• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Menurut Margono (2010: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII IPS SMA di kabupaten Gunung Kidul yang menerapkan Kurikulum 2006.

Tabel 3.2

Nama Sekolah dan Jumlah Populasi

No. Nama Sekolah Jumlah Populasi

1. SMA 1 Playen 63

2. SMA 1 Patuk 82

3. SMA 1 Panggang 61

4. SMA 1 Tanjungsari 68

5. SMA Pembangunan 1 Wonosari 12

6. SMA Muh. Wonosari 23

7. MAN Wonosari 84

No. Nama Sekolah Jumlah Populasi

9. SMA Pembangunan IV Playen 21

10. SMA PGRI Playen 11

11. MA YAPPI Gubugrubuh 35 12. MA Al I’anah 24 13. MA Al I’tisham 5 14. MA DARUL QUR’AN 17 15. MA AL MUMTAZ 14 16. MA MA ARIF 21 17. SMA 1 Semin 117 18. SMA 1 Semanu 59 19. SMA 1 Rongkop 40

20. SMA Pembangunan 2 Karangmojo 35

21. SMA Pembangunan Ponjong 14

22. SMA MUH Ponjong 13

23. SMA VET Ponjong 25

24. SMA Gotro Semin 10

25. SMA MUH Ngawen 27

26. MA AL HIKMAH 19

27. MA AL JAUHAR 27

Jumlah 943

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Menurut (Asep, 2009: 147), sampel merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel. Dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi.

Dalam penelitian ini yang digunakan dalam menentukan besaran sampel dari populasi adalah menggunakan rumus yang dikemukakan Krejcie dan Morgan, rumus ini digunakan karena jumlah populasi diketahui. Rumus untuk menghitung sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

S = besarnya sampel yang diinginkan

X2 = nilai Chi Squares dengan derajat kebebasan (d.k)=1 pada tingkat kepercayaan yang diinginkan

N = jumlah populasi P = proporsi populasi (0,5)

d = derajat ketelitian yang diterima dalam populasi (0,05) Perhitungan besarnya sampel yang diinginkan:

Jadi, besarnya sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 273 responden yang terdiri dari:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Sekolah Jumlah Peserta Didik

1. SMA N 1 Patuk 82 2. SMA N 1 Playen 63 3. SMA Dominikus 16 4. SMA N 1 Semanu 59 5. SMA N 1 Tanjungsari 68 Total 288

3. Teknik Sampling

Teknik penarikan sampel penelitian dilakukan berdasarkan teknik Cluster Sampling. Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007:47) Cluster Sampling adalah pengambilan data dari kluster-kluster yang dilakukan secara random. Cluster Sampling sering juga disebut area sampling karena berkaitan dengan lokasi tertentu. Menurut Gulo (2005:93), jika populasi tersebar dalam beberapa wilayah (cluster) yang masing-masing mempunyai ciri yang sama (mirip), maka salah satu atau beberapa wilayah dapat diambil secara acak sebagai sampel. Dan pada cluster sampling keacakan dilakukan pada pemilihan cluster bukan pada anggota cluster-nya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan cluster adalah sekolah. Sekolah-sekolah yang masuk ke dalam populasi mempunyai ciri yang sama atau mirip dalam hal telah menerapkan Kurikulum 2006 dan siswa di XII SMA jurusan IPS yang telah mendapat materi siklus akuntansi perusahaan jasa.

E. Operasionalisasi Variabel dan Pengkuran

1. Variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual

Derajat yang menunjukan seberapa sering kegiatan pembelajaran memenuhi kriteria yang memiliki karakteristik kontekstual (Komalasari, 2011:7).

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

No. Dimensi Indikator Pertanyaan

No. 1. Konsep keterkaitan (relating) a. Pengetahuan dan keterampilan sebelumnya 1

b. Materi lain dalam pelajaran akuntansi

2

c. Materi pelajaran lainnya 3

d. Ekspose media 4

e. Konteks lingkungan 5

f. Pengalaman dunia nyata 6

g. Kebutuhan siswa 7

h. Materi sederhana sampai dengan yang sulit 8 2. Pengalaman langsung (experiencing) a. Eksplorasi 9 b. Penemuan 10 c. Inventory 11 d. Investigasi 12 e. Penelitian 13 f. Pemecahan masalah 14 3. Aplikasi (applying)

a. Penerapan materi yang dipelajari di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat

15

b. Penerapan materi dalam memecahkan masalah

16

c. Penggunaan metode karyawisata, magang,

No. Dimensi Indikator Pertanyaan No. bermain peran, dll 4 Kerja sama (cooperating) a. Bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan mengerjakan tugas

18

b. Saling bertukar pikiran, mengajukan, dan menjawab pertanyaan

19

c. Komunikasi interaktif antar sesama siswa, siswa dengan guru, siswa dengan nara sumber

