• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

H. Kerangka Konsep

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, maka sudah didefinisikan variabel independent yang diteliti yaitu Teknologi kesehatan, Nilai dan Norma serta Aksesibilitas.

.

Keterangan:

Variabel Independen = Variabel Dependent = Garis Penghubung =

Demand Terhadap Pelayanan Kesehatan Teknologi Informasi

Nilai dan Norma

Aksesibilitas

54 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, memakai pendekatan Cross Sectional yang mana variabel independen dan dependen diteliti dalam waktu bersamaan guna melihat faktor yang memberi hubungan pada demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa. Penelitian diadakan pada bulan September 2021.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini yaitu jumlah kunjungan masyarakat di Puskesmas Somba Opu sebanyak 3.990 warga yang datang ke Puskesmas selama bulan April, Mei dan Juni tahun 2021, jumlah ini diperoleh dari data jumlah kunjungan Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa tahun 2021.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian yakni pasien rawat jalan di Puskesmas Somba Opu.

Banyaknya sampel di penelitian dihitung berdasar rumus slovin (1960) yakni :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁 (𝑑)2

55

Ket :

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Nilai presisi / tingkat kepercayaan / ketepatan yang dikehendaki maka jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu :

n = 3.990

1+3.990 (0,05)2 = 365

Berdasarkan rumus penetapan jumlah sampel, maka didapatkan banyaknya sampel dipenelitian ini yaitu sejumlah 365 pasien. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental sampling, yaitu siapa saja pasien rawat jalan di Puskesmas Somba Opu yang kebetulan dijumpai oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung.

C. Sumber Data

Data pada penelitian mencakup dua jenis yakni : 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan peneliti secara langsung di lokasi penelitian, data ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Somba Opu, jurnal penelitian , buku serta data penunjang yang lain.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini yakni kuesioner yang memuat beberapa pertanyaan guna mendapatkan data yang objektif serta akurat pada masalah yang ada. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian reliabilitas serta validitas terhadap kuesioner terkait variabel

teknologi, nilai atau norma, serta aksesibilitas pada Puskesmas Somba Opu Kab.

Gowa untuk mengetahui apakah kuesioner yang akan digunakan nanti sudah valid ataukah reliabel.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data pada penelitian memakai SPSS memiliki beberapa tahapan yaitu :

a. Editing

Sebelum data diolah, harus diedit dahulu yakni dengan cara mengecek kelengkapan data, mengecek keseragaman serta kesesuaian data yang didapatkan melalui jawaban semua responden.

b. Coding

Mempermudah untuk mengolah data, seluruh data harus dilakukan penyederhanaan yaitu dengan pemberian kode pada jawaban.

c. Entry Data

Jawaban yang telah diberikan kode dimasukkan ke program komputer.

d. Cleaning

Jika data yang telah dimasukkan, dilaksanakan pemeriksaan ulang guna mengamati peluang terdapatnya kesalahan, selanjutnya dikoreksi.

e. Tabulating

Tabulating yaitu memasukkan data ke tabel berdasarkan sifat yang dipunyai data yang selaras pada tujuan peneliti.

2. Analisa Data

Analisa data dilaksanakan menggunakan 2 tahapan yakni analisis bivariat serta

57

univariat.

a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran persentase distribusi frekuensi pada setiap variabel seperti karakteristik responden jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.

b. Analisis Bivariat

Analisis ini dipakai guna mengetahui korelasi antara variabel tergantung serta variabel bebas memakai analisis uji chi-square. Dari statistika chi-square akan diperoleh nilai p, yang mana pada penelitian dipergunakan derajat kemaknaan =0,05.

Penelitian antar 2 variabel dinyatakan memiliki makna bila memiliki nilai p< 0,05 yang artinya Ho ditolak serta Ha diterima.

