• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Substansi Definisi Operasional Cara Ukur Cara Pengambilan Data Instrumen

Penelitian Hasil Ukur

Komputer 1. Efisien jika nilai indikator:

3 Length of Stay dengan nilai ideal 40-50 kali

5 Turn Over

Interval (TOI) Rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

44 4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah operational research yaitu penelitian yang bertujuan memberikan solusi terhadap masalah-masalah operasional dalam pelaksanaan program atau kegiatan yang hasilnya dipergunakan untuk membantu pemecahan masalah tersebut dengan tetap menggunakan metode ilmiah. Selain itu, operational research menentukan status atau tingkat masalah, tindakan atau intervensi pemecahan masalah serta membuat hipotesis peningkatan kinerja program.

Penelitian ini peneliti akan mengambil data dari rekapitulasi sensus harian rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang triwulan I-IV tahun 2014. Hasil perhitungan efisiensi digunakan untuk menggali dan menjelaskan faktor-faktor penyebab pada masa lampau (memandang kebelakang) dengan melihat simpulan (efisien atau tidak efisien pelayanan rawat inap) yang telah di tetapkan melalui perhitungan indikator-indikator efisiensi di pelayanan rawat inap menurut Barber-Johnson.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang yang beralamat di Jl Bukit Baru, Batin Tikal, Taman Sari Kota Pangkal Pinang

Provinsi Bangka-Belitung. Penelitian ini dilakukan dimulai sejak Agustus 2014 - Maret 2015.

4.3 Informan Penelitian

Subyek informan penelitian ini adalah Kepala Ruang Rekam Medis, Perawat ruang rawat inap Anggrek, dan Staf administrasi.

4.4 Pengumpulan Data 4.4.1 Sumber data

1. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen catatan rekam medis Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang meliputi hari perawatan, jumlah tempat tidur terisi, jumlah pasien masuk dan keluar jumlah tempat tidur siap pakai untuk menghitung indikator BOR, ALOS, BTO dan TOI pada periode triwulan I-triwulan IV Tahun 2014. Adanya keterbatasan data sekunder yaitu validitas data tidak bisa diukur karena bukan peneliti yang merekam dan mencatat data.

2. Data primer

Data primer didapatkan dari wawancara terhadap subyek penelitian yaitu Kepala Ruang Rekam Medis, Perawat ruang rawat inap Anggrek, dan Staf administrasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keempat indikator efisiensi menurut teori Barber-Johnson .

4.4.2 Metode pengumpulan data 1. Telaah dokumen

Melihat dan mencatat data yang dibutuhkan untuk perhitungan keempat indikator efisiensi menurut teori Barber-Johnson. Data yang diambil merupakan data rekapitulasi sensus harian rawat inap yang berada di ruang rekam medis.

2. Wawancara

Data diperoleh dari wawancara tidak terstruktur. Peneliti menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, yakni wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis tetapi hanya berdasarkan hasil perhitungan keempat indikator efisiensi. Data didapatkan dengan cara wawancara berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggali faktor-faktor yang mempengaruhi keempat indikator terhadap efisiensi yang merupakan data input untuk keempat indikator dan faktor lainnya.

Hasil wawancara digunakan untuk mendukung dan memperkuat hasil perhitungan yang telah dihitung berdasarkan teori Barber-Johnson.

Wawancara terkait dengan faktor dari input (lama dirawat, jumlah tempat tidur terisi, jumlah pasien masuk dan keluar jumlah tempat tidur siap pakai) yang mempengaruhi efisiensi rawat inap.

4.4.3 Instrumen pengumpulan data 1. Length of Stay (LOS)

Indikator Length of Stay (LOS) didapatkan dengan menggunakan instrumen telaah dokumen yang berisi panduan pengambilan data-data dari rekapitulasi sensus harian rawat inap ruang anggrek selama satu tahun pada tahun 2014 yang meliputi lama dirawat, jumlah hari, jumlah pasien keluar.

