• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Serang merupakan daerah kabupaten yang terletak di Provinsi Banten yang dibatasi oleh Laut Jawa pada bagian utara, Kabupaten Tangerang pada bagian timur, Kota Cilegon dan Selat Sunda pada bagian barat, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang pada bagian selatan. Kabupaten Serang terletak di ujung barat bagian utara Pulau Jawa yang merupakan gerbang penghubung utama Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Secara aksesbilitas letak Kabupaten Serang menjadi daerah transit penghubung darat Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Selain itu jarak yang tidak terlalu jauh dari Ibu Kota Negara yakni 70 KM yang dihitung melalui Tol Jakarta - Merak dapat menjadikan Kabupaten Serang sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibu Kota. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten Serang dan berpotensi untuk melakukan berbagai pengembangan pada berbagai sektor, salah satunya pada sektor pariwisata.

Daya tarik kepariwisataan yang terdapat di Kabupaten Serang memberikan peluang untuk Kabupaten Serang mengembangkan sektor pariwisata. Adapun daya tarik kepariwisataan yang terdapat di Kabupaten Serang dapat diklasifikasikan ke dalam wisata sejarah dan budaya, wisata buatan (binaan), kehidupan masyarakat tradisional (living cultre) dan wisata alam. Secara kewilayahan, pola pengembangan pariwisata Kabupaten Serang terdiri dari

41

Kawasan Wisata Pantai Barat, Kawasan Wisata Ziarah, serta Kawasan Wisata Pantai Utara. Keberadaan objek pariwisata di Kabupaten Serang teridentifikasi sebanyak 57 objek wisata dengan pengklasifikasian objek wisata kategori alam sebanyak 20 objek, wisata sejarah dan budaya sebanyak 14 objek, wisata kehidupan masyarakat tradisional (living culture) sebanyak 4 objek, wisata buatan sebanyak 10 objek, dan wisata atraksi seni sebanyak 9 objek (RJPMD Kabupaten Serang 2010-2015).

Kondisi wilayah Kabupaten Serang terbagi menjadi wilayah daratan dan beberapa pulau-pulau kecil yang berada di kawasan perairannya memberikan peluang untuk Kabupaten Serang dalam pengembangan pariwisata alam berjenis bahari. Sejauh ini tercatat Kabupaten Serang memiliki 17 pulau-pulau kecil yang terletak menyebar di Teluk Banten, Selat Sunda, dan Laut Jawa di luar Teluk Banten, dari ke 17 Pulau yang terdapat di Kabupaten Serang dua diantaranya memiliki ekosistem laut yang bagus dan berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata. Kedua Pulau tersebut adalah Pulau Sangiang dan Pulau Tunda. Data ini didapat dari materi Kebijakan Daerah dalam Dukungan Kegiatan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil pada Juli 2013 yang disampaikan oleh DKPESDM (Dinas Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumber daya Mineral) Kabupaten Serang, dan hasil wawancara dengan pihak DKPESDM (Dinas Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumber daya Mineral) Kabupaten Serang pada Rabu, 25 Mei 2016. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan:

“rata-rata di pesisir itu, rata-rata di Indonesia itu, namanya terumbu karang kan di sekeliling Pulau, nah di kita dari 17 Pulau itu hanya dua yang masih sangat bagus, yaitu satu Pulau Sangiang, satu Pulau Tunda”(Ibu

Mumun Munawaroh., M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang)

Pulau Sangiang dan Pulau Tunda sama-sama memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata namun dikarenakan Pulau Sangiang merupakan kawasan konservasi yang pengelolaannya pun sudah di tangani oleh Kementrian Perhutanan sehingga kawasan yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi objek wisata adalah Pulau Tunda. Pertimbangan lain terpilihnya Pulau Tunda sebagai daerah pengembangan pariwisata adalah keberadaan penduduk, karena memang Pulau Tunda adalah pulau yang sudah berpenghuni. Harapannya bahwa dengan dikembangkannya sektor pariwisata di Pulau Tunda dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat berupa meningkatnya taraf kehidupan masyarakat di Pulau Tunda.

“….di Pulau Tunda itu kan ada masyarakatnya. Jadi kita pikir potensi apa yang bisa dikembangkan, tapi bisa berkelanjutan, bisa meningkatkan taraf hidup…. Pada saat itu memang satu-satunya potensi pariwisata, dan potensi itu bersinergi dan berkelanjutan” ”(Ibu Mumun Munawaroh, M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang)

Pulau Tunda merupakan wilayah terluar dari Kabupaten Serang yang secara geografis terletak di 106050‟00”- 105051‟51” BT dan 5056‟15”-

5059‟00” LS (RJPMD Kabupaten Serang 2010-2015). Secara administratif Pulau Tunda terletak di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Luas dari Pulau Tunda adalah 260 Ha. Terdiri atas satu desa yaitu Desa Wargasara yang terbagi menjadi dua kampung yaitu Kampung Timur dan Kampung Barat.

Wilayah Pulau Tunda secara geologi merupakan pulau vulkanik yang terbentuk dari endapan beku lava. Tofografi daratan 0 - 4 m dpl dengan daerah pada bagian timur lebih tinggi 1-2 m dari bagian barat. Kondisi morfologi

43

pantai berpasir dan terdapat varian mangrove yang cukup lebat di bagian timur dan selatan pulau. Lahan yang terdapat di Pulau Tunda didominasi semak belukar. Sekitar 10 Ha lahan dimanfaatkan untuk pemukiman dan fasilitas umum.

Mata pencaharian masyarakat Pulau Tunda sebagian besar menjadi nelayan sedangkan sebagian lagi menjadi petani kebun dan wiraswasta. Namun dengan berkembangnya Pulau Tunda menjadi objek wisata, kini kalangan muda lebih banyak memilih untuk menjadi guide yang mereka sebut sebagai pelaku wisata atau operator. Selain penghasilan dari nelayan dan

guide masyarakat Pulau Tunda pun saat ini mendapatkan tambahan penghasilan dari kompensasi yang diberikan atas pengerukan pasir yang setiap orangnya mendapatkan uang sekitar Rp.700.000,- per bulan.

Keberadaan pariwisata di Pulau Tunda sebenarnya terbilang baru. Hasil wawancara yang dilakukan dengan pelaku wisata yang juga merupakan warga Pulau Tunda menyampaikan bahwa pariwisata di Pulau Tunda baru dimulai pada tahun 2011. Berikut adalah kutipan wawancara yang dilakukan.

“Secara bertahap saya mencoba untuk mengundang teman-teman mahasiswa, seperti mahasiswa mapalaut dengan tujuan pertama memperkenalkan Pulau Tunda yang kedua agar masyarakat bisa berinteraksi dengan orang asing sehingga orang Pulau Tunda tidak asing dengan orang asing. Waktu itu sekitar tahun 2011 proses ini dimulai, lalu pada tahun 2012 saya mencoba membawa tamu hingga mencapai lebih dari 50 orang dari Jakarta untuk datang ke Pulau Tunda.” (Firman Hakiki, direktur utama Wisata Bahari Pulau Tunda, Senin,16 Mei 2016)

Sejak saat itu pariwisata di Pulau Tunda terus berkembang hingga saat ini. Pemerintah pun melakukan dukungan melalui Kebijakan Daerah dalam Dukungan Kegiatan Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil tahun 2010-2015 yang

mengarahkan Pulau Tunda pada pengembangan kepariwisataan. Sejak awal muncul pariwisata di Pulau Tunda berjenis wisata bahari dengan daya tarik utama keindahan terumbu karang yang berada di sekitar Pulau Tunda.

Dokumen terkait