• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 Penyusunan Bab 1-3 3 Sidang Outline

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Djakarta Warehouse Project (DWP)

Djakarta Warehouse Project (DWP) adalah Dance MusicFestival tahunan Ismaya Live. Kami sudah mempunyai pencapaian untuk menjadi Dance Music Festival terbesar di Indonesia, dan juga salah satu yang terbesar di Asia. Festival ini telah menampilkan seniman elektronik atau Disk Jockey (DJ) terbaik

International dan Indonesia. Dengan kualitas produksi suara dan musik terbaik, Acara ini adalah Dance MusicFestival yang tidak akan mau anda lewatkan.

Djakarta Warehouse Project (DWP) menyajikan pertunjukan spesial dari Disk Jockey (DJ) Internasional dan berbagai genre musik, mulai dari: electronic, house music, progressive, techno, trance, drum&bass, serta dubstep. Kami telah menampilkan bintang Electronic Dance Music (EDM) terbesar seperti Avicii, Calvin Harris, Paul Van Dyk, Markus Schulz, Martin Garrix, Bob Sinclair, Roger Sanchez, Kaskade, Ferry Corsten, Nervo, Matthew Koma dan banyak lagi.

(www.ismaya.com)

4.1.2 Electronic Dance Music (EDM)

Electronic Dance Music (EDM) sudah ada cukup lama, berkembang terus sejak tahun 1960an. Tahun 1960 merupakan lahirnya musik Electronic Dance Music (EDM) dan mulai berkembang pada tahun-tahun selanjutnya.

Pada tahun 1970an musik Electronic Dance Music (EDM) masih menggunakan alat-alat analog seperti Synth, Drum Machine, dan lain-lain. Pada awal 1990an makin banyak genre-genre lain yang booming, seperti Acid House, Techno, Trance, dan Drum dan Bass. Pada saat itu sebutan Electronic Dance Music (EDM) mulai marak digunakan, akan tetapi sangat sulit bila menyebut Electronic Dance Music (EDM) adalah sebuah genre karena sebetulnya terdapat banyak genre di dalam Electronic Dance Music (EDM).

Pada tahun 1995 Nervous Records dan Project X Magazine mengadakan sebuah acara dan menggunakan “Electronic Dance Music (EDM)” sebagai nama acara mereka.

Menurut Ferry Corsten “Trance is the classical music of the future.” Pada tahun 2000 awal hingga akhir tahun 2010 produser sekaligus DJ ber-genre Trance mendominasi polling DJ Mag. Bisa dilihat di website www.DJMag.com nama-nama DJ besar seperti Tiesto, Paul Oakenfold, Paul van Dyk dan Armin van Buuren silih berganti menempati posisi pertama polling majalah yang memberitakan tentang musik-musik Electronic Dance Music (EDM).

Di tahun 2010 David Guetta menggebrak Electronic Dance Music (EDM) ke arah lebih global atau bisa dibilang menjadi komersil. Pada tahun 2010 dia melakukan kolaborasi dengan artis-artis lain diluar Electronic Dance Music (EDM) dan hal tersebut terbukti cukup menjual dan menjadikan lagu-lagu pria asal Perancis ini menduduki peringkat pertama di chart Electronic Music di berbagai negara. Dampak besar dari hal ini adalah tersingkirnya Armin van Buuren dari posisi pertama yang telah dia rasakan selama 4 tahun berturut-turut.

Pada 2011 makin banyak genre-genre underground yang muncul kepermukaan seperti Dubstep (Skrillex), Moombathone (Major Lazer dan Dillon Francis), Hardstyle (Headhunterz, Cascada, dan lain-lain), dan masih banyak lagi. Akan tetapi menurut old generation hal ini malah merusak keaslian genre tersebut. Seperti kita ketahui banyak aspek yang dapat kita perhatikan di dalam sebuah lagu, akan tetapi dikarenakan banyak orang berpendapat bahwa yang

mereka dengar sekarang sudah bisa dibilang genre-genre yang berkembang tersebut, sering kali orang tidak mengerti keaslian lagu tersebut terhadap genre yang mereka labeli sekarang dan banyak dari mereka menganggap bahwa Electronic Dance Music (EDM) merupakan genre itu semua, macam-macam genre yang ada di Electronic Dance Music (EDM), antara lain;

4.1.2.1 House music

House music sendiri merupakan genre dalam musik Electronic Dance Music (EDM) yang paling banyak diterima oleh publik. Hampir semua musik Top 40 dipengaruhi house music, begitu pula sebaliknya. Genre musik ini berasal dari kota Chicago, Amerika. Kata “house” sendiri diambil dari nama sebuah club malam di kota itu, The Warehouse. Ciri khas house music adalah tempo yang upbeat, groovy dan kadang didominasi oleh chord piano dengan tempo sekitar 126-128 beats per minute (BPM). Begitu populernya, genre ini punya berbagai macam sub-genre tersendiri;

a. Acid House

House music dengan sedikit pengaruh trance dan techno. Temponya sedikit lebih cepat daripada musik dari genre yang sama pada umumnya.

b. Electro House

Deadmau5, David Guetta dan Zedd merupakan sebagian DJ Electro House yang sedang naik daun. Hampir semua musik Electro House memiliki “drop”, seperti track milik Strobe milik Deadmau5 ini.

c. Dutch House

Dari namanya sudah terlihat kalau sub-genre ini berasal dari negeri Belanda. Dutch House sendiri merupakan salah satu sub-genre yang mulai populer, bahkan di Indonesia juga.

d. Progressive House:

Ciri khas dari sub-genre ini adalah tempo musik yang semakin meningkat, hampir mirip dengan musik trance.

e. Deep House:

Ini merupakan sub-genre yang bisa dibilang paling chill. Musik Deep House sering dimainkan di cafe atau club yang memiliki atmosfer santai.

4.1.2.2 Trance

Trance merupakan genre Electronic Dance Music (EDM) yang berkembang di Jerman pada awal dekade 90-an. Karakteristik utama musik ini ialah tempo yang berkisar dari 125-160 beats per minute (BPM) serta alur yang naik turun. Secara harfiah, trance berarti keadaan ketika kamu berada di alam bawah sadar. Sesuai namanya, musik trance ini bisa bikin kamu terhipnotis dan merasa senang atau sedih. Sensasi emosional ini tercipta melalui kombinasi berbagai ritme dan layer musik, dengan melodi dan vokal yang repetitif.

4.1.2.3 Techno

Genre ini sendiri muncul di Detroit pada awal 1980. Sebagai bagian dari Electronic Dance Music (EDM), ciri khas musik techno adalah

penggunaan berbagai teknologi baru dalam dunia musik. Sebagian besar musik techno merupakan kombinasi synthesizer, hentakan drum, serta sequencer.

4.1.2.4 Dubstep

Dubstep pertama kali diperkenalkan di London pada akhir tahun 90-an. Musik ini punya sound yang khas serta komposisi bass yang nggak beraturan dan terdistorsi. Dubstep tidak Cuma dimonopoli sama Skrillex aja (Sumber: Frontrowflag.net)