BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Analisis Hubungan Kekerabatan Curcuma spp Berdasarkan Karakter
4.1.2.2 Deskripsi Diagnostik Differensial
A. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan Kunyit (Curcuma domestica) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) berbeda dengan Kunyit (Curcuma domestica). Temulawak memiliki habitus pseudostem padat, sedangkan kunyit memiliki habitus pseudostem terbuka. Intensitas warna hijau pada batangnya pun juga
C
D E
10 mm
kunyit, warnanya adalah green. Temulawak dan kunyit memiliki bangun daun yang berbeda. Temulawak memiliki bangun daun jorong, dan kunyit bangun daunnya memanjang. Tepi daun rata dimiliki oleh temulawak dan tepian daun bergelombang dimiliki oleh kunyit. Pola venasi temulawak lebih berjauhan daripada kunyit yang memiliki pola venasi berdekatan. Warna permukaan daun bagian bawah pada temulawak, berwarna green, sedangkan kunyit berwarna light green. Pada ibu tangkai daun temulawak terdapat pewarnaan yang khas, sedangkan pada kunyit tidak terdapat pewarnaan khas. Bentuk rimpang temulawak berkelok, tetapi bentuk rimpang kunyit lurus. Warna inner core rimpang temulawak berwarna lemon yellow, sedangkan inner core kunyit berwana orange. Pola internodus pada temulawak lebih besar daripada pola internodus pada kunyit. Aroma rimpang pada temulawak dan kunyit juga berbeda, temulawak beraroma mirip seperti mangga, sedangkan kunyit beraroma khas turmeric.
Rasa rimpang temulawak dan kunyit pun berbeda. Pada temulawak, rasa rimpangnya manis cenderung asam, sedangkan pada kunyit rasa rimpangya khas turmeric.
Permukaan rimpang temulawak lebih kasar jika dibandingkan permukaan rimpang kunyit yang sedang tingkat kekasarannya dan kehalusannya. Jika pada temulawak warna permukaan rimpang adalah merah kecoklatan, lain halnya pada kunyit yang berwarna merah kekuningan. Ujung bractea pada temulawak berwarna crimson, berbeda dengan kunyit yang berwarna putih. Melalui uji skrining fitokimia, di dalam rimpang temulawak terdapat senyawa flavonoid dan tidak ada senyawa tannin, tetapi kunyit tidak mengandung senyawa flavonoid, namun memiliki senyawa tannin.
B. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan temu giring (Curcuma heyneana)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) berbeda dengan temu giring (Curcuma heyneana). Temulawak memiliki intensitas warna hijau pada batang, yaitu light green.
Sedangkan pada temu giring intensitasnya adalah green. Bangun daun temulawak adalah jorong, berbeda dengan temu giring yang bangun daunnya adalah lanset. Tepi daun temulawak rata, tetapi tepi daun temu giring bergelombang. Pola venasi temulawak lebih berjauhan dibandingkan pola venasi temu giring. Warna permukaan daun bagian atas pada temulawak adalah hijau, sedangkan pada temu giring warnanya adalah hijau tua. Jika ibu tangkai daun temulawak memiliki pewarnaan yang khas, pada temu giring tidak ditemukan adanya pewarnaan khas di ibu tangkai daunnya. Bentuk rimpang temulawak cenderung berkelok, sementara bentuk rimpang temu giring adalah lurus. Jumlah induk rimpang temulawak lebih banyak dibandingkan temu giring. Pola internodus temulawak lebih besar daripada temu giring. Aroma rimpang temulawak seperti mangga, berbeda dengan aroma rimpang temu giring yang seperti kamper. Rasa rimpang temulawak manis, berbeda dengan rasa rimpan temu giring yang pahit.
Permukaan rimpang temulawak lebih kasar jika dibandingkan permukaan rimpang temu giring yang halus. Warna ujung bractea temulawak adalah crimson, sedangkan pada temu giring berwarna ungu. Pada temulawak, coma bractea memiliki warna rose, lain halnya pada temu giring yang coma bracteanya berwarna putih.
C. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan temu ireng (Curcuma aeruginosa)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) berbeda dengan temu ireng (Curcuma aeruginosa). Pada temulawak intensitas warna hijau pada batang adalah light green, sedangkan pada temu ireng adalah green. Temulawak tidak mempunyai pewarnaan anthocyanin pada batang, sedangkan pada batang temu ireng terdapat pewarnaan anthocyanin. Bangun daun temulawak berbeda dengan temu ireng. Pada temulawak, bangun daunnya berbentuk jorong, sedangkanya pada temu ireng bangun daunnya lanset. Warna permukaan daun bagian atas dan bawah pada temulawak adalah hijau, pada temu ireng warnanya lebih gelap, yaitu hijau tua. Habitus rimpang temulawak adalah padat, berbeda dengan habitus rimpang temu ireng yang jarang/longgar.
Temulawak memiliki rimpang yang lebih tebal daripada temu ireng. Inner core temulawak berwarna lemon yellow, sementara inner core temu ireng berwarna biru ke abu-abuan. Warna daging rimpang temulawak adalah kuning, berbeda dengan temu ireng yang berwarna biru ke abu-abuan. Aroma rimpang temulawak mirip seperti mangga, sementara temu ireng cenderung tidak memliki aroma. Rasa rimpang temulawak manis, tetapi rasa rimpang temu ireng pahit. Kaliks temulawak berwarna sedangkan kaliks temu ireng berwarna putih. Ujung bractea temulawak berwarna crimson, pada temu ireng berwarna ungu. Hasil uji skrining fitokimia, menunjukkan bahwa temulawak memiliki kandungan senyawa berbeda dengan temu ireng.
Temulawak tidak memiliki senyawa tannin, sedangkan temu ireng memiliki senyawa
D. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan temu mangga (Curcuma mangga)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) berbeda dengan temu mangga (Curcuma mangga). Intensitas warna hijau pada batang temulawak tidak se-hijau tua temu mangga. Bangun daun temulawak adalah jorong berbeda dengan bangun daun temu mangga yaitu memanjang, Warna permukaan daun bagian atas dan bawah pada temulawak adalah hijau, sedangkan pada temu mangga adalah hijau tua. Pada temulawak terdapat pewarnaan khas di bagian ibu tangkai daun, berbeda dengan temu mangga yang tidak memiliki pewarnaan khas di bagian ibu tulang daun. Habitus rimpang temulawak adalah padat, sedangkan habitus rimpang temu mangga adalah jarang/longgar. Bentuk rimpang temulawak adalah berkelok, berbeda dengan temu mangga yang bentuk rimpangnya lurus. Rimpang temulawak lebih tebal jika dibandingkan dengan rimpang temu mangga. Temulawak juga memiliki lebih banyak induk rimpang jika dibandingkan temu mangga. Warna daging rimpang temulawak adalah kuning, sementara pada temu mangga adalah kuning muda keabu-abuan. Pola internodus temulawak lebih besar daripada pola internodus temu mangga. Permukaan rimpang temulawak lebih kasar jika dibandingkan dengan temu mangga. Warna ujung bractea temulawak adalah crimson, sedangkan pada temu mangga adalah rose. Warna korola dan labellumnya pun juga berbeda. Pada temulawak berwarna kuning, sementara pada temu mangga berwarna ungu. Jika pada temulawak memilki pistilum yang berwarna kuning, berbeda dengan temu mangga yang memiliki pistilum berwarna
senyawa steroid, berbeda dengan temu mangga yang tidak memiliki senyawa steroid.
Jika pada temulawak tidak terdapat senyawa tannin, berbeda dengan temu mangga yang mengandung senyawa tannin.
E. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan lempuyang emprit (Zingiber americana)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) berbeda dengan lempuyang emprit (Zingiber americana). Temulawak memiliki kepadatan daun yang lebih sedikit dibandingkan lempuyang emprit. Sudut letak daun pada temulawak juga relatif lebih sempit dibandingkan pada lempuyang emprit. Pada temulawak, intensitas warna hijau pada batang adalah hijau muda, sementara pada lempuyang emprit adalah hijau tua.
