Nama Unit Usaha: Minyak Atsiri Cap Tani Citra Lestari
Nama Lengkap Pelaksana Usaha: Amir
Alamat Industri: Desa Napalicin, Kecamatan Ulu Rawas, Kab. Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia
Nomor Kontak Bisnis: +62852 69155629
Tujuan Usaha: Pembibitan Nilam, Penanaman, Pemanenan, Pengeringan, Penyulinga, Penjualan Langsung kepada Pengepul Lokal
Target Penjualan: 25 Kg/bulan dengan nilai perolehan bersih Rp 9.404.000,-
Keuntungan yang diharapkan pada setiap penyulingan (1,2 Kg): Rp 500.000,-
Modal Awal: Rp 1.596.000,-
Status Hukum: Unit Industri Kecil
Latar Belakang dibentuknya Usaha Nilam dan Lokasi Usaha
Animo anggota Kelompok Tani Hutan dan warga desa di Napalicin tinggi terhadap upaya menciptakan alternatif pendapatan mereka. Faktanya, msyarakat desa merasakan bahwa harga getah karet terus merosot. Pada saat ini harga getah karet di tingkat pengumpul di desa adalah Rp 4.000/Kg, dibandingkan dengan harga pada tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7.000/Kg. Warga tani di Desa Napalicin juga merasakan bahwa sudah beberapa kali musim tanam terakhir ini, kondisi tanaman padi, seringkali mengalami kegagalan panen. Selain itu, sekelompok warga desa yang dalam musim tertentu menjadi Pembalak Liar, kini merasakan bahwa pengorbanan dan perolehan hasil tidak mendapatkan hasil sebanding, karena lokasi sumber kayu-kayu komersil sudah sangat jauh untuk ditempuh.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas Kelompok Tani Hutan Citra Lestari Desa Napalicin bermaksud membangun unit usaha kemasyarakatan berbasis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Mereka membuat perencanaan usaha budidaya tanaman Nilam dan memproduksi Minyak Atsiri dari tanaman Nilam. Kenapa Minyak Atsiri? Dari hasil study tentang CLAPS, Market Analysis and Development, and Value Chain Analysis yang dilakukan di Desa Napalicin, Minyak Atsiri (Patchouli Oil) adalah salah satu komoditi yang berpotensi dan memiliki nilai jual cukup tinggi. Untuk itu Usaha Penyulingan Minyak Atsiri sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan yang lebih baik.
Unit usaha industri penyulingan minyak Nilam skala kecil berada di Desa Napalicin pada lahan seluas ¼ hektar, karena sarana dan prasarana tersedia di desa untuk memudahkan proses produksinya.
Situasi Saat ini
Petani yang mengusahakan minyak nilam di desa ini tergabung dalam kelompok tani dengan produksi minyak nilam yang dijual hasil penyulingan dari daun nilam yang diusahakan oleh anggota kelompok. Pengembangan usaha minyak nilam ini tergolong baru karena mulai diusahakan oleh masyarakat pada sekitar 1 tahun terakhir dengan motor penggerak usaha melalui bantuan peralatan penyuling dari GIZ Bioclime. Meskipun tanaman nilam termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh dengan cepat, namun karena pengusahaannya relatif baru, maka produksi yang dihasilkan belum begitu banyak, bahkan belum memenuhi kapasitas produksi mesin penyuling.
Mengingat produksi bahan baku nilam masih relatif rendah dikarenakan luas lahan pengusahaannya juga masih terbatas, maka volume produksi pada setiap bulan periode penjualan rerata 25 Kg minyak nilam murni, dengan harga penjualan rerata Rp.500.000,-/Kg. Pada kondisi sekarang, penjualan baru dilakukan oleh kelompok ini pada volume penjualan 50 Kg, yang didapat dalam waktu 2 bulan, maka biaya pemasaran yang harus ditanggung petani adalah sebesar Rp.30.000/kg, sedangkan bila volumenya ditingkatkan pada batas volume pengangkutan, maka biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh petani setiap kali penjualan adalah sebesar Rp. 3.000/Kg.
Kapasitas 2 mesin penyuling yang seyogyanya mampu beroperasi setiap hari dengan kapasitas 80 Kg daun kering setiap hari, hanya terpenuhinya separohnya (40 Kg daun per hari).
Deskripsi Produk
Kelompok Tani (Pelaku Usaha) akan konsentrasi untuk penjualan minyak atsiri dari tanaman nilam dengan kualitas lokal (proses tradisional, dan belum melalui uji laboratorium, dan melakukan budidaya tanaman nilam pada lahan-lahan anggota Kelompok Tani sebagai pasokan bahan bakunya. Minyak nilam (atsiri) akan dijual langsung kepada Pedagang Pengumpul di Jambi dan Bengkulu. Tabel 1: Deskripsi Minyak Nilam (Atsiri)
Nama Nama Lokal Nama Latin Habitat Musim Kualitas
Minyak Atsiri Minyak Nilam Folia patchouli depurata
Jenis tanah regosol, tekstur tanah lempung berpasir pH = 6–7, daya resapan tanah tidak tergenang pada saat musim hujan.
