• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016. Penelitian ini dilakukan di sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2006 di Kabupaten Gunungkidul yaitu SMA Negeri 1 Patuk, SMA Negeri 1 Playen, SMA Dominikus, SMA Negeri 1 Semanu, dan SMA Negeri 1 Tanjungsari. Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS SMA di sekolah-sekolah tersebut. Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah 288 sedangkan jumlah kuesioner yang tidak terisi adalah 13 kuesioner baik karena saat dilakukan penelitian responden tidak masuk karena sakit dan ijin. Respon rate pengembalian kuesioner adalah 95.4%. Berikut disajikan tabel mengenai responden masing-masing sekolah.

a. Responden Penelitian

Tabel 5.1 Responden Penelitian

No. Nama Sekolah Sampel Kuesioner

Tidak Terisi Responden

1 SMA N 1 Patuk 82 1 81 2 SMA N 1 Playen 63 6 57 3 SMA Dominikus 16 1 15 4 SMA N 1 Semanu 59 3 56 5 SMA N 1 Tanjungsari 68 2 66 Total 288 13 275 b. Asal Sekolah Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik Asal Sekolah

No. Asal Sekolah F Frekuensi Relatif

1 SMA N 1 Patuk 81 29,5% 2 SMA N 1 Playen 57 20,8% 3 SMA Dominikus 15 5,4% 4 SMA N 1 Semanu 56 20,3% 5 SMA N 1 Tanjungsari 66 24% Jumlah 275 100%

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang menjadi responden dalam penelitian adalah 275 peserta didik. Rinciannya sebagai berikut : 81 peserta didik (29,5%) dari SMA Negeri 1 Patuk, 57 peserta didik (20,8%) dari SMA Negeri 1 Playen, 15 peserta didik (5,4%) dari

SMA Dominikus, 56 peserta didik (20,3%) dari SMA Negeri 1 Semanu, dan 66 peserta didik (24%) dari SMA Negeri 1 Tanjungsari.

c. Status Sekolah

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Status Sekolah

No. Asal Sekolah Status F Frekuensi

Relatif

1 SMA Negeri 1 Patuk Negeri

260 94,6%

2 SMA Negeri 1 Playen Negeri

3 SMA Negeri 1 Semanu Negeri

4 SMA Negeri 1 Tanjungsari Negeri

5 SMA Dominikus Swasta 15 5,4%

Jumlah 275 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang menjadi responden penelitian ini adalah 275 yang terdiri dari 260 peserta didik (94,6%) dari SMA Negeri dan 15 peserta didik (5,4%) dari SMA Swasta. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari SMA Negeri.

d. Jenis Kelamin

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin F Frekuensi Relatif

1 Laki-laki 78 28,3%

2 Perempuan 197 71,7%

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang menjadi responden penelitian ini adalah 275 yang terdiri dari 78 peserta didik (28,3%) berjenis kelamin laki-laki dan 197 peserta didik (71,7%) berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan peneliti berjumlah 4 variabel, yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual, keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik. Variabel- variabel tersebut akan dideskripsikan berdasarkan PAP tipe II.

a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

Untuk mengetahui kecenderungan tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual, maka peneliti mengacu Pedoman Acuan Patokan II (PAP II) sehingga peneliti dapat membuat kategori dan intrepretasi atas skor tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual disajikan pada tabel 5.5

Tabel 5.5

Deskripsi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif Kriteria

140-165 35 12,8% Sangat Tinggi

120-139 107 39% Tinggi

107-119 78 28,3% Sedang

Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif Kriteria

22-93 13 4,8% Sangat Rendah

Total 275 100%

Dari tabel 5.5 diketahui bahwa dari 275 peserta didik SMA Negeri dan Swasta se-Kabupaten Gunungkidul, terdapat 35 peserta didik (12,8%) menjawab bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalam kategori sangat tinggi, terdapat 107 peserta didik (39%) menjawab bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalam kategori tinggi, terdapat 78 peserta didik (28,3%) menjawab bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalam kategori sedang, terdapat 42 peserta didik

