• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.1 Wujud Deiksis pada Rubrik Kolom

4.2.1.1 Deiksis Eksofora

Deiksis luar-tuturan atau eksofora merupakan ungkapan deiksis yang rujukannya berada di luar tuturan. Ungkapan deiksis pada deiksis eksofora ini merujuk sesuatu yang tidak dibicarakan dalam tuturan tertapi sesuatu yang berada di luar tuturan. Untuk mengetahui maksud rujukan pada ungkapan deiksis eksofora ini yakni tergantung pada konteks tuturan.

4.2.1.1.1 Deiksis Persona

Deiksis persona merupakan kata ganti orang yang terlibat dalam suatu tuturan. Dalam bahasa Indonesia dikenal berberapa kata ganti orang. Pada penelitian ini deiksis persona terdiri dari dua bagian yakni (1) deiksis persona pertama, dan (2) deiksis persona kedua. Deiksis persona ketiga merupakan deiksis endofora karena memiliki rujukan di dalam tuturan dan terdapat pada kontituen sebelah kiri atau kanan maka tidak dipaparkan pada subbab eksofora.

1) Deiksis Persona Pertama

Deiksis persona pertama yaitu deiksis yang memiliki rujukan pada diri seseorang yang sedang melakukan pembicaraan atau seorang penutur. Pada deiksis persona pertama tunggal ini ada beberapa ungkapan deiksis yang

ditemukan yakni aku dan saya. Ungkapan deiksis aku adalah sebagai bentuk bebas juga memiliki bentuk terikat yaitu –ku, dan ku. Dalam bahasa Indonesia ungkapan deiksis aku digunakan untuk merujuk pada penutur dalam ranah informal misalnya di antara dua peserta tindak tutur yang saling mengenal atau memiliki hubungan yang sudah akrab. Ungkapan saya digunakan dalam ranah formal misalnya dalam suatu ceramah, kuliah, atau antara dua peserta tindak tutur yang belum mengenal tetapi juga dapat digunakan dalam ranah informal. Kata aku dan saya dapat berfungsi yang sama. Deiksis persona pertama juga memiliki bentuk jamak yakni ungkapan deiksis kita dan kami. Kata kita untuk menyatakan diri pertama jamak dan orang yang diajak bicara termasuk di dalamnya dana digunakan oleh siapa dan situasi apa pun. Kata kami untuk menyatakan diri pertama jamak dan orang yang diajak berbicara tidak termasuk serta dapat digunakan.

a. Aku, -ku, dan ku-

Kata aku digunakan untuk menggantikan diri si pembicara dan dapat digunakan kepada teman yang sudah akrab, orang yang lebih muda, orang yang lebih rendah status atau kedudukan sosialnya, dan dalam situasi informal (Chaer, 2011:92). Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata aku, -ku, dan ku tidak ada digunakan karena pada subjek yang menjadi penelitian yakni rubrik kolom di harian Jawa Pos edisi September-Desember 2015 merupakan ranah formal yang harus menggunakan bahasa yang baik dan benar dan secara tata bahasa baku formal.

b. Saya

Kata saya digunakan untuk menggantikan diri si pembicara dan dapat digunakan oleh siapa saja terhadap siapa saja dan biasanya digunakan pada situasi formal (Chaer, 2011:92). Perhatikan contoh di bawah ini yang menunjukkan deiksis persona pertama saya.

(1) Yang saya maksud dengan “membaca” adalah praktik mempelajari sesuatu dengan lengkap, utuh, tidak sepotong-potong.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Zen R.S penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 01-09-2015. Tuturan ini berkaitan dengan orang-orang yang sering berkomentar dengan sembarangan tanpa fakta yang terpercaya melalui internet. Zen R.S mengemukakan pemahaman mengenai cara membaca dengan baik dan benar.)