Pada batang temulawak tidak terdapat pewarnaan anthocyanin, sementara pada batang lempuyang emprit terdapat pewarnaan anthocyanin. Bangun daun temulawak berbeda dengan lempuyang emprit. Pada temulawak, bangun daunnya adalah jorong, sedangkan pada lempuyang emprit adalah lanset. Ujung dan pangkal daun temulawak adalah meruncing, sementara pada lempuyang emprit ujung dan pangkal daunnya adalah runcing. Venasi pada daun temulawak adalah menyirip, lain halnya dengan lempuyang emprit yang venasinya sejajar. Pola venasi pada temulawak cenderung berjauhan, berbeda dengan lempuyang emprit yang pola venasinya dekat. Warna permukaan daun bagian atas pada temulawak lebih berwarna hijau dibandingkan lempuyang emprit yang berwarna hijau muda. Pada ibu tangkai daun temulawak
ditemukan. Bentuk rimpang temulawak berkelok, sedangkan bentuk rimpang lempuyang emprit adalah lurus. Rimpang temulawak lebih tebal jika dibandingkan dengan lempuyang emprit. Jika pada temulawak terdapat induk rimpang, pada lempuyang emprit tidak ditemukan adanya induk rimpang. Warna inner core pada temulawak adalah lemon yellow, sedangkan pada lempuyang emprit adalah cream brown. Warna daging rimpang temulawak adalah kuning, sementara warna daging rimpang lempuyang emprit adalah cream brown, Pola internodus pada temulawak lebih besar jika dibandingkan dengan lempuyang emprit. Aroma rimpang temulawak mirip seperti mangga, tetapi aroma rimpang lempuyang emprit mirip seperti kamper. Rasa rimpangnya pun berbeda, pada temulawak rasanya manis, sedangkan pada lempuyang emprit rasanya pahit. Permukaan rimpang temulawak lebih kasar dibandingkan permukaan rimpang lempuyang emprit. Dari hasil uji skrining fitokimia didapatkan hasil, bahwa temulawak memiliki kandungan senyawa flavonoid. Sedangkan pada lempuyang emprit tidak terdapat senyawa flavonoid.
F. Kunyit (Curcuma domestica) dengan temu giring (Curcuma heyneana) Kunyit (Curcuma domestica) berbeda dengan temu giring (Curcuma heyneana).
Kunyit memilki habitus pseudostem terbuka, sedangkan habitus pseudostem temu giring adalah padat. Perbedaan juga terlihat pada bangun daunnya. Kunyit memiliki bangun daun memanjang, sedangkan temu giring berbangun daun lanset. Warna permukaan daun bagian atas dan bawah dari daun kunyit lebih berwarna hijau muda
sementara habitus rimpang temu giring adalah jarang. Kunyit umumya mempunyai induk rimpang lebih banyak jika dibandingkan dengan temu giring. Warna inner core kunyit adalah orange, sedangkan warna inner core temu giring adalah lemon yellow.
Warna daging rimpang kunyit adalah orange, sedangkan warna daging rimpang temu giring adalah yellow. Aroma rimpang kunyit khas turmeric, berbeda dengan rimpang temu giring yang beraroma kamper. Rasa rimpang kunyit juga khas turmeric, tetapi rasa rimpang temu giring adalah rasa pahit. Permukaan rimpang turmeric relatif lebih kasar daripada permukaan rimpang temu giring yang halus. Warna permukaan rimpang kunyit adalah merah kekuningan, sementara warna permukaan rimpang temu giring adalah merah kecoklatan. Kunyit memiliki ujung bractea dengan warna putih, sedangkan ujung bractea temu giring berwarna ungu. Bagian coma bractea kunyit berwarna puith kehijauan sedangkan pada temu giring berwarna putih. Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa kunyit memiliki senyawa tanin, sedangkan temu giring tidak memiliki senyawa tanin. Kunyit tidak mengandung senyawa flavonoid, sebaliknya temu giring mempunyai kandungan senyawa flavonoid.
