• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

ANDI IRNA NURUL FUADY IMRAN 70200117027

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021

(2)

ii Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andi Irna Nurul Fuady Imran

Nim : 70200117027

Tempat / Tgl Lahir : Soppeng, 17 April 1999

Jurusan/ Peminatan : Kesehatan Masyarakat / Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Alamat : Vila Samata Sejahtera

Judul : Determinan Faktor Yang Berhubungan Dengan Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran, bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang, sebagaian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 29 Desember 2021 Penyusun

Andi Irna Nurul Fuady Imran NIM 70200117027

(3)

iii

(4)

iv

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala karena atas nikmat dan karunia-Nyalah sehingga penyusun mampu menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Alauddin Makassar. Salawat dan salam penulis kirimkan kepada Rasullah SAW, pembawa kebenaran dan teladan umat manusia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Berbagai keterbatasan dan kekurangan yang hadir dalam skripsi ini merupakan keterbatasan dari penulis sebagai manusia, dimana kesempurnaan semata-mata hanyalah milik Allah SWT.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua, Ayahanda Andi Imran Mangkona SH, dan Ibunda Andi Jurana Pamme SE, dan Nenek Hj. Indo Lebbi juga kakek H. Andi Mangkona yang juga sangat berjasa dalam menyelesaikan studi, serta saudara saudaraku Andi Muh. Arham Rayhan Imran dan Andi Zaakiyah Nurul Istiqamah Imran yang dengan tulus mendoakan,memberikan dukungan baik dari segi moril dan semangat.

Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

2. Ibu Dr. dr. Syatirah Djalaluddin, M.Kes., Sp. A selaku Dekan Fakultas Kedokteran

(5)

v

dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Bapak Abd. Madjid HR. Lagu SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Ibu Suktifrianty syahrir SKM, M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Ibu Surahmawati, SKM., M. Adm. Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Sukfitrianty Syahrir, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Syahratul Aeni, SKM., M.Kes selaku Dosen Penguji Kompetensi dan Ustadz Dr. H. Andi Darussalam, M. Ag selaku Dosen Penguji Integrasi Keislaman yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat demi penyempurnaan penulisan.

6. Para Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama proses studi. Para staf Jurusan Kesehatan Masyarakat yang juga sangat membantu, serta segenap staf Tata Usaha di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar yang telah banyak berjasa dalam proses penyelesaian administrasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat, terkhusus

(6)

vi

8. Kepada teman seperjuangan skripsi Andi Anggi Novita S, dan Sahabat SAH yang telah membantu dan memberikan dukungan, doa serta semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua yang telah memberikan warna dalam setiap langkah dan tindakan yang penulis lalui.

Samata-Gowa, 29 Desember 2021 Penulis

Andi Irna Nurul Fuady Imran NIM: 70200117027

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Hipotesis Penelitian ... 5

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ... 6

E. Kajian Pustaka ... 12

F. Tujuan Penelitian ... 27

G. Manfaat Penelitian ... 27

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 29

A. Tinjauan Umum Tentang Demand ... 29

B. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan ... 32

C. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas ... 36

D. Tinjauan Umum Tentang Teknologi Informasi ... 43

E. Tinjauan Umum Tentang Nilai dan Norma ... 46

(8)

viii

G. Kerangka Teori ... 52

H. Kerangka Konsep ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 54

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 54

B. Populasi Dan Sampel ... 54

C. Sumber Data ... 55

D. Instrumen Penelitian ... 55

E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58

B. Hasil Penelitian ... 60

C. Pembahasan ... 69

D. Keterbatasan Penelitian ... 82

BAB V PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kajian pustaka ... 12

Tabel 2.2 Jenis Pelayanan Kewenangan Wajib di Puskesmas ... 41

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu ... 59

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 62

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 63

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Demand ... 63

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Teknologi Informasi ... 64

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai dan Norma ... 64

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Aksesibilitas ... 65

Tabel 4.10 Hubungan Teknologi Informasi Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ... 66

Tabel 4.11 Hubungan Nilai dan Norma Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ... 67

Tabel 4.12 Hubungan Aksesibilitas Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ... 68

(10)

x

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 52 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 53 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ... 58

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Ouput SPSS Karakterstik Responden Lampiran 3 Output SPSS Uji Univariat

Lampiran 4 Output SPSS Uji Bivariat

Lampiran 5 Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Kode Etik Penelitian Lampiran 8 Permohonan Izin Penelitian Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

(12)

xii ABSTRAK

Nama : Andi Irna Nurul Fuady Imran NIM : 70200117027

Judul : Determinan Faktor Yang Berhubungan Dengan Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

Demand Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh dalam suatu Pelayanan kesehatan, Demand (permintaan) dapat berupa barang atau jasa yang digunakan atau dibeli oleh pasien. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, teknologi informasi, nilai dan norma, dan aksesibilitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan teknologi informasi, nilai dan norma serta aksesibilitas terhadap Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu. Pengukuran dalam variabel ini dilakukan menggunakan kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, memakai pendekatan Cross Sectional yang mana variabel independen dan dependen diteliti secara bersamaan. Dengan jumlah sampel sebanyak 365 responden. Pengambilan sampel digunakan metode Accidental Sampling. Data yang terkumpul kemudian di analisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.

Hasil analisa data, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara teknologi informasi terhadap demand masyarakat dengan p-value 0,000(<0,05) terdapat hubungan yang bermakna antara nilai dan norma terhadap demand masyarakat dengan p-value 0,000(0,05), terdapat hubungan yang bermakna antara aksesibilitas dengan demand masyarakat dengan p-value 0,000 (0,05). Saran bagi puskesmas agar dapat lebih meningkatkan Pelayanan didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat lebih mempermudah pasien dalam mendapatkan Pelayanan kesehatan.

Kata kunci : Demand, Pelayanan kesehatan, Teknologi Informasi, Nilai dan Norma, Aksesibilitas

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan adalah aspek yang sangat krusial pada kehidupan manusia dan merupakan hak asasi masing-masing individu. Sebagaimana yang termuat di Undang- Undang RI Nomor 36 tahun 2009 terkait kesehatan menyebutkan jika kesehatan adalah HAM dan termaksud unsur kesejahteraan yang harus dicapai selaras pada cita-cita negara Indonesia seperti yang termuat di UUD 45 serta Pancasila (Undang-Undang Kesehatan RI, 2009). Hal ini selaras dengan RPJMN 2020-2024 yang mana tujuan yang hendak diwujudkan yakni meningkatkan kesehatan serta status gizi rakyat lewat usaha kesehatan serta pemberdayaan rakyat yang didukung dengan pemerataan pelayanan kesehatan beserta perlindungan finansial. (RPJM, 2020)

Falsafah serta dasar negara Pancasila khususnya sila kelima yang mana hak asasi masyarakat salah satunya adalah hak untuk memperoleh kesehatan. Pada undang-undang Nomor 36 tahun 2009 dijelaskan juga jika masing-masing individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya pada bidang kesehatan serta mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aman dan berkualitas.(Ceswara 2018)

Ajaran agama Islam juga mengajarkan betapa pentingnya menjaga kesehatan, menjaga kesehatan diri sebelum sakit itu lebih utama. Hal ini sesuai dengan tujuan dari Kesehatan Masyarakat yaitu lebih ke tindakan preventif lebih baik mencegah dari pada mengobati, tidak hanya kesehatan jasmani tapi perlu diimbangi dengan menjaga kebersihan lingkungan.

