• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

2. Pendekatan Open-Ended

a. Pengertian Pendekatan Open-Ended

Teori mengenai Pendekatan Open-Ended berasal dari negara Jepang sekitar tahun 1970. Di tahun tersebut diadakan penelitian mengenai evaluasi, saat itu penelitian yang terkemuka ialah penelitian yang dilakukan oleh Shimada dan kawan-kawannya mengenai evaluasi prestasi matematika siswa, mereka mengembangkan masalah open-ended dalam rangka mengevaluasi aktivitas siswa.20 Beberapa tahun kemudian beberapa peneliti dan guru-guru sekolah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga akhirnya terbit buku The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics yang diterbitkan oleh NCTM.21 Menurut Shimada yang tercantum dalam Muhsinin, Pendekatan Open-Ended adalah suatu

19

Agus Sukmana dan Wahyudin, A Teaching Material Development for Developing Students’

Intuitive Thinking through REACT Contextual Teaching Approach, (Jurnal Mat Stat, Vol. 11 No. 2), 2011, h. 78.

20Nobuhiko Nohda, Teaching by Open-Approach Method in Japanese Mathematics Classroom, (Proceedings of the Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education), 2000, h. 2.

17

pendekatan dalam pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan penyelesaian yang benar lebih dari satu.22

Seiring perkembangan jaman, permasalahan open-ended dipisahkan menjadi tiga ciri, yaitu masalah dengan jawaban akhir yang terbuka, masalah yang menghasilkan beberapa solusi dan masalah yang menimbulkan beberapa masalah. Jika ketiga ciri dari permasalahan open-ended digabungkan dalam satu masalah maka pendekatan pembelajaran ini disebut sebagai Open Approach. Dalam Open Approach, selain masalah dengan jawaban akhir yang terbuka, dapat disertakan juga masalah yang menghasilkan beberapa solusi dan masalah yang menghasilkan beberapa masalah.23 Teori tentang Open Approach diadopsi oleh negara Thailand yang digagasi oleh Maitree Inprasitha. Di negara tersebut, teori Open Approach diintegrasikan dengan

lesson study serta menjadi suatu metode pengajaran dalam proses pembelajaran.24 Terdapat empat tahapan pembelajaran Open Approach

menurut Inprasitha, yaitu posing open-ended problem, students’ self-learning, whole class discussion and comparison of concepts, dan summarization through connecting students’ mathematical ideas emerged in the classroom.25

Berdasarkan pembelajaran matematika tingkat dasar, permasalahan

open-ended dalam pengertian Open Approach dapat kita jumpai walaupun terbilang jarang. Akan tetapi, semakin tinggi jenjang pendidikan, permasalahan matematika seperti itu sulit bahkan jarang sekali kita temui. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk menggunakan tahapan pembelajaran

Open Approach yang dikemukakan Inprasitha dengan menggunakan permasalahan open-ended yang tidak selalu menggabungkan ketiga cirinya.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka pengertian Pendekatan Open-Ended menurut peneliti adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan permasalahan open-ended yang dibedakan menjadi tiga ciri, yaitu masalah

22Ummil Muhsinin, Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika, (Jurnal Edu-Math Volume 4), 2013, h. 47-48.

23Nohda, op.cit., h. 6.

24Kwanta Panbanlame, Kiat Sangaroon, dan Maitree Inprasitha, Students’ Intuition in

Mathematics Class Using Lesson Study and Open Approach, (Psychology, 5, 1503-1516; Khon Kaen University, Thailand), 2014, h. 1506.

dengan jawaban akhir yang terbuka, masalah yang menghasilkan beberapa solusi, atau masalah yang menimbulkan beberapa masalah.

b. Tahapan Pendekatan Open-Ended

Pendekatan Open-Ended yang dikemukakan Inprasitha mempunyai empat tahapan. Tahapan tersebut adalah Posing Open-Ended Problem,

Students’ Self-Learning through Open-Ended Problem Solving, Whole Class Discussion and Comparison of Concept, dan Summarization through Connecting Students’ Mathematical Ideas That Emerged In The Classroom.26 Perkembangan kemampuan berpikir intuitif matematis lebih terlihat pada tahap Posing Open-Ended Problem dan Students’ Self-Learning through Open-Ended Problem Solving.27 Di tahap Posing Open-Ended Problem siswa mencoba memahami masalah dan berpikir dengan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Di tahap Students’ Self-Learning through Open-Ended Problem Solving, siswa akan berusaha untuk bereksperimen dengan metode yang berbeda dari yang telah dipelajari sebelumnya dengan beracuan pada konsep yang ada.