(2) Bagi saya, para inlander adalah mereka yang mudah terpukau oleh orang kaya saat berada di luar negeri, diundang untuk ketemu oleh orang kaya di negara tersebut dan langsung mau begitu saja sampai lupa dengan jabatannya.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Rhenal Kasali penulis komo di harian Jawa Pos edisi Sabtu 26-09-2015.Tuturan tersebut berkaitan dengan kata inlander yang diberikan oleh Belanda kepada Indonesia sebagai ejekan. Inlander adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan bangsa yang dijajah secara fisik dan seccara mental. Orang yang terjajah secara mental diindikasikan dnegan orang yang mau bekerja jika diperintah, mudah diadu domba dan mengadu, pendendam, tidak percaya diri dan lainnya.)

Tuturan pada data (1) dan (2) merupakan kalimat dari rubrik kolom di harian Jawa Pos. Pada tuturan di atas merupakan deiksis persona karena kalimat mengandung kata deiksis persona pertama yakni saya. Kata saya merupakan kata deiksis persona pertama yang berfungsi untuk menggantikan kata ganti orang pertama yakni orang yang sedang melakukan pembicaraan. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat dibuktikan bahwa deiksis persona pertama saya tidak memiliki rujukan yang tetap. Rujukan saya dapat merujuk berpindah-pindah dengan tergantung pada konteks tuturan dan siapa yang sedang berbicara.

Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata saya tetapi kedua data (1) dan (2) memiliki rujukan yang berbeda-beda.

Pada tuturan (1) pembicara adalah penulis rubrik kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa, 01-09-2015 yakni Zen R.S. Zen R.S mengungkapkan mengenai tentang banyaknya informasi yang disebarkan melalui media internet dan belum bisa dibuktikan kebenarannya tetapi dengan mudahnya dipercaya oleh pengguna media internet bahkan sampai membagikan kepada pengguna internet lainnya melalui media sosial di internet. Informasi di internet sangat mudah untuk didapatkan dengan bermodal kouta internet dan handphone canggih yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Jika dibandingkan dengan membaca buku yang memuat informasi yang dipercaya dan dapat dibuktikan memerlukan banyak waktu, pergi mencari buku dan membaca memegang buku.

Pada tuturan (2) pembicara adalah Rhenald Kasali penulis kolom di rubrik kolom harian Jawa Pos edisi Sabtu, 26-09-2015. Rhenald Kasali berpendapat mengenai sifat inlander yang diberikan kepada rakyat Indonesia karena telah di jajah oleh negara Belanda selama 350. Rakyat Indonesia dikenal memiliki sifat yang sulit bekerja apabila diperintah, mudah diadu domba dan mengadu domba. Rhenald Kasali juga memberikan contoh orang yang memiliki sikap inlander seperti anggota DPR Indonesia yang menghadiri kampanye kandidat calon presiden Amerika Serikat yakni Trump dengan mewakili rakyat Indonesia dan menggunakan uang negara untuk pergi ke luar negeri.

c. Kita

Kata kita digunakan untuk menyatakan orang pertama jamak yang diajak berbicara termasuk di dalamnya dan dapat digunakan oleh siapa saja dan kepada siapa saja dalam situasi apa saja. (Chaer, 2011:94). Perhatikan contoh di bawah ini yang menunjukkan deiksis persona pertama kita.

(3) Di Jakarta saja, kita sudah saksikan tiang-tiang monorel yang bernasib serupa.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Rhenald Kasali penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Jumat 11-09-2015 kepada pembaca kolom. Tuturan ini berkaitan dengan proyek monorel oleh Basuki Tjahaja Purnama membatalkan proyek monorel karena kontraktor tidak bisa memenuhi kewajian yang dituntuk oleh pemerintah. Salah satu syarat dari pemerintah adalah kontraktor harus memenuhi kecukupan modal dan harus ada perjanjian bahwa jika proyek berhenti sebelum selesai maka semua aset yang sudah berdiri akan menjjadi pemerintah DKI.)

(4) Teknologi penemuan ahli kita kurang memiliki kesempatan untuk diterapkan.

(Konteks tuturan : Tuturan inni dikemukakan oleh Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi kamis 05-11-2015 kepada pembaca kolom khususnya masyarakat Indonesia. Tuturan ini berkaitan dengan kesempatan yang kurang diberikan kepada ahli penemu teknologi dari Indonesia digunakan di Indonesia sehingga dapat menemukan kekurangan dan memperbaiki dan menyempurnakan.)

