario Megatsari Dkk 2018

Perspektif Masyarakat

Tentang Akses

Pelayanan Kesehatan

Desain penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan cara FGD dan wawancara mendalam serta pengamatan khusus untuk akses secara fisik.

Perspektif masyarakat tentang akses Pelayanan kesehatan dari aspek fisik masih sulit untuk dijangkau, dikarenakan jalan untu menuju ke palyanan kesehatan susah. Sedangkan pada aspek sosial juga masih sulit dijangkau karena tenaga kesehatan yang kurang ramah dalam memebrikan Pelayanan juga belum bisa

membaur dengan masyarakat.

Sedangkan aspek ekonomi tidak ada permasalahan karena masyarakat sudah merasakan manfata dari Program JKN 6 Arik Triwanto, Ns. Pelayanan Kesehatan di Klinik Mitra Keluarga Sejahtera Sukawono Jember

Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive analitik dengan pendekatan cross sectional

Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan

pekerjaan), faktor

sosiopsikologis (keyakinan dan persepsi), dan akesesibilitas yang dirasakan berpengaruh terhadap need jasa Pelayanan kesehatan di klinik mitra keluarga sejahtera Sukowono Jember. Keluarga Sejahtera Sukowono Jember.

Rekomendasi penelitian ini adalah bagi penyedia jasa Pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang disarankan oleh masyarakat.

21

NO

Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode penelitian Hasil Peneliatian

7 Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono 2017

Supply dan Demand fasilitas kesehatan di

Kota Malang

(Puskesmas dan Puskesmas Pembantu)

Metode Sampling mengidentifikasi jumlah penduduk yang terdapat di 5 kecamatan di Kota Malang, kemudian setelah diketahui jumlah total penduduk selanjutnya diidentifikasi berdasarkan kelompok umur 15-64 tahun pada setiap kecamatan. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling yang merupakan metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Metode

Demand masyarakat di Kota Malang dalam memilih jenis fasilitas kesehatan 38,55%

dipengaruhi oleh jarak tempuh menuju fasilitas kesehatan dan 26,52% dipengaruhi oleh biaya berobat, Demand masyarakat di Kota Malang dalam memilih jenis fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu di dalam kecamatan sesuai dengan tempat tinggalnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor terbesar 42,24%

merupakan faktor jarak tempuh tempat tinggal responden dengan lokasi puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga dapat lebih efisien dan efektif bagi masyarakat dan biaya merupakan alasan

analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa metode, yaitu analisis sebaran sarana, tingkat Pelayanan sarana untuk menghasilkan supply Pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu serta analisis orientasi untuk mengidentifikasi kecenderungan berobat masyarakat

kedua terbesar yaitu sebesar 34,43%. Jarak tempuh rata-rata yang ditempuh oleh masyarakat menuju puskesmas dan puskesmas pembantu yaitu 55,15% dengan jarak 1-5 km dari tempat tinggal dengan moda transportasi yang digunakan adalah kendaraan pribadi berupa motor sebesar 76,98% dan berjalan kaki sebesar 12,13%.

lengkap sebanyak 14 responden (14,7%), responden yang menyatakan kelengkapan sarana Puskesmas dengan kategori cukup lengkap sebanyak 63 responden (66,3%) dan responden yang menyatakan kelengkapan sarana Puskesmas dengan kategori tidak lengkap sebanyak 18 responden (19%).

23

NO Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Responden yang menyatakan kepuasan Pelayanan Puskesmas dengan kategori sangat puas sebanyak 7 responden (7,4%), responden yang menyatakan kepuasan Pelayanan Puskesmas dengan kategori cukup puas sebanyak 76 responden (80%) dan responden yang menyatakan kepuasan Pelayanan Puskesmas dengan kategori tidak puas sebanyak 12 responden (12,6%).puskesmas Ungaran. Hal ini dibuktikan dengan uji Rank Spearman yang menghasilkan nilai signifikansi (2-tailed) lebih dari 0,05 (0,149 > 0,05) Pelayanan Rawat Jalan RS Daerah

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif-analitik dengan jenis rancangan cross-sectional

Permintaan masyarakat terhadap Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.