58 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Kondisi Geografis

Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa. Puskesmas Somba Opu adalah puskesmas perkotaan yang terletak di ibu kota kabupaten. Wilayah kerjanya merupakan wilayah dataran rendah dengan luas wilayah kerja 12,35 km2. Terdiri dari 8 kelurahan, 66 RW dan 183 RT. Wilayah kerja Puskesmas Somba Opu juga terdiri dari 33 Posyandu tersebar di 8 kelurahan, 1 Pustu bertempat di Kelurahan Katangka dan 2 Poskesdes bertempat di Kelurahan Pandang-Pandang dan Kalegowa.

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Somba Opu sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kota Makassar

2) Sebelah Timur : Kecamatan Bontomarannu 3) Sebelah Selatan : Kecamatan Pallangga 4) Sebelah Barat : Kecamatan Makassar

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Gowa 2015

59

b. Kondisi Demografi

Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu memiliki jumlah penduduk sebanyak 64.901 yang terdiri dari 33.259 laki-laki dan 31.642 perempuan Adapun jumlah kepala keluarga di Kecamatan Somba Opu sebanyak 15.824 kepala keluarga.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu KELURAHAN Sumber Data: Data Sekunder, 2020

c. Mata Pencaharian

Wilayah kerja Puskesmas Somba Opu merupakan wilayah ibukota kabupaten dengan mata pencaharian yang beraneka ragam yaitu sebagai pegawai negeri, karyawan swasta, wiraswasta, pedagang, buruh harian dan petani.

d. Transportasi

Sarana transportasi yang tersedia sudah cukup memadai sehingga masyarakat yang akan mengakses pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu hanya memerlukan waktu sekitar 30 – 45 menit dengan jarak terjauh 2 km2.

e. Visi dan Misi Puskesmas Somba Opu

Visi : Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima Menuju Masyarakat Sehat Mandiri di Tahun 2022.

Misi :

1) Meningkatkan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau.

2) Mendorong dan meningkatkan kemandirian hidup masyarakat . 3) Ketersediaan sarana dan prasarana.

4) Meningkatkan SDM menuju profesional.

5) Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor secara terpadu dan berkelanjutan.

Tujuan : Meningkatkan kemandirian, kesadaran, dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat melalui pelayanan kesehatan prima.

Motto : Pelayanan Terbaik Adalah Komitmen Kami.

B. Hasil Penelitian

Data umum penelitian ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir sebagai berikut:

61

1. Karakteristik Responden a) Usia

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (Tahun) Masyarakat Yang Berkunjung Ke Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa Tahun 2021

No. Usia Frekuensi Presentasi (%)

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa, usia terbanyak responden yaitu pada usia 66-75 tahun, sebanyak 104 (28,5%) responden dan yang terendah yaitu pada usia 17-25 tahun, yaitu sebanyak 20 (5,5%) responden.

b) Jenis Kelamin

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat Yang Berkunjung Ke Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak di Puskesmas Somba Opu yaitu perempuan sebanyak 212 (58,1 %) responden. Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 153 (41,9) responden.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa, jenis pekerjaan responden di Puskesmas Somba Opu terbanyak yaitu ibu rumah tangga sebanyak 186 (51%) responden dan yang terendah yaitu pegawai negeri sipil yakni sebanyak 12 (3,3%) responden.

c) Jenis Pekerjaan

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Masyarakat Yang Berkunjung Ke Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Tahun 2021

No. Pekerjaan Frekuensi Presentasi (%)

1 Ibu Rumah Tangga 186 51,0

2 Pelajar/Mahasiswa 16 4,4

3 Wiraswasta 43 11,8

4 Pegawai Negeri Sipil 12 3,3

5 Buruh Harian 33 9,0

6 Lainnya 75 20,5

Total 365 100

Sumber : Data Primer, 2021

63

d) Pendidikan Terakhir

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Masyarakat Yang Berkunjung Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Tahun 2021

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentasi (%)

1 SD 48 13,2

2 SMP 52 14,2

3 SMA 216 59,2

4 Perguruan Tinggi 49 13,4

Total 365 100

Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa, pendidikan terakhir responden di Puskesmas Somba Opu terbanyak yaitu SMA sebanyak 216 (59,2%) responden dan yang terendah yaitu SD sebanyak 48 (13,2%) responden.