Sepanjang musim, curah hujan berkisar 2000–3000 mm/tahun, dengan kelembaban udara 50-70%. Penyulingan Tradisional
Data Pesaing (Competitors) Table 2: Analisis Pesaing
Produk dari Pesaing
Harga Jual dari Pesaing (Rp/kg)
Kualitas dari
Produk Mereka Target Pembeli Target Pasar
Belum ada - - Pedagang
Pengumpul di Jambi dan Bengkul
Pasar Lokal
Target Segmen Pasar dan Kebutuhan Konsumen/Pembeli Tabel 3: Daftar Target Pembeli
Daftar Target Pembeli dan persentase per produk per pembeli
Jarak antara pembeli dengan lokasi industri di desa (jam)
Pengumpul Lokal Jambi/Jangkat 80% 10 hours
Pengumpul Lokal Bengkulu 20% 5 hours
Harga
Tabel 4: Harga per produk minyak hasil suling tradisional Jenis Produk Harga Penjualan (Rp/kg) Minyak Nilam (Atsiri) 500.000
Promosi
Kelompok Tani mempromosikan produk Minyak Nilam bahwa produknya adalah sebuah entitas hubungan simbiose mutualisme antara masyarakat dengan kawasan hutan Taman Nasional dalam upaya konservasi ekosistem hutan dan keanekaragaman hayati, melalui peningkatan pendapatan dari pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
RENCANA OPERASIONAL
Unit bisnis ini akan memproduksi Minyak Nilam secara tradisional dengan target pasar lokal melalui pedagang/pembeli pengumpul lokal. Unit bisnis ini akan beroperasi sepanjang musim setiap tahun dari Bulan Januari sampai Desember, dengan pengaturan jadwal pemanenan dan penyulingan. Satu daur hidup tanaman nilam adalah 2 tahun.
Tabel 5: Kalender Musim Penanaman Nilam dan Produksi Minyak Atsiri
Produk J F M A M J J A S O N D
Tanaman Nilam x x x x x
Status Hukum
Unit usaha akan dikembangkan terintegrasi dengan Izin Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan membuka peluang kerjasama kemitraan dengan KPH untuk memudahkan dukungan modal.
Pelaku Usaha dalam Manajemen Bisnis
Operasional Bisnis ini akan dikelola dengan struktur berikut: Manajer Produksi : Amir
Manajer Pemasaran : Syafiksal Gaji dan Upah
Gaji diberikan untuk 2 orang manajer, yakni manajer produksi dan manajer pemasaran. Upah kerja hanya diberikan untuk 1 orang bendahara. Untuk kegiatan pemanenan, pengeringan dan penyimpanan bahan baku tidak diperhitungkan karena menjadi tanggung jawab masing-masing petani yang ingin menjual daun keringnya ke penyulingan.
Tabel 6: Gaji dan Upah Kerja Kategori Pelaku
Usaha
Jumlah Orang Gaji per hari (Rp) Jumlah Hari Kerja Total Biaya (Rp) Manajer 2 50.000 60 6.000.000 Pemanenan
Tergantung jumlah petani nilam di desa
- - -
Pengeringan - - -
Penyimpanan - - -
Penyulingan Tupoksi Manajer Produksi - 14 -
Bendahara 1 3.000.000
Total 9.000.000
RENCANA MANAJEMEN SUMBERDAYA
Produktivitas tanaman nilam dan penyulingan minyak nilam (atsiri) bervariasi tergantung pada:
Sumberdaya: tanaman, tanah/lahanl, iklim
Teknik Pemanenan: menggunakan sistem selektif dalam satu rumpun pada tiap pokok tanaman. Sejak ditanam, tanaman nilam dapat dipanen 6 bulan berikutnya, kemudian dapat dipanen lagi sampai tunas-tunas kembali tumbuh yaitu sampai empat bulan berikutnya, panen ketiga empat bulan lagi, begitu seterusnya sampai dua tahun. Setelah dua tahun, 1 pokok tanaman harus dilakukan permudaan kembali.
Teknik Penyulingan Minyak Atsiri: sistem penyulingan tradisional dengan sistem uap/kukus, dengan bahan bakar menggunakan kayu bakar, dan sistem pengairan yang bersumber dari sungai melalui bantuan tenaga kincir air.
Waktu panen terbaik untuk kualitas daun kering mengandung minyak adalah pada Bulan Juni/Juli dan November/Desember per tahunnya.
