• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Metode Penelitian

Penelitian memiliki ciri agar penelitian tersebut dapat dikatakan penelitian. Ciri tersebut menurut Sugiyono (2009) adalah 1. Rasional yang berarti penelitian tersebut dapat diterima oleh akal sehat manusia; 2. Empiris yang berarti cara-cara yang digunakan dalam penelitian tersebut dapat teramati oleh alat indra dan cara-cara yang digunakan dapat digunakan pula oleh orang lain; 3 Sistematis yang berarti cara-cara yang digunakan menggunakan langkah yang berurut dan terurut. Maka dari itu diperlukan suatu metode dalam penelitian. Metodologi merupakan kerangka teoritis yang digunakan untuk menganalisis, mengerjakan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Metode penelitian adalah cara dan prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan penelitian mulai dari menentukan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan menyusunnya dalam laporan tertulis (Wardiyanta, 2010).

Secara garis besar motode penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan cara sistematis, terkontrol dan empiris. Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positif yang bertolak dari fakta sosial yang ditarik dari realitas objektif. Sementara itu metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamanati.

Pendekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam kehidupan sosialnya bersama orang lain (Bungin 2009). Penelitian kualitatif didasari oleh aliran fenomeneologi, sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu sama lain, melainkan selalu berhubungan secara dialegtis (Bungin 2009). Fenomenologi memandang suatu yang tampak tersebut pasti bermakna menurut subjek yang menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya.

Pendekatan kualitatif memberi otonomi sebesar-besarnya kepada peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang terjadi antara peneliti dengan objek penelitian. Kedudukan teori dalam penelitian kulitatif tidak menjadi suatu keharusan yang mutlak, Bungin (2009) menuliskan bahwa peneliti tidak perlu memahami teori tentang data yang diteliti. Karena data adalah segalanya yang dapat memecahkan semua masalah penelitian. Teori tidak menjadi fokus dalam penelitian, melainkaan data yang menjadi fokus penelitian dilapangan. Peneliti adalah instrument penting dalam penelitian kualitatif karena peneliti yang menguasai seluruh proses dalam komponen penelitian (Bungin 2009).

Peneliti dalam penelitian ini mencoba memaknai fenomena yang terjadi di Pulau Tunda. Fenomena tersebut adalah fenomena objek wisata Pulau Tunda yang memiliki potensi yang besar untuk menjadi destinasi wisata bahari di Kabupaten Serang. Peneliti menyatakan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini bermula dari fenomena sosial yang terjadi di Pulau

31

Tunda dimana fenomena tersebut dimaknai sebagai suatu hal yang komplek dan dinamis sehingga diperlukan analisis mendalam untuk dapat menjelaskan atau memaknai fenomena tersebut.

3.2Paradigma Penelitian

Ritzer dalam Ardial (2014) paradigma adalah pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan permasalahan yang senantiasa dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu. paradigma merupakan perspektif umum, suatu cara menjabarkan berbagai masalah dunia nyata yang komplek.

Postpositivis adalah bentuk perbaikan atau modifikasi dari positivis. Paradigma ini yang menolak ide-ide bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan cara yang objektif dan bebas nilai. Esensi paradigma ini dengan kehadirannya sebagai realism kritis, Secara Ontologi, dinyatakan dalam tulisannya Cool & Campbell menyatakan, „‟walaupun dunia yang nyata ada karena keberadaan alam, ini tidak mungkin bagi manusia untuk merasakannya dengan ketidaksempurnaan panca indera dan mekanisme yang intelek. Secara epistemology, postpositivis melihat perlu adanya modifikasi objektivitas, dimana ketepatan objektivitas adalah peraturan yang ideal tetapi sesungguhnya ini tidak dapat diterima oleh pikiran orang lain. Secara metodologi, postpositivis menetapkan dua tanggapan untuk memunculkan penolakan, yang pertama, didalam ketertarikan menyesuaikan diri untuk bertanggung jawab sebagai realisme kritik dan memodifikasi subjektivitas, penekanannya terletak pada multiplisme kritis yang berguna sebagai penguraian triangulasi. Yang kedua,

postpositivisme mengakui bahwa banyak ketidakseimbangan diizinkan muncul untuk mencapai realistis dan penelitian objektif.