Tuturan pada data (3) dan data (4) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis persona pertama jamak yakni kata kita. Kata kita merupakan kata deiksis persona pertama jamak yang berfungsi untuk menggantikan orang yang berbicara dan orang yang terlibat dalam proses tuturan yakni penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan di atas adalah penulis kolom di harian Jawa Pos. Mitra tutur dalam tuturan di atas adalam pembaca rubrik kolom harian Jawa Pos. Berdasarkan contoh pada data (3) dan (4) dapat dibuktikan bahwa kata kita tidak memiliki rujukan yang tetap. Rujukan kata kita

berpindah-pindah berdasarkan konteks tuturan dan siapa penutur dan mitra tutur. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata kita tetapi kedua data (3) dan (4) memiliki rujukan yang berbeda-beda.

Tuturan pada data (3) merupakan pendapat Rhenald Kasali yang dimuat di rubrik kolom di harian Jawa Pos edisi Jumat, 11-09-2015 mengenai tanggapan tentang proyek yang ada di Indonesia masih perlu dibenahi dan perlu aturan- aturan tertentu agar mampu untuk menyelesaikan proyek dengan tepat waktu dan memiliki kualitas yang baik juga tahan lama. Rhenald Kasali mencoba memberikan contoh kepada pembaca kolom mengenai proyek yang setengah jadi di ibu kota Jakarta yakni monorel belum bisa diselesaikan hingga tahun 2015 karena kontraktor belum mampu memenuhi dana yang diperlukan.Bagi kontraktor harus mampu memperhitungkan prediksi keuangan yang diperlukan dalam membangun proyek dan memiliki cadangan dana ketika sewaktu-waktu diperlukan dana lebih.

Tuturan pada data (4) merupakan tuturan dari Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin 09-11-2015. Dahlan Iskan mengungkapkan kepada pembaca kolom mengenai teknologi yang menjadi penemuan oleh rakyat Indonesia kurang dihargai dan kurang mendapatkan dukungan dari pemerintah. Tanpa mendapatkan dukungan dari pemerintah mustahil penemuan dapat diujicobakan. Suatu penemuan harusnya dapat diujicobakan untuk menemukan kekurangan dari penemuan juga dapat membuat penemuan menjadi sempurna.

d. Kami

Kata kami digunakan untuk meyatakan orang pertama jamak dan orang yang diajak berbicara tidak masuk serta di dalamnya dalam situasi apa saja dan kepada siapa saja (Chaer, 2011:93). Perhatikan contoh di bawah ini yang menunjukkan deiksis persona pertama kami.

(5) Maka sistem tender lama kami ubah: harganya pun anjlok tinggal Rp 37 miliar per buah.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukan oleh Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Seni 09-11-2015. Tuturan ini berkaitan dengan cara kepemimpinan Dahlan Iskan pada tahun 2010 di PLN dengan mengubah sistem tender dalam menangani pengadaan barang. Pengggunaan tender kurang dipercaya karena adanya permainan terhadap harga dengan cara tertentu yang bukan melanggar pidana tetapi merugikan bagi pengguna.)

(6) Ini bagus karena pada akhirnya apa yang kami lakukan adalah untuk rakyat dan kami akan terus menjaganya.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III kepada Karim Kaslan ketika diwawancarai seccara eksklusif. Tuturan inni berkaitan dengan pertanyaan mengenai perbaikan yang akan dilakukan pemerintan Filipina terhadap penyediaan insfrastruktur. Pemerintah Filipina yang berusaha memenuhi semua keperluan rakyat Filipina dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan rakyat.)

