• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.1 Wujud Deiksis pada Rubrik Kolom

4.2.1.2 Deiksis Endofora

Deiksis dalam-tuturan (Endofora) merupakan deiksis yang memyoroti sesuatu yang bersifat sintaksis suatu tuturan. Deiksis endofora berkaitan dengan titik orientasi yang berada dalam kalimat atau tuturan. Rujukan pada deiksis endofora adalah pada konstituen di sebelah kiri maupun sebelah kanan ungkapan deiksis endofora. Bentuk deiksis endofora yang merujuk pada konstituen di sebelah kiri merupakan bentuk deiksis anafora dan bentuk deiksis endofora yang merujuk pada konstituen sebelah kanan merupakan bentuk katafora. Dalam bahasa Indonesia deiksis endofora anafora/katafora terbbagi menjadi dua ragam yakni deiksis endofora anafora/katafora persona dan deiksis endofora anafora/katafora bukan persona. Ungkapan deiksis yang muncul pada penelitian ini adalah berjumlah 196. Dari 196 tersebut 77 merupakan deiksis endofora. Ungkapan deiksis endofora tersebut terdiri dari 72 deiksis anafora dan 5 deiksis katafora.

4.2.1.2.1 Deiksis Anafora

Deiksis anafora merupakan deiksis endofora yang mmemiliki rujukan pada konstituen pada sebelah kiri ungkapan deiksis. Sebelah kiri yang dimaksud adalah suatu rujukan sudah dijelaskan atau disebutkan sebelum ungkapan deiksis

muncul. Pada deiksis anafora dapat dibagi menjadi dua ragam yakni deiksis anafora persona dan deiksis anafora bukan persona.

1) Deiksis Anafora Persona

Deiksis anafora persona merupakan deiksis yang merujuk pada konstituen pada sebelah kiri dan berupa persona. Persona menunjukkan pada benda yang menyatakan orang yang terlibat pada suatu tuturan. Deiksis persona yang terdapat dalam deiksis anafora meliputi deiksis persoa pertama pada kalimat langsung yakni saya dan deiksis persona ketiga meliputi ia, dia, beliau, -nya, dan mereka. a. Saya

Kata saya digunakan untuk menggantikan diri si pembicara dan dapat digunakan oleh siapa saja terhadap siapa saja dan biasanya digunakan pada situasi formal (Chaer, 2011:92). Pada deiksis endofora kata saya digunakan pada kalimat langsung yang merujuk pada si pembicara pada tuturan langsung tersebut. Berdasarkan data penemuan yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata saya adalah 2 kali.

(28) Namun, pertanyaan yang diberikan Trump kepada Novanto, “Apakah rakyat Indonesia menyukai saya?”

(Konteks tuturan : Tutruan ini dikemukakan oleh Zen R.S penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 08-09-2015 yang mencantumkan perkataan Donald Trump kepada Novanto. Tuturan ini berkaitan dengan kehadiran Novanto ketua DPR RI dan Fadli Zon wakil DPR RI dalam kampanye yang dilakukan Donald Trump sebagai kandidat calon Presiden AS. Donald trump bertanya kepada Novanto bertujuan untuk meminta dukungan rakyat Indonesia melalui perwakilan rakyat yakni ketua dan wakil anggota DPR.) (29) “Kalau saja Trump bisa membuktikan bahwa dia bukan anak orang

utan, saya akan membayar 5 juta dollar, ujarnya dalam sejumlah program komedi televisi.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Bill Maher seorang komedian Amerika dalam acara program komedi televisi nasional

Amerika Serikat. Tuturan ini berkaitan dengan terusiknya Bill Maher karena Donald Trump yang selalu membully Presiden Barack Obama tentang akta kelahiran dan transkrip nilai kuliah milik Barack Obama. Barack Obama tidak pernah terpancinng oleh bully yang dilakukan oleh Trump sehingga membuat para komedian cerdas Amerika menciptakan joke tentang Trump.)

