• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEOR

C. Keterampilan Berkomunikas

1. Pengertian Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi adalah suatu kemampuan dimana seseorang dapat menyampaikan pesan, ide, informasi, pengetahuan, dan konsep kepada orang lain sehingga orang lain yang menjadi lawan bicaranya dapat mengerti apa yang dimaksudkan. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang, pengetahuan dan keterampilan komunikasi termasuk yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi seseorang dapat berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri

sendiri, mengevaluasi diri sendiri, meyakinkan diri sendiri,

mempertimbangkan berbagai keputusan yang diambil dan menyiapkan pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Menurut Khairani (2015:7), komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis yang berarti „sama‟. Communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh karena itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian

informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu.

Perlu disadari bahwa untuk dapat memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain, sangat diperlukan sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi. Menurut Johnson (Supraktiknya, 2008:10-12) terdapat beberapa keterampilan dasar yang dimaksud sebagai berikut: (1) harus mampu saling memahami; (2) harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas; (3) harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong; (4) mampu memecahkan konflik dan bentuk masalah antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif.

2. Bentuk-bentuk Komunikasi

Menurut Effendy (Khairani, 2015:12-13), bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Komunikasi verbal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah keatas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.

b. Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi anatara karyawan dengan karyawan lain dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertical yang terjadi secara formal.

c. Komunikasi diagonal sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian.

3. Jenis-jenis Komunikasi

Proses komunikasi dapat terjadi dala diri seorang individu, dengan orang lain, dan kumpulan-kumpulan manusia dalam proses sosial. Berdasarkan pendapat tersebut Burgon & Huffner (Khairani, 2015:14) membuat klasifikasi tiga jenis komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi Intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu (internal).

b. Komunikasi Interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain.

c. Komunikasi Massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan kepada sekumpulan manusia di mana di dalamnya terdapat proses sosial, baik melalui media massa atau langsung, dan bersifat satu arah.

4. Komponen-komponen komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar

komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Mulyana

(Khairani,2015:16) komponen komunikasi sebagai berikut:

a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.

d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.

5. Proses komunikasi

Menurut Khairani (2015: 17) , proses berlangsungnya komunikasi bisa dijelaskan sebagai berikut:

a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi

dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud.

b. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator.

d. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterima ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

e. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

6. Tiga Aspek Utama dari Komunikasi

Mengelola kelas dan menyelesaikan konflik secara konstruktif membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan komunikasi nonverbal.

a. Keterampilan berbicara

Guru dan peserta didik akan mendapatkan banyak manfaat apabila guru mempunyai keterampilan berbicara yang efektif serta guru juga mengajari peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

1) Berbicara dengan Kelas dan Peserta didik.

Menurut Brydon&Scott (Santrock, 2009:273), ketika berbicara di dalam kelas dan dengan peserta didik, salah satu hal

terpenting yang harus diingat adalah untuk dengan jelas mengomunikasikan informasi. Kejelasan dalan berbicara sangatlah penting dalam pengajaran yang baik

Menurut Florez (Santrock, 2009: 273), beberapa strategi yang baik untuk berbicara secara jelas di dalam kelas meliputi hal-hal berikut ini:

a) Menggunakan tata bahasa yang benar,

b) Memilih kosa kata yang bisa dimengerti dan sesuai untuk level peserta didik,

c) Menerapkan strategi guna meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memahami apa yang guru katakana; seperti menekankan kata kunci; menyusun ulang kata-kata; atau memantau pemahaman peserta didik

d) Berbicara pada kecepatan yang sesuai; tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan,

e) Benar dalam komunikasi guru dan keterampilan berpikir logis yang baik sebagai fondasi berbicara secara jelas dengan kelas. 2) Pesan “Anda” dan “Saya”

a) Pesan “Anda” (“youmessage), pesan yang tidak diinginkan

dimana pembicara tampak menilai orang lain dan

b) Pesan “Saya” (“Imessage), pesan yang diinginkan yang mencerminkan perasaan yang sebenarnya dari pembicara dan lebih baik daripada pesan “Anda” yang bersifat menilai.