G. Kunyit (Curcuma domestica) dengan temu ireng (Curcuma aeruginosa) Kunyit (Curcuma domestica) berbeda dengan temu ireng (Curcuma aeruginosa). Kunyit memiliki habitus pseudostem terbuka, sedangkan temu ireng memiliki habitus pseudostem padat. Pada batang kunyit tidak terdapat pewarnaan anthocyanin yang khas seperti pada batang temu ireng. Kunyit memiliki bangun daun
bergelombang, sedangkan tepi daun temu ireng rata. Pola venasi kunyit lebih berdekatan daripada temu ireng yang pola venasinya berjauhan. Warna permukaan daun bagian atas dan bawah pada kunyit tidak terlalu hijau tua seperti pada temu ireng.
Ibu tangkai daun kunyit tidak memiliki warna khas seperti pada ibu tangkai daun temu ireng. Karakteristik rimpang kunyit berbeda dengan temu ireng. Kunyit memiliki rimpang berhabitus padat, sedangkan temu ireng rimpangnya berhabitus jarang. Inner core dan daging rimpang kunyit berwarna orange, sementara pada temu ireng berwarna biru keabu-abuan. Pola internodus ripang kunyit lebih kecil jika dibandingkan pola internodus rimpang temu giring. Aroma dan rasa rimpang kunyit adalah khas turmeric, sedangkan rimpang temu ireng tidak memiliki aroma khas dan rasanya pahit.
Permukaan rimpang kunyit lebih halus jika dibandingkan permukaan rimpang temu ireng. Permukaan rimpang kunyit berwarna merah kekuningan, sementara permukaan rimpang temu ireng berwarna merah kecoklatan. Kunyit mempunyai kaliks berwarna khas, lain halnya dengan temu ireng yang kaliksnya berwarna putih. Ujung bractea pada kunyit cenderung berwarna putih sedangkan temu ireng memiliki ujung bractea berwarna ungu. Dari hasil uji skrining fitokimia, kunyit tidak mengandung senyawa flavonoid, sementara temu ireng mengadung senyawa flavonoid.
H. Kunyit (Curcuma domestica) dengan temu mangga (Curcuma mangga) Kunyit (Curcuma domestica) berbeda dengan temu mangga (Curcuma mangga). Kunyit memiliki habitus pseudostem terbuka, berbeda dengan temu mangga
warna hijau, dan pada temu mangga warnanya lebih hijau tua. Tepi daun kunyit bergelombang, sedangkan pada temu mangga tepi daunnya rata. Warna permukaan daun bagian atas dan bawah pada daun kunyit tidak sehijau tua pada daun temu mangga.
Kunyit berhabitus rimpang padat, sedangkan temu mangga berhabitus rimpang jarang.
Kunyit memiliki lebih banyak induk rimpang jika dibandingkan dengan temu mangga.
Warna inner core dan daging rimpang pada kunyit adalah orange, sementara pada temu mangga, inner corenya berwarna lemon yellow, dan daging rimpangnya berwarna kuning muda keabu-abuan. Aroma daan rasa rimpang dari kunyit sangat khas turmeric, namun pada teemu mangga aroma dan rasa rimpangnya khas seperti buah mangga.
Permukaan rimpang kunyit juga tidak sehalus permukaan rimpang temu mangga.
Warna permukaan rimpang kunyit adalah merah kekuningan, sementara pada permukaan rimpang temu mangga adalah merah kecoklatan. Warna ujung bractea pada kunyit adalah putih, berbeda dengan temu mangga yang berwarna rose. Korola kunyit berwarna kuning, sementara pada temu mangga korolanya berwarna ungu. Pistillum pada kunyit berwarna kuning, sementara pada temu mangga berwarna putih. Kunyit memiliki senyawa steroid berdasarkan hasil uji skrining fitokimia, sementara temu mangga tidak memiliki senyawa steroid. Kunyit tidak mengandung senyawa flavonoid, tetapi temu mangga mengandung senyawa flavonoid.