Tuturan pada data (28) dan (29) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis persona pertama yakni saya. Kata saya pada data di atas merupakan deiksis anafora persona karena merupakan kalimat langsung yang terdapat dalam kalimat. Deiksis eksofora persona dapat berupa anafora apabila berupa kalimat langsung. Data (28) dan data (29) berupa deiksis anafora karena rujukan pada kata deiksis saya dapat ditemukan dalam tuturan dan sedang diperbincangkan oleh penutur. Berdasarkan data (28) dna (29) dapat dibuktikan bahwa kata saya merupakan kata deiksis yang tidak memiliki rujukan yang tetap dan memiliki rujukan yang berpindah-pindah tergantung pada siapa yang melakukan tuturan. Meskipun pada data di atas sama-sama memiliki kata deiksis saya, tetapi rujukan yang dimaksud berbeda-beda.

Tuturan pada data (28) dituturkan oleh calon presiden Amerika Serikat yakni Donald Turmp pada acara kampanye yang dilaksanakan di Amerika Serikat yang dihadiri oleh anggota DPR RI. Donald Trump menyampaikan pertanyaan kepada perwakilan negra Indonesia yakni pendapat rakyat Indonesia terhadap pencalonan yang dilakukan Donald Trump pemilihan Presiden.

Tuturan pada data (29) merupakan tuturan dari Bill Maher seorang komedian Amerika Serika dalam sebuah acara di stasiun televisi Amerika Serikat. Bill Maher membuat joke berisikan ejekan kepada Donald Trump yang memiliki warna rambut yang menyerupai bulu orang utan. Bill Maher mengatakan bahwa

Donald Trump jika tidak dapat membuktikan bahwa bukan keturunan orang utan maka akan dibayar 5 juta dollar. Hal ini dilakukan Bill Maher karena merasa terusik dengan tingkah Trump yang sering mem-bully Presiden Barack Obama mengenai keamerikaan Obama dan mengenai nilai Obama ketika masih kuliah. Berbeda dengan Barack Obama yang tak pernah merespons kelakuan dari Trump, sebaliknya Trump menanggapi joke yang dibuat oleh Bill Maher sebagai komedia dengan serius yakni mengirimkan akta kelahiran yang membuktikan bahwa Trump benar-benar anak manusia dan bukan keturunan orang utan.

b. Ia

Kata ia digunakan untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang yang diajak berbicara digunakan terhadap orang yang sebaya, yang lebih muda, yang lebih rendah status atau kedudukan sosialnya, atau orang yang tidak perlu secara eksplisit dihormati (Chaer, 2011:96). Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata ia adalah 1 kali.

(30) “Ia menyebutkan harga”.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Seno Gumira Ajidarma dalam kegiatan diskusi buku terbaru Seno Tiada Ojek di Paris yang dilaksanakan di Kineruku, Bandung ketika sedang membicarakan mengenai perjalanan Seno ke kota ideal di Indonesia yakni Bawean. Seno melakukan perjalanan ke kota Bawean dan menginap di sebuah hotel yang dekat dari pelabuhan, tetapi tidak ada resepsionis hotel dan kunci kamar hanya bergantungan di dinding. Ketika hendak check out Seno tidak tahu harus bayar dimana sampai ada seseorang yang memberitahu keberadaan pemilik hotel untuk melakukan pembayaran hotel kepada pemilik hotel.)

Tuturan pada data (30) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis anafora persona yakni ia. Kata ia merupakan kata deiksis persona anafora karena memiliki rujukan pada seseorang. Kata ia pada

data (30) memiliki rujukan pada konstituen sebelah kiri atau rujukan sudah disebutkan terlebih dahulu sebelum kata deiksis ia muncul. Kata ia merupakan kata deiksis karena tidak memiliki rujukan yang tetap dan memiliki rujukan yang berpindah-pindah. Tuturan pada data (30) merupakan tuturan oleh Seno Gumira Ajidarma dalam sebuah diskusi buku Seno berjudul Tiada Ojek di Paris. Dalam diskusi buku itu, Seno sembari menceritakan mengenai kunjungannya ke sebuah kota ideal yakni Bawean di Indonesia dna bagaimana Seno menginap di hotel yang harus melayani diir sendiri, ketika akan check-up hotel membayar langsung kepada pemilik hotel yang sedang duduk di suatu tempat. Untuk membayar hotel, Seno tinggal menyebutkan nomor kamar maka pemilik hotel akan menyebutkan harga yang harus dibayar.

c. Dia

Kata dia digunakan untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang yang sedang dibicarakan, dapat digunakan sebagai variasi dari kata ia (Chaer, 2011:97). Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata dia adalah 16 kali.