DR.Rsoetijono Blora Soetijono Blora cukup tinggi (58%) dan sebagian besar responden menyatakan berminat untuk berkunjung ulang (93%) di poliklinik. Faktor-faktor yang berhubungan dengan permintaan masyarakat terhadap Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora di antaranya umur, kepemilikan asuransi, jenis penyakit, dan kepercayaan kesehatan dengan nilai p value <

0,05 Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap permintaan Pelayanan rawat responden menyatakan berminat untuk berkunjung ulang (93%) di poliklinik. Faktor-faktor yang berhubungan dengan permintaan masyarakat terhadap Pelayanan Umum Daerah dr. R. Soetijono

25

No Nama Peneliti

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora di antaranya umur, kepemilikan asuransi, jenis penyakit, dan kepercayaan kesehatan dengan nilai p value <

0,05 Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap permintaan Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.

Soetijono Blora, yaitu kepemilikan

asuransi,kepercayaan kesehatan.

Beberapa penelitian terdahulu memang telah banyak yang meneliti tentang demand pelayanan kesehatan dengan mengambil bermacam-macam variabel. Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu terletak pada kombinasi variabel yang digunakan, berbeda dari peneliti sebelumnya . Kebanyakan peneliti terdahulu meneliti demand pelayanan kesehatan dari faktor demografi dan ekonomi. Pada penelitian ini,

calon peneliti mencoba mengambil satu variabel lain untuk dikombinasikan dengan faktor sosiodemografis itu sendiri, salah satunya yaitu variabel teknologi informasi.

Menurut asumsi peneliti, teknologi juga biasanya menjadi bahan pertimbangan bagi seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan, apalagi di jaman modern seperti sekarang ini semua orang selalu membutuhkan informasi dengan cepat mengenai pelayanan yang dibutuhkannya tanpa harus datang langsung ke tempat pelayanan.

Selain kombinasi variabel, lokasi penelitian juga berbeda, belum ada penelitian serupa yang dilakukan di Lokasi Puskesmas Somba Opu Kab.Gowa.

27

F. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejumlah determinan faktor yang hubungan dengan Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan teknologi informasi dengan Demand masyarakat pada pelayanan kesehatan.

b. Mengetahui hubungan nilai dan norma dengan Demand masyarakat pada pelayanan kesehatan.

c. Mengetahui hubungan aksesibilitas dengan Demand masyarakat pada pelayanan kesehatan.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yaitu : 1. Manfaat Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat tentang Pelayanan kesehatan khususnya tentang hal-hal yang mempengaruhi Demand masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan.

2. Manfaat Bagi Instansi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi instansi terkait dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan/permintaan (Demand) masyarakat.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan/pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Demand masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan, selain itu dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian serupa dengan penelitian ini.

29 BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Demand

1. Pengertian Demand

Permintaan (Demand) didefinisikan sebagai keinginan dan produk tertentu yang ditunjang dengan kesediaan dan kemampuan untuk melakukan pembelian.

Permintaan kesehatan sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan sendiri merupakan tindakan atau perilaku yang dimiliki seseorang dalam upaya menemukan Pelayanan kesehatan (Haning, Aimanah, dan Rochmah 2018). Pemanfaatan suatu pelayanan kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting karena bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menentukan status kesehatannya.

Demand merupakan ungkapan permintaan dari kebutuhan dan keinginan.

Permintaan juga diartikan sebagai keinginan atas produk tertentu yang ditunjang oleh kesediaan dan kemampuan untuk membeli produk tersebut, sehingga secara sederhana permintaan adalah keinginan dan kebutuhan yang ditunjang daya beli.