I. Kunyit (Curcuma domestica) dengan lempuyang emprit (Zingiber americana)
Kunyit (Curcuma domestica) berbeda dengan lempuyang emprit (Zingiber americana). Kunyit memiliki habitus pseudostem jarang sedangkan lempunyang emprit memiliki habitus pseudostem padat. Sudut letak daun pada kunyit tidak selebar pada lempuyang emprit. Kunyit tidak mempunyai pewarnaan anthocyanin pada pseudostem seperti pada lempuyang emprit. Daun kunyit berbangun daun memanjang, berbeda dengan lempuyang emprit yang berbangun daun lanset. Ujung dan pangkal daun kunyit meruncing, tidak seperti ujung dan pangkal daun lempuyang emprit yang berbentuk runcing. Tepi daun kunyit juga berbeda dengan lempuyang emprit. Tepi daun kunyit bergelombang, sementara tepi daun lempuyang emprit rata. Venasi daun kunyit menyirip, sedangkan venasi daun lempuyang emprit sejajar. Warna permukaan daun bagian bawah pada kunyit tidak terlalu hijau seperti pada lempuyang emprit. Jika kunyit memiliki induk rimpang, lain halnya dengan lempuyang emprit yang tidak memiliki induk rimpang. Warna inner core dan daging rimpang kunyit adalah orange.
Sedangkan pada lempuyang emprit berwarna coklat krem. Rimpang kunyit beraroma dan rasa khas turmeric, sementara pada lempuyang emprit aromanya seperti kamper dengan rasa rimpang pahit. Permukaan rimpang kunyit tidak sehalus permukaan rimpang lempuyang emprit. Warna permukaan rimpang kunyit adalah merah kekuningan, sedangkan permukaan rimpang lempuyang emprit adalah merah kecoklatan. Warnna ujung bractea pada kunyit adalah putih, sementara pada
J. Temu giring (Curcuma heyneana) dengan temu ireng (Curcuma aeruginosa).
Temu giring (Curcuma heyneana) berbeda dengan temu ireng (Curcuma aeruginosa). Temu giring tidak memiliki pewarnaan anthocyanin di pseudostem seperti pada temu ireng. Tepi daun temu giring bergelombang sementara pada temu ireng tepi daunnya rata. Pola venasi temu giring lebih berdekatan daripada pola venasi temu ireng. Warna permukaan daun bagian bawah temu giring tidak segelap pada temu ireng. Temu giring tidak memiliki pewarnaan pada ibu tangkai daunnya seperti pada temu ireng. Bentuk rimpang temu giring lebih lurus dibandingkan bentuk rimpang temu ireng. Warna daging dan inner core rimpang temu giring berwarna kuning, sedangkan pada temu ireng berwarna biru keabu-abuan. Pola internodus rimpang temu giring lebih kecil daripada pola inernodus rimpang temu ireng. Aroma rimpang temu giring menyengat seperti kamper daripada temu ireng yang tidak beraroma. Permukaan rimpang temu giring lebih halus daripada permukaan rimpang temu ireng. Temu giring memiliki kaliks berwarna, sementara temu ireng kaliksnya berwarna putih.
Kebalikannya, labellum temu giring berwarna putih, tetapi labellum temu ireng berwarna. Temu giring tidak memiliki senyawa tannin setelah diuji dengan skrining fitokimia. Sedangkan temu ireng memiliki kandungan senyawa tanin.