2. Turn Over Interval (TOI)

Indikator Turn Over Interval (TOI) didapatkan dengan menggunakan instrumen telaah dokumen yang berisi panduan pengambilan data-data dari rekapitulasi sensus harian rawat inap ruang anggrek selama satu tahun pada tahun 2014 yang meliputi lama dirawat, jumlah hari, jumlah pasien keluar, jumlah tempat tidur tersedia.

3. Bed Occupancy Rate (BOR)

Indikator Bed Occupancy Rate (BOR) didapatkan dengan menggunakan instrumen telaah dokumen yang berisi panduan pengambilan data-data dari rekapitulasi sensus harian rawat inap ruang anggrek selama satu tahun pada tahun 2014 yang meliputi lama dirawat, jumlah hari, jumlah tempat tidur tersedia.

4. Bed Turn Over (BTO)

Indikator Bed Turn Over (BTO) didapatkan dengan menggunakan instrumen telaah dokumen yang berisi panduan pengambilan data-data

dari rekapitulasi sensus harian rawat inap ruang anggrek selama satu tahun pada tahun 2014 yang meliputi jumlah pasien keluar, jumlah tempat tidur tersedia.

4.5 Pengolahan Data a. Collecting

Dilakukan pengumpulan data di ruang rekam medis untuk memperoleh rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) ruang rawat inap Anggrek selama tahun 2014 yang dicatat tiap bulan yang berisi lama hari dirawat, jumlah tempat tidur terisi, jumlah pasien masuk dan keluar, dan jumlah tempat tidur siap pakai.

b. Editing

Setelah data dikumpulkan kemudian data tersebut dikoreksi dengan cara membandingkan data yang telah direkap di ruang rekam medis dengan data rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) pada ruang rawat inap.

Apabila ada perbedaan data antara data di rekam medis dengan data di ruang rawat inap maka data diedit sesuai dengan yang ada di ruang rawat inap.

c. Classification

Mengelompokkan data yang telah diperoleh untuk memudahkan dalam perhitungan. Data untuk perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu lama dirawat, waktu dan jumlah tempat tidur, untuk Length of Stay (LOS)

yaitu lama dirawat, waktu, dan jumlah pasien keluar, untuk Turn Over Interval (TOI) yaitu jumlah tempat tidur, lama dirawat, waktu, dan jumlah pasien keluar, untuk Bed Turn Over (BTO) yaitu jumlah pasien keluar dan jumlah tempat tidur.

d. Tabulasi

Dari hasil pengumpulan data yang telah dikelompokkan kemudian data dimasukkan ke dalam bentuk tabel perhitungan per indikator untuk memudahkan perhitungan.

e. Penyajian Data

Setelah data dimasukkan ke tabel dan dihitung kemudian hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk Grafik Barber-Johnson.

4.6 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat simpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009).

Rumus perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) berdasarkan Barber-Johnson yaitu :

BOR = O x 100%

A

O = rata-rata tempat tidur yang terisi A = tempat tidur yang siap pakai

Indikator Bed Occupancy Rate (BOR) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu 75-85%.

Rumus perhitungan Length of Stay (LOS) berdasarkan Barber-Johnson yaitu :

LOS = O x t D

O = rata-rata tempat tidur yang terisi t = waktu (hari/bulan/tahun)

Indikator Length of Stay (LOS) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Rumus perhitungan Bed Turn Over (BTO) berdasarkan Barber-Johnson yaitu :

BTO = D A

D = pasien keluar (hidup + mati) A = rata-rata tempat tidur siap pakai

Indikator Bed Turn Over (BTO) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu lebih dari 30 kali.

Rumus perhitungan Turn Over Interval (TOI) berdasarkan Barber-Johnson yaitu :

TOI =

A = rata-rata tempat tidur siap pakai O = rata-rata tempat tidur yang terisi D = pasien keluar (hidup+mati) t = waktu (hari/bulan/tahun)

Indikator Turn Over Interval (TOI) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu 1-3 hari.