Tuturan pada data (5) dan data (6) merupakan tuturan yang berupa kalimat di rubrik kolom harian Jawa Pos. Tuturan pada data (5) dan (6) merupakan kalimat yang mengandung kata deiksis persona yakni kami. Kata kami adalah kata deiksis persona pertama jamak yang berfungsi untuk menggantikan orang yang sedang berbicara dan orang yang terlibat dalam tindakan bersama penutur. Berdasarkan data (5) dan (6) dapat dibuktikan bahwa kata kami merupakan kata deiksis yang tidak memiliki rujukan yang tetap. Kata kami memiliki rujukan yang berpindah-pindah bergantung pada konteks tuturan dan kepada siapa penutur.

Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata kami tetapi kedua data (5) dan (6) memiliki rujukan yang berbeda-beda.

Penutur dalam tuturan data (5) adalah penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin, 09-11-2015 yakni Dahlan Iskan dalam konteksnya sebagai Dirut PLN tahun 2010. Tuturan pada data (5) merupakan pendapat Dahlan Iskan yang dimuat di kolom harian Jawa Pos edisi Senin, 09-11-2015. Dahlan Iskan mengungkapkan mengenai tender dalam pengadaan alat dan barang pada Perusahaan Listrik Negara pada tahun 2010 ketika Dahlan Iskan menjadi direktur utama PLN. Dahlan Iskan mencoba memecahka solusi dalam mengurangi penggunaan biaya dalam pengadaan alat dan barang dengan menggunakan dan memanfaatkan sesuatu yang bisa di manfaatkan dan digunakan. Sistem tender di negara Indonesia biasanya mampu memainkan harga sehingga dapat membebani konsumen yang menggunakan.

Tuturan pada data (6) dituturkan oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III kepada Karim Kaslan ketika dilakukan wawancara eksklusif mengenai kepemimpinan Presiden Filipina Benigno Aquino III dan pejabat Filipina lainnya dalam memenuhi tuntutan sebagai pemimpin rakyat yang harus mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Presiden Filipina Benigno Aquino III bersama dengan para pejabat negara Filipina melakukan sesuatu selalu dapat dipengaruhi kehidupan yang baik bagi rakyat Filipina dan dengan sikap adil kepada semua orang yang berada di Filipina.

2) Deiksis Persona Kedua

Deiksis persona kedua yaitu ungkapan yang digunakan untuk menggantikan diri orang yang sedang diajak bicara. Deiksis persona kedua tunggal meliputi engkau, kamu, Anda, Saudara. Deiksis persona kedua juga memiliki bentuk terikat seperti kau- dan -mu juga. Kata kalian merupakan bentuk jamak. Kata engkau dan kamu hanya dapat digunakan di antara peserta ujaran yang sudah memiliki hubungan yang akrab atau dapat digunakan untuk orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi untuk menyapa lawan bicara yang berstatus sosial lebih rendah. Kata Anda dan saudara digunakan untuk menyatakan orang yang diajak bicara yang belum dikenal dan dianggap berumur sebaya dalam situasi formal. Kata kalian menyatakan diri orang kedua atau orang yang diajak bicara dan berjumlah lebih dari dua orang, dapat digunakan pada orang yang lebih muda.

a. Engkau dan kau

Kata engkau memiliki singkatan yakni kau. Kata engkau menyatakan diri orang kedua atau orang yang diajak bicara dapat digunakan kepada orang yang sudah akrab, orang yang lebih muda, orang yang lebih rendah status atau kedudukan sosialnya dalam situasi informal (Chaer, 2011:95). Berdasarkan data yang diperoleh, penggunaan kata engkau tidak ditemukan karena pada rubrik kolom merupakan situasi formal dan jika digunakan kata engkau dianggap tidak sopan dan bukan pada tempatnya. Kata engkau digantikan dengan menggunakan kata yang lebih pantas yakni kata Anda.

b. Kamu dan –mu

Kata kamu mempunyai singkatan yakni –mu yang berupa bentuk terikat. Kata kamu digunakan untuk menyatakan diri orang kedua atau orang yang diajak bicara, dapat digunakan kepada orang yang lebih muda, orang yang lebih rendah status atau kedudukan sosialnya, dan dalam situasi-situasi tertentu (Chaer, 2011:94). Berdasarkan data yang diperoleh, penggunaan kata kamu dan -mu tidak ditemukan karena pada rubrik kolom merupakan situasi formal dan jika digunakan kata kamu dan -mu dianggap tidak sopan dan bukan pada tempatnya. Kata kamu dan -mu digantikan dengan menggunakan kata yang lebih pantas yakni kata Anda. c. Anda