(31) Dalam hal Fadli, bukankah justru dia sendiri yang memegang ponselnya?

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Zen R.S penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 08-09-2015. Tuturan ini berkaitan dengan Fadli Zon wakil DPR RI yang berfoto selfie dengan Trump salah satu kandidat calon Presiden Amerika Serikat pada acara kampanye Trump di Amerika Serikat. Fadli Zon sempat membantah jika melakukan foto selfie dengan sengaja. Fadli mengatakan bahwa selfie yang dilakukan tidak sengaja dan spontan.) (32) Dia kumpulkan tanda tangan sebanyak 3 persen dari pemilik hak pilih.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin 02-11-2015. Tuturan ini berkaitan dengan Jaime Rodriguez Calderon yang telah keluar dari partai politik yang telah mengusung dirinya menjadi wali kota Garcia untuk mencalonkan diir menjadi gubernur lewat jalur independen.

Untuk menjadi gubernur dari jalur independen Jaime Rodriguez Calderon.harus mengumpulkan 3 persen tanda tangga dari pemilik hak suara agar memenuhi syarat pencalonan.)

Tuturan pada data (31) dan (32) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis yakni dia. Kata dia merupakan kata deiksis persona anafora. Kata dia memiliki rujukan pada seseorang yang sedang dibicarakan. Berdasarkan data (31) dan (32) dapat dibuktikan bahwa kata dia merupakan kata deiksis yang tidak memiliki rujukan yang tetap dan memiliki rujukan yang berpindah-pindah tergantung pada siapa yang sedang dibicarakan pada konteks tuturan. Meskipun pada data (31) dan (32) memiliki kata deiksis yang sama yakni dia tetapi rujukan pada kedua data di atas berbeda-beda.

Tututran pada data (31) dituturkan oleh Zen R.S penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 08-09-2015. Zen R.S membicarakan mengenai Fadli Zon yang melakukan selfie dengan Donald Trump ketika sedang dilaksanakan acara kampanye calon presiden Amerika Serikat. Fadli Zon sempat mengatakan bahwa foto yang diambil bukan dilakukan oleh Fadli Zon sendiri melainkan difoto oleh orang lain, tetapi buktinya adalah Fadli Zon melakukan selfie dengan memegang ponselnya sendiri.

Tuturan pada data (32) dituturkan oleh Dahlan Iskan pada rubrik kolom Jawa Pos edisi Senin, 23-11-2015. Dahlan Iskan membicarakna mengenai Gubernur Neuvo Leon yakni Bronco yang mencalonkan diir sebagai gubernur dengan melalui jalur indenpenden dan mengeluarkan diri dari partai politik. Bronco berhasil mengumpulkan tanda tangan rakyat yang memiliki hak memilih dengan melebihi batas yang ditentukan. Bronco dianggap sebagai gubernur yang memiliki

sikap yang sama dengan Ahok gubernur DKI Jakarta dalam menanggani segala permasalahan sosial masyarakat.

d. –nya

Kata –nya digunakan untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang yang dibicarakan, dapat digunakan untuk menggantikan variasi ia dan dia (Chaer, 2011:97). Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata -nya adalah 9 kali.