Rumus mendapatkan nilai O (rata-rata tempat tidur terisi) yaitu : O = Total Lama Dirawat per waktu

lama dirawat = pasien awal + pasien masuk + pasien pindahan - pasien dipindahkan - pasien keluar hidup - pasien keluar mati kemudian jumlahkan lama dirawat tersebut selama satu tahun.

52 5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit

5.1.1 Sejarah Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang adalah Rumah Sakit setingkat kelas C milik Yayasan Bakti Timah, yang terletak di Jalan Bukit Baru, Batin Tikal, Taman Sari Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka-Belitung. Rumah Sakit ini pada awalnya merupakan sebuah Rumah Sakit yang didirikan oleh perusahaan Hindia Belanda Banka Tin Winningbedrijf (BTW) sekitar tahun 1900.

Setelah kemerdekaan Banka Tin Winningbedrijf (BTW) dinasionalisasikan maka perusahaan ini sepenuhnya milik negara pada tahun 1953, namun pada tahun 1969-1990 perusahaan ini milik PT.

Timah dan status perusahaan menjadi Rumah Sakit Unit Tambang karena adanya restrukturisasi perusahaan maka Rumah Sakit dikelola secara terpisah (Swakelola) oleh para dokter yang dulu bekerja di PT. Timah Tbk (1993-1994), pada waktu itu Rumah Sakit mendapat subsidi berupa gaji karyawan selama 15 bulan dan pada tahun 1993 dibentuk Yayasan Bakti Timah sebagai badan hokum yang akan mengelola Rumah Sakit.

Penghibahan tanah, bangunan dan alat-alat kedokteran, alat kesehatan, obat-obatan oleh PT. Timah Tbk kepada Yayasan Bakti Timah.

Tepatnya pada bulan April tahun 1994 Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdiri sebagai Rumah Sakit Swasta murni dengan luas area 33.600 m2, luas bangunan 13.661 m2, dengan tempat tidur yang tersedia 98 tempat tidur. Pada waktu penyerahan keadaan bangunan dan tata letak ruang sudah dalam keadaan rusak, maka pada tahun 1996 diadakan renovasi atau pengaturan kembali tata letak ruang dan selesai pada tahun 1998, dengan sumber dana berasal dari Rumah Sakit dan pinjaman bank.

Dengan adanya renovasi ruangan tersebut kinerja Rumah Sakit terlihat meningkat baik rawat jalan maupun rawat inap. Pada tahun 2000 hingga saat ini ada penambahan bangunan dan jumlah tempat tidur bertambah sehingga total tempat tidur yang tersedia pada tahun 2014 sebanyak 134 tempat tidur.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, maka Rumah Sakit Bakti Timah merasa perlu dan harus mempunyai standar yang diakui oleh pemerintah dengan jalan melaksanakan dan mengikuti pedoman standar pelayanan Rumah Sakit, pelayanan medis, keperawatan, administrasi, dan rekam medis sehingga Rumah Sakit dapat terakreditasi. Untuk peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan penilaian akreditasi Pentahapan I (5 pelayanan) dan sedang dalam proses untuk akreditasi Joint Commision International (JCI).

5.1.2 Visi, Misi, Tujuan, Motto, dan Budaya Kerja Rumah Sakit a. Visi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Menjadikan Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang sebagai pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan secara professional, berkualitas dan terpercaya.

b. Misi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme sumber daya Rumah Sakit dalam pelayanan kesehatan.

c. Tujuan Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang 1. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

2. Tujuan Khusus

Mempertahankan keberadaan Rumah Sakit dalam rangka mendukung pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

d. Motto Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Mitra Terpercaya Layanan Kesehatan Keluarga Dan Masyarakat.

e. Budaya Kerja Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Rumah Sakit sebagai suatu organisasi mempunyai pedoman dasar untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan pada pelanggannya.

Sumber daya Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang juga mempunyai pedoman untuk dapat bekerja menjadi sumber daya yang

bermoral, disiplin, dan bijak dalam melakukan tugas pekerjaannya serta selalu mempunyai rasa memiliki kebersamaan terbuka dan kebersihan dalam memberikan informasi kepada pelanggannya.

Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang mempunyai budaya kerja yaitu 3K dan 3A. Adapun budaya kerja 3K yaitu :

a. Keterbukaan

Secara harfiah arti dari keterbukaan adalah kita sebagai karyawan harus saling memberikan informasi yang benar, baik kepada sesama karyawan maupun kepada pelanggan kita dan siap untuk menerima koreksi dari siapapun untuk memperbaiki kinerja Rumah Sakit.

b. Kebersamaan

Yang dimaksud dengan kebersamaan adalah rasa tanggung jawab bersama terhadap seluruh prosedur dan etika yang berjalan di Rumah Sakit.

c. Kebersihan

Dalam melaksanakan tugas pekerjaan selalu bersifat jujur dan tidak mempunyai sifat ingin menguntungkan diri sendiri ataupun grup maupun organisasi.

Sedangkan budaya kerja 3A yaitu : a. Asah

Seluruh sumber daya Rumah Sakit selalu melakukan pembelajaran diri untuk meningkatkan kemampuan dan keahliannya.

b. Asih

Sebagai sumber daya yang dipercaya karyawan Rumah Sakit harus menjaga mutu pelayanan dan melayani pasien dengan penuh kasih dan tanggung jawab.

c. Asuh

Dalam memberikan pelayanan yang prima karyawan Rumah Sakit harus menekankan pada asuhan keperawatan yang bermutu sesuai standar.

5.1.3 Status dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

a. Status Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang mendapatkan izin operasional yang dikeluarkan oleh Dirjen Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan dengan nomor surat izin HK.03.05/I/1302/11 yang memiliki masa berlaku selama 6 tahun.

b. Struktur Organisasi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

Bagan 5.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

5.1.4 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap

Secara ringkas alur pelayanan rawat inap adalah sebagai berikut : pasien masuk yang telah diputuskan untuk menjalani rawat inap dapat melalui rujukan dari dokter jaga di instalasi rawat jalan atau instalasi gawat darurat. Pasien masuk kemudian menjalani pelayanan perawatan setelah dilakuka prosedur penempatan klasifikasi di kelas I, II, III. Pasien dengan klasifikasi perawatan di ruang VIP atau VVIP menjalani prosedur khusus yang terpisah.

Pasien di semua kelas perawatan menjalani pemeriksaan yang dilayani oleh beberapa dokter. Penanganan oleh tenaga medis di instalasi rawat inap dilaksanakan sesuai dengan penyakit yang diderita.

Kegiatan pelayanan rawat inap diselenggarakan pada instalasi rawat inap dimana ruang rawat inap di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang memiliki pengklasifikasian yang terdiri dari :

1. Instalasi rawat inap VVIP, VIP, dan Utama 2. Instalasi rawat inap kelas I, III, dan III 3. Instalasi rawat kebidanan

Selain itu terdapat instalasi perawatan ruang isolasi dan perawatan intensif (ICU). Kapasitas tempat tidur tersedia terdiri dari :

1. Kelas VVIP : 1 tempat tidur 2. Kelas VIP : 12 tempat tidur 3. Kelas Utama : 10 tempat tidur 4. Kelas I : 16 tempat tidur

5. Kelas II : 41 tempat tidur 6. Kelas III : 24 tempat tidur 7. R. Isolasi : 4 tempat tidur 8. R. Kebidanan : 18 tempat tidur 9. R. ICU : 6 tempat tidur

5.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Lama Hari Pasien Dirawat (LOS) di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014

Nilai Length of Stay (LOS) pada triwulan I-IV tahun 2014 untuk ruang rawat inap anggrek menurut perhitungan menggunakan rumus Barber-Johnson dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 LOS Tahun 2014 Menurut Perhitungan Rumus Barber-Johnson

Bulan Lama

Dirawat Jumlah

Hari Jumlah Pasien

Keluar LOS (Hari)