Menurut (Haning, Aimanah, dan Rochmah 2018) menyangkut permintaan terhadap kesehatan, konsumen mempunyai dua alasan yakni:

a. Kesehatan sebagai komoditas konsumsi, di mana dengan kesehatan tersebut konsumen dapat merasa lebih baik serta bisa beraktivitas fisik dengan luwes tanpa adanya gangguan dari kesehatannya sendiri.

b. Kesehatan sebagai sebuah investasi, di mana kondisi kesehatan akan mempengaruhi banyaknya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bekerja serta beraktivitas yang lain. Kebalikannya, sakit bisa memicu hilangnya

penghasilan seseorang sebab selama sakit tidak bisa bekerja. Sangat penting bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk mengetahui Demand masyarakat atau pengguna pelayanan kesehatan supaya bisa menjadi bahan perbaikan agar Pelayanan kedepannya bisa meningkat.

2. Demand Terhadap Pelayanan Kesehatan

Menurut (Hutabarat 2019) mengutip pendapat Grossman memaparkan bahwa konsumen sebenarnya memiliki cukup informasi serta memungkinkan secara rasional di masa mendatang atau pada masa sekarang dalam memilih kondisi kesehatannya. Hal tersebut didasari dengan pemaparan dimana bahwa permintaan individu terhadap Pelayanan kesehatan berdasar pada persepsinya akan derajat kesehatannya sendiri. Sebagai akibatnya, kemunculan permintaan terhadap pelayanan kesehatan sebab seseorang tersebut hendak menghubungkan gap antara keinginan status kesehatan yang lebih tinggi dengan status kesehatan saat ini. Maka dari hal tersebut, keinginan ini dapat memacu keinginan individu untuk mencari pelayanan kesehatan.

Pendekatan dalam permintaan pelayanan kesehatan terdiri dari:

a. Permintaan menurut Model Agency Ralationship

Model ini menjelaskan bahwa peran dokter atau ahli kesehatan dalam menentukan Demand pelayanan kesehatan lebih besar daripada peran pasien.

Pendekatan relationship ini bisa digabungkan dengan Demand dan need pasiennya yang kurang memiliki informasi terkait pelayanan kesehatan. Karena yang akan mengambil keputusan terhadap apa yang akan menjadi Demand pasien adalah dokter atau petugas kesehatan yang lain yang lebih mengetahui kebutuhan pasien seperti apa. Mengacu pada pemaparan Artells dalam (Hutabarat 2019) dibutuhkan

31

tiga kelompok informasi yakni:

1. Pengetahuan dasar medis tentang berbagai permasalahan medis, seperti sebuah bentuk informasi dan pasien pada dasarnya tidak wajib mempunyainya. Informasi tersebut mengenai pengetahuan khusus dalam mengidentifikasi apa sajakah perawatan yang tersedia dalam melakukan penilaian status kesehatan.

2. Seluruh keterangan keadaan pasien, sejarah kesehatan pasien serta keadaan lingkungannya sehingga dokter mampu mengaplikasikan ilmu kedokterannya dalam menangani kasus yang ditemukan pada pasien.

3. Informasi mengenai penilaian sendiri oleh pasien terhadap penyakit yang tengah diderita. Penilaian ini mencakup sikap pasien dalam menghadapi risiko dan preferensi atas beberapa alternatif perawatan yang ada.

b. Permintaan Menurut Model Grossman

Model ini menerangkan bahwa pasien memilih Demandnya sendiri dengan mempunyai informasi dan kebebasan. Teori perilaku konsumen pada human capital approach dari Grossman ini menerangkan bahwa area penentuannya diluaskan hingga meliputi pemilihan akan status kesehatan. Selain itu, model ini juga mengasumsikan bahwa setiap orang menilai pengeluaran untuk kesehatan terhadap pengeluaran komoditi lainnya dalam rangka memutuskan status kesehatannya yang optimal. Dwie dalam (Hutabarat 2019), mengungkapkan bahwa public policy bisa di tunjukkan dengan model pendekatan Grossman ini dengan perlunya efisiensi dari mengkombinasikan input kesehatan serta menyediakan informasi kesehatan yang memadai untuk penyedia pelayanan kesehatan maupun konsumen (Hutabarat 2019).

B. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan 1. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 yang termuat pada undang-undang kesehatan terkait kesehatan yakni seluruh usaha yang diadakan sendiri ataupun bersamaan pada sebuah organisasi guna meningkatkan dan memelihara kesehatan, mengantisipasi serta menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan masyarakat, kelompok, keluarga, maupun perorangan.

Terdapat sejumlah poin penting yang merupakan ciri-ciri dalam pelayanan kesehatan yakni:

a. Usaha Sendiri

Tiap usaha kesehatan dapat diselenggarakan sendiri di tempat pelayanan, seperti pelayanan dokter praktek.

b. Usaha Organisasi atau Lembaga

Tiap usaha Pelayanan kesehatan diselenggarakan secara organisasi atau kelembagaan kesehatan di tempat pelayanan, seperti pelayanan kesehatan masyarakat pada puskesmas.

c. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

Setiap pelayanan kesehatan mempunyai produk yang bervariasi sebagai hasil akhir pelayanannya, dimana tujuan pokoknya yaitu meningkatkan derajat kesehatan perseorangan ataupun masyarakat.

d. Lingkup Program

33

Lingkup pelayanan kesehatan mencakup kegiatan peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan maupun kombinasi dari kesulitan. (Tarmansyah 2017) 2. Bentuk Pelayanan Kesehatan

Bentuk pelayanan kesehatan menurut Hodgetts dan Cascio 1983 dalam (Syarif 2017) secara umum dikelompokkan meliputi:

a. Pelayanan Kedokteran

Yakni bertujuan guna memulihkan kesehatan dan menyembuhkan penyakit, juga targetnya terutama untuk keluarga dan individu. Cara pengorganisasian dari pelayanan kedokteran ini bisa dilakukan secara bersama-sama tetapi dalam suatu organisasi atau secara sendiri misal praktek mandiri dokter.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Fokus dari pelayanan ini adalah pencegahan terhadap penyakit serta meningkatkan dan memelihara kesehatan. Pelayanan ini memiliki kelompok sasaran utamanya adalah masyarakat dan kelompok. Jika pelayanan kedokteran bisa dilaksanakan dengan cara kelompok maupun sendiri, maka sifat dari pelayanan ini biasanya pengorganisasian dilakukan dengan bersamaan di suatu kelompok.

3. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Adapun beberapa syarat pokok atau utama yang harus dipenuhi oleh pelayanan kesehatan untuk dapat membantu mencapai tujuannya. Ada beberapa syarat yaitu

a. Available and continuous (tersedia dan berkesinambungan)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok pertama yakni pelayanan kesehatan harus ada di masyarakat dan memiliki sifat kesinambungan berarti seluruh jenis pelayanan kesehatan yang diperlukan masyarakat mudah ditemukan, dan keberadaannya pada masyarakat setiap waktu yang diperlukan.

b. Acceptable and appropriate (dapat diterima dengan wajar)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok kedua yakni yang bisa diterima publik dan memiliki sifat wajar berarti pelayanan kesehatan tidak berlawanan dengan kepercayaan serta keyakinan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berlawanan dengan kebudayaan, adat istiadat, keyakinan, serta kepercayaan publik dan memiliki sifat tidak wajar, bukan merupakan pelayanan

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok kedua yakni yang bisa diterima publik dan memiliki sifat wajar berarti pelayanan kesehatan tidak berlawanan dengan kepercayaan serta keyakinan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berlawanan dengan kebudayaan, adat istiadat, keyakinan, serta kepercayaan publik dan memiliki sifat tidak wajar, bukan merupakan pelayanan