Kata Anda digunakan untuk menyatakan diri kedua atau orang yang diajak berbicara, dapat digunakan kepada orang yang belum dikenal dan diperkirakan berusia sebaya dalam situasi formal (Chaer, 2011:96). Perhatikan contoh di bawah ini yang menunjukkan deiksis persona pertama Anda.

(7) Anda juga bisa melihat rekamannya di Youtube.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Rhenald Kasali penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Kamis 17-09-2015 ditujukan kepada pembaca kolom. Tuturan ini berkaitan dengan joke yang dilakukan komedian Amerika Serikat yakni Maher berisi ejekan kepada Donald Trump. Joke itu mengejek Trump bahwa Trump adalah jika Trump bisa membuktikan bahwa Trump bukan anak orang utan, Maher akan membayar 5 juta dollar.)

(8) Bagi Anda, mengapa APEC masih dianggap penting?

(Kontesk tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Karim Raslan penulis kolom di harian jawa Pos edisi Jumat 20-11-2015 kepada presiden Filipina Benigno Aquino III. Tuturan ini berkaitan dengan akan dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pasific Economic Cooperation pada tanggal 18 November 2015 di Filipina sebagai tuan rumah tahun 2015. Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pasific Economic Cooperation 2015 dihadiri oleh perwakilan dari 21 negara anggota APEC.)

Tuturan pada data (7) dan (8) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis persona kedua yakni Anda. Kata Anda merupakan kata deiksis persona kedua yang berfungsi untuk menggantikan tujuan pada mitra tutur. Berdasarkan contoh (7) dan (8) terbukti bahwa kata Anda merupakan kata deiksis yang tidak memiliki rujukan yang tetap. Rujukan pada kata anda memiliki rujukan yang berpindah-pindah bergantung kepada siapa mitra tutur yang diajak berbicara. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata Anda tetapi kedua data (7) dan (8) memiliki rujukan yang berbeda-beda.

Tuturan pada data (7) merupakan pendapat yang diungkapkan oleh Rhenald Kasali yang dimuat pada rubrik kolom harian Jawa Pos edisi Kamis, 17-09-2015. Mitra tutur pada data (7) adalah pembaca kolom harian Jawa Pos edisi Kamis, 17- 09-2015 yang diajak berbicara oleh Rhenald Kasali. Rhenald Kasali mengungkapkan permasalahan mengenai Donald Trump yang menjadi bahan pembicaraan karena warna rambut yang kecoklatan disamakan dengan bulu orang utan oleh seorang komedian bernama Maher yang membuat joke mengenai persamaan warna rambut Trump dengan bulu orang utan pada salah satu stasiun televisi di Amerika Serikat. Joke yang dibuat Maher adalah bentuk kekesalah terhadap Trump yang sering kali menghujat presiden Barack Obama.

Tuturan pada data (8) dituturkan oleh Karim Kasali penulis kolom harian Jawa Pos edisi Jumat, 20-11-2015. Rubrik kolom edisi Jumat, 20-11-2015 merupakan rekaman hasil wawancara Karim Kasali kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III secara eksklusif. Karim Kasali mengajukan beberapa pertanyaan kepada Filipina Benigno Aquino III, salah satunya mengenai APEC

yang akan terlaksana pada tanggal 18 November 2015 di Filipina. Mitra tutur pada data (8) adalah Filipina Benigno Aquino III yang diwawancarai oleh penutur yakni Karim Kaslan.

d. Kalian

Kata kalian digunakan untuk menyatakan diri orang kedua, atau orang yang diajak berbicara yang jumlahnya lebih dari seorang dapat digunakan terhadap ornag-orang yang lebih muda atau orang-orang yang lebih rendah status atau kedudukan sosialnya (Chaer, 2011:96). Berdasarkan data yang diperoleh, penggunaan kata kalian tidak ditemukan karena pada rubrik kolom merupakan situasi formal dan jika digunakan kata engkau dianggap tidak sopan kepada mitra tutur. Rubrik kolom di harian Jawa Pos dibaca oleh semua kalangan maka dari itu sebaiknya menggunakan kata-kata bahasa Indonesia yang baik dan benar dan bermaksud sopan.