Jaijan dan Suttiamporn menjelaskan tahapan Pendekatan Open-Ended

sebagai berikut.28

(1) Posing Open-Ended Problem

Di tahap ini, guru mengajukan masalah open-ended dengan menggunakan beberapa media dan memberikan waktu kepada siswa untuk memahami masalah.

(2) Students’ Self-Learning through Open-Ended Problem Solving

Tahap ini adalah tahap dimana siswa belajar berusaha secara mandiri memecahkan masalah open-ended dengan berbagai metode. Guru mengkompilasi semua solusi yang diusulkan oleh siswa.

(3) Whole Class Discussion and Comparison

26

Ibid.

27

Ibid., h. 1513.

28Wasukree Jaijan dan Wipaporn Suttiamporn, Mathematical Connection of Students in Lesson Study and Open Approach, (Journal RMUTSB Acad.), 2013, h. 72.

19

Pada tahap ini, siswa menyajikan solusi dari masalah open-ended. Guru menghargai semua solusi yang diusulkan siswa dan menghubungkan semua ide matematika.

(4) Summarization through Connecting Students’ Mathematical Ideas That Emerged In The Classroom

Siswa menghubungkan semua ide sehingga memperoleh generalisasi, aturan, dan rumus matematika sebelum siswa mencatatnya di papan dan buku catatan mereka sendiri dengan menggunakan bahasa mereka.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menggunakan tahapan Pendekatan Open-Ended dengan penjelasan sebagai berikut.

(1) Pengajuan Masalah Open-Ended

Di tahap pertama, guru membagi siswa ke dalam kelompok. Guru membagikan LKS kepada siswa dengan pengajuan masalah open-ended

yang dapat dijumpai dalam kehidupan. Siswa diberikan kesempatan untuk memahami masalah tersebut secara berkelompok.

(2) Belajar Mandiri

Dalam tahap ini, siswa mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan open-ended. Siswa mencari cara dengan berbagai metode untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Cara yang digunakan siswa bebas berdasarkan pemikirannya yang masuk akal. Guru mengarahkan siswa jika mengalami kesulitan.

(3) Diskusi Kelas dan Perbandingan Konsep

Pada tahap ini, siswa mendiskusikan penyelesaian dalam kelompok dan menyajikannya di kelas. Setelah presentasi, siswa membandingkan hasil penyelesaian kelompok lain. Keberagaman algoritma dan rumus yang digunakan tiap siswa dapat terlhat di tahap ini. Tugas guru di sini adalah mengasosiasikan ide yang muncul dari siswa terhadap permasalahan yang diberikan.

(4) Kesimpulan Berdasarkan Hubungan Ide Siswa di Kelas

Di tahap terakhir siswa menghubungkan semua ide yang dipresentasikan di kelas untuk memperoleh generalisasi.

c. Keunggulan Pendekatan Open-Ended

Pendekatan Open-Ended memberikan siswa pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru dari cara menjawab permasalahan matematika. Berikut adalah keunggulan dari Pendekatan Open-Ended.29

1. Siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung dan mampu mengungkapkan idenya. Hal ini dikarenakan pendekatan ini menggunakan soal open-ended yang tidak hanya mengacu ke satu proses dan jawaban. Ide masing-masing siswa diperhatikan dan dapat tersalurkan melalui proses berpikir mereka pada saat menyelesaikan soal.

2. Siswa mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkan ilmu dan keterampilan matematik secara konprehensif.

3. Siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah dapat memecahkan permasalahan dengan ungkapan mereka sendiri. Hal ini dikarenakan siswa dapat mengekspresikan pemahaman mereka secara bebas sesuai dengan yang siswa pahami.

4. Siswa memiliki motivasi untuk menjelaskan suatu bukti.

5. Siswa mendapat banyak pengalaman untuk menjawab permasalahan yang tidak mudah.

Dokumen terkait