(15,2%) menjawab bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran

kontekstual dalam kategori rendah, dan terdapat 13 peserta didik (4,8%) menjawab bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalam kategori sangat rendah. Hasil perhitungan rata-rata (mean) = 120,4, nilai tengah (median) = 120, modus = 110. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalam materi akuntansi dengan kategori tinggi.

b. Keterampilan Berkomunikasi

Untuk mengetahui kecenderungan keterampilan berkomunikasi, maka peneliti mengacu Pedoman Acuan Patokan II (PAP II) sehingga

peneliti dapat membuat kategori dan intrepretasi atas skor tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual disajikan pada tabel 5.6

Tabel 5.6

Deskripsi Keterampilan Berkomunikasi

Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif Kriteria 127-150 57 20,8% Sangat Tinggi 109-126 119 43,2% Tinggi 97-108 76 27,7% Sedang 85-96 19 7% Rendah 30-84 4 1,5% Sangat Rendah Total 275 100%

Dari tabel 5.6 diketahui bahwa dari 275 peserta didik SMA Negeri dan Swasta se-Kabupaten Gunungkidul, terdapat 57 peserta didik (20,8%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori sangat tinggi, terdapat 119 peserta didik (43,2%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori tinggi, terdapat 76 peserta didik (27,7%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori sedang, terdapat 19 peserta didik (7%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori rendah, dan terdapat 4 peserta didik (1,5%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori sangat rendah. Hasil perhitungan rata-rata (mean) = 112,46, nilai tengah (median) = 113, modus = 118. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori tinggi.

c. Integritas Pribadi

Untuk mengetahui kecenderungan integritas pribadi, maka peneliti mengacu Pedoman Acuan Patokan II (PAP II) sehingga peneliti dapat membuat kategori dan intrepretasi atas skor tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual disajikan pada tabel 5.7

Tabel 5.7

Deskripsi Integritas Pribadi

Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif Kriteria 85-100 5 1,8% Sangat Tinggi 73-84 71 25,8% Tinggi 65-72 97 35,2% Sedang 57-64 78 28,3% Rendah 20-56 24 8,7% Sangat Rendah Total 275 100%

Dari tabel 5.7 diketahui bahwa dari 275 peserta didik SMA Negeri dan Swasta se-Kabupaten Gunungkidul, terdapat 5 peserta didik (1,8%) memiliki integritas pribadi dengan kategori sangat tinggi, terdapat 71 peserta didik (25,8%) memiliki integritas pribadi dengan kategori tinggi, terdapat 97 peserta didik (35,2%) memiliki integritas pribadi dengan kategori sedang, terdapat 78 peserta didik (28,3%) memiliki integritas pribadi dengan kategori rendah, dan terdapat 24 peserta didik (8,7%) menjawab bahwa integritas pribadi dengan kategori sangat rendah. Hasil perhitungan nilai rata-rata (mean) = 67,21, nilai tengah (median) = 68,

modus = 73. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki integritas pribadi dengan kategori sedang.

d. Minat Belajar

Untuk mengetahui kecenderungan minat belajar, maka peneliti mengacu Pedoman Acuan Patokan II (PAP II) sehingga peneliti dapat membuat kategori dan intrepretasi atas skor tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual disajikan pada tabel 5.8

Tabel 5.8

Deskripsi Minat Belajar

Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif Kriteria 85-100 33 12% Sangat Tinggi 73-84 95 34,5% Tinggi 65-72 66 24% Sedang 57-64 57 20,7% Rendah 20-56 24 8,7% Sangat Rendah Total 275 100%

Dari tabel 5.8 diketahui bahwa dari 275 peserta didik SMA Negeri dan Swasta se-Kabupaten Gunungkidul, terdapat 33 peserta didik (12%) memiliki minat belajar dengan kategori sangat tinggi, terdapat 95 peserta didik (34,5%) memiliki minat belajar dengan kategori tinggi, terdapat 66 peserta didik (24%) memiliki minat belajar dengan kategori sedang, terdapat 57 peserta didik (20,7%) memiliki minat belajar dengan kategori rendah, dan terdapat 24 peserta didik (8,7%) memiliki minat belajar dengan kategori sangat rendah. Hasil perhitungan rata-rata (mean) =

70,23, nilai tengah (median) = 70, modus = 71. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat belajar dengan kategori tinggi.

Dokumen terkait