(33) Kota ideal di Indonesia menurut Seno itu nyaris tidak pernah diduga siapa pun yang hadir dalam diskusi buku Tiada Ojek di Paris, buku terbarunya, yang berlangsung di Keneruku, Bandung.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Zen R.S penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 15-09-2015. Tuturan ini berkaitan dengan pelaksanaan diskusi buku terbaru Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Tiada Ojek di Paris yang dimoderatori oleh Zen R.S di Keneruku, Bandung. Dalam diskusi buku Tiada Ojek di Paris Seno berbagi cerita mengenai sebuah kota ideal yang pernah dikunjungi Seno di Indonesia yakni Bawean, sebuah pulau yang indah dan memukau bagi Seno.)

(34) Apalagi sampai berbicara soal saham dan menyebut nama tiga pejabat penting sebagai umpan untuk menguatkan pancingannya. (Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Moh. Mahfud MD penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 24-11-2015. Tuturan ini berkiatan dengan pelanggaran etik yang dilakukan Setya Novanto yakni meminta saham kepada PR Freeport dengan mengatasnamakan tiga nama pejabat penting Indonesia. Setya Novanto adalah ketua DPR Indonesia yang tidak berhak dalam membicarakan saham dengan PT Freeport karena bukan kerja bagian DPR.)

Tuturan pada data (33) dan (34) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis anafora persona yakni –nya. Kata –nya merupakan kata deiksis persona karena memiliki rujukan pada seseorang yang sedang dibicarakan. Kata –nya dapat menggantikan kata dia dan ia dan memiliki rujukan pada konstituen sebelah kiri sebelum muncul kata –nya. Berdasarkan data (33) dan (34)

dapat dibuktikan bahwa kata –nya merupakan deiksis karena tidak memiliki rujukan yang tetap dan memilikirujukan yang berpindah-pindah tergantung kepada siapa yang seang dibicarakan pada tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni –nya tetapi rujukan yang dimaksud adalah berbeda-beda.

Tuturan pada data (33) diungkapkan oleh Zen R.S pada rubrik kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 15-09-201. Zen R.S membicarakan tentang Seno Gumira Ajidarma yang sedang melakukan diskusi mengenai buku baru berjudul Tiada Ojek di Paris. Dalam kesempatan diskusi buku Tiada Ojek di Paris, Zen R.S berperan menjadi moderator diskusi dan pada sesi tertentu Seno sempat membagikan cerita mengenaikota ideal yang ada di negara Indonesia.Seno menjawab bahwa di Indonesia memiliki kota ideal yang memberikan kenyamanan untuk dihuni yakni kota Bawean yang memiliki alam yang asri dan bersih.

Tuturan pada data (34) diungkapkan oleh Moh. Mahfud MD penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 24-11-2015. Moh. Mahfud MD membicarakan mengenai Setya Novanto seorang ketua DPR RI yang melakukan pembicaraan meminta saham kepada PT Freeport dan diketahui dari hasil rekaman yang dilaporkan oleh salah satu pimpinan PT Freeport. Setya Novanto meminta sekian persen saham kepada PT Freeport dengan mengatasnamakan untuk digunakan kepada rakyat Papua. Permintaan Setya Novanto dianggap berlebihan karena mengatasnamai rakyat Papua tanpa alasa dan seharusnya Setya Novanto tidak memiliki hak dalam membicarakan mengenai saham kepada perusahaan asing di Indonesia.

e. Beliau

Kata beliau digunakan untuk menyatakan diri orang ketiga, atau orang yang dibicarakan, dapat digunakan terhadap orang yang dihormati dan secara tersirat memberikan penghormaatan kepada seseorang yang dibicarakan (Chaer, 2011:98). Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata beliau adalah 2 kali.

(35) Melihat new hope seperti itu, saya mencari nomor telefon Prof. Azyumardi Azra sudah sangat lama saya kehilangan kontak beliau. Saya ingin tahu asbabun nuzul ide dasar beliau mengubah IAIN dulu. (Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin 23-11-2015. Tuturan ini berkaitan dengan perkembangan IAIN yang berubah menjadi UIN dengan keinginan kelengkapan secara kualitas dan kuantitas. Prof. Azyumardi Azra merupakan rektor UIN Jakarta pada ke-10 masa jabatan 1998-2006 yang memiliki beberapa terobosan dalam kepemimpinan di UIN yakni memaksa ingin membuka Fakultas Kedokteran, memaksa Jepang agar memberikan bantuan untuk membuka FK, meminta Prof Dr dr M.K. Tadjudin menjadi dekat di fakultas baru di UIN.)

