• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Deskriptif

Menurut Sugiyono (2004: 142) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif bertujuan untuk memaparkan persepsi siswa tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

Dalam penelitian ini data akan dideskripsikan dalam bentuk tabel dan nilai-nilai statistikanya, dan kemudian akan di interpretasikan secara kualitatif. Untuk mendiskripsikan data digunakan Penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), karena jika dibandingkan dengan PAP tipe I, PAP tipe II memiliki passing score lebih rendah yaitu pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut sebagai presentil minimal, karena passing score pada presentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah. Perlu kiranya diperhatikan bahwa passing score pada presentil kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan, mengingat kedua passing score tersebut telah keluar dari presentil minimal dan maksimal. Namun, terbuka kesempatan untuk menentukan passing score pada daerah presentil 56 dan 65, asalkan penentuan passing score tertentu itu masih tetap

memperhitungkan keadaan. Nilai presentil PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995:157):

Tabel 3.16

Nilai Presentil PAP Tipe II

Nilai Presentil Kategori Kecenderungan Variabel

81%-100% Sangat Tinggi

66%-80% Tinggi

56%-65% Sedang

46%-55% Rendah

<46% Sangat Rendah

PAP tipe II ini pada umumnya merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa di kelas dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Dalam hal ini data penelitian yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor tertinggi 5 dan skor terendah 1, maka dari itu untuk mendiskripsikan kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menemukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus: Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai presentil x (skor tertinggi yang mungkin dicapai item – skor terendah yang mungkin dicapai)]

Deskripsi kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menemukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus:

Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai presentil x (skor tertinggi yang mungkin dicapai item – skor terendah yang mungkin dicapai)]

Perhitungannya sebagai berikut:

a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 33 = 165

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 33 = 33 Skor: 33 + 81% (165-33) = 139,92 33 + 66% (165-33) = 120,12 33 + 56% (165-33) = 106,92 33 + 46% (165-33) = 93,72 33 + 0% (165-33) = 33

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut:

Tabel 3.17

Rentang Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

No. Interval Kategori

1 140-165 Sangat Tinggi

2 120-139 Tinggi

3 107-119 Sedang

4 94-106 Rendah

5 33-93 Sangat Rendah

b. Variabel Keterampilan Berkomunikasi

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 30 = 150 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 30 = 30 Skor: 30 + 81% (150-30) = 127,2 30 + 66% (150-30) = 109,2 30 + 56% (150-30) = 97,2 30 + 46% (150-30) = 85,2 30 + 0% (150-30) = 30

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut:

Tabel 3.18

Rentang Keterampilan Berkomunikasi

No. Interval Kategori

1 127-150 Sangat Tinggi

2 109-126 Tinggi

3 97-108 Sedang

4 85-96 Rendah

5 30-84 Sangat Rendah

c. Variabel Integritas Pribadi

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 20 = 100 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 20 = 20 Skor: 20 + 81% (100-20) = 84,8 20 + 66% (100-20) = 72,8 20 + 56% (100-20) = 64,8 20 + 46% (100-20) = 56,8 20 + 0% (100-20) = 20

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut:

Tabel 3.19

Rentang Integritas Pribadi

No. Interval Kategori

1 85-100 Sangat Tinggi

2 73-84 Tinggi

3 65-72 Sedang

4 57-64 Rendah

d. Variabel Minat Belajar

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 20 = 100 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 20 = 20 Skor: 20 + 81% (100-20) = 84,8 20 + 66% (100-20) = 72,8 20 + 56% (100-20) = 64,8 20 + 46% (100-20) = 56,8 20 + 0% (100-20) = 20

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut:

Tabel 3.20 Rentang Minat Belajar

No. Interval Kategori

1 85-100 Sangat Tinggi

2 73-84 Tinggi

3 65-72 Sedang

4 57-64 Rendah

5 20-56 Sangat Rendah

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas berdasarkan uji bivariat. Uji normalitas ini menggunakan normalitas bivariat dengan bantuan program SPSS for Windows versi

17.0. Ketentuannya adalah sebagai berikut: Jika R Square lebih besar dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika R Square lebih kecil dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

b. Pengujian Hipotesis

1) Rumusan Hipotesis

a) Hipotesis Pertama

Ho1: Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

berdasarkan Kurikulum 2006 dan keterampilan

berkomunikasi.

Ha1: Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

berdasarkan Kurikulum 2006 dan keterampilan

berkomunikasi. b) Hipotesis Kedua

Ho1: Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

berdasarkan Kurikulum 2006 dan integritas pribadi. Ha2: Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

c) Hipotesis Ketiga

Ho3: Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

berdasarkan Kurikulum 2006 dan minat belajar.

Ha3: Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan

pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

berdasarkan Kurikulum 2006 dan minat belajar. 2) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga ini dilakukan berdasarkan rumus korelasi Spearman sebagai berikut (Siregar, 2013:380):

Keterangan:

rs : nilai korelasi Spearman

d : selisih antara X dan Y n : jumlah pasangan data

Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien korelasi tersebut berkisar (rs) = (-1 ≤ 0 ≤ 1).

Berikut ini disajikan tabel tentang korelasi dan kekuatan hubungan menurut Siregar (2013:251) sebagai berikut:

Tabel 3.21

Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No Nilai Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 2 0,20 – 0,399 Lemah 3 0,40 – 0,599 Cukup 4 0,60 – 0,799 Kuat 5 0,80 – 0,100 Sangat Kuat 3) Penarikan Kesimpulan

a) Jika nilai Sig. (1-tailed)< α = 0,05, maka H01 ditolak dan Ha1

diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi. Sebaliknya, jika nilai Sig. (1-tailed) > α = 0,05, maka H01

diterima dan Ha1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan positif

antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada

materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dan

keterampilan berkomunikasi.

b) Jika nilai Sig. (1-tailed)< α = 0,05, maka H02 ditolak dan Ha2

diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi

berdasarkan Kurikulum 2006 dan integritas pribadi.

Sebaliknya, jika nilai Sig. (1-tailed) > α = 0,05, maka H02

diterima dan Ha2 ditolak. Artinya tidak ada hubungan positif

materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dan integritas pribadi.

c) Jika nilai Sig. (1-tailed)< α = 0,05, maka H03 ditolak dan Ha3

diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dan minat belajar. Sebaliknya, jika nilai Sig. (1-tailed) > α = 0,05, maka H03 diterima dan Ha3

ditolak. Artinya tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dan minat belajar.

80

BAB IV

Dokumen terkait