2. Analisis Univariat

a. Distribusi Responden Berdasarkan Demand Pelayanan Kesehatan Tabel 4.6 Tabel Distribusi Berdasarkan Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa Tahun 2021

No. Demand Frekuensi Presentasi %

1 Tinggi 239 65,5

2 Rendah 126 34,5

Total 365 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa Demand (Permintaan) terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu dari total 365 responden, yang memiliki Demand (permintaan) yang paling tinggi sebanyak 239 (65,5%) responden dan Demand (permintaan) dengan kategori rendah sebanyak 126 (34,5 %) responden.

b. Distribusi Responden Berdasarkan Teknologi Informasi

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Berdasarkan Teknologi Informasi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu

Kab. Gowa Tahun 2021

No. Teknologi Informasi Frekuensi Presentasi %

1 Tersedia 193 52,9

2 Tidak tersedia 172 47,1

Total 365 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa dari 365 total responden, mayoritas menyatakan bahwa teknologi/sarana informasi di Puskesmas Somba Opu tersedia yaitu 193 orang(52,9%), sedangkan yang lainnya yaitu 172 orang(47,1%) menyatakan bahwa teknologi/ sarana informasi yang dibutuhkan tidak tersedia.

c. Distribusi Responden Berdasarkan Nilai dan Norma

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Berdasarkan Nilai dan Norma Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu

Kab. Gowa Tahun 2021

No. Nilai dan Norma Frekuensi Presentasi %

1 Tinggi 207 56,7

2 Rendah 158 43,3

Total 365 100

Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, terlihat bahwa dari 365 responden terdapat 207 (56,7%) responden yang memiliki nilai dan norma yang tinggi dalam meyakini suatu kejadian penyakit dan upaya pengobatannya, sedangkan yang lainnya yaitu 158 (43,3%) responden memiliki nilai dan norma yang rendah.

65

d. Distribusi Responden Berdasarkan Aksesibilitas

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Berdasarkan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Tahun 2021

No. Aksesibilitas Frekuensi Presentasi %

1 Mudah 230 63

2 Sulit 135 37

Total 365 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa dari 365 responden mayoritas menyatakan bahwa akses ke Puskesmas Somba Opu Kab.Gowa mudah dijangkau yaitu sebanyak 230(63%) responden, sedangkan yang lainnya yaitu 135 orang (37%) menyatakan akses ke Puskesmas tersebut sulit dijangkau.

3. Hasil Bivariat

a. Hubungan Teknologi Informasi Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu

Tabel 4.10 Tabel Hubungan Teknologi Informasi Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Tahun 2021

Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan bahwa dari 193 responden yang menyatakan teknologi informasi tersedia, mayoritas memiliki demand yang tinggi terhadap Pelayanan Puskesmas Somba Opu yaitu sebanyak 167 (86,5%) responden, sedangkan dari 172 orang yang menyatakan teknologi informasi tidak tersedia sebagian besar memiliki demand yang rendah terhadap Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu, yaitu 100 (58,1%).