20

d. Penghormatan terhadap perbedaan gender, suku, ras, agama, sosio

ekonomi, budaya, dan pandangan 21 5. Pengaturan diri (self-regulating) a. Motivasi belajar sepanjang hayat 22

b. Motivasi untuk mencari dan menggunakan informasi dengan kesadaran sendiri 23 c. Melaksanakan trial- error 24 d. Melakukan refleksi 25 e. Belajar mandiri 26 6 Asesmen autentik (authentic assesment) a. Penilaian pembelajaran utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor)

27

b. Penilaian dilakukan di awal, tengah

No. Dimensi Indikator Pertanyaan No.

c. Siswa menilai diri sendiri

29

d. Siswa menilai orang lain

30

e. Penilaian dalam bentuk tertulis (pencil & paper test) 31 f. Penilaian berdasarkan perbuatan (performance, penugasan (proyek), produk, portofolio) 32 7 Reaching high standard

a. Mengenal dan dan mencapai standar tinggi

33

Dalam variabel keterampilan berkomunikasi terdapat 1 (satu) jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 (lima) pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Dalam pernyataan positif meliputi: selalu (Sl) = skor 5, sering (Sr) = skor 4, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 2, dan tidak pernah (Tp) = skor 1.

2. Variabel keterampilan berkomunikasi

Komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain (Supratiknya, 1995:30).

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Keterampilan Berkomunikasi

No. Indikator

Item

Positif Negatif

1. Sikap Percaya Diri 18 27

2. Membuka Diri 6,13,14,15,16,28,30

3. Penerimaan Diri 5,12,21

4. Mengkomunikasikan

pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas

10,19,24

5. Memberi dukungan 9,11

6. Memecahkan konflik

dengan cara konstruktif

17,20 23,29

7. Menyimak dengan penuh

perhatian

1,2,3,4,7,8,25,26,31, 32,33,35

22,34

Dalam variabel keterampilan berkomunikasi terdapat 2 (dua) jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 (lima) pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Dalam pernyataan positif meliputi: selalu (Sl) = skor 5, sering (Sr) = skor 4, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 2, dan tidak pernah (Tp) = skor 1. Sedangkan dalam pernyataan negatif meliputi: selalu (Sl) = skor 1, sering (Sr) = skor 2, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 4, dan tidak pernah (Tp) = skor 5.

3. Variabel integritas pribadi

Kejujuran adalah salah satu bentuk nilai yang harus diajarkan di sekolah yaitu jujur dalam berurusan dengan orang lain, tidak menipu,

mencurangi, atau mencuri dari orang lain merupakan sebuah cara mendasar untuk menghormati orang lain (Lickona, 2013:74).

Tabel 3.6

Operasionalisasi Variabel Integritas Pribadi

No. Dimensi Indikator

Item Positif Negatif

1. Pengetahuan Moral Kesadaran Moral 22

Pengetahuan Nilai-Nilai Moral 21 Pengambilan perspektif Moral 20 Membuat Keputusan Moral 18 19 Pengetahuan Diri sendiri 11

2. Perasaan Moral Hati Nurani 24

Penghargaan Diri 26 Empati 17 Mencintai Kebaikan 13,15,16 Kontrol diri 14 Kerendahan Hati 12

3. Tindakan Moral Kompetensi 2,4,5 1,3

Kehendak 7 8,9,10,23

Kebiasaan 25 6

Dalam variabel integritas pribadi terdapat 2 (dua) jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 (lima) pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Dalam pernyataan positif meliputi: selalu (Sl) = skor 5, sering (Sr) = skor 4, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 2, dan tidak

pernah (Tp) = skor 1. Sedangkan dalam pernyataan negatif meliputi: selalu (Sl) = skor 1, sering (Sr) = skor 2, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 4, dan tidak pernah (Tp) = skor 5.

4. Variabel minat belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa keterikatan dan kecenderungan yang tetap pada suatu hal atau aktivitas untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180).

Tabel 3.7

Operasionalisasi Variabel Minat Belajar

No. Indikator No.Butir

Positif Negatif

1. Perasaan suka/senang terhadap pelajaran akuntansi

1,4, 5

2. Perhatian yang besar terhadap materi akuntansi

3,8,9 2,6,7

3. Ketertarikan terhadap materi akuntansi 11,12,20 10,12

4. Partisipasi dalam proses pembelajaran akuntansi

14,15,16 5. Manfaat materi akuntansi dalam kehidupan 17,18,19

Dalam variabel minat belajar terdapat 2 (dua) jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 (lima) pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Dalam pernyataan positif meliputi: selalu (Sl) = skor 5, sering (Sr) = skor 4, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 2, dan tidak pernah (Tp) = skor 1. Sedangkan dalam pernyataan negatif meliputi: selalu

(Sl) = skor 1, sering (Sr) = skor 2, kadang-kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 4, dan tidak pernah (Tp) = skor 5.

Dokumen terkait