(14)

Pada beberapa negara maju seperti Jepang telah memiliki teknologi kesehatan yang canggih dan lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat Demand masyarakatnya. Di Jepang sendiri memiliki 5 jenis asuransi kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya, yang kedua Australia, sistem kesehatan di Australia juga telah mencapai Universal Health Coverage. Untuk mencapai sistem kesehatan tersebut, banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah Australia yang dikembangkan secara terus-menerus selama puluhan tahun yang lalu. Australia memiliki sistem perawatan kesehatan yang didanai oleh pemerintah, dengan pelayanan medis yang disubsidi melalui skema asuransi kesehatan nasional universal, ketiga yaitu Malaysia sistem Pelayanan kesehatannya sudah menggunakan teknologi tinggi, Malaysia telah memenangkan Medical Travel Destination of The Year 2015 pada International Medical Travel Journal (IMTJ). Tidak heran jika Malaysia terutama Kuala Lumpur

dan Penang juga menjadi salah satu negara tujuan utama untuk memperoleh Pelayanan kesehatan seperti medical check up dan sekaligus tujuan wisata, selanjutnya Thailand sejak tahun 2002 telah mencapai Universal Health Coverage sebagai sistem kesehatan di negaranya. Lain halnya dengan Indonesia yang mana penduduk Indonesia belum semua dapat menikmati dan menjangkau Pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya, sebagian penduduk Indonesia masih mengakses Pelayanan kesehatan secara out of pocket. (Putri, 2019)

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, total banyaknya Puskesmas di Indonesia hingga Desember 2019 yakni 10.134 puskesmas, yang mencakup 6.086 Puskesmas rawat inap serta 4.048 Puskesmas non rawat inap. Angka tersebut bertambah dibandingkan tahun 2018 yang berjumlah 9.993 ( PKM Rawat inap=3.623, PKM non Rawat inap= 6370). Pada kurun waktu lima tahun belakangan

(15)

3

ini, penambahan jumlah Puskesmas rata-rata tujuh puluh Puskesmas per tahunnya.

(Profil Kesehatan Indonesia, 2019)

Berdasarkan data dari Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI 2019. Jumlah puskesmas di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 sebanyak 458, adapun jumlah Puskesmas yang melakukan Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar sebanyak 395 puskesmas. Sementara jumlah Puskesmas di Kabupaten Gowa tahun 2019 sebanyak 25 Puskesmas yang tersebar di 18 Kecamatan. (Profil Kesehatan Indonesia 2019)

Jumlah penduduk di Kec. Somba Opu pada tahun 2019 sebanyak 172.094 jiwa yang terdiri dari laki laki sebesar 85.986 jiwa dan perempuan sebanyak 86.108 jiwa, Kec Somba Opu merupakan kecamatan yang paling tertinggi jumlah penduduknya dibandingkan kecamatan lain di Kab. Gowa laju pertumbuhannya sebanyak 4.632 orang/km2 dibandingkan dengan kecamatan lain, dan terdapat 2 Puskesmas di Kec.

Somba Opu, yaitu Puskesmas Samata dan Puskesmas Somba Opu, pendistribusian puskesmas di Kec. Somba Opu sudah menggambarkan rasio yang ideal, sesuai dengan rasio puskesmas terhadap kecamatan pada tahun 2019 sebesar 1,4. Hal ini menggambarkan bahwa rasio ideal Puskesmas terhadap kecamatan yaitu minimal 1 Puskesmas di 1 kecamatan, secara nasional sudah terpenuhi, tetapi perlu diperhatikan distribusi dari Puskesmas tersebut di seluruh kecamatan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2019)

Berdasarkan laporan tahunan tentang jumlah kunjungan masyarakat Kec.

Somba Opu di Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kab. Gowa tahun 2021 terdapat berbedaan yang sangat signifikan antara pengunjung di Puskesmas Somba Opu dan Puskesmas Samata. Pada tahun 2018 jumlah pengunjung di Puskesmas Somba Opu sebanyak 84.363, pada tahun 2019 sebanyak 81.406 pengunjung dan pada tahun 2020

(16)

sebanyak 48.011 pengunjung, jumlah pengunjung Puskesmas Somba Opu lebih banyak dibandingkan jumlah pengunjung di Puskesmas Samata pada tahun 2018 sebanyak 35.165 pengunjung, pada tahun 2019 sebanyak 38.578 pengunjung dan pada tahun 2020 sebanyak 32.910 pengunjung. Kedua puskesmas ini berada di Kec. Somba Opu Kab. Gowa dan jumlah pengunjung terbanyak tiap tahunnya terdapat di Puskesmas Somba Opu. Tetapi 3 tahun terakhir jumlah pengunjung di Puskesmas Somba Opu mengalami penurunan jumlah pengunjung. (Data Primer Dinkes Kab. Gowa 2021)

Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Samata sebanyak 28 tenaga kesehatan dan di Puskesmas somba Opu sebanyak 50 tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan yang banyak tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur terhadap baik atau buruknya Pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap masyarakat, Puskesmas Somba Opu telah berstatus akreditasi utama, namun masih perlu membenahi pelayanannya agar Pelayanan yang diberikan sesuai dengan Demand dan kebutuhan masyarakat, hal ini didasari oleh masih adanya beberapa keluhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas tersebut. Pada bulan April tahun 2021 Puskesmas Somba Opu telah diliput oleh media koran karena memberikan pelayanan yang kurang baik terhadap masyarakat yang datang, hal seperti ini tentunya akan memperburuk citra Puskesmas Somba Opu itu sendiri.

Menurut calon peneliti, jumlah puskesmas tidak bisa dijadikan satu-satunya standar bahwa Demand Pelayanan kesehatan telah terpenuhi, namun yang paling penting adalah bagaimana Puskesmas tersebut dapat memberikan Pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maghfiroh (2020) bahwa masyarakat akan banyak berkunjung ke Puskesmas dengan fasilitas Pelayanan kesehatan yang lengkap dibanding dengan fasilitas yang kurang lengkap,

(17)

5

juga kemudahan dalam memperoleh informasi oleh masyarakat/pasien sangat berpengaruh terhadap tingkat pengunjung di Puskesmas. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Melati (2019) bahwa aksesibilitas merupakan salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi Demand masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan, terdapat kesulitan dalam akses pelayanan ke Puskesmas Padang Bulan Kota Medan karena wilayah penduduk yang jauh dari Puskesmas juga kurangnya sarana prasarana penunjang transportasi untuk menuju Puskesmas Padang Bulan, sehingga beberapa responden ada yang mengeluh dengan jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal ke puskesmas yang menyebabkan responden mengeluarkan biaya transportasi.