Hasil penelitian ini diperoleh dari uji chi – square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara teknologi informasi terhadap Demand Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu dan diperoleh hasil uji statistik

Teknologi

67

diperoleh nilai P Value = 0,000 yang berarti kurang dari (α = 0,005), sesuai dengan syarat uji Chi Square nilai signifikansi kurang dari 0,005 dimana H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara teknologi informasi terhadap demand Pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu kabupaten Gowa.

b. Hubungan Nilai dan Norma Terhadap Demand Pelayanan Kesehatan Tabel 4.11 Tabel Hubungan Nilai dan Norma Demand Masyarakat Terhadap

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa Tahun 2021

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.11 didapatkan hasil bahwa dari 207 responden yang menyatakan nilai dan norma yang tinggi, mayoritas memiliki demand tinggi terhadap Pelayanan kesehatan Puskesmas Somba Opu yaitu 184 (88,9%) responden, sedangkan dari 158 responden yang menyatakan nilai dan norma rendah sebagian besar memiliki demand rendah terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu yaitu 103

Untuk menjawab hipotesis peneliti menggunakan uji chi square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara nilai dan norma terhadap demand pelayanan kesehatan. Hasil uji statistik diperoleh nilai P Value = 0,000 yang berarti kurang dari (α= 0,005) sesuai dengan syarat uji Chi square nilai Asymp. Sig .(2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya kurang dari 0,005 dimana H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara nilai dan norma terhadap demand pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa.

c. Hubungan Aksesibilitas Terhadap Demand Pelayanan Kesehatan Tabel 4.12 Tabel Hubungan Aksesibilitas Demand Masyarakat Terhadap

Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa Tahun 2021

Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil bahwa dari 230 responden yang menyatakan aksesibilitas mudah, mayoritas memiliki demand tinggi terhadap Pelayanan kesehatan Puskesmas Somba Opu yaitu 198 (86,1%) responden, sedangkan dari 135 responden yang menyatakan aksesibilitas sulit sebagian besar memiliki demand yang rendah terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu yaitu 94 (69,6%).

69

Untuk menjawab hipotesis peneliti menggunakan uji chi square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara aksesibilitas terhadap demand pelayanan kesehatan. Hasil uji statistik diperoleh nilai P Value = 0,000 yang berarti kurang dari (α= 0,005) sesuai dengan syarat uji Chi square nilai Asymp. Sig .(2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya kurang dari 0,005 dimana H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara aksesibiltas terhadap demand pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa.

C. Pembahasan

a. Hubungan Teknologi Informasi Terhadap Demand Pelayanan Kesehatan Kemajuan teknologi informasi telah merambah dalam berbagai bidang kehidupan manusia, salah satunya yaitu pada bidang kesehatan seperti kedokteran.

Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu pesat, sehingga banyak temuan yang didapatkan dengan bantuan teknologi informasi baik dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia (Yani 2018).

Demand pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah teknologi informasi. Tingginya demand pelayanan kesehatan membuat elemen tersebut cukup besar pengaruhnya terhadap pengembangan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukan bahwa nilai p-value sebesar 0,000. hal ini menunjukan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara teknologi informasi dengan masalah demand pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa.

Dari tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa responden yang menyatakan teknologi/media informasi tersedia, lebih banyak yang memiliki Demand (permintaan) yang tinggi yaitu sebanyak 167 (86,5% )responden, hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan media informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan memang sangat dibutuhkan oleh responden. Sebanyak 175 responden menyatakan bahwa media informasi yang mudah didapatkan dan memberikan informasi yang gampang dipahami oleh masyarakat juga sesuai dengan kebutuhan pasien yang berkunjung ke Puskesmas Somba Opu terbukti menjadi sebuah alasan masyarakat kembali untuk menggunakan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, masyarakat yang menyatakan bahwa teknologi informasi tersedia di Puskesmas Somba Opu dan akan menggunakan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu sebanyak 175 (90.7%) responden karena mereka merasa mudah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai penyakit ataupun keluhannya, berbeda dengan masyarakat yang menyatakan teknologi informasi tidak tersedia dan memiliki demand yang rendah terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu karena menganggap informasi yang dibutuhkan tidak tersedia sebanyak 18 (9,3%) responden maka untuk memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu juga rendah.