3) Bersikap tegas.

Aspek lain dari komunikasi verbal melibatkan bagaimana orang-orang menghadapi konflik, yang bisa dilakukan dalam empat gaya: agresif; manipulatif pasif; atau tegas.

a) Gaya agresif, dimana cara menangani konflik dimana orang- orang berlaku kasar terhdap orang lain dengan cara yang menuntut, kasar, dan bermusuhan.

b) Gaya manipulatif, cara menangani konflik dimana orang-orang berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan membuat orang lain merasa bersalah atau menyesal untuk mereka.

c) Gaya pasif, cara menangani konflik dimana orang-orang tidak bersikap tegas dan tunduk serta tidak membiarkan orang lain tahu apa yang mereka inginkan.

d) Gaya asertif, cara menangani konflik dimana orang-orang mengungkapkan perasaan mereka meminta apa yang mereka inginkan, berkata tidak atas hal-hal yang tidak mereka inginkan, dan bertindak untuk kepentingan mereka sendiri.

4) Halangan untuk Komunikasi Verbal yang Efektif.

Menurut Gordon (Santrock, 2008: 276-277), halangan untuk komunikasi verbal yang efektif meliputi hal-hal berikut:

a) Mengkritik, artinyaa evaluasi orang lain yang kasar dan negatif pada umumnya mengurangi komunikasi.

b) Menyebut nama dan memberikan julukan, terdapat cara untuk merendahkan harga diri orang lain.

c) Menasihati adalah merendahkan harga diri orang lain ketika member mereka solusi untuk satu masalah.

d) Memerintah, memerintah orang lain untuk melakukan apa yang guru inginkan seringkali tidak efektif karena menimbulkan perlawanan.

e) Mengancam, dimaksudkan untuk mengendalikan orang lain dengan kekuatan verbal.

f) Khotbah atau pidato, hal ini berarti menasihati orang lain tentang apa yang harus ia lakukan.

5) Memberikan Pidato yang Efektif.

Guru akan mempunyai kesempatan untuk memberikan

ceramah dalam pertemuan pendidikan atau masyarakat.

Mengetahui beberapa strategi yang bagus untuk memberikan contoh bisa secara signifikan mengurangi kecemasan dan membantu guru dalam memberikan pidato yang efektif.

b. Keterampilan mendengarkan

Kemampuan mengelola kelas secara efektif akan menjadi lebih mudah apabila guru dan peserta didik mempunyai keterampilan mendengarkan yang baik. Mendengarkan secara aktif berarti memberikan perhatian penuh kepada pembicara, berfokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Menurut Santrock & Halonen ( Santrock,2008: 278), berikut ini adalah beberapa strategi yang bagus untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan yang aktif.

1) Memperhatikan orang lain berbicara. Hal ini menunjukkan kepada orang tersebut bahwa ada seseorang tertarik dengan apa yang ia katakan.

2) Memparafrasakan. Menyatakan apa yang baru saja dikatakan orang lain dalam kata-kata sendiri.

3) Mensintesis tema dan pola. Situasi percakapan bisa tertutup oleh bagian-bagian informasi yang tidak berkaitan dengan tema percakapan.

4) Memberikan umpan balik dengan cara yang kompeten. Umpan balik verbal atau nonverbal memberi pembicara ide tentang sebberapa banyak kemajuan yang dibuat pembicara dalam mengkomunikasikan satu poin dengan jelas.

c. Komunikasi nonverbal

Selain memikirkan apa yang harus dikatakan, dalam

melemparkan pandangan, menggerakkan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh orang lain. Berikut ini ada beberapa contoh perilaku umum yang menjadi jalan dalam komunikasi secara nonverbal antar- individu.

1) Mengangkat alis dengan perasaan tidak percaya

2) Mendekap lengan untuk mengasingkan atau melindungi diri 3) Mengangkat bahu ketika merasa tidak tertarik

4) Mengedipkan mata untuk menunjukkan kehangatan atau

persetujuan

5) Mengetuk-ngetukkan jemari ketika merasa tidak sabar 6) Memukul dahi ketika lupa akan suatu hal.

Dokumen terkait