K. Temu giring (Curcuma heyneana) dengan temu mangga (Curcuma mangga).
Temu giring (Curcuma heyneana) berbeda dengan temu mangga (Curcuma mangga). Intensitas warna hijau pada batang temu giring tidak sepekat warna hijau pada temu mangga. Temu giring memiliki daun berbentuk lanset, sedangkan temu mangga berbentuk memanjang. Tepi daun temu giring bergelombang, berbeda dengan temu mangga yang tepi daunnya rata. Pola venasi pada temu giring lebih berdekatan jika dibandingkan pola venasi pada temu mangga. Warna permukaan daun pada bagian bawah di daun temu giring tidak sehijau gelap pada temu mangga. Warna daging rimpang temu giring adalah kuning, sementara pada temu mangga warnaya lebih muda dan agak sedikit keabu-abuan. Rimpang temu giring beraroma seperti kamper dan rasa rimpangnya pahit. Tetapi temu mangga rasa dan aroma rimpangnya seperti buah mangga. Temu giring mempunyai ujung bractea berwarna ungu, sementara ujung bractea temu mangga berwarna rose. Coma bractea temu giring berwarna putih, sedangkan coma bractea temu mangga berwarna. Labellum dan korola pada temu giring berwarna kuning, sedangkan pada temu mangga berwarna ungu. Pistilum pada temu giring berwarna kuning, beda dengan temu mangga yang pistilumnya berwarna putih. Temu giring tidak mempunyai senyawa tannin, sedangkan temu mangga mempunyai senyawa tannin. Temu giring memiliki kandungan steroid, sedangkan temu mangga tidak memiki kandungan senyawa steroid.
L. Temu giring (Curcuma heyneana) dengan lempuyang emprit (Zingiber americana)
Temu giring (Curcuma heyneana) berbeda dengan lempuyang emprit (Zingiber americana). Temu giring tidak memiliki kepadataun daun sebanyak lempuyang emprit.
Tetapi temu giring lebih tinggi perawakannya daripada lempuyang emprit. Sudut letak daun pada temu giring tidak selebar sudut letak daun pada lempuyang emprit. Dan paada pseudostem temu giring tida ditemukan adanya pewarnaan anthocyanin seperti pada lempuyang emprit. Ujung dan pangkal daun temu giring adalah meruncing, berbeda dengan lempuyang emprit yang ujung dan pangkal daunnya runcing. Tepi daun temu giring bergelombang, tidak seperti tepi daun lempuyang emprit yang rata.
Venasi pada temu giring adalah menyirip, sementara pada lempuyang emprit venasinya sejajar. Rimpang temu giring habitusnya tidak sepadat habitus rimpang lempuyang emprit. Temu giring memiliki induk rimpang, sementara lempuyang emprit tidak memiliki induk rimpang. Warna inner core dan daging rimpang temu giring adalah kuning, sedangkan pada lempuyang emprit warnanya coklat krem. Temu giring mempunyai ujung bractea berwarna ungu, tetapi pada lempuyang emprit warna ujung bracteanya adalah crimson. Jika pada temu giring coma bracteanya berwarna putih, pada lempuyang emprit, coma bracteanya berwarna crimson. Temu giring tidak mempunyai senyawa tannin, sedangkan lempuyan emprit mengandung tannin.
M. Temu ireng (Curcuma aeruginosa) dengan Temu mangga (Curcuma mangga)
Warna hijau pada batang temu ireng tidak sehijau tua pada batang temu mangga Selain itu pada batang temu ireng mempunyai pewarnaan anthocyanin sedangkan temu mangga tidak mempunyai pewarnaan anthocyanin di batangnya. Temu ireng mempunyai bangun daun berbentuk lanset, sedangkan bangun daun temu mangga adalah memanjang. Pada ibu tangkai daun temu ireng terdapat pewarnaan spesifik, sementara pada temu mangga tidak ada pewarnaan pada ibu tangkai daunnya. Bentuk rimpang temu ireng berkelok, berbeda dengan bentuk rimpang temu mangga yang bentuknya lurus. Warna inner core dan daging rimpang temu ireng adalah biru keabu-abuan, sementara pada temu mangga berwarna kuning-kuning muda keabu-abuan.