Peneliti menggunakan paradigma positivism dengan pertimbangan bahwa penelitian mempelajari fenomena yang terjadi pada objek wisata Pulau Tunda dengan memperhatikan teori analisis SWOT. Analisis SWOT dijadikan panduan untuk melihat fenomena yang terjadi di Pulau Tunda.

3.3Metode Pengumpul Data

Alwasilah 2011 mengatakan pengumpulan data adalah bagaimana cara peneliti akan mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab pertanyaan peneliti, baik melalui beberapa jenis wawancara, observasi, dokumen, dan metode lainnya. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

3.3.1 Wawancara Mendalam

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. wawancara mendalam atau indepth interview adalah proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian yang dilakukan secara mendalam kepada responden kunci dan untuk menggali temuan di lapangan sesuai dengan fokus penelitian (Ruslan, 2010).

Wawancara mendalam ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi awal mengenai objek wisata Pulau Tunda. Data yang dihasilkan dari wawancara mendalam ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai potensi dan kondisi Pulau Tunda, harapan terhadap potensi wisata tersebut, serta sejauh mana

33

peran dan sikap pemerintah menyikapi potensi tersebut. Wawancara mendalam akan dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan persepsi konsumen, potensi wisata pada Pulau Tunda, dan identitas Pulau Tunda. Selain menggunakan teknik wawancara mendalam penelitin ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi untuk memperoleh data yang tidak didapatkan dari wawancara.

3.3.2 Observasi

Teknik pengumpulan data selanjutnya yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi. Teknik pengumpulan data ini digunakan agar data yang belum didapat atau yang tidak bisa didapatkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam bisa didapatkan. Alwasilah, (2011) mengatakan melalui observasi maka peneliti dapat melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teori digunakan langsung dan melihat sudut pandang narasumber yang mungkin tidak berhasil didapatkan saat wawancara. Sehingga observasi ini pun digunakan untuk memperkuat data yang telah di peroleh.

3.3.3 Studi Dokumentasi

Alwasilah (2011) dokumen merupakan catatan berupa surat, memoar, ontobiografi, diari, jurnal, buku teks, surat wasiat, makalah, pidato, artikel, koran, editorial, catatan medis, pamflet propaganda, publikasi pemerintah, foto dan lain sebagainya. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang bersumber dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, artikel yang membahas mengenai Pulau

Tunda, buku teks yang berhubungan dengan penelitian ini. Data studi dokumentasi juga di pergunakan untuk memperkuat data-data penelitian.

3.3.4 Focus Group Discucion

Metode FGD merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian dengan hasil akhir memberikan data yang berasal dari hasil interaksi sejumlah partisipan suatu penelitian. Metode FGD merupakan metode pengumpul data untuk jenis penelitian kualitatif dan data yang dihasilkan berasal dari eksplorasi interaksi sosial yang terjadi ketika proses diskusi yang dilakukan para info rman yang terlibat (Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006). Metode FGD ini peneliti pilih sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini untuk mendapat data penelitian yang tidak didapat dari hasil wawancara. Selain itu dengan metode penelitian ini peneliti bisa mendapatkan data dengan lebih cepat dari sumber yang berbeda.

3.4Narasumber Penelitian

Salah satu Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, sehingga keberadaan narasumber sangat diperlukan. Hariwijaya dan Djaelani, 2005 mengartikan narasumber adalah orang yang dijadikan sumber informasi. Adapun yang akan dijadikan narasumber dalam penelitian ini adalah

35

1. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Serang

Dinas pariwisata, pemuda dan olah raga Kabupaten Serang dipilih karena dinas inilah yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pariwisata di wilayah Kabupaten Serang.

2. Pengusaha Bisnis di Pulau Tunda

Pengusaha bisnis tersebut dipilih karena pengusaha bisnis ini dianggap dapat memberikan informasi mengenai perkembangan wisata di daerah Pulau Tunda.

3. Tour and Travel di Serang

Pemilihan tour and travel menjadi narasumber, dikarenkan kegiatan mereka yang memberikan jasa perjalanan untuk berwisata. Darinya peneliti dapat mendapatkan informasi mengenai pelaku wisatawan, keinginan dan kebutuhan wisatawan, serta informsai mengenai objek wisata yang menjadi pesaing untuk Pulau Tunda.

4. Wisatawan Pulau Tunda

Pemilihan narasumber ini dimaksudkan untuk mencari informasi mengenai penilain konsumen terhadap objek wisata Pulau Tunda. Selain itu peneliti juga dapat memperoleh informasi mengenai kelebihan maupun kekurang yang dimiliki Pulau Tunda. Serta dapat memperoleh data mengenai komunikasi yang terjalian antara wisatawan dengan pihak pengelolah objek wisata Pulau Tunda.