(36) Dan menurut beliau, kita akan ekspor beras.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Dahaln Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin 30-11-2015. Tuturan ini berkaitan dengan nilai tukar rupiah yang melemah mencapai 15.000 per dollar AS dan harga komuditas memang masih jatuh. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa meskipun harga komuditas masih jatuh tetapi harga minyak sawit sedikit bergerak naik dan produksi beras di Indonesia naik sampai 5 juta ton.)

Tuturan pada data (35) dan (36) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis yakni beliau. Kata beliau merupakan kata deiksis persona anafora. Kata beliau merupakan deiksis persona karena merujuk pada seseorang dan kata beliau merupakan deiksis anafora persona karena merujuk pada seseorang yang sedang dibicarakan yang berada di konstituen sebelah kiri. Berdasarkan data (35) dan (36) dapat dibuktikan bahwa kata beliau merupakan

deiksis yang memiliki rujukan yang berpindah-pindah tergantung pada siapa orang yang sedang dibicarakan pada suatu tuturan.

Tuturan pada data (35) dituturkan oleh Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin, 23-11-2015. Dahlan Iskan sedang membicarakan mengenai Prof. Azyumardi Azra yang merupakan pimpinan di UIN Jakarta. Prof. Azyumardi Azra memberikan ide-ide yang cemerlang untuk membangun Fakultas Kedokteran pada UIN dan dengan bantuan dari berbagai pihak. Dahlan Iskan mengenal Prof. Azyumardi Azra dan berharap akan menemui Prof. Azyumardi Azra untuk menanyakan mengenai ide yang dimiliki oleh seorang Prof. Azyumardi Azra yang juga menginginkan memiliki laboraturium kesehatan yang lengkap dan memadai.

Tuutran pada data (36) merupakan tuturan dari Dahlan Iskan penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Senin 30-11-2015. Pada tuturan (36) Dahlan Iskan sedang membicarakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang memiliki sikap optimis akan perekonomian negara Indonesia, terutama mengenai produksi beras oleh petani di Indonesia. Pada tahun 2015 negara Indonesia diharapkan mampu mengekspor berasa dan dilarang untuk mengimpor beras dari negara lain.

f. Mereka

Kata mereka digunakan untuk menyatakan diri orang ketiga, atau orang yang dibicarakan, yang jumlahnya lebih dari seorang dapat digunakan terhadap siapa saja dan oleh siapa saja (Chaer, 2011:98). Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata mereka adalah 21 kali.

(37) Itu betul, gaji mereka memang lebih rendah jika dibandingkan dengan gaji karyawan kilang gas lain di luar negeri.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Rhenald Kasali penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Sabtu 26-09-2015. Tuturan ini berkaitan dengan kemampuan SDM Indonesia dalam membuat biaya operasional perusahaan migas nasional di Kalimantan Timur menjadi terendah dari perusahaan di dunia. SDM Indonesia unggul dalam memanfaatkan talenta yang dimiliki dengan berinovasi dan telaten dalam merawat dan menjaga mesin yang digunakan dalam produksi agar mesin tahan lama dan tidak mudah rusak.)

(38) Malah kalau dari dulu prosesnya langsung dijalankan, saya yakni mereka bisa mencari yang paling berkualitas untuk menjadi pimpinan KPK.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Abdullah Hehamahua penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 15-12- 2015. Tuturan ini berkaitan dengan pelaksanaan seleksi pemilihan pimpinan KPK Indonesia tahun 2015 oleh panitia seleksi yang diakhir dengan tes wawancara oleh anggota DPR Indonesia. Pada tengah jalan saat seleksi pimpinan KPK ada salah satu seorang bakal calon pimpinan KPK yang menjadi tersangka suatu permasalahan dan anggota DPR yang sempat menggantung proses seleksi sampai tiga bulan.)