4.2.1.1.2 Deiksis Ruang

Deiksis ruang berkaitan dengan rujukan pada suatu tempat atau lokasi yang dipergunakan pada suatu tuturan. Deiksis ruang dapat berupa leksem demonstratif dan leksem lokatif. Leksem demonstratif berfungsi untuk menunjukkan sesuatu hal dan leksem lokatif berfungsi untuk menunjuk tempat atau lokasi yang jauh juga dekat dengan penutur dan mitra tutur. Leksem demonstratif dapat berupa kata Ini, itu, begini, begitu dan leksem lokatif berupa kata sini, situ, sana.

1. Deiksis Ruang Berupa Demonstratif

Deiksis ruang berupa demonstratif memiliki dua hal penting yakni kata ini dan itu yang berfungsi untuk menunjukkan benda pada suatu tempat. Kata ini digunakan untuk menunjuk pada benda atau tempat yang dekat dengan persona pertama dan kata itu digunakan untuk menunjuk pada benda yang jauh dari persona pertama tetapi yang dekat dengan persona kedua.

a. Ini

Kata ini merupakan kata penunjuk yang berfungsi untuk menunjuk benda yang dekat dengan pembicara (Chaer, 2011:111). Perhatikan contoh di bawah ini yang menunjukkan deiksis ruang ini.

(9) Lalu, pernahkah mereka berbuat hal yang penting bagi bangsa ini? (Konteks Tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Rhenald Kasali penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Sabtu 26-09-2015. Tuturan ini berkaitan dengan ketua dan wakil DPR Indonesia yang menghadiri undangan Trump yang sedang melaksanakan kampanye Presiden di AS. Anggota DPR Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan rakyat kecil di Indonesia, tetapi anggota DPR mampu membuat kehidupan DPR mewah dan pergi kemana-mana di luar negeri mengatasnamakan Indonesia.)

(10) Provinsi ini, dengan ibu kota Monterey, memang provinsi ketiga terbesar di Meksiko, tapi nomor dua dalam ekonomi.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Dahlan Iskan penulis kolom di haria Jawa Pos edisi Senin 02-11-2015. Tuturan ini berkaitan dengan provinsi yang di pimpin oleh Bronco seorang Gubernur yang berani mati hanya demi membela rakyat dan dalam menanggani korupsi di provinsi. Penangganan korupsi oleh Bronco menjadikan provinsi mampu meningkatkan perekonomian menajdi baik dan meningkat.)

Tuturan pada data (9) dan (10) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis ruang yakni ini. Kata ini adalah kata deiksis ruang yang berfungsi untuk menunjukkan suatu benda atau tempat yang dekat dengan

penutur. Berdasarkan data (9) dan (10) dapat dibuktikan bahwa kata ini merupakan kata deiksis yang tidak memiliki rujukan yang tetap dna memiliki rujukan yang berpindah-pindah bergantung pada konteks tuturan dan dimana tuturan dilakukan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata ini tetapi kedua data (9) dan (10) memiliki rujukan yang berbeda-beda.

Tuturan pada data (9) merupakan pendapat dari Rhenald Kasali yang dimuat di rubrik kolom di ahrian Jawa Pos edisi Sabtu, 26-09-2015. Rhenald Kasali sedang berada di negara Indonesia ketika melakukan tuturan (9). Rhenald Kasali mengungkapkan mengenai anggota DPR RI yang menghadiri kampanye calon Presiden yang pro-israel yakni Donald Trump di Amerika Serikat dengan mengatasnamai rakyat Indonesia dan pergi ke Amerika Serikat dengan tujuan

Dokumen terkait