5. Target Market

Pemilihan narasumber ini dimaksudkan agar peneliti mendapatkan informasi mengenai image Pulau Tunda. Peneliti dapat juga memperoleh data mengenai kebutuhan dan keinginan target market.

Penentuan narasumber ini berdasarkan pada kriteria yang dibuat penulis yakni:

1. Narasumber adalah orang, kelompok maupun lembaga yang mengerti dan memahami dunia pariwisata (khususnya pariwisata bahari dan pariwisata didaerah Kabupaten Serang).

2. Narasumber adalah orang atau lembaga yang memiliki wewenang terhadap pengembangan objek wisata Pulau Tunda.

3. Narasumber adalah orang atau kelompok yang pernah berkunjung ke objek wisata Pulau Tunda.

4. Narasumber adalah orang, kelompok yang memiliki kepentingan khusus terhadap Pulau Tunda.

3.5 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan untuk membuat penelitian tidak melebar dalam melihat suatu masalah. Alwasilah, 2011 mengatakan Fokus penelitian berfungsi untuk membangun pagar sekeliling lahan penelitian, membangun kriteria inklusif atau eksklusif dalam penelitian dan memudahkan cara kerja sehingga tidak ada tindakan yang mubazir. Fokus penelitian ini adalah meneliti

37

kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan serta potensi yang dimiliki oleh Pulau Tunda.

3.6 Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2009 berpendapat bahwa, proses analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan pernarikan kesimpulan atau verifikasi. Pada penelitian ini reduksi data dilakukan dengan cara penyeleksian narasumber, pencatatan atau perekaman informasi yang dibutuhkan. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data kedalam bentuk narasi yang sederhana dan mudah dipahami. Kemudian penarikan kesimpulan yang merupakan tinjauan ulang terhadap data yang didapat di lapangan dilakukan untuk menguji kebenaran dan validitas. Teknik analisis data tentunya disesuaikan dengan data yang diperoleh. Selanjutnya dianalisis secara terperinci. Data berupa dokumen seperti artikel pemberitaan di media massa akan menjadi pendukung dalam melakukan analisis data hasil wawancara.

3.6.1 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk membuktikan data yang

diperoleh dapat digunakan dalam penelitian serta dapat

dipertanggungjawabkan. Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Moleong 2013 menuliskan triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain. Denzin 1978 dalam Moleong 2013 membagi triangulasi kedalam empat macam, yaitu teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik, dan teori. Dari ke empat macam triangulasi tersebut yang lazim digunakan adalah melalui sumber lain (Moleong 2013).

Penelitian ini pun menggunakan triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Pattonn 1987 dalam Moleong 2013). Teknik ini dilakukan dengan cara : 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Cara pertama ini akan penulis lakukan dengan mengecek data penelitian terutama yang berkaitan dengan kondisi fisik Pulau Tunda dengan hasil wawancara yang dilakukan pada staheholder yang bertanggungjawab atas pembangunan Pulau Tunda sebagai objek wisata. 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. Cara kedua ini diguanakan untuk mengecek data penelitian terutama yang berkaitan dengan identitas. 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Cara ketiga ini dilakukan untuk mengecek data yang berkaitan dengan persepsi konsumen dan image. 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. Cara ini dapat digunakan peneliti untuk mengecek data mengenai konsisi fisik Pulau Tunda sebagai objek wisata. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Pengecekan data dengan cara ini dapat peneliti gunakan untuk mengecek data penelitian

39

terutama yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah mengenai Pulau Tunda.

3.7Tempat Penelitian

Proses penelitian ini bertempat di Pulau Tunda yang terletak di Kabupaten serang Provinsi Banten. Selain itu proses penelitian pun dilakukan di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang serta di beberapa penyedia jasa perjalanan wisata Pulau Tunda.

3.8Waktu Penelitian N

o Nama Kegiatan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Penelitian a.Observasi Pra Riset b.Penyusunan Proposal Penelitian c.Presentasi Proposal Penelitian 2 Penelitian a.Pengumpula n data b.Analisis data c.Pembahasan dan Kesimplan d.Penyususan an hasil penelitian e.Revisi hasil penelitian

40

BAB IV

Dokumen terkait