• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Tinjauan Konsep Diri

2.3.1 Pengertian Konsep Diri

Konsep Diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi- transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya. Konsep Diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan. Tiga ide dasar Interaksionisme Simbolik yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, terdiri dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self) dan hubungannya ditengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, dan menginterpretasi makna ditengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap.

Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Deddy Mulyana mengatakan bahwa inti dari teori Interaksi Simbolik adalah teori tentang diri (self) dari George Herbert Mead (Mulyana, 2008:73). Menurut George Herbert Mead, cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya. Mead melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku manusia yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Mead menambahkan bahwa sebelum seseorang bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain dengan harapan-harapan orang

lain dan mencoba memahami apa yang diharapkan orang itu (Mulyana, 2007:73).

Konsep Diri merupakan refleksi dari seseorang individu mengenai dirinya sendiri yang bersifat pribadi, dinamis dan evaluatif. Secara singkat, Konsep Diri merupakan pandangan dimana seorang individu mampu mengetahui apa yang dimilikinya, yaitu kelebihan dan kekurangannya. George Herbert Mead menjelaskan Konsep Diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial, Konsep Diri sendiri berkembang oleh banyak faktor. Tapi faktor pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan merupakan faktor utama dalam membentuk Konsep Diri seseorang (Burns, 1993:80).

Secara umum disepakati Konsep Diri belum ada sejak lahir, Konsep Diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain terhadap dirinya. Konsep Diri merupakan konsep dasar dan aspek kritikal dari individu. Tingkah laku tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan saat ini tetapi oleh makna-makna pribadi yang masing-masing individu pada persepsinya mengenai pengalaman tersebut. Dunia individu yang sangat berarti ini yang dengan kuatnya mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku seseorang merupakan hasil bagaimana dia mengamati situasi dan dirinya sendiri. Konsep

disusun dari persepsi-persepsi yang tampaknya bagi individu yang bersangkutan. William D. Brooks di dalam buku Jalaludin Rakhmat yang berjudul Psikologi Komunikasi mendefinisikan Konsep Diri sebagai those physical, social,and psychological perceptions of ourselve that we have derived from experiences and our interaction with other (Rakhmat, 2007: 99). Jadi Konsep Diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisik.

Definisi Konsep Diri menurut para tokoh sangat beragam artinya Rochman Ntawidjaya (1979:102) menjelaskan bahwa “Konsep Diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannnya dengan orang lain”. Konsep Diri juga merupakan “gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri” (James F Calhoun, 1995:90). Pengertian Konsep Diri menurut Jalaludin Rakhmat (1996:125) yaitu “Konsep Diri adalah pandangan dan perasaan kita”. Pengertian Konsep Diri dalam istilah umum mengacu pada persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman-pengalaman dan persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya.

Menurut Hurclock (1997) yang dimaksud Konsep Diri adalah kesan (Image) individu mengenai karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti

(1995:2) berpendapat bahwa Konsep Diri merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri, maka ia akan merasa kecewa terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Ia akan memandang dirinya dengan sikap negatif, sebaliknya apabila seorang remaja berhasil dalam mencapai harga dirinya, maka ia akan merasa puas dengan dirinya maupun terhadap lingkungannya, hal ini akan membuat ia bersikap positif terhadap dirinya.

Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra diri (self image), dan komponen afektif disebut harga diri (self esteem). Keduanya, menurut Wiliam D. Brook dan Philip Emmert (1975:45), berpengaruh besar pada pola komunikasi interpersonal (Rakhmat, 2007:100).

Persepsi mengenai tindakan yang mempengaruhi cara atau pandangan hidup, sehingga suatu pemahaman mengenai Konsep Diri seseorang merupakan dasar yang sangat berguna untuk meramaikan bagaimana seseorang itu akan bertindak. Ada tiga alasan pentingnya Konsep Diri dalam menentukan perilaku seperti yang diungkapkan Clara R Pudjijogyanti (1995:5):

A. Konsep Diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan satu sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menyeimbangkan dan menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilakunya.

B. Seluruh sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.

C. Konsep Diri menentukan pengharapan, ini merupakan inti dari Konsep Diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.

Maka dari itu, penting seseorang memiliki dan memahami Konsep Diri khususnya bagi seorang mahasiswa, karena dengan mengenal Konsep Diri, kita bisa lebih memahami diri kita. Apa saja kekurangan atau kelebihan yang kita miliki dan apa yang dibutuhkan untuk membangun pribadi kita. Sehingga kita dapat membentuk Konsep Diri yang baik untuk diri.