Sesuai dengan penjelasan diatas banyak faktor yang berhubungan dengan permintaan/Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa maka dari itu calon peneliti ingin meneliti tentang determinan faktor yang berhubungan dengan Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan pada Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut, rumusan permasalahan yaitu

“Determinan Faktor Yang Berhubungan Dengan Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa“.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yakni jawaban sementara pada tujuan penelitian yang ditentukan melalui kerangka pemikiran yang sudah dibuat. Berdasar hasil rumusan permasalahan tersebut, dirumuskan hipotesis penelitian menjadi jawaban sementara yakni:

1. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada hubungan antara teknologi informasi dengan demand masyarakat pada

(18)

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu

b. Tidak ada hubungan antara nilai dan norma dengan demand masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu

c. Tidak ada hubungan antara aksesibilitas dengan demand masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu

2. Hipotesis Alternatif (HA)

a. Ada hubungan antara teknologi informasi dengan demand masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu

b. Ada hubungan antara nilai dan norma dengan demand masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu

c. Ada hubungan antara aksesibilitas dengan demand masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel penelitian yakni : a. Demand Pelayanan Kesehatan

Demand yakni tingkat keinginan atau tingkat permintaan responden untuk menggunakan jasa pelayanan yang ditawarkan oleh Puskesmas Somba Opu Kab.

Gowa. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Guttman.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya, = “1” dan Tidak = “0”

Jumlah kategori : 2

Skor tertinggi : 1 x 9 = 9 (100%)

(19)

7

Skor terendah : 0 x 9 = 0 (0%)

Range (R) : skor tertinggi – skor terendah : 100 – 0 = 100%

KO dibagi 2 kategori : I = 𝑅

𝐾 = 100

2 = 50%

Maka nilai standar : 100% - 50% = 50%

Kriteria Objektif:

1) Tinggi: Bila responden tetap menginginkan/memilih Puskesmas Somba Opu sebagai sarana Pelayanan kesehatan, dengan skor > 50%

2) Rendah: Jika responden tidak memilih lagi Puskesmas Somba Opu sebagai tempat Pelayanan kesehatannya di kemudian hari , dengan skor <50%

b. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tersedianya media atau sumber informasi bagi pasien dalam memperoleh Pelayanan kesehatan, yang mana bisa didapatkan dari berbagai sumber media, baik media cetak, elektronik maupun digital. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Guttman.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya, = “1” dan Tidak = “0”

(20)

Jumlah kategori : 2

Skor tertinggi : 1 x 12 = 12 (100%) Skor terendah : 0 x 12 = 0 (0%)

Range (R) : skor tertinggi – skor terendah : 100 – 0 = 100%

KO dibagi 2 kategori : I = 𝑅

𝐾 = 100

2 = 50%

Maka nilai standar : 100% - 50% = 50%

Kriteria Objektif

1) Tersedia : Bila tersedia sumber informasi yang dibutuhkan oleh pasien dan pasien merasa mudah dalam mendapatkan informasi dengan nilai ≥ 50 % dari hasil total persentase jawaban responden.

2) Tidak tersedia : Bila tidak tersedia sumber informasi Pelayanan dan pasien merasa sulit mendapatkan informasi, dengan nilai < 50 % dari hasil total persentase jawaban responden.

c. Nilai dan Norma

Nilai yaitu persepsi pribadi atau prinsip yang diyakini pasien dalam memandang status kesehatan yang akan mempengaruhi keputusannya untuk

(21)

9

menggunakan atau tidak menggunakan Pelayanan kesehatan, sedangkan norma yang dimaksud disini yaitu kaidah-kaidah yang berlaku pada masyarakat di wilayah Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa dalam memilih Pelayanan kesehatan.

Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban

Sangat setuju : 4 Setuju : 3

Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

Skor tertinggi (x) : Jumlah pertanyaan X Skor Tertinggi

: 10 X 4 = 40

: 40

40

x

100 = 100%

Skor terendah : Jumlah pertanyaan X Skor terendah

: 10 X 1 = 10

:10

40

x

100 = 25%

Range (X) : 100% - 25%

: 75%

Kategori objektif : 2

Range : 75%

2 = 37,5%

(22)

Range standart : 100% - 37,5% = 62,5%

Kriteria Objektif

1) Tinggi : Bila responden meyakini kejadian sakit karena indikasi medis dan lebih mempercayakan pengobatan penyakitnya pada Pelayanan kesehatan, dengan nilai > 62,5% dari total persentase jawaban responden.

2) Rendah : Bila responden menganggap bahwa penyakit disebabkan karena roh halus/ roh jahat dan lebih mempercayakan pengobatan penyakitnya pada dukun tradisional, dengan nilai < 62,5% dari total persentase jawaban responden.

d. Aksesibilitas

Aksesibilitas yang dimaksud disini adalah kemudahan pasien dalam menjangkau Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa yang dilihat dari jarak , waktu dan biaya. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert.

Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan dengan alternatif jawaban

Sangat setuju : 4 Setuju : 3

Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

Skor tertinggi (x) : Jumlah pertanyaan X Skor Tertinggi

: 4 X 4 = 16

: 16

16

x

100 = 100%

(23)

11

Skor terendah : Jumlah pertanyaan X Skor terendah

: 4 X 1 = 4

: 4

16

x

100 = 25%

Range (X) : 100% - 25%

: 75%

Kategori objektif : 2

Range : 75%

2 = 37,5%

Range standart : 100% - 37,5% = 62,5%

Kriteria objektif :

1). Mudah : Bila responden merasa mudah dalam menjangkau Pelayanan kesehatan, dengan nilai > 62,5 % dari total presentase jawaban responden 2). Sulit : Bila responden merasa sulit menjangkau Pelayanan kesehatan, dengan

nilai < 62,5% dari total presentase jawaban responden

(24)

Tabel 1.1

NO

Nama Peneliti, Tahun

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Yana Hamidah, 2020

Pengaruh Permintaan terhadap Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Puskesmas

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan penelitian cross

sectional study dan tanpa diberikan perlakuan pada populasi

(Supriyanto & Johan, 2011).

Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik

deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran need Demand pemanfaatan Pelayanan kesehatan

Berdasarkan hasil uji univariat, diperoleh informasi bahwa responden yang melakukan permintaan sebanyak 54 responden (56,84%) dan responden yang tidak melakukan permintaan sebanyak 41 responden (43,16%). Tabel 1.

Menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden berusia remaja (9,47%), 21 responden berusia dewasa (22,11%) dan 65 responden, berusia lansia (68,42%). Responden yang berjenis kelamin laki-laki

(25)

13

NO Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

35 responden (36,84%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 60 responden (63,16%). Responden dengan tingkat pendidikan tidak bersekolah sebanyak 11 responden (11,6%), responden dengan pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 35 responden (36,8%), responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) (63,16%). Responden dengan tingkat pendidikan tidak bersekolah sebanyak 11 responden (11,6%), responden dengan pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 35 responden (36,8%), responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama (SMP)

(26)

sebanyak 26 responden (27,4%), responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 14 responden (14,7%), dan responden dengan tingkat pendidikan sarjana sebanyak 9 responden (9,5%). Responden dengan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 27 responden (28,4%), responden dengan tingkat pendapatan sedang sebanyak 25 responden (26,3%) dan responden dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 43 responden (45,3%). Responden dengan jarak tempuh jauh sebanyak 41 responden (43,16%), dan responden dengan jarak tempuh dekat sebanyak 54 responden (56,84%). Responden yang.