Permukaan rimpang temu ireng lebih kasar dibandingkan permukaan rimpang temu mangga yang permukaannya halus. Temu ireng memiliki rimpang yang tidak beraroma dan rasa rimpangnya pahit, sedangkan temu mangga memiliki rimpang yang rasa dan aromanya mirip buah mangga. Kaliks temu ireng tidak berwarna putih sementara kaliks temu mangga berwarna. Ujung bractea temu ireng berwarna ungu, sedangkan ujung bractea temu mangga berwarna rose. Temu ireng mempunyai korola dan labellum berwarna kuning, lain halnya dengan temu mangga yang korola dan labellumnya berwarna ungu. Temu ireng mempunyai pistilum berwarna kuning, tidak seperti pistilum temu mangga yang tidak berwarna putih. Temu ireng mempunyai kandungan senyawa steroid, tetapi temu mangga tidak mempunyai senyawa steroid.
N. Temu ireng (Curcuma aeruginosa) dengan Lempuyang emprit (Zingiber americana)
Temu ireng adalah tanaman yang mempunyai sudut letak daun yang lebih kecil dibandingkan lempuyang emprit. Temu ireng berujung dan pangkal daun meruncing, sedangkan lempuyang emprit, ujung daun dan pangkalnya runcing. Venasi pada temu ireng adalah menyirip dengan pola venasi berjauhan, sementara pada lempuyang emprit venasinya sejajar denga pola venasi yang dekat. Warna permukaan daun bagian atas dan bawah pada temu ireng, cenderung berwarna lebih gelap dibadingkan pada lempuyang emprit. Pada temu ireng, ditemukan adanya pewarnaan pada ibu tangkai daun, hal seperti ini tidak ada di ibu tangkai daun lempuyang emprit. Habitus rimpang temu ireng lebih jarang/longgar daripada habitus rimpang lempuyang emprit. Bentuk rimpang temu ireng berbentuk berkelok sementara bentuk rimpang lempuyang emprit lebih lurus. Temu ireng mempunyai induk rimpang, sedangkan lempuyang emprit tidak mempunyai induk rimpang. Warna inner core dan daging rimpang temu ireng adalah biru keabu-abuan, sementara warna inner core dan daging rimpang lempuyang emprit adalah coklat krem. Temu ireng, rimpangnya tidak memiliki aroma tertentu, berbeda dengan temu giring yang rimpangnya beraroma kamper yang menyengat. Permukaan rimpang temu ireng lebih kasar jika dibandingkan permukaan rimpang lempuyang emprit yang halus. Pada temu ireng, kaliksnya tidak berwarna putih sedangkan pada lempuyang emprit kaliksnya berwarna. Warna ujung bractea temu ireng adalah ungu,
Temu ireng adalah tanaman yang mempunyai sudut letak daun yang lebih kecil dibandingkan lempuyang emprit. Temu ireng berujung dan pangkal daun meruncing, sedangkan lempuyang emprit, ujung daun dan pangkalnya runcing. Venasi pada temu ireng adalah menyirip dengan pola venasi berjauhan, sementara pada lempuyang emprit venasinya sejajar denga pola venasi yang dekat. Warna permukaan daun bagian atas dan bawah pada temu ireng, cenderung berwarna lebih gelap dibadingkan pada lempuyang emprit. Pada temu ireng, ditemukan adanya pewarnaan pada ibu tangkai daun, hal seperti ini tidak ada di ibu tangkai daun lempuyang emprit. Habitus rimpang temu ireng lebih jarang/longgar daripada habitus rimpang lempuyang emprit. Bentuk rimpang temu ireng berbentuk berkelok sementara bentuk rimpang lempuyang emprit lebih lurus. Temu ireng mempunyai induk rimpang, sedangkan lempuyang emprit tidak mempunyai induk rimpang. Warna inner core dan daging rimpang temu ireng adalah biru keabu-abuan, sementara warna inner core dan daging rimpang lempuyang emprit adalah coklat krem. Temu ireng, rimpangnya tidak memiliki aroma tertentu, berbeda dengan temu giring yang rimpangnya beraroma kamper yang menyengat. Permukaan rimpang temu ireng lebih kasar jika dibandingkan permukaan rimpang lempuyang emprit yang halus. Pada temu ireng, kaliksnya tidak berwarna putih sedangkan pada lempuyang emprit kaliksnya berwarna. Warna ujung bractea temu ireng adalah ungu,