Sementara itu terdapat juga responden yang menyatakan bahwa media informasi tersedia, namun demand nya terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu rendah, hal ini disebabkan karena terdapat variabel lain yang berpengaruh, sebagai contoh sebanyak 176 (91,2%) responden masih merasa aksesibilitas menuju ke Puskesmas Somba Opu masih sulit dijangkau seperti mahalnya biaya transportasi yang harus dikeluarkan, hal ini tentu dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih

71

kembali Puskesmas Somba Opu sebagai tempat pengobatannya.

Responden yang menyatakan bahwa media informasi tidak tersedia mayoritas juga memiliki demand yang rendah pada pelayanan kesehatan, namun ada juga sebanyak 148 (86,0%) responden yang menyatakan media informasi tidak tersedia tetapi demandnya terhadap pelayanan tinggi, hal ini disebabkan karena mereka merasa lebih percaya dan yakin jika penyakitnya ditangani langsung oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Somba Opu maka akan lebih cepat untuk membantu proses kesembuhannya, dan sebagian responden juga merupakan pasien lama yang sudah rutin berobat di Puskesmas Somba Opu, mereka sudah merasa cocok dengan pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Mereka tidak mempermasalahkan ketersediaan teknologi/media informasi, meskipun media informasi tidak tersedia, mereka lebih memilih berobat di Puskesmas sebab merasa sudah cocok dan sudah ada pengalaman berobat sebelumnya.

Hasil penelitian ini diperoleh nilai P Value = 0,000 yang berarti kurang dari (α

= 0,005). Dari sini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara teknologi informasi terhadap demand pelayanan kesehatan di Puskesmas Somba Opu kabupaten Gowa.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2017) terkait hubungan kemudahan informasi terhadap pelayanan kesehatan dengan hasil uji chi-square nilai yates correction 66 sebesar (p=0,001) sehingga Ho ditolak berarti secara signifikan ada hubungan kemudahan informasi dengan pemanfaatan pelayanan di rumah sakit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Syahrial (2001) yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kemudahan informasi dengan pemilihan tempat persalinan. Begitu pula pada penelitian Irmayati (2013) yang menyatakan bahwa ada

hubungan bermakna antara keterpaparan informasi dengan pemilihan tempat persalinan. Khudori (2012) menyatakan bahwa informasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung keputusan pemilihan tempat persalinan. Dengan informasi yang mudah merupakan salah satu faktor yang membuat pasien untuk memilih pelayanan kesehatan (Alamsyah Santander 2017)

Berdasarkan pengamatan peneliti, teknologi informasi yang tersedia di Puskesmas Somba Opu yakni sistem pendaftaran online pasien yang ingin berobat, sistem informasi melalui media cetak baik informasi terkait bagaimana mencegah penularan Covid-19, informasi bagaimana cara mengaktifkan kembali jaminan kesehatan dan tersedianya cara penggunaan teknologi informasi VIKA (Voice Interactive JKN) bagi peserta JKN sehingga pasien lebih mudah mendapatkan informasi tentang status tagihan dan status kepesertaan program JKN-KIS, juga pelayanan konsultasi online bagi ibu hamil yang ingin berkonsultasi langsung dengan bidan.

Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Manganello, Jennifer, et al. (2017) dalam Yani (2018) terkait dengan perkembangan teknologi dalam artikelnya yang berjudul "The relationship of health literacy with use of digital technology for health information: implications for public health practice." (Journal of public health management and practice) menyebutkan Pelayanan kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi penggunaan teknologi digital, elektronik maupun cetak, penerapan intervensi kesehatan dalam pengembangan teknlogi digital sangat efektif dalam melayani masyarakat.

Hal yang serupa juga yang disampaikan oleh Moller, Arlen C., et al. (2017) dalam artikelnya yang berjudul "Applying and advancing behavior change theories and

73

techniques in the context of a digital health revolution: proposals for more effectively realizing untapped potential." (Journal of behavioral medicine) bahwa penerapan intervensi kesehatan berbasis teknologi digital dinilai sangat menguntungkan. Pertama, dapat memperlancar akses pelayanan, mempermudah jangkauan Pelayanan terhadap masyarakat. Kedua, dapat memindahkan intervensi kesehatan ke platform digital dan menghadirkan riset dengan peluang baru untuk memajukan teori dan konsep Pelayanan kesehatan (Yani 2018).