(27)

15

NO

Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

2 Lusyana Aripa, Felisianus Yodasen 2019

Faktor Yang

Berhubungan dengan Permintaan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Kesehatan Di

Puskesmas Barombong Kec. Tamalate Kota Makassar

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study

Ada hubungan pengetahuan dengan permintan masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan di

Puskesmas Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar, di mana pengetahuan masyarakat yang rendah namun permintan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi.

Tidak ada hubungan fasilitas kesehatan dengan permintan masyrakat terhadap Pelayanan kesehatan di Puskesmas Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar, walaupun fasilitas kesehatan di puskesmas belum memadai namun permintaan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi. Ada hubungan Jarak dengan permintan masyarakat terhadap

(28)

Pelayanan kesehatan di

Puskesmas Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar, di mana jarak tempat tinggal responden dengan puskesmas cukup jauh namun permintan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi.

Tidak ada hubungan asuransi kesehatan dengan permintan masyarakat terhadapPelayanan kesehatan di Puskesmas Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar, di mana permintaan responden terhadap Pelayanan kesehatan tinggi dan responden telah memanfaatkan asuransi kesehatan ketika mendapatkan Pelayanan kesehatan di puskesmas.

3 Ahmad Yani. 2018 Pemanfaatan Teknologi Literatur Riview Informasi adalah hal yang sangat penting karena semua hal terkait

(29)

17

No NamaPenliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Dalam Bidang

Kesehatan Masyarakat

kesehatan masyarkat adalah informasi yang dikelola dengan baik dan aman, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang amna dan lancar agar seluruh informasi yang didapatkan dapat digubakna untuk kepentingan Pelayanan kesehatan lebih optimal dan dapat bermanfaat untuk seluruh mayarakat.

4 Eriska Haning, Ira Ummu Aimanah, Thinni Nurul Rochmah, 2018

Need and Demand Analysis of Health Services at Puskesmas Siwalankerto Surabaya in National Health Insurance Era

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan penelitian cross sectional study dan tanpa diberikan perlakuan pada populasi (Supriyanto & Johan, 2011). Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran need Demand pemanfaatan Pelayanan kesehatan

dominasi responden terbanyak pada penelitian ini adalah dewasa (26 tahun–45 tahun) dengan persentase 76%. Responden laki- laki 54% dengan terdapat selisih 10% untuk responden perempuan dengan presentase 45%. Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah lulusan SD sebesar 36%. Jenis pekerjaan responden sebagian besar adalah wiraswasta 50%. Pendapatan rata-rata dari

(30)

menggunakan uji statistik deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran need Demand pemanfaatan Pelayanan kesehatan

sejumlah responden survei sebanyak 70% berada pada rentang di bawah rata-rata UMR yakni ≤ Rp. 3.045.000,00.

Sebagian besar responden (92%) dalam survei ini memiliki asuransi kesehatan. sebagian besar (88%) responden memilih puskesmas untuk berobat, Hasil dari survei menunjukkan bahwa responden terbanyak (88,0%) memilih berobat di Puskesmas sedangkan untuk tingkat pendidikan terbanyak adalah lulusan SD (36%), sebagian besar (58%) responden memilih kualitas Pelayanan kesehatan dibandingkan dengan jarak ke Pelayanan kesehatan, sebagian besar (62%) responden

menginginkan adanya

penambahan AC di ruang tunggu

(31)

19

NO

Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

sebagian besar (80%) responden sudah pernah menggunakan Pelayanan kesehatan di Puskesmas Siwalankerto, jadi responden merupakan pasien lama, Demand Pelayanan yang sering digunakan adalah poli gigi dengan presentase 56%. Hal ini menunjukkan bahwa Pelayanan di poli gigi merupakan Pelayanan yang paling banyak dikunjungi responden.

5 Hario Megatsari Dkk 2018

Perspektif Masyarakat

Tentang Akses

Pelayanan Kesehatan

Desain penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan cara FGD dan wawancara mendalam serta pengamatan khusus untuk akses secara fisik.

Perspektif masyarakat tentang akses Pelayanan kesehatan dari aspek fisik masih sulit untuk dijangkau, dikarenakan jalan untu menuju ke palyanan kesehatan susah. Sedangkan pada aspek sosial juga masih sulit dijangkau karena tenaga kesehatan yang kurang ramah dalam memebrikan Pelayanan juga belum bisa

(32)

membaur dengan masyarakat.

Sedangkan aspek ekonomi tidak ada permasalahan karena masyarakat sudah merasakan manfata dari Program JKN 6 Arik Triwanto, Ns.

Supriyadi, Ns Sasmiyanto 2017

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Need and Demand Jasa Pelayanan Kesehatan di Klinik Mitra Keluarga Sejahtera Sukawono Jember

Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive analitik dengan pendekatan cross sectional

Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan

pekerjaan), faktor

sosiopsikologis (keyakinan dan persepsi), dan akesesibilitas yang dirasakan berpengaruh terhadap need jasa Pelayanan kesehatan di klinik mitra keluarga sejahtera Sukowono Jember. Keluarga Sejahtera Sukowono Jember.

Rekomendasi penelitian ini adalah bagi penyedia jasa Pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang disarankan oleh masyarakat.

(33)

21

NO

Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode penelitian Hasil Peneliatian

7 Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono 2017

Supply dan Demand fasilitas kesehatan di

Kota Malang

(Puskesmas dan Puskesmas Pembantu)

Metode Sampling mengidentifikasi jumlah penduduk yang terdapat di 5 kecamatan di Kota Malang, kemudian setelah diketahui jumlah total penduduk selanjutnya diidentifikasi berdasarkan kelompok umur 15-64 tahun pada setiap kecamatan. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling yang merupakan metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Metode

Demand masyarakat di Kota Malang dalam memilih jenis fasilitas kesehatan 38,55%

dipengaruhi oleh jarak tempuh menuju fasilitas kesehatan dan 26,52% dipengaruhi oleh biaya berobat, Demand masyarakat di Kota Malang dalam memilih jenis fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu di dalam kecamatan sesuai dengan tempat tinggalnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor terbesar 42,24%

merupakan faktor jarak tempuh tempat tinggal responden dengan lokasi puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga dapat lebih efisien dan efektif bagi masyarakat dan biaya merupakan alasan

(34)

analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa metode, yaitu analisis sebaran sarana, tingkat Pelayanan sarana untuk menghasilkan supply Pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu serta analisis orientasi untuk mengidentifikasi kecenderungan berobat masyarakat

kedua terbesar yaitu sebesar 34,43%. Jarak tempuh rata-rata yang ditempuh oleh masyarakat menuju puskesmas dan puskesmas pembantu yaitu 55,15% dengan jarak 1-5 km dari tempat tinggal dengan moda transportasi yang digunakan adalah kendaraan pribadi berupa motor sebesar 76,98% dan berjalan kaki sebesar 12,13%.

lengkap sebanyak 14 responden (14,7%), responden yang menyatakan kelengkapan sarana Puskesmas dengan kategori cukup lengkap sebanyak 63 responden (66,3%) dan responden yang menyatakan kelengkapan sarana Puskesmas dengan kategori tidak lengkap sebanyak 18 responden (19%).

