• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang. Penelitian ini dilakukan di kelas XI, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Kelas XI IPA 1 diberikan perlakuan pembelajaran matematika dengan Pendekatan Open-Ended dan kelas XI IPA 2 diberikan perlakuan dengan Pendekatan Saintifik.

Penelitian ini menggunakan pokok bahasan materi barisan dan deret yang disampaikan dalam tujuh kali pertemuan. Di akhir pertemuan, kedua kelas diberikan post-test berupa instrumen tes kemampuan berpikir intuitif matematis yang sama dan dikerjakan dalam durasi waktu yang sama, yaitu 80 menit. Instrumen tes tersebut terdiri dari 5 soal uraian yang disusun sesuai dengan indikator kemampuan berpikir intuitif matematis yang akan diukur. Instrumen tes yang diberikan kepada kedua kelas telah melalui uji kelayakan instrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas serta perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

Setelah instrumen tes kemampuan berpikir intuitif matematis diberikan, data hasil post-test selanjutnya diolah sehingga dapat memberikan gambaran kemampuan berpikir intuitif matematis siswa. Kemampuan berpikir intuitif matematis yang diteliti dalam penelitian ini didasarkan pada tiga indikator, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat secara masuk akal, kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat menggunakan kombinasi rumus dan algoritma yang dimiliki, dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat berdasarkan generalisasi dari contoh atau konsep. Berikut disajikan data hasil instrumen tes kemampuan berpikir intuitif matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen Data hasil tes kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen Interval Frekuensi �� �� % �� 50-57 4 12,5 4 58-65 4 12,5 8 66-73 6 18,75 14 74-81 9 28,125 23 82-89 5 15,625 28 90-97 4 12,5 32 32 100

Berdasarkan Tabel 4.1, nilai terbanyak berada pada interval 74–81 sebanyak 9 siswa dengan persentase 28,125%. Siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 50–57 dengan persentase 12,5%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai tertinggi berada pada interval 90–97 dengan persentase 12,5%. Perhitungan mean dari data kelas eksperimen sebesar 73,75 dan median sebesar 76,25.

2. Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Kontrol Data hasil tes kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Kontrol Interval Frekuensi % 32-41 3 9,375 3 42-51 7 21,875 10 52-61 7 21,875 17 62-71 8 25 25 72-81 5 15,625 30 82-91 2 6,25 32 32 100

41

Berdasarkan Tabel 4.2, nilai terbanyak berada pada interval 62–71 sebanyak 8 siswa dengan persentase 25%. Siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 32–41 dengan persentase 9,375%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai tertinggi berada pada interval 82–91 dengan persentase 6,25%. Perhitungan mean dari data kelas kontrol sebesar 59,30 dan median sebesar 58,75.

3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perbandingan data hasil tes kemampuan berpikir intuitif matematis siswa antara kelas eksperimen yang diajar dengan Pendekatan Open-Ended dan kelas kontrol yang diajar dengan Pendekatan Saintifik dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Skewness Eksperimen 32 42,5 50,0 92,5 73,75 12,6523 -,420 Kontrol 32 57,5 32,5 90,0 59,30 14,5944 ,265 Valid N 32

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan nilai rata-rata 73,75 pada kelas eksperimen dan 59,30 pada kelas kontrol. Nilai siswa yang paling maksimal terdapat pada kelas eksperimen yaitu 92,5 sedangkan nilai yang paling minimum berada pada kelas kontrol yaitu 32,5. Standar deviasi kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir intuitif matematis siswa kelas kontrol lebih beragam dibanding kelas eksperimen. Jika dilihat dari tingkat kemiringan (skewness), kelas eksperimen bernilai negatif yang artinya sebagian besar data kelas eksperimen berada di atas rata-rata. Tingkat kemiringan kelas kontrol bernilai positif yang artinya data kelas kontrol berada di bawah rata-rata.

Secara visual, perbedaan penyebaran data hasil post-test siswa untuk kemampuan berpikir intuitif matematis dari kedua kelas dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1

Perbandingan Penyebaran Data Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan kurva pada Gambar 4.1, terlihat bahwa perbandingan nilai kemampuan berpikir intuitif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan pada jumlah siswa yang memperoleh nilai di antara 70 sampai 90. Perolehan nilai pada interval tersebut lebih didominasi oleh siswa kelas eksperimen dengan frekuensi siswa yang lebih banyak dibandingkan dengan kelas kontrol.

4. Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Ditinjau Berdasarkan Indikator

Kemampuan berpikir intuitif matematis siswa dianalisis lebih tajam lagi ditinjau berdasarkan indikatornya yaitu kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat secara masuk akal, kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat menggunakan kombinasi rumus dan algoritma yang dimiliki dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat berdasarkan generalisasi dari

0 2 4 6 8 10 12 14 0 20 40 60 80 100 Eksperimen Kontrol

43

contoh atau konsep. Rata-rata kemampuan berpikir intuitif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau berdasarkan indikator disajikan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Rata-rata Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Ditinjau Berdasarkan Indikator

No. Indikator Eksperimen Kontrol

1. Kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat

secara masuk akal 70,51 56,05

2.

Kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat menggunakan kombinasi rumus dan algoritma yang dimiliki

75,39 52,34

3. Kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat

berdasarkan generalisasi dari contoh atau konsep 76,17 66,02

Berdasarkan Tabel 4.4, pada indikator kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat secara masuk akal, capaian kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol. Pada indikator kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat menggunakan kombinasi rumus dan algoritma yang dimiliki, capaian kelas eksperimen jauh lebih unggul dibanding kelas kontrol. Selanjutnya, pada indikator kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat berdasarkan generalisasi dari contoh atau konsep, capaian kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol. Dilihat dari ketiga indikator tersebut, kelas eksperimen selalu unggul daripada kelas kontrol di setiap indikator kemampuan berpikir intutif matematis.

Secara visual, rata-rata kemampuan berpikir intutif matematis siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir intuitif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram batang pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2

Diagram Batang Rata-rata Kemampuan Berpikir Intuitif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.2, rata-rata indikator kemampuan berpikir intuitif matematis dengan tingkatan yang paling tinggi untuk kelas eksperimen adalah indikator 3, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat berdasarkan generalisasi dari contoh atau konsep. Sementara rata-rata indikator kemampuan berpikir intuitif matematis yang paling tinggi untuk kelas kontrol adalah indikator 3, yaitu menyelesaikan masalah dengan cepat menggunakan kombinasi rumus dan algoritma yang dimiliki. Dilihat dari keseluruhan, rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi di semua indikator dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dokumen terkait