Januari 292 31 76 3,84

Februari 251 28 77 3,26

Maret 256 31 80 3,2

Triwulan I 799 90 233 3,43

April 231 30 78 2,96

Mei 260 31 87 2,99

Juni 247 30 86 2,87

Triwulan II 738 91 251 2,94

Juli 235 31 82 2,87

Agustus 234 31 69 3,39

September 276 30 74 3,73

Tabel 5.1 LOS Tahun 2014 Menurut Perhitungan Rumus Barber-Johnson

Triwulan III 745 92 225 3,31

Oktober 290 31 86 3,37

November 217 30 82 2,64

Desember 252 31 73 3,45

Triwulan IV 759 92 241 3,15

TAHUN 2014 3041 365 950 3,20

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Standar nilai indikator LOS menurut Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Berdasarkan Grafik 5.1, menunjukkan nilai LOS ruang Anggrek selama tahun 2014 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai 3,84 hari yang artinya telah memenuhi standar Barber-Johnson, sedangkan nilai LOS terendah terjadi pada bulan November dengan nilai 2,64 hari yang artinya belum memenuhi standar Barber-Johnson.

Bulan

Grafik 5.1 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014

3,84

Tabel 5.1 LOS Tahun 2014 Menurut Perhitungan Rumus Barber-Johnson (lanjutan)

Bulan Lama

Dirawat Jumlah

Hari Jumlah Pasien

Keluar LOS (Hari)

Triwulan III 745 92 225 3,31

Oktober 290 31 86 3,37

November 217 30 82 2,64

Desember 252 31 73 3,45

Triwulan IV 759 92 241 3,15

TAHUN 2014 3041 365 950 3,20

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Standar nilai indikator LOS menurut Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Berdasarkan Grafik 5.1, menunjukkan nilai LOS ruang Anggrek selama tahun 2014 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai 3,84 hari yang artinya telah memenuhi standar Barber-Johnson, sedangkan nilai LOS terendah terjadi pada bulan November dengan nilai 2,64 hari yang artinya belum memenuhi standar Barber-Johnson.

Bulan

Grafik 5.1 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014

3,84

Tabel 5.1 LOS Tahun 2014 Menurut Perhitungan Rumus Barber-Johnson (lanjutan)

Bulan Lama

Dirawat Jumlah

Hari Jumlah Pasien

Keluar LOS (Hari)

Triwulan III 745 92 225 3,31

Oktober 290 31 86 3,37

November 217 30 82 2,64

Desember 252 31 73 3,45

Triwulan IV 759 92 241 3,15

TAHUN 2014 3041 365 950 3,20

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Standar nilai indikator LOS menurut Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Berdasarkan Grafik 5.1, menunjukkan nilai LOS ruang Anggrek selama tahun 2014 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai 3,84 hari yang artinya telah memenuhi standar Barber-Johnson, sedangkan nilai LOS terendah terjadi pada bulan November dengan nilai 2,64 hari yang artinya belum memenuhi standar Barber-Johnson.

Bulan

Grafik 5.1 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014

3,84

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Standar LOS menurut teori Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Berdasarkan Grafik 5.2, terlihat bahwa nilai LOS pada triwulan I, II, III, IV tahun 2014 mengalami fluktuasi nilai LOS, nilai LOS tertinggi terjadi pada triwulan I yaitu 3,43 hari yang artinya pada triwulan I nilai LOS telah memenuhi standar Barber-Johnson. Nilai LOS terendah terjadi pada triwulan II yaitu 2,94 hari yang artinya pada triwulan II nilai LOS belum memenuhi standar Barber-Johnson. Pada triwulan IV nilai LOS yaitu 3,15 hari yang artinya telah memenuhi standar Barber-Johnson, namun pada triwulan tersebut terdapat nilai LOS yang belum memenuhi standar Barber-Johnson yaitu terjadi pada bulan November (2,64 hari).