(35)

23

NO Nama Peneliti,

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Responden yang menyatakan kepuasan Pelayanan Puskesmas dengan kategori sangat puas sebanyak 7 responden (7,4%), responden yang menyatakan kepuasan Pelayanan Puskesmas dengan kategori cukup puas sebanyak 76 responden (80%) dan responden yang menyatakan kepuasan Pelayanan Puskesmas dengan kategori tidak puas sebanyak 12 responden (12,6%).puskesmas Ungaran. Hal ini dibuktikan dengan uji Rank Spearman yang menghasilkan nilai signifikansi (2-tailed) lebih dari 0,05 (0,149 > 0,05)

8 Meitrika

Damayanti, Sutopo Patria Jati, Septop Pawelas Asro 2017

Analisis Permintaan Masyarakat Terhadap Pelayanan Rawat Jalan RS Daerah

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif-analitik dengan jenis rancangan cross-sectional

Permintaan masyarakat terhadap Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.

(36)

DR.Rsoetijono Blora Soetijono Blora cukup tinggi (58%) dan sebagian besar responden menyatakan berminat untuk berkunjung ulang (93%) di poliklinik. Faktor-faktor yang berhubungan dengan permintaan masyarakat terhadap Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora di antaranya umur, kepemilikan asuransi, jenis penyakit, dan kepercayaan kesehatan dengan nilai p value <

0,05 Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap permintaan Pelayanan rawat responden menyatakan berminat untuk berkunjung ulang (93%) di poliklinik. Faktor-faktor yang berhubungan dengan permintaan masyarakat terhadap Pelayanan Umum Daerah dr. R. Soetijono

(37)

25

No Nama Peneliti

Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora di antaranya umur, kepemilikan asuransi, jenis penyakit, dan kepercayaan kesehatan dengan nilai p value <

0,05 Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap permintaan Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.

Soetijono Blora, yaitu kepemilikan

asuransi,kepercayaan kesehatan.

(38)

Beberapa penelitian terdahulu memang telah banyak yang meneliti tentang demand pelayanan kesehatan dengan mengambil bermacam-macam variabel. Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu terletak pada kombinasi variabel yang digunakan, berbeda dari peneliti sebelumnya . Kebanyakan peneliti terdahulu meneliti demand pelayanan kesehatan dari faktor demografi dan ekonomi. Pada penelitian ini,

calon peneliti mencoba mengambil satu variabel lain untuk dikombinasikan dengan faktor sosiodemografis itu sendiri, salah satunya yaitu variabel teknologi informasi.

Menurut asumsi peneliti, teknologi juga biasanya menjadi bahan pertimbangan bagi seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan, apalagi di jaman modern seperti sekarang ini semua orang selalu membutuhkan informasi dengan cepat mengenai pelayanan yang dibutuhkannya tanpa harus datang langsung ke tempat pelayanan.

Selain kombinasi variabel, lokasi penelitian juga berbeda, belum ada penelitian serupa yang dilakukan di Lokasi Puskesmas Somba Opu Kab.Gowa.

(39)

27

F. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejumlah determinan faktor yang hubungan dengan Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan teknologi informasi dengan Demand masyarakat pada pelayanan kesehatan.

b. Mengetahui hubungan nilai dan norma dengan Demand masyarakat pada pelayanan kesehatan.

c. Mengetahui hubungan aksesibilitas dengan Demand masyarakat pada pelayanan kesehatan.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yaitu : 1. Manfaat Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat tentang Pelayanan kesehatan khususnya tentang hal-hal yang mempengaruhi Demand masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan.

2. Manfaat Bagi Instansi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi instansi terkait dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan/permintaan (Demand) masyarakat.

3. Manfaat Bagi Peneliti

(40)

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan/pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Demand masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan, selain itu dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian serupa dengan penelitian ini.

(41)

29 BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Demand

1. Pengertian Demand

Permintaan (Demand) didefinisikan sebagai keinginan dan produk tertentu yang ditunjang dengan kesediaan dan kemampuan untuk melakukan pembelian.

Permintaan kesehatan sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan sendiri merupakan tindakan atau perilaku yang dimiliki seseorang dalam upaya menemukan Pelayanan kesehatan (Haning, Aimanah, dan Rochmah 2018). Pemanfaatan suatu pelayanan kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting karena bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menentukan status kesehatannya.

Demand merupakan ungkapan permintaan dari kebutuhan dan keinginan.

Permintaan juga diartikan sebagai keinginan atas produk tertentu yang ditunjang oleh kesediaan dan kemampuan untuk membeli produk tersebut, sehingga secara sederhana permintaan adalah keinginan dan kebutuhan yang ditunjang daya beli.

Menurut (Haning, Aimanah, dan Rochmah 2018) menyangkut permintaan terhadap kesehatan, konsumen mempunyai dua alasan yakni:

a. Kesehatan sebagai komoditas konsumsi, di mana dengan kesehatan tersebut konsumen dapat merasa lebih baik serta bisa beraktivitas fisik dengan luwes tanpa adanya gangguan dari kesehatannya sendiri.

b. Kesehatan sebagai sebuah investasi, di mana kondisi kesehatan akan mempengaruhi banyaknya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bekerja serta beraktivitas yang lain. Kebalikannya, sakit bisa memicu hilangnya

(42)

penghasilan seseorang sebab selama sakit tidak bisa bekerja. Sangat penting bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk mengetahui Demand masyarakat atau pengguna pelayanan kesehatan supaya bisa menjadi bahan perbaikan agar Pelayanan kedepannya bisa meningkat.

2. Demand Terhadap Pelayanan Kesehatan

Menurut (Hutabarat 2019) mengutip pendapat Grossman memaparkan bahwa konsumen sebenarnya memiliki cukup informasi serta memungkinkan secara rasional di masa mendatang atau pada masa sekarang dalam memilih kondisi kesehatannya. Hal tersebut didasari dengan pemaparan dimana bahwa permintaan individu terhadap Pelayanan kesehatan berdasar pada persepsinya akan derajat kesehatannya sendiri. Sebagai akibatnya, kemunculan permintaan terhadap pelayanan kesehatan sebab seseorang tersebut hendak menghubungkan gap antara keinginan status kesehatan yang lebih tinggi dengan status kesehatan saat ini. Maka dari hal tersebut, keinginan ini dapat memacu keinginan individu untuk mencari pelayanan kesehatan.

Pendekatan dalam permintaan pelayanan kesehatan terdiri dari:

a. Permintaan menurut Model Agency Ralationship

Model ini menjelaskan bahwa peran dokter atau ahli kesehatan dalam menentukan Demand pelayanan kesehatan lebih besar daripada peran pasien.

Pendekatan relationship ini bisa digabungkan dengan Demand dan need pasiennya yang kurang memiliki informasi terkait pelayanan kesehatan. Karena yang akan mengambil keputusan terhadap apa yang akan menjadi Demand pasien adalah dokter atau petugas kesehatan yang lain yang lebih mengetahui kebutuhan pasien seperti apa. Mengacu pada pemaparan Artells dalam (Hutabarat 2019) dibutuhkan

(43)

31

tiga kelompok informasi yakni:

1. Pengetahuan dasar medis tentang berbagai permasalahan medis, seperti sebuah bentuk informasi dan pasien pada dasarnya tidak wajib mempunyainya. Informasi tersebut mengenai pengetahuan khusus dalam mengidentifikasi apa sajakah perawatan yang tersedia dalam melakukan penilaian status kesehatan.