Perlu di garis bawahi terkait informasi yang diterima harus diketahui kevalidannya. Ajaran islam menuntut seseorang untuk selektif dan teliti dalam menerima berita, kabar atau informasi serta tidak mudah percaya begitu saja sebelum mengetahui kebenarannya. Hal ini ditegaskan di dalam Q.S Al-Hujurat (49): 6:

اوُحِبْصُتَف ٍةَلاَهَجِب اًم ْوَق اوُبي ِصُت ْنَأ اوُنَّيَبَتَف ٍإَبَنِب ٌقِساَف ْمُكَءاَج ْنِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

ىَلَعاَم ْمُتْلَعَف َنيِمِداَن Terjemahannya:

“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan sesuatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang

menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Quraish Shihab menerangkan ada dua hal yang dapat diperhatikan terkait ayat tersebut. Pertama, tabayyun terhadap pembawa berita apakah orang fasiq(orang yang aktivitas diwarnai dengan pelanggaran agama). Kedua menyangkut dengan isis berita bahwa perlu adanya penyelidikan kebenaran suatu berita. Kedua hal ini merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan. Islam tidak membenarkan adanya menyebar berita tanpa melakukan penyelidikan kevalidan secara mendalam.

Keterkaitan ayat diatas dengan teknologi informasi terhadap demand pelayanan kesehatan adalah teknologi yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak positif dan negatif. Dimana dampak positifnya adalah memudahkan kita dalam mendapatkan informasi dan mengakses informasi yang kita butuhkan sedangkan untuk dampak negatifnya jika tidak teliti dalam memilah informasi maka sebaliknya akan memberikan mudharat kepada kita karena mendapatkan informasi yang tidak sesuai dengan faktanya.

b. Hubungan Nilai dan Norma Terhadap Demand Pelayanan Kesehatan Menurut Twoddle, apa yang dirasakan sehat bagi seseorang bisa saja tidak dirasakan sehat bagi orang lain, karena adanya perbedaan persepsi. Selain itu, ada perbedaan konsep dan persepsi sehat-sakit di dalam masyarakat. Secara objektif seseorang terkena penyakit, salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak merasa sakit. Atau sebaliknya, seseorang merasa sakit bila merasakan sesuatu di dalam tubuhnya, tetapi dari pemeriksaan klinis tidak diperoleh bukti bahwa ia sakit (Natoadmojo 2007).

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang memiliki nilai dan norma yang tinggi dalam meyakini suatu kejadian penyakit, kebanyakan memiliki demand (permintaan) yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan, yaitu 88,9%. Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar responden yang datang berobat adalah usia 66-75 tahun yang merupakan pasien lanjut usia yang sudah rutin berobat di Puskesmas Somba Opu. Mereka sangat bergantung dengan pengobatan dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mereka yakin bahwa penyakitnya hanya bisa ditangani oleh dokter, selain itu sebagian responden yang lanjut usia ini, juga merupakan peserta PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) yang rutin mengikuti kegiatan pencegahan penyakit kronis yang selalu diadakan oleh pihak Puskesmas sebulan sekali. Kegiatannya berupa

75

senam, pengecekan gula darah, tekanan darah pengukuran berat badan dan juga penyuluhan kesehatan. Responden merasa penyakitnya dapat terkontrol atau terkendali dengan aktif mengikuti kegiatan tersebut.

Hasil penelitian ini berkaitan dengan perceived benefit atau manfaat yang akan

Hasil penelitian ini berkaitan dengan perceived benefit atau manfaat yang akan