Biaya untuk pelatihan tentang pemanenan yang berkelanjutan: Rp 2.000.000,- RENCANA PEMBANGUNAN SOSIAL
Melihat kebutuhan minyak atsiri nilam yang terus kontinyu dari waktu ke waktu dan masyarakat Desa Napallicin juga ikut serta menanam nilam, sehingga produksi meningkat dan menjadikan Napallicin sebagai sentra nilam di Kabupaten Muratara, bahkan Sumatera Selatan. Sehingga masyarakat berhenti merambah hutan dan keseimbangan alam tetap terjaga serta lestari.
Pelatihan penyulingan minyak atsiri nilam untuk mendapatkan minyak dengan kualitas baik sangat diperlukan. Kualitas nilam akan sangat mempengaruhi harga pasar. Untuk itu, pelatihan ini akan menjadi salah satu prioritas dalam rangka pengembangan usaha sekaligus untuk memperluas jaringan kemitraan dengan sesama wirausaha dari berbagai daerah sedangkan pameran merupakan salah satu ajang penting dalam memperkenalkan produk kepada khalayak.
Peristiwa yang tidak diharapkan dapat berdampak pada proses bisnis yang sedang berjalan dengan baik, dan cara penyelesaian perlu diidentifikasi menanganan dampak negatif, sebagai berikut: Table 7: Perkiraan risiko dan potensi penyelesaian
Pasar Bahan Baku / Pengelolaan Sumberdaya Ranah Sosial Ranah Kelembagaan dan Hukum Ranah Teknologi Risiko Usaha
Pembeli/Pengumpul tidak lagi dapat menampung/meneri ma produk Kebakaran Hutan, Kebanjiran, Hama Penyakit Konflik antar anggota Kelompok, dan pekerja Kebijakan terkait keberadaan Taman Nasional Teknologi tidak ramah lingkungan Penyelesaian Mengembangkan sentra nilam di tingkat desa dan kecamatan; membangun jaringan pasar pada tingkat aktor yang lebih tinggi
Pelatihan tentang pencegahan kebakaran, sistem pengolahan lahan terasering, dan penanganan hama dan penyakit tanaman Musyawarah untuk mufakat Membangun kemitraan untuk mendapatkan payung hukum, dan pengakuan Penggunaan teknologi ramah lingkungan: tenaga surya, atau briket organik
PROYEKSI KELAYAKAN FINANSIAL
Perhitungan keuntungan dari unit bisnis ini adalah: Tabel 8 Biaya investasi usaha minyak nilam
No Jenis Biaya Investasi Volume (Unit Jumlah Biaya (Rp)
1 Oven destilasi 2 8.000.000 2 Boller 1 2.000.000 3 Ketel 1 1.500.000 4 Pipa destilasi 1 1.400.000 5 Jerigen 1 500.000 6 Kincir air 1 3.200.000 7 Bangunan produksi 1 10.000.000 Jumlah 26.600.000
Tabel 9 Biaya produksi minyak nilam per bulan
No Uraian Jumlah Biaya (Rp/Bulan)
Biaya Tetap 356.000
1 Biaya penyusutan peralatan penyulingan 276.000
2 Biaya penyusutan bangunan 80.000
Biaya Variabel 1.240.000
1 Biaya bahan baku 240.000
2 Upah tenaga kerja 1.000.000
No Uraian Jumlah Biaya (Rp/Bulan) Penerimaan 12.500.000 Biaya pemasaran 1.500.000 Pendapatan (25 Kg/bulan) 9.404.000 B/C 3,04 RENCANA FINANSIAL Sumber Modal
Sumber dana untuk membiayai bisnis ini dimasa depan diharapkan berasal dari kredit perbankan. Kelompok Tani dalam hal ini memiliki lahan yang digunakan tanpa memperhitungkan sebagai salah satu komponen modal, tetapi dalam analisis kriteria investasi di kalkulasikan dengan nilai modal. Skim kredit yang diharapkan dapat digunakan adalah skim KKPA dengan tingkat suku bunga 16% per tahun dan skim kredit umum dengan tingkat suku bunga 32% per tahun. Masa tenggang (grace period) selama satu tahun, tidak termasuk masa konstruksi selama satu triwulan, diperlukan selama tanaman belum menghasilkan (TBM). Bunga selama tenggang (IDC) di kapitalisasikan sebagai pokok pinjaman dengan tingkat suku bunga ang sama dengan pokok pinjaman, kecuali skim KKPA yakni 14% per tahun.
Proyeksi rugi laba di hitung dari selisih penerimaan yang bersumber dari proyeksi hasil penjualan minyak nilam dengan biaya yang dikeluarkan (termasuk penyusutan) amortisasi dan bunga bank) per tahun.
BUSINESS
PLAN