Tuturan pada data (37) dan (38) merupakan tuutran yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis yakni mereka. Kata mereka adalah deiksis anafora persona karena merujuk pada orang yang sedang dibicarakan lebih dari satu orang dan sudah dibicarakan pada konstituen sebelah kiri sebelum muncul kata deiksis mereka. Berdasarkan data (37) dan (38) dapat dibuktikan bahwa kata mereka adalah kata deiksis yang memiliki rujukan yang berpindah-pidah tergantung pada siapa orang yang sedang dibicarakan dalam tuturan.

Tuturan pada data (37) diungkapkan oleh Rhenald Kasali penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Sabtu 26-09-2015. Pada tuturan (37) Rhenald Kasali membicarakan mengenai orang-orang Indonesia yang bekerja di perusahaan migas nasional Kalimantan Timur yang memiliki talenta yang luar biasa baik dalam mengurangi beban biaya operasional pada perusahaan. Pengurangan biaya

operasional yakni dengan menjaga dengan baik dan telaten mesin-mesin produksi yang biasanya sering rusak dan diperbaiki di Singapura dengan biaya yang cukup mahal. Para karyawan melakukan perawatan dengan baik dan jika terjadi kerusakan segera memperbaiki dengan kemampuan yang dimiliki.

Tuturan pada data (38) merupakan tuturan yang diungkapkan oleh Abdullah Hehamahua penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 15-12-2015. Abdullah Hehamahua membicarakan panitia pemilihan KPK tahun 2015 dan anggota DPR RI yang melaksanakan pemilihan dan seleksi kepada kandidat calon pimpinan KPK. Dalam pemilihan pimpinan KPK 2015, panitia seleksi tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga dianggap tidak serius dan tidak bisa mendalami karakter masing-masing kandiidat calon pimpinan KPK. 2) Deiksis Anafora Bukan Persona

Deiksis anafora bukan persona merupakan deiksis yang merujuk pada konstituen pada sebelah kiri dan berupa bukan persona yakni dapat berupa suatu pernyataan tertentu. Deiksis yang ditemukan dalam meliputi deiksis anafora bukan persona yakni deiksis ruang demonstratif yakni ini, itu, dan begitu.

a. Ini

Kata ini pada deiksis endofora digunakan untuk menunjuk penjelasan sesuatu yang sudah dijelaskan pada kontituen sebelah kiri dan akan dijelaskan lebih rinci pada kalimat selanjutnya. Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi penggunaan kata ini adalah 3 kali.

(39) Ini sebelas dua belas lah dengan berkoak-koak mengutarakan jargon nasionalisme, anti-liberalisme, anti (modal) asing, anti-Amerika, anti-Istrael; namun bangga bukan main menghadiri kampanye kandidat capres Amerika yang sangat kanan dan amat pro-israel.

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Zen R.S penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Selasa 08-09-2015. Tuturan ini berkaitan dnegan politikkus Indonesia dalam kehidupan sehari-hari menggunakan jasa pengamanan dari pihak negara maupun pribadi untuk melancarkan segala yang akan dilakukan.)

(40) Mengertilah, ini oportunity cost

(Konteks tuturan : Tuturan ini dikemukakan oleh Rhenald Kasali penulis kolom di harian Jawa Pos edisi Jumat 11-09-2015. Tuturan ini berkaitan dengan banyaknya kepala desa yang taku mencairkan dana desa karena belum punya rencana yang jelas. Pejabat Indonesia juga melakukan dikriminalisasi aparat penegak hukum.) Tuturan pada data (39) dan (40) merupakan tuturan yang berupa kalimat yang mengandung kata deiksis yakni ini. Kata ini pada data di atas merupakan kata deiksis anafora bukan persona karena bukan merujuk pada seseorang melainkan merujuk pada pernyataan yang sudah ditutrkan pada konstituen sebelah kiri. Artinya rujukan yang dimaksud sudah dituturkan sebelum muncul kata deiksis ini.

Dokumen terkait