2. Seluruh keterangan keadaan pasien, sejarah kesehatan pasien serta keadaan lingkungannya sehingga dokter mampu mengaplikasikan ilmu kedokterannya dalam menangani kasus yang ditemukan pada pasien.

3. Informasi mengenai penilaian sendiri oleh pasien terhadap penyakit yang tengah diderita. Penilaian ini mencakup sikap pasien dalam menghadapi risiko dan preferensi atas beberapa alternatif perawatan yang ada.

b. Permintaan Menurut Model Grossman

Model ini menerangkan bahwa pasien memilih Demandnya sendiri dengan mempunyai informasi dan kebebasan. Teori perilaku konsumen pada human capital approach dari Grossman ini menerangkan bahwa area penentuannya diluaskan hingga meliputi pemilihan akan status kesehatan. Selain itu, model ini juga mengasumsikan bahwa setiap orang menilai pengeluaran untuk kesehatan terhadap pengeluaran komoditi lainnya dalam rangka memutuskan status kesehatannya yang optimal. Dwie dalam (Hutabarat 2019), mengungkapkan bahwa public policy bisa di tunjukkan dengan model pendekatan Grossman ini dengan perlunya efisiensi dari mengkombinasikan input kesehatan serta menyediakan informasi kesehatan yang memadai untuk penyedia pelayanan kesehatan maupun konsumen (Hutabarat 2019).

(44)

B. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan 1. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 yang termuat pada undang-undang kesehatan terkait kesehatan yakni seluruh usaha yang diadakan sendiri ataupun bersamaan pada sebuah organisasi guna meningkatkan dan memelihara kesehatan, mengantisipasi serta menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan masyarakat, kelompok, keluarga, maupun perorangan.

Terdapat sejumlah poin penting yang merupakan ciri-ciri dalam pelayanan kesehatan yakni:

a. Usaha Sendiri

Tiap usaha kesehatan dapat diselenggarakan sendiri di tempat pelayanan, seperti pelayanan dokter praktek.

b. Usaha Organisasi atau Lembaga

Tiap usaha Pelayanan kesehatan diselenggarakan secara organisasi atau kelembagaan kesehatan di tempat pelayanan, seperti pelayanan kesehatan masyarakat pada puskesmas.

c. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

Setiap pelayanan kesehatan mempunyai produk yang bervariasi sebagai hasil akhir pelayanannya, dimana tujuan pokoknya yaitu meningkatkan derajat kesehatan perseorangan ataupun masyarakat.

d. Lingkup Program

(45)

33

Lingkup pelayanan kesehatan mencakup kegiatan peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan maupun kombinasi dari kesulitan. (Tarmansyah 2017) 2. Bentuk Pelayanan Kesehatan

Bentuk pelayanan kesehatan menurut Hodgetts dan Cascio 1983 dalam (Syarif 2017) secara umum dikelompokkan meliputi:

a. Pelayanan Kedokteran

Yakni bertujuan guna memulihkan kesehatan dan menyembuhkan penyakit, juga targetnya terutama untuk keluarga dan individu. Cara pengorganisasian dari pelayanan kedokteran ini bisa dilakukan secara bersama-sama tetapi dalam suatu organisasi atau secara sendiri misal praktek mandiri dokter.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Fokus dari pelayanan ini adalah pencegahan terhadap penyakit serta meningkatkan dan memelihara kesehatan. Pelayanan ini memiliki kelompok sasaran utamanya adalah masyarakat dan kelompok. Jika pelayanan kedokteran bisa dilaksanakan dengan cara kelompok maupun sendiri, maka sifat dari pelayanan ini biasanya pengorganisasian dilakukan dengan bersamaan di suatu kelompok.

3. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Adapun beberapa syarat pokok atau utama yang harus dipenuhi oleh pelayanan kesehatan untuk dapat membantu mencapai tujuannya. Ada beberapa syarat yaitu

a. Available and continuous (tersedia dan berkesinambungan)

(46)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok pertama yakni pelayanan kesehatan harus ada di masyarakat dan memiliki sifat kesinambungan berarti seluruh jenis pelayanan kesehatan yang diperlukan masyarakat mudah ditemukan, dan keberadaannya pada masyarakat setiap waktu yang diperlukan.

b. Acceptable and appropriate (dapat diterima dengan wajar)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok kedua yakni yang bisa diterima publik dan memiliki sifat wajar berarti pelayanan kesehatan tidak berlawanan dengan kepercayaan serta keyakinan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berlawanan dengan kebudayaan, adat istiadat, keyakinan, serta kepercayaan publik dan memiliki sifat tidak wajar, bukan merupakan pelayanan kesehatan yang baik.

c. Accessible (mudah dicapai)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok ketiga yakni masyarakat tidak sulit dalam mencapainya (accessible). Definisi ketercapaian yang dimaksud di sini khususnya dari segi lokasi. Sehingga guna bisa mencapai pelayanan kesehatan yang baik, untuk itu pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangatlah krusial. Pelayanan kesahatan yang sangat terfokus pada wilayah kota saja, sedangkan tidak ada pada wilayah desa, bukan Pelayanan kesehatan yang baik.

d. Affordable (mudah dijangkau)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok keempat yakni masyarakat tidak sulit dalam menjangkaunya (affordable). Definisi keterjangkauan yang dimaksud di sini khsusunya dari segi biaya. Guna bisa mencapai kondisi yang semacam ini haruslah bisa diusahakan biaya pelayanan

(47)

35

kesehatan yang tinggi, oleh karenanya ini hanya mungkin dirasakan beberapa warga saja, sehingga ini bukan Pelayanan kesehatan yang baik.

e. Quality (bermutu)

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki syarat pokok kelima yakni yang bermutu. Definisi mutu yang dimaksud di sini merujuk kepada seberapa sempurnanya pelayanan kesehatan yang diadakan, dimana di satu pihak para pemakai jasa pelayanannya bisa terpuaskan, serta di pihak lainnya tata cara penyelenggaraannya sesuai akan standar dan kode etik yang ada .(Tarmansyah 2017)

Didalam sebuah pelayanan kesehatan terdapat dua kelompok besar pelanggan yakni : 1. Pelanggan Internal

Pelanggan internal merupakan para tenaga nonmedis, medis maupun pelaksana fungsional yang lain misalnya radiologi, laboratorium, gizi, ambulans dan bank darah, serta lainnya yang saling bergantung dan saling membutuhkan dalam suatu sistem pelayanan kesehatan internal.

2. Pelanggan Eksternal

Pelanggan eksternal merupakan pelanggan yang di dalamnya adalah target dari organisasi pelayanan kesehatan. Meliputi keluarga, pasien, serta sahabat dan pihak lainnya yang memiliki kepentingan. Pasien merupakan orang yang menerima suatu pelayanan kesehatan. Pasien sering mengalami penyakit atau cedera yang membutuhkan pertolongan dokter dan tenaga medis lainya untuk dapat menyembuhkannya.

Di dalam Al-Quran sendiri terdapat ayat yang menegaskan bahwa manusia harus menjaga kesehatannya Q.S Al Baqarah ayat 195.

(48)

ُم ۡلٱ ُّبُِيُ َهللَّٱ هنِإ ْْۚآوُ نِسۡحَأَو ِةَكُلۡهه تلٱ َلَِإ ۡمُكيِدۡيَِبِ ْاوُقۡلُ ت َلََو ِهللَّٱ ِليِبَس ِفِ ْاوُقِفنَأَو َينِنِس ۡح

) ١٩٥ (

Terjemahannya:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”

Di dalam ayat tersebut telah dibahas bahwasanya tindakan menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan itu terpulang pada dua perkara, yaitu meninggalkan perkara yang diperintahkan kepada hamba apabila tindakan meninggalkannya itu mengharuskan atau mendekatkan kepada rusaknya tubuh atau jiwa, dan melakukan perbuatan yang menyebabkan hilangnya jiwa/ruh. Diantaranya adalah meninggalkan jihad dijalan Allah atau tidak berinfak kepadanya, yang menyebabkan penguasaan musuh. Termasuk juga seseorang yang menjatuhkan dirinya ke dalam peperangan, memanjat bangunan atau pohon yang berbahaya atau memasuki sesuatu yang mengandung bahaya dan mengancam dirinya hal. (Asy-Syawi n.d.)

C. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas 1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama, yang lebih mengedepankan upaya preventif serta promotif, guna mencapai derajat kesehatan masyarakat semaksimal mungkin di wilayah kerja tertentu (Permenkes No. 75 Tahun 2014). Sedangkan Puskesmas berdasar Depkes RI puskesmas yaitu unit Pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan pada sebuah wilayah kerja.

Puskesmas adalah penyedia jasa pelayanan kesehatan yang terdepan di jajaran kesehatan. Memberi pelayanan kesehatan mendasar merupakan salah satu fungsi dari

(49)

37

Puskesmas itu sendiri. Puskesmas ditunjang dengan sarana seperti Pustu, Puskesmas Keliling serta Polindes ataupun Poskesdes sebagai perpanjangan jangkauan pelayanan terhadap masyarakat.

Wilayah kerja puskesmas mencakup sebagian dari kecamatan atau satu kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, kondisi geografis, luas daerah, serta kondisi infrastruktur yang lain adalah bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sebuah puskesmas rata-rata memiliki sasaran penduduk yang dilayaninya sejumlah 30.000 penduduk tiap puskesmas. (Satrianegara 2018)

2. Visi dan Misi Puskesmas

“Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggung jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan” (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut yaitu :

1. “Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat”.

2. “Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya”

3. “Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat”

(50)

4. “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan”.

5. “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan Pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan”

6. “Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen puskesmas” (Permenkes RI No 75 tahun 2014) Puskesmas merupakan suatu unit pelaksanaan pembangunan kesehatan pada wilayah kecamatan. Fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pembangunan berwawasan kesehatan.

(Satrianegara 2018)

Visi misi puskesmas tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan hadist Rasulullah SAW dalam H.R Muslim yaitu :

اَنَ ثهدَح ُنوُراَه ُنْب فوُرْعَم وُبَأَو ِرِهاهطلا ُدَْحَْأَو ُنْب ىَسيِع اوُلاَق اَنَ ثهدَح ُنْبا بْهَو ِنَرَ بْخَأ وٌرْمَع َوُهَو ُنْبا ِثِراَْلْا ْنَع ِدْبَع ِهِ بَر ِنْب ديِعَس ْنَع ِبَأ ِْيَ بُّزلا ْنَع رِباَج ْنَع ِلوُسَر ِهللَّا ىهلَص ُهللَّا ِهْيَلَع َمهلَسَو ُههنَأ َلاَق ِ لُكِل ءاَد ٌءاَوَد اَذِإَف َبيِصُأ ُءاَوَد ِءاهدلا َأَرَ ب ِنْذِِبِ ِهللَّا هزَع هلَجَو

Terjemahannya:

“Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku’Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari Abdu Rabbih bin Said dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah SAW beliau bersabda, Setiap penyakit ada

(51)

39

obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah azza wajalla” (H.R Muslim)

Dari hadis tersebut sudah sangat jelas bahwa setiap penyakit yang diturunkan oleh Allah ada obatnya maka dari itu kita sebagai manusia harus berusaha dan berikhtiar kepada Allah untuk dapat sembuh dengan berbagai macam perantara contohnya dengan berobat ke Puskesmas.

3. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Terdapat enam upaya kesehatan wajib yang harus tiap puskesmas di Indonesia selenggarakan, yakni:

1. Promosi Kesehatan

a. Promosi kesehatan di luar gedung puskesmas dan b. Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas.

2. Kesehatan Lingkungan a. Pengendalian vektor.

b. Pengamanan tempat pengelolaan pestisida.

c. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.

d. Penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga.

e. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah, dan f. Penyehatan air.

3. KIA dan KB

a. Kesehatan ibu dan bayi.

b. Upaya kesehatan anak usia sekolah, remaja dan pelayanan keluarga berencana.

c. Upaya kesehatan balita dan anak sekolah.

(52)

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Menular seperti a. Ispa

b. Diare

c. Pelayanan Imunisasi d. TB Paru

6. Upaya pengobatan dan pemeriksaan laboratorium (Satrianegara 2018) Agar dapat terselenggara berbagai jenis upaya pelayanan kesehatan, perlu didukung dengan ketersediaan pembiayaan yang cukup. Sumber pembiayaan puskesmas bersumber dari.

1. Pemerintah. Selaras pada asas desentralisasi, sumber pembiayaan yang bersumber dari pemerintah terkhusus pemerintah dari kabupaten. Kecuali itu puskesmas juga masih menerima anggaran yang bersumber melalui pemerintah Pusat serta Provinsi.

2. Pendapatan puskesmas. Selaras akan kebijakan pemerintah, masyarakat diwajibkan membiayai upaya kesehatan individual yang dipergunakannya, dimana penentuan besarnya termuat dalam peraturan setiap daerah (retribusi).

3. Sekarang ini terdapat sejumlah kebijakan yang berhubungan dengan penggunaan dana yang didapatkan melalui retribusi puskesmas yaitu:

a. Semuanya dimanfaatkan oleh puskesmas secara langsung b. Sebagian dimanfaatkan oleh puskesmas secara langsung c. Semuanya disetor ke kas daerah

(53)

41

4. Sumber lainnya jika ada, sebagai imbal jasa pelayanan untuk membantu penduduk miskin yang disalurkan ke puskesmas secara langsung dimana pengelolaannya berdasarkan pedoman yang ada. (Satrianegara 2018) Adapun standar pelayanan minimal puskesmas yaitu sebuah standar yang memiliki suatu batas guna mengetahui kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berhubungan dengan pelayanan dasar rakyat yang meliputi indikator, jenis pelayanan, serta nilai seperti tabel berikut:

Tabel 2.2 Jenis Pelayanan Kewenangan Wajib di Puskesmas

No Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan

1 Penyelenggaraan Pelayanan Dasar 1. Pelayanan pengobatan/perawatan 2. Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat 3. Pelayanan imunisasi

4. Pelayanan kesehatan usia lanjut 5. Pelayanan kesehatan kerja 6. Pelayanan kesehatan usia subur

7. Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja

8. Pelayanan kesehatan bayi dan anak prasekolah

2 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

1. Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan

2. Pelayanan laboratorium kesehatan yang mendukung upaya kesehatan masyarakat dan kesehatan perorangan 3. Pelayanan kegawat daruratan

(54)

2 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

4. Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan

5. Pelayanan laboratorium kesehatan yang

3 Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Menular

1. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)

2. Pencegah dan Pemberantasan penyakit filariasis

4 Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Menular

1. Pencegah dan pemberantasan penyakit DBD

2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV/AIDS

3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA

4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria

6. Pencegahan dan pemberatasan penyakit TB Paru

7. Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Polio

5 Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Penyelenggaraan kewaspadaan gizi 2. Penyuluhan gizi seimbang

3. Pelayanan gizi

4. Pemberiaan suplemen gizi 5. Pemantauan pertumbuhan balita

(55)

43

(Sumber: Depkes, 2008)

D. Tinjauan Umum Tentang Teknologi Informasi 1. Teknologi Kesehatan

Sektor kesehatan merupakan sektor yang sangat diuntungkan dari revolusi industri 4.0 sebab bergabungnya sistem biologi, digital, dan fisika. Survei yang dilakukan the economist intelligence Unit pada 622 pemimpin bisnis di seluruh dunia dengan bermacam industri menguatkan pernyataan ini. Secara detail berbagai data mengenai status kebugaran dan kesehatan individu bisa dikumpulkan oleh gadget. Data ini bisa dipergunakan untuk penelitian dalam bidang kesehatan serta juga

No Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan

6 Penyeleggaraan Promosi Kesehatan 1. Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan 2. Penyuluhan perilaku sehat

7 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dan Sabitasi Dasar

1. Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum

2. Pengendalian vektor

3. Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, biologi, dan kimia

8 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

1.Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Napza) yang berbasis masyarakat

9 Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dan Pengamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan serta Makanan dan Minuman

1. Penyediaan dan pemerataan Pelayanan

2. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk Pelayanan kesehatan dasar

3. Pelayanan pengamatan alat farmasi

(56)

berkemungkinan untuk mentransformasikan kesehatan seseorang serta kebutuhan medisnya. Study baru The Economist intelligence Unit menghasilkan bahwa beberapa dokter mempercayai bahwasanya teknologi smartphone memiliki peranan besar dalam memberdayakan pasien untuk secara produktif mengatur kesehatannya (Nahdah 2018) Kemajuan teknologi dibidang kesehatan mempengaruhi individu untuk memanfaatkan Pelayanan kesehatan. Meningkatnya tekonologi modern melalui masyarakat industri maka terjadi perubahan kebudayaan di penjuru dunia. Di masyarakat negara berkembang, perubahan yang vital antara lain masuknya sistem medis modern, sehingga disamping menambah utilitas fasilitas medis modern, sistem medis tradisional masih tetap tersedia. Hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan di bidang medis dan status kesehatan. (Hutabarat 2019)

2. Peran Komputer Dalam Teknologi Kesehatan a. Patient Safety

Tiap instansi pelayanan kesehatan harus berorientasi terhadap patient safety.

Sama halnya dengan keberadaan teknologi komputer yang diharapkan bisa menunjang keselamatan pasien. Secara tidak langsung, perangkat komputer yang rumah sakit gunakan untuk menginput data pasien bisa menolong keselamatan pasien. Bila terjadi kelupaan pada petugas kesehatan mengenai bagian manakah yang harus diamputasi, dimana seharusnya tangan kiri tapi justru tangan kanan yang diamputasi tentunya ini adalah kesalahan besar. Sebuah pemicunya yaitu sebab ketiadaan data yang tersimpan mengenai bagian manakah dari tubuh pasien yang harus dilakukan amputasi (Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2015). Keberadaan teknologi komputer sama dengan mata pisau. Bila penggunaannya selaras pada tata cara yang sudah ditetapkan

(57)

45

akan sangat memudahkan. Bila tidak selaras yang menjadi korban yakni pasiennya sendiri.

b. Administrasi Kesehatan

Setiap orang pastilah pernah ke puskesmas atau rumah sakit. Hal yang pertama kali dilakukan adalah mendaftarkan diri sebelum diperiksa dokter. Pendaftaran dapat dikatakan sebagai langkah yang tidak sulit, demikian mudahnya bahkan kadang- kadang diabaikan. Dengan terdapatnya komputer pada area pendaftaran sangatlah berguna untuk menyimpan data supaya bisa dikeluarkan sebagai suatu laporan kunjungan pasien, melihat data demografi pasien yang telah dilakukan pengolahan seperti berdasar jenis kelamin, alamat, usia dll, yang tentulah selaras dengan keperluan pelaporan.

c. Apotik/Farmasi

Apotik/farmasi mengurus mengenai obat-obatan. Baik penyiapan obat, mengatur obat keluar serta masuk. Manajemen obat tersebut harus tersedia pada masing-masing instansi kesehatan. Juga terkait hubungan obat dan diagnosa, kondisi itu tidak dapat kita hitung manual dengan keadaan pekerjaan yang banyak. Sehingga teknologi kesehatan di bidang komputer sangat dibutuhkan.

d. Penyimpanan Data Pasien

Dokumen catatan medis biasanya disimpan di rak penyimpanan, diurutkan selaras penomoran rekam medis yang tepat dan diberi tanda warna supaya jika DRM itu diperlukan maka akan tidak sulit ditemukan. Cara penyimpanan data ini masih memiliki banyak kekurangan apabila ada hal tidak dikehendaki misalnya kebakaran, ataupun hilang dengan sebab lainnya. Sehingga teknologi komputer sangat diperlukan.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (Tahun) Masyarakat  Yang Berkunjung Ke Puskesmas Somba Opu Kab
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan  Masyarakat Yang Berkunjung Ke Puskesmas Somba Opu Kab
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir  Masyarakat Yang Berkunjung Di Puskesmas Somba Opu Kab
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, baik

Pada penelitian ini motivasi berperan sebagai variabel intervening dalam mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial, hal ini dibuktikan

Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah spesies burung di suatu vegetasi hutan kota berkorelasi positif dengan jumlah spesies, indeks kekayaan, dan indeks keanekaragaman,

Menurut peneliti, tingginya motivasi perawat dalam penggunaan APD dalam penelitian ini dikarenakan responden mengetahui tentang dampak dari tidak memakai APD

Bukit Bukit Batu terdiri dari 39 spesies, merupakan anggota dari 26 famili, hasil pengamatan ini lebih sedikit dibandingkan penelitian sebelumnya yang dilakukan

Asupan tinggi natrium (58,2%) dan tinggi lemak (74,5%) dari makanan kemasan kemungkinan berkaitan dengan masih sedikitnya responden yang memanfaatkan informasi

Dari keseluruhan nilai rata-rata TCR dari kedua kantor camat di kabupaten Rokan Hulu tersebut dapat disimpulkan bahwa perbandingan kinerja pegawai dikantor camat

Surat izin kapal pengangkut ikan yang selanjutnya disebut SIKPI, adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan pengangkutan