Triwulan

Grafik 5.2 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014

3,43

2,94

3,31

3,15

Hari

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Standar LOS menurut teori Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Berdasarkan Grafik 5.2, terlihat bahwa nilai LOS pada triwulan I, II, III, IV tahun 2014 mengalami fluktuasi nilai LOS, nilai LOS tertinggi terjadi pada triwulan I yaitu 3,43 hari yang artinya pada triwulan I nilai LOS telah memenuhi standar Barber-Johnson. Nilai LOS terendah terjadi pada triwulan II yaitu 2,94 hari yang artinya pada triwulan II nilai LOS belum memenuhi standar Barber-Johnson. Pada triwulan IV nilai LOS yaitu 3,15 hari yang artinya telah memenuhi standar Barber-Johnson, namun pada triwulan tersebut terdapat nilai LOS yang belum memenuhi standar Barber-Johnson yaitu terjadi pada bulan November (2,64 hari).

Triwulan

Grafik 5.2 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014

3,43

2,94

3,31

3,15

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Standar LOS menurut teori Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Berdasarkan Grafik 5.2, terlihat bahwa nilai LOS pada triwulan I, II, III, IV tahun 2014 mengalami fluktuasi nilai LOS, nilai LOS tertinggi terjadi pada triwulan I yaitu 3,43 hari yang artinya pada triwulan I nilai LOS telah memenuhi standar Barber-Johnson. Nilai LOS terendah terjadi pada triwulan II yaitu 2,94 hari yang artinya pada triwulan II nilai LOS belum memenuhi standar Barber-Johnson. Pada triwulan IV nilai LOS yaitu 3,15 hari yang artinya telah memenuhi standar Barber-Johnson, namun pada triwulan tersebut terdapat nilai LOS yang belum memenuhi standar Barber-Johnson yaitu terjadi pada bulan November (2,64 hari).

Triwulan

Grafik 5.2 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014

3,43

2,94

3,31

3,15

5.3 Hasil Perhitungan Rata-rata Lama Hari Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI) di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014

Nilai Turn Over Inteval (TOI) pada triwulan I-IV tahun 2014 untuk ruang rawat inap anggrek menurut perhitungan menggunakan rumus Barber-Johnson dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 TOI Tahun 2014 Menurut Perhitungan Rumus Barber-Johnson

Bulan Lama

Januari 292 31 76 10 0,24

Februari 251 28 77 10 0,38

Maret 256 31 80 10 0,68

Triwulan I 799 90 233 10 0,43

April 231 30 78 10 0,88

Mei 260 31 87 10 0,57

Juni 247 30 86 10 0,62

Triwulan II 738 91 251 10 0,69

Juli 235 31 82 10 0,91

Agustus 234 31 69 10 1,10

September 276 30 74 10 0,32

Triwulan III 745 92 225 10 0,78

Oktober 290 31 86 10 0,23

November 217 30 82 10 1,01

Desember 252 31 73 10 0,79

Triwulan IV 759 92 241 10 0,67

TAHUN 2014 3041 365 950 10 0,64

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Tahun 2014

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang tahun 2014

Standar nilai indikator TOI menurut Barber-Johnson yaitu 1-3 hari.

Berdasarkan Grafik 5.3, menunjukkan selama tahun 2014 nilai TOI ruang Anggrek yang memenuhi standar Barber-Johnson hanya terjadi pada bulan Agustus (1,10 hari) dan bulan November (1,01 hari).

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang tahun 2014

Grafik 5.3 Nilai Perhitungan Indikator TOI Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014

0,24

Grafik 5.4 Nilai Perhitungan Indikator TOI Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014

0,43

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang tahun 2014

Standar nilai indikator TOI menurut Barber-Johnson yaitu 1-3 hari.

Berdasarkan Grafik 5.3, menunjukkan selama tahun 2014 nilai TOI ruang Anggrek yang memenuhi standar Barber-Johnson hanya terjadi pada bulan Agustus (1,10 hari) dan bulan November (1,01 hari).

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang tahun 2014

Grafik 5.3 Nilai Perhitungan Indikator TOI Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014

0,24

Grafik 5.4 Nilai Perhitungan Indikator TOI Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014

0,43

Sumber: Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang tahun 2014

Standar nilai indikator TOI menurut Barber-Johnson yaitu 1-3 hari.

Standar nilai indikator TOI menurut Barber-Johnson yaitu 1-